Anda di halaman 1dari 15

FILSAFAT : MENCARI

KEBIJAKSANAAN DALAM HIDUP


DOSEN PEMBIMBING :
Dr. M. SALEH, S.H, M.Si
OLEH :
KELOMPOK 5
1. M. BAHRAIN ISKANDAR 7. PITRIANI
(2003101010287) (2003101010010)
2. MUHAMMAD YANIS 8. RAIHAN YULIANSYAH
(2003101010124) (2003101010197)
3. MUTIA ZAHARA 9. SAHDAN ARAMIKO
(2003101010084) (20031010100374)
4. MUTIARA ISTAWA 10. SYAHRIAL PUTRA
(2003101010405) (2003101010029)
5. NIDA NURFIANNISA 11. T. M. AL-ALAM DEWANTARA
(2003101010062) (2003101010202)
6. NUR RISKA SALSABILA
(2003101010113)
OLEH : SYAHRIAL PUTRA
Filsafat mengajak kita membumbung tinggi melampaui popularitas,
memandang dengan tilikan yang baru, serta hasrat untuk terbang.
Rutinitas senantiasa merangkap kita untuk menjalani kehidupan
dalam lingkaran kedangkalan dari hari ke hari, dari waktu ke waktu, kita
berputar-putar untuk melakukan sesuatu yang sama dari sebelumnya.
Tidak ada perubahan, tidak ada kemajuan, tidak ada sesuatu yang baru.
Pada titik inilah, filsafat mengajak kita mendobrak semua
kerangkeng kebiasaan tersebut. Sesuatu yang rutin biasanya merupakan
suatu yang popular. Maka popularitas itu harus di obrak dengan
berfilsafat.
OLEH : PITRIANI & NIDA NURFIANNISA
-Filsafat berasal dari Bahasa Yunani yakni, Philosopia.
-Philosopia, berasal dari dua kata yaitu :
>Philo, yang berarti cinta
>Sophia, yang berarti kebijaksanaan yang mencakup
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman.
- Kata Philosophia menyingkapkan dua kutub, yaitu: 1.
Kutub Aktivitas, mengungkapkan aspirasi dan keterarahan
kepada sasaran yang belum dimiliki secara utuh.
2. Kutub Objek, pikiran manusia yang mengarahkan diri yaitu
kebijaksanaan atau kebenaran (yang diwakili oleh kata Sophia)
PANDANGAN PARA
AHLI TENTANG
DEFINISI FILSAFAT

OLEH : T. M. AL-ALAM DEWANTARA & MUTIA ZAHARA


1. Socrates (469-399 SM)
Filsafat sebagai suatu peninjauan diri yg bersifat reflektif atau perenungan
terhadap asas asa dari kehidupan yg adil dan bahagia (principles the just and happy
life).
2. Plato (427-347 SM)
Filsafat sebangai visi yaitu visi tentang kebenaran, the vision of truth. Atau
sebuah pengetahuan tentang segala yang ada ilmu pengetahuan yang berminat
mencapai kebenaran yg asli.
3. Aristoteles (384-322 SM)
Filsafat bersifat berurusan dengan penelitian sebab sebab dan prinsip segala
sesuatu. Atau filsafat memiliki kewajiban untuk menyelediki sebab dan asas segala
benda.
4. Friedrich Hegel (1770-1831)
Filsafat sebagai “die dencende betrachtung Der gegenstande”, The investigation
of things by thought and contemplation (penyelidikan hal hal dengan pemikiran dan
perenungan).
5. Bertrand Russell (1872-1970)
- Sebagai suatu kritik terhadap pengetahuan,karena filsafat memeriksa secara kritis asas-
asas yang dipakai dalam ilmu dan dalam kehidupan sehari-hari.
- Bahwa filsafat merupakan sebuah upaya untuk menjawab pertanyaan puncak secara kritis.
6. Theodore Brameld
- Sebagai usaha yang gigih dari orang-orang cerdik pandai untuk membuat kehidupan
sedapat mungkin dapat dipahami dan bermakna.
7. Harold H.Titus
- Sebagai suatu proses perenungan dan pengkritisan terhadap keyakinan-keyakinan kita
yang dianut paling dalam.
8. Louis O. Kattsoff
- Merupakan suatu analisis secara hati-hati terhadap penalaran-penalaran mengenai
mengenai suatu masalah,dan penyusunan secara sengaja serta sistematis atas suatu sudut
pandangan yang menjadi dasar suatu tindakan.
ENAM PRINSIP PENCARIAN
FILOSOFI
OLEH : NUR RISKA SALSABILA
1. Izinkanlah ruh ketakjuban,rasa ingin tahu atau keheranan (the spirit of
wonder) berkembang dengan baik dalam diri anda.
2. Ragukan segala sesuatu yang tidak di dukung oleh bukti-bukti sampai
ada bukti-bukti yang meyakinkan anda tentang kebenaran tersebut.
3. Cintailah kebenaran(love the truth). Filsafat merupakan pencarian
abadi terhadap kebenaran ,sebuah pencarian yang mau tidak mau pasti
terkadang mengalami kegagalan namun tidak pernah menyerah.
4. Terka,duga,dan tolaklah.
5. Perbaiki dan bangun kembali(revise and rebuild).
6. Hayati dan amalkanlah kebenaran dan kebaikan(live the truth and the
good).
SIGNIFIKASI

