Anda di halaman 1dari 23

Update

Pemberian
Terapi
ARV
Subdit HIV AIDS & PIMS, Dit.P2PML
Kementerian Kesehatan R.I
ARV di Indonesia
• INSTI
• Dolutegravir 50mg (DTG)
• PI
• Lopinavir/ritonavir 200/50mg, 100/25mg, 40/10mg
• NNRTI
• Efavirenz 600mg dan 200mg (EFV), Nevirapin 200mg
(NVP), Rilpivirin 25mg (RPV)
• NRTI
• Zidovudine 100mg (ZDV), Zidovudine/Lamivudine
300/150mg, Lamivudine 150mg (3TC), Tenofovir
300mg (TDF), Tenofovir/Emtricitabin 300/200mg
(TDF/FTC), Abacavir 300mg (ABC), ABC/3TC 120/60mg

• SEDIAAN KDT: TDF/3TC/EFV ; TDF/3TC/DTG ; ZDV/3TC/NVP.


Pilihan Regimen ARV Lini Pertama Untuk
Dewasa & Remaja Yang Akan Memulai Terapi
Kondisi Regimen Pilihan Regimen Alternatif

A. Koinfeksi TBC TDF+3TC+EFV600 TDF+3TC+DTG dengan penambahan 1 tablet


  DTG 50 mg dengan jarak 12 jam

B. Perempuan yang merencanakan


kehamilan dan ibu hamil trimester TDF+3TC+EFV600 TDF+3TC+DTG dengan memahami kewaspadaan
TDF+3TC+EFV400 pemakaian DTG pada trimester 1*
1

TDF+3TC+EFV600
C. Ibu hamil trimester ke-2 dan 3 TDF+3TC+DTG **
TDF+3TC+EFV400
TDF+3TC+EFV600
D. Selain tiga kondisi di atas TDF+3TC+DTG
TDF+3TC+EFV400
* karena belum cukup bukti klinik untuk penggunaan DTG pada trimester 1
** untuk menurunkan viral load lebih cepat

Rekomendasi Panli HIV 2020


Pilihan Rejimen ARV Lini Dua Untuk Dewasa &
Remaja
Jika ARV Lini 1 Menggunakan HBV Pilihan ARV lini 2

Positif atau TDF+3TC+DTG*


AZT+3TC/FTC+EFV/NVP negatif TDF+3TC/FTC+LPV/r**
AZT+3TC+DTG*
Negatif
AZT+3TC+LPV/r**
TDF+3TC/FTC+EFV/NVP
TDF+AZT+3TC+DTG*
Positif
TDF+AZT+3TC+LPV/r**
Negatif AZT+3TC+LPV/r**
TDF+3TC+DTG
Positif TDF+AZT+3TC+LPV/r**
* penambahan 1 tablet DTG 50 mg dengan jarak 12 jam jika digunakan bersama rifampisin
**dosis ganda LPV/r jika digunakan bersama rifampisin

Rekomendasi Panli HIV 2020


Pasien dalam terapi lini 1 minimal 6 bulan dengan klinis
baik, dilakukan pemeriksaan viral load

Hasil viral load Rekomendasi

Lebih dari 1000 kopi/mL Switch (ganti regimen) ke lini 2

200-1000 kopi/mL Teruskan regimen sebelumnya dan ulang viral load dalam 3 bulan

Tak terdeksi sd kurang Teruskan regimen sebelumnya


dari 200 kopi/mL

Rekomendasi Panli HIV 2020


• Pengobatan Anak HIV merujuk kepada Pedoman Pengobatan
ARV untuk Antiretroviral, rekomendasi Panel Ahli;
• Pedoman Pengobatan Antiretroviral terakhir tercantum dalam

Anak di Permenkes 87/2014, saat ini sedang dalam proses revisi untuk
memasukkan jenis obat ARV baru
• Rekomendasi Panel Ahli : 20 Juli 2020
Indonesia.. • Jumlah anak dalam pengobatan sampai dengan bulan Agustus 2020
sebanyak 4.065 anak
• Desember 2020 : 144.875, Anak 4.132 (2,85%)
Pengobatan
HIV pada Anak
adalah Spesifik
bukan Sulit..
• Jumlah virus yang tinggi memerlukan pengobatan yang poten untuk
mencegah replikasi virus. Jika terapi yang diberikan kurang poten,
tidak teratur dan tidak berkesinambungan, virus dapat bereplikasi,
berubah, mutasi dan menjadi virus yang resisten terhadap Obat.
• Tumbuh kembang pada anak menyebabkan terjadi perubahan
metabolisme, obat akan lebih cepat termetabolis (children ‘clear’
drugs faster than adults), berat badan naik terjadi kenaikan dosis,
serta kemampuan menelan obat yang berkembang.
• Pengobatan, Formula obat dan dosis harus mengikuti,
menyesuaikan sepanjang waktu perubahan ini.
Anak berbeda dengan Dewasa
• Anak dan Dewasa berbeda
memerlukan studi farmakokinetik dalam:
• Penyerapan
• Distribusi
• Fungsi Ginjal (ekskresi)
• Fungsi Hati
(metabolisme)
• Pharmacodynamics:
• Respon terapi
• Reaksi lanjutan
(adverse reactions)
• Mekanisme dari
penyakitnya
ARV untuk Anak di Indonesia..
Permenkes 87/2014 Panel Ahli 2 Juli 2020 WHO: UPDATE OF RECOMMENDATIONS ANTIRETROVIRAL
REGIMENS JULY 2019
WHO RECOMMENDATION SEPTEMBER
2015

