Anda di halaman 1dari 19

ISLAM DAN

EKONOMI
OLEH : HASBI ASH SHIDDIEQY
MASA SEBELUM KELAHIRAN NABI
Kebiasaan Bangsa Arab melakukan perjalanan ke Syam dan ke Yaman
MASA SEBELUM KELAHIRAN NABI SAW

• Bangsa Arab khususnya suku Quraisy yang mata pencahariannya sebagai pedagang
• Biasa melakukan sistem bagi hasil terhadap para pedagang
MASA KELAHIRAN SAMPAI DIUTUS
MENJADI NABI DAN RASUL
Masa muda sampai diutus menjadi Nabi dan Rasul
MASA MUDA

• Ekspedisi berdagang pertama kali bersama pamannya dan bertemu dengan Bahira.
• Nabi mendapatkan julukan Al – Amin
• Mendapatkan kepercayaan dari Khadijah r.a. untuk melakukan perdagangan dengan
modal dari beliau.
MASA MENIKAH DENGAN KHADIJAH R.A

• Nabi Muhammad SAW menjadi manager yang sekaligus partner bersama istrinya dalam
mengelola perdagangan.
• Melakukan beberapa ekspedisi perdagangan ke negara –negara lain seperti Bahrain,
syams, dan yaman.
TEORI EKONOMI ISLAM
Pengertian ekonomi Islam, teori produksi, distribusi, konsumsi Islam
PENGERTIAN EKONOMI ISLAM

• Ekonomi dalam Islam adalah ilmu yang mempelajari segala prilaku manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah (kedamaian & kesejahteraan dunia-akhirat).

• Prilaku manusia disini berkaitan dengan landasan-landasan syariat sebagai rujukan berprilaku dan
kecenderungan-kecenderungan dari fitrah manusia. Dan dalam ekonomi Islam, kedua hal tersebut
berinteraksi dengan porsinya masing-masing hingga terbentuklah sebuah mekanisme ekonomi yang khas
dengan dasar-dasar nilai Ilahiyah.
• Sistem ekonomi Islam meyakini bahwa Allah SWT menciptakan alam raya, termasuk bumi beserta isinya,
cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh umat manusia. Sehingga kelangkaan pada dasarnya tidak
menjadi masalah dalam perspektif ekonomi Islam.
NEEDS, WANTS, DAN FAKTOR PRODUKSI

“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di
langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan bathin.” (Lukman: 20)

“Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan
berbagai-bagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan.”
(An Nahl: 5)

“Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam
buah-buahan…” (An Nahl: 11)

“Dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan kecukupan.”


(An Najm: 48)
PRINSIP EKONOMI ISLAM

• Hidup hemat dan tidak bermewah – mewahan.


• Implementasi zakat.
• Penghapusan riba
• Menjalankan usaha yang halal
PRODUKSI

Suatu proses atau siklus kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa tertentu
dengan memanfaatkan sektor-sektor produksi dalam waktu tertentu, dengan ciri
utama:
1. Kegiatan yang menciptakan manfaat (utility)ntuk memaksimumkan keuntungan dalam
produksi
2. perusahaan selalu diasumsikan untuk memaksimumkan keuntungan dalam produksi
3. Penekanan pada maslahah dalam kegiatan ekonomi
4. Perusahaan tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi dan perusahaan juga
kemaslahatan bagi masyarakat.
5. Kegiatan produksi merupakan ibadah
PRINSIP PRODUKSI DALAM ISLAM

1. Kegiatan produksi harus dilandasi nila-nilai Islami, sesuai dengan maqashid syariah.
Tidak memproduksi barang yang bertentangan dengan maqashid syariah yaitu
menjaga iman, keturunan, jiwa, akal dan harta.
2. Prioritas produksi harus sesuai dengan prioritas kebutuhan yaitu: Dharuriyah, Hajjiyah
dan Tahsiniyah.
3. Kegiatan produksi harus memperhatikan keadilan, aspek sosial kemasyarakatan,
memenuhi kewajiban zakat, sedekah, infak dn wakaf.
4. Mengelola sumberdaya alam secara optimal, tidak boros, berlebihan dan merusak
lingkungan.
5. Distribusi keuntungan yang adil anta pemilik, pengelola, manajemen dan buruh.
TUJUAN PRODUKSI

