Anda di halaman 1dari 12

Perkembangan

Kerajaan-kerajaan
Islam di Nusantara
Kedatangan Islam Di Nusantara:

• Agama Islam masuk dan mulai berkembang, melalui para pedagang


yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat. Dalam waktu singkat
• agama Islam tersebar luas di Indnesia, ketika kekuatan kerajaan
Majapahit dan Sriwijaya sudah mulai melemah.
• Kerajaan-kerajaan yang berada dibawah kekuasaannya mulai
melepaskan diri dan raja-rajanya memeluk agama Islam. Setelah itu
bermunculan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Beberapa saluran Islamisasi di Kepulauan Indonesia dapat kita lihat
melalui beberapa gambar berikut :

perdagangan pendidikan kesenian

perkawinan Tasawuf Walisongo


Samudra Pasai
• Kerajaan Islam yang pertama muncul di Indonesia adalah Kerajaam Samudera Pasai (Samudra
Darussalam)
• Terletak di sekitar pesisir pantai utara Sumatra, kurang lebih disekitar kota Lhoksumawe dan
Aceh Utara
• Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu, yang bergelar Sultan Malik As-Saleh, sekitar tahun 1267
M
• Mata pencaharian utama masyarakat kerajaan samudra pasai adalah pelayaran dan perdagangan
• Memiliki letak yang strategis di jalur perdagangan antara India dan Cina
• Kekuasaan samaudra pasai kembali merosot pada awal abad ke-15, Ibnu Batutah mengeja nama
itu sebagai sunatrah. Diperkirakan menjadi cikal bakal nama Sumatra.
Kerajaan Demak
• Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang berdiri pada abad ke16
• Letak strategis berada di tengah jalur perdagangan nasional yang menghubungkan antara barat dan timur,
serta mundurnya Kerajaan Majapahit yang menyebabkan para pedagang Islam masuk ke Demak
• Raden Patah (keturunan Brawijaya) diangkat sebagai Bupati Demak Bintoro pada tahun 1500 M, bergelar
Sultan Alam Akbar al-Fatah yang lebih dikenal dengan Raden Patah.
• Menjadi negara maritime yang banyak dikunjungi pedagang islam
• Pada tahun 1518, ia digantikan oleh Pati Unus (Pangeran Sabrang Lor)
• Pada masa pemerintahan Sultan Trenggana, ia Fatahillah untuk menyerang Portugis di Selat Sunda 1527
dan ternyata telah terjadi persetujuan "Henrique Leme" antara Portugis dan Pajajaran untuk mendirikan
benteng Sunda Kelapa.
• Fatahillah berhasil menaklukan sunda kelapa dan mendirikan kerajaan Banten dan Cirebon
• Pada masa pemerintahan Sultan Trenggana, wilayah Demak meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
sebagian Jawa Timur.
• Kehidupan sosial pada saat itu diatur dengan hukum-hukum yang berlaku dalam ajaran Islam tetapi tetap
tidak meninggalkan norma-norma lama. (perayaan sekaen oleh sunan gunug jati)
• Pada masa akhir pemerintahan Sultan Trenggana terjadi perebutan takhta dengan Arya Penangsang serta
Hadiwijaya yang membawa keruntuhan Kerajaan Demak.
Masjid Agung Demak