OLEH : M. BAHRAIN, M. YANIS, DAN MUTIARA ISTAWA


Pertama, filsafat sebagai pembongkar mitos mitos yang telah mengakar di
masyarakat. Kedua, filsafat juga mempertanyakan asas-asas dasar di dalam
kehidupan, seperti anggapan anggapan umum, ideologi (gagasan) dan
bahkan agama/kepercayaan.
Ketiga, Filsafat memperkaya pandangan kita dalam melihat
sesuatu(perspektif).
Keempat, filsafat mengajarkan orang-orang untuk bersikap rendah hati
supaya mampumenangkap realitas secara fragmentaris,berserakan,sepotong-
potong dan juga perjalanan filsafat tidak pernah berhenti.
Kelima, filsafat mengajarkan kepada orang-orang untuk senantiasa
menanyakan(menggemakan)segalanya:alam semesta seluruhnya, manusia
dengan segala problemanya, tentang Tuhan dengan segala rahasianya dan
dirinya sendiri yang melingkarinya.
Keenam, untuk membebaskan kita dari tirani kebiasaaan.
Ketujuh, untuk menyibuk selubung palsu ideology dan mengubah
realitas.
-Marx mampu memisahkannya yakni selubung penindasan yang
terbungkus dalam kerja yang digaji dengan sangat minim.
-Bagi marx kesadaran filosofis tidak boleh berhenti hanya pada tataran
teoritis, tapi harus berimpliklasi terhadap dimensi praktis bukan hanya
demi pengetahuan tapi mesti berujung pada tindakan.
Kedelapan, filsafat untuk membebaskan kita dari keterpesonaan awam
atau keterlenaan orang kebanyakan.
Menurut J. H. Newman, Filsafat dapat menghasilkan ‘education of
mind’,pendidikan nalar sehingga mengantarkan orang-orang yang
mempelajarinya menjadi seorang intelektual, cendikiawan, atau filsuf.
KONKLUSI :
MERETAS RUANG KETAKJUBAN
“The feeling of wonder is the mark of the philosopher, for all philosophy has
its origins in wonder”

Oleh : RAIHAN YULIANSYAH


Tesis oleh Plato :
Perasaan takjub merupakan pertanda dari seorang filosof, sebab
seluruh filsafat selalu memiliki sumbernya dalam ketakjuban.
-Perasaan takjub merupakan pertanda seorang filosof

“Bila perasaan ingin tahu, penasaran, dan kekaguman sudah mulai


bersemi dalam benak Anda, saat itulah benih-benih seorang filosof
telah mekar pada diri anda”.
- Plato

Anda mungkin juga menyukai