• Oral PrEP containing tenofovir be


offered as an additional prevention
choice for people at substantial risk
of HIV infection as part of
combination HIV prevention
approaches.
- strong recommendation
- high quality evidence
Enabling

FEATURES OF THE • Not population specific


• For people at substantial HIV risk
RECOMMENDATION (provisionally defined as HIV incidence > 3
per 100 person–years in the absence of
PrEP)

An additional prevention choice within


combination prevention
• Condoms and lube
• Harm reduction
• HIV testing and links to ART

Provide PrEP with comprehensive support


• Adherence counselling
• Legal and social support
• Mental health and emotional support
• Contraception and reproductive health
services
ARV’s RECOMMENDED
FOR ORAL PrEP
WHO recommends oral PrEP regimes containing
tenofovir:
• Combined tablet of tenofovir disoproxil
fumarate (TDF) 300mg / emtricitabine (FTC)
200mg PO
• Combined tablet of TDF 300mg / lamivudine
(3TC) 300mg PO
• Single agent TDF 300mg PO
(Note limited evidence for TDF alone in MSM)
PrEP di Indonesia…?
• PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76
TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PATEN OLEH
PEMERINTAH TERHADAP OBATANTIVIRAL DAN
ANTIRETROVIRAL:
• Pasal 1
• Pelaksanaan Paten oleh Pemerintah terhadap obat
Antiviral dan Antiretroviral dimaksudkan untuk memenuhi
ketersediaan dan kebutuhan yang sangat mendesak obat
Antiviral dan Antiretroviral untuk pengobatan penyakit
Human Immunodeficiency Virus-Acquired Immuno
Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) dan Hepatitis B.
Perpres 76 tahun 2012
• Oktober 2020, mengundang Panel Ahli
untuk persetujuan pelaksanaan PrEP

Saat ini.. • Membentuk Team TWG pelaksanaan


PrEP dibawah kordinasi Panel Ahli dan
Subdit HIV AIDS dan PIMS Kemenkes
dengan tugas:
• Mendapatkan persetujuan
pada daerah proyek
implementasi
• Penulisan Pedoman Teknis
PrEP
• Review draft yang disusun
• Identifikasi dan
mengeksplore peluang
implementasi PrEP
• Identifikasi data koleksi
program PrEP
• PrEP akan di uji coba implementasikan
pada daerah tertentu pada
pertengahan 2021, setelah penulisan
guideline dan melakukan pelatihan
pada stake holder terkait
Guideline

• Dimulai pada bulan januari 2021, dengan pelibatan


panli dan komunitas
• Secara periodik guideline akan direview dan di revisi
untuk menindaklanjuti beberapa issue yang akan
muncul
• Guideline akan termasuk :
• Standard operating procedure (SOP)
• Training protocol
• Supervisi
• Protokol pelibatan Komunitas
Q&A PrEP…
•Apakah PrEP itu?
o PrEP merupakan singkatan dari Pre-Exposure Prophylaxis atau dalam bahasa Indonesia bisa disebut juga dengan Profilaksis Pra-
Pajanan.
o PrEP adalah salah satu upaya pencegahan HIV dengan meminum obat sesuai dengan aturan penggunaan.
o PreP mulai digunakan oleh seseorang yang berisiko tinggi sebelum dirinya melakukan tindakan/perilaku yang dapat memberikan
risiko terjadi penularan HIV pada dirinya.
•Siapa yang Bisa Mengakses PrEP?
o PrEP dianjurkan bagi orang-orang yang memiliki risiko tinggi terkena HIV dan memiliki status HIV negatif atau tidak terinfeksi HIV.
•Siapa yang tidak bisa menggunakan PrEP?
o Orang yang memiliki status HIV positif tidak bisa menggunakan PrEP, melainkan harus dirujuk untuk melakukan terapi ARV.
o Orang yang memiliki kelainan fungsi ginjal.
•Apakah PrEP sama dengan terapi ARV?
o Pemberian PrEP  tidak sama dengan terapi ARV.
o Pemberian PrEP ditujukan bagi orang yang memiliki status HIV negatif sebagai upaya pencegahan.
o Terapi ARV ditujukan bagi orang yang memiliki status HIV positif sebagai upaya pengobatan.
o Kesamaan yang dimiliki oleh PrEP dan terapi ARV adalah penggunaan obat.
o Program PrEP menggunakan jenis obat ARV, yaitu TDF dan FTC.
PrEP ?
• Menggunakan ARV
• Untuk Orang yang hasil Tes HIV
Negatif
• Sebelum terpajan HIV terutama
melalui kontak seksual yang
beresiko
• Untuk mencegah infeksi HIV
• PrEP berbeda dengan PEP
• 6H: INH 300mg , B6
25mg
Profilaksis
TBHIV • 3HP: INH 300mg, RPT
300mg, B6 25mg

Anda mungkin juga menyukai