• Memenuhi kebutuhan setiap individu; bahwa aktifitas produksi hendaknya berorientasi


pada kebutuhan masyarakat luas, bukan terbatas pada orientasi pemaksimalan keuntungan
materi saja
• Mewujudkan kemandirian ummat; bahwa aktifitas produksi bertujuan menciptakan rasa
kemandirian kolektif yang kemudian menciptakan ketahanan ekonomi, mendukung
berkembangnya kemajuan sektor-sektor yang lain
BARANG DAN JASA YANG DIPRODUKSI

• Jenis barang dan jasa yang diperjual-belikan adalah barang dan jasa yang diperbolehkan
oleh syariat atau barang dan jasa yang tidak ada pelarangannya dalam syariat.

• Barang & Jasa yang terlarang: babi, khamar, naza, judi, mengundi nasib dan lain
sebagainya yang disepakati jumhur ulama.
FAKTOR PRODUKSI DALAM ISLAM

1. Alam
2. Tenaga Kerja
3. Keahlian
4. modal
KONSUMSI DALAM ISLAM

•“Pemakaian dan penggunaan barang-barang dan jasa, seperti pakaian, alat-alat hiburan,
media informasi dll.

• TUJUAN
• Memenuhi kebutuhan baik jasmani maupun ruhani sehingga mampu memaksimalkan
fungsi kemanusiaannya sebagai hamba Allah SWT untuk mendapatkan kebahagiaan dunia
dan akhirat (falah).
Zakat dan sedekah merupakan bagian dari konsumsi dalam Islam.
Pendekatan pendapatan dalam Islam dapat dirumuskan:
Y= (C + Zakat) + S

Kekayaan atau harta dalam Islam merupakan amanah Allah, yang harus dibelanjakan secara
benar, yaitu seimbang dan adil, tidak boros, tidak kikir, dan tidak pula mubazir. Harta
yang dimiliki tidak semata-mata untuk dikonsumsi, tetapi juga untuk kegiatan sosial
seperti zakat, infaq dan sedekah.
• Islam menggariskan tujuan konsumsi bukan semata-mata memenuhi kepuasan terhadap
barang (utilitas). Namun yang lebih utama adalah sarana untuk mencapai kepuasan sejati
yang utuh dan komprehensif yaitu kepuasan dunia dan akhirat. Kepuasan tidak saja
dikaitkan dengan kebendaan tetapijuga dengan ruhiyah. Jadi tujuan konsumen muslim
bukanlah mamaksimumkan utility, tetapi memaksimumkan maslahah.
DISTRIBUSI

Penyebaran atau perputaran ekonomi, dalam sekala negara seringkali diterjemahkan menjadi pemeratan
kesejahteraan warga negara

Harta
Yang juga menonjol dalam perbedaan antara ekonomi Islam dan konvensional adalah cara keduanya
menyikapi harta. Hal ini tentu didasari cara pandang kedua perekonomian melihat harta. Dalam Islam
sudah begitu jelas cara pandangnya sesuai dengan definisi fungsi harta yang diberikan Allah SWT di
dalam ayat Al Qur’an, yaitu sebagai pokok kehidupan.
• “Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta yang
dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan…(QS. 4:5)”
• Hal ini sejalan dengan corak perekonomian yang mementingkan kebersamaan (altruisme) dan
keyakinan bahwa hidup hanyalah perjalanan sementara, sehingga harta sebagai alat untuk hidup
dikonsumsi secukupnya saja.

Anda mungkin juga menyukai