Pintu Bledek Dampar kencana


Soko Guru
Mataram Islam
• Kerajaan ini terletak di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Yogyakarta
• Kerajaan ini diprakarsai oleh Ki Ageng Pemanahan yang kala itu berada di bawah kerajaan
Pajang
• Sutawijaya mengangkat dirinya sebagai penguasa baru di Jawa bagian tengah dengan gelar
Panembahan Senopat
• Lambat laun wilayah kekuasaan Mataram makin meluas, hingga pada masa Sultan Agung
(Raden Mas Rangsang) Mataram telah berhasil menundukan Madura
• Pada masa Sultan Agung, pusat kerajaan di pindah ke Karta. Dan pusat kerajaan kembali
dipindah ke Pleret pada masa Amangkurat I
• Pada masa Sultan Agung, Mataram bersikap memusuhi VOC. Namun pada masa Amangkurat II,
Mataram justru merangkul VOC. Hal ini dilakukan untuk memadamkan pemberontakan yang
dilakukan oleh Trunajaya.
• Situasi Mataram menjadi tidak stabil manakala Amangkurat III naik tahta. Penguasa ini
bersikap tidak serupa pendahulunya, justru memusuhi VOC
• Terjadi dualisme kekuasaan akibat memusuhi VOC
• Hingga akhirnya pada 13 Februari 1755 terjadi perjanjian Giyanti yang memecah Mataram
menjadi dua bagian, antara Pakubuwana (tetap berkedudukan di Surakarta) dan Mangkubumi
(pindah ke tempat asal di Yogyakarta).
Kitab Sastra Gendhing
Masjid Kota Gede

Kiue Kipo

Meriam Segara wana


Pengaruh Islam Di Nusantara
Bidang Politik:
• Konsep Dewaraja yang digunakan pada masa Kerajaan Hindu dan Buddha
bergeser menjadi konsep raja sebagai Khalifatullah (wakil Tuhan sebagai
pemimpin) di muka bumi ini.
• Kedatangan Islam bukan menggusur kepercayaan Hindu dan Budda
melainkan terjadi Akulturasi atau percampuran kebudayaan dari Islam, Hindu
dan Buddha, serta budaya asli di Indonesia.

Bidang Sosial
• Aturan kasta mulai pudar di masyarakat
• Nama Arab seperti Muhammad, Abdullah, Umar, Usman, Ali, dan lainnya mulai
digunakan
• Kosakata bahasa Arab juga banyak digunakan, contohnya rahmat, berkah (barokah),
rezeki (rizki), kitab, ibadah, sejarah (syajaratun), majelis (majlis), hikayat, mukadimah
• Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa, dengan menggunakan
perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah (Islam)
Bidang Ekonomi:
• munculnya kota-kota pelabuhan di sepanjang pantai timur dan barat Sumatera
dan pantai utara Jawa, kemunculan kota-kota tersebut lahir akibat kebutuhan
berbagai komoditas yang diperdagangkan di perdagangan Internasional
• munculnya berbagai kota-kota pelabuhan di Jawa yang diperuntukan
mengekspor berbagai hasil bumi dari pedalaman ke berbagai wilayah di
kepulauan Indonesia.

Bidang Pendidikan:
• Munculnya konsep pesantren dengan Pendidikan agama islam
• Siswa tinggal bersama untuk belajar ilmu keagamaan di bawah bimbingan
guru yang disebut kiai
• Asrama siswa berada di dalam kompleks pesantren. Kiai juga tinggal di
kompleks pesantren.
Bidang Sastra dan Bahasa:
• Semua orang dari raja hingga rakyat jelata dapat mempelajari bahasa Arab, karena
dalam Islam tidak menegal pengkastaan
• pengaruh huruf dan bahasa Arab pada karya-karya sastra, contohnya: Babad Tanah Jawi
(Jawa Kuno), Babad Cirebon, Syair, seperti Syair Abdul Muluk dan Gurindam Dua Belas

Bidang Arsitektur dan Kesenian:


• Kubah dengan atap tumpang atau atap bersusun pada bangunan-bangunan
masjid di Indonesia (Masjid Demak, Masjid Banten)
• Islam juga memperkenalkan seni kaligrafi (berwujud gambar binatang atau
manusia (hanya bentuk siluetnya) dan berbentuk aksara yang diperindah)
• Media yang sering digunakan adalah nisan makam, dinding masjid, mihrab, kain
tenunan, kayu, dan kertas sebagai pajangan
THANK’S

Anda mungkin juga menyukai