Anda di halaman 1dari 16

Persiapan UTS Pengukuran

Listrik
By: Adi Nugraha, S.Pd., MT
1. Apa saja kesalahan yang terjadi saat
melakukan pengukuran terutama di industri?
• Kesalahan yang terjadi di industri sering menimbulkan beberapa dampak yang
merugikan. Misalnya saja ketika sensor suhu salah memberikan informasi maka produk
yang sensitif terhadap panas akan terpengaruh oleh suhu sekitar. Adapun beberapa
kesalahan pengukuran di industri diantaranya adalah:
• Kesalahan mengukur beban pada motor listrik sehingga daya yang diberkan kurang
atau lebih dari yang dibutuhkan. Sebagaimana dalam penelitian disebutkan bahwa
Besarnya tegangan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian suatu peralatan.
Apabila tegangan yang disuplai ke beban melebihi tegangan nominalnya maka akan
terjadi over voltage.[1]
• Kesalahan pengukuran pada bagian MDP (Main Distribution Panel) dan SDP (Sub
Distribution Panel) sehingga mengakibatkan Ketidakseimbangan tegangan antar fasa
akan menyebabkan kenaikan temperatur, rugi-rugi panas dan energi serta penurunan
kemampuan operasi.[1]
2. Masalah seperti apa yang terjadi ketika
seseorang salah melakukan pengukuran?
• Banyak sekali masalah yang ditimbulkan ketika seseorang melakukan
kesalahan dalam pengukuran diantaranya adalah sebagai berikut.
• Dalam penelitian disebutkan bahwa dampak kesalahan pengukuran
energi dengan melakukan kesalah dalam pengawatan adalah
penyedia listrik merugi 68.17 % sampai dengan 105% dari daya/
energi yang digunakan pengguna.[2]
• Kesalahan pengukuran akibat tidak mengerti cara menggunakan alat
ukur seperti mengukur tegangan dengan memasang probe secara seri
tanpa beban maka akan mengakibatkan alat ukur menjadi rusak dan
terbakar.
3. Bagaimana cara mengetahui seseorang
tersebut salah melakukan pengukuran?
Setiap pengukuran pasti memiliki tujuan pengukuran seperti misalnya
saja kita akan mengukur tegangan listtrik dan arus sehingga kita dapat
mengetahui besarnya tegangan dan arus listrik tersebut.[3] Oleh karena
itu untuk melakukan pengukuran tersebut terdapat beberapa teknik,
cara dan prosedur yang harus dilakukan. Ketika seseorang tidak
melakukan prosedur (seperti tidak dikalibrasi terlebih dahulu) yang
dilakukan maka sudah pasti hasil pengukuran oleh orang tersebut tidak
akan tepat.
4. Bagaiamana cara mengkalibrasi alat
ukur digital.
• Kalibrasi merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan menentukan
kebenaran konvensional nilai penunjukan alat ukur dengan cara
membandingkan terhadap standar ukur yang mampu tertelusur pada standar
nasional maupun internasional. Hasil yang didapatkan dari kegiatan kalibrasi
adalah mendapatkan kesalahan penunjukan, nilai pada tanda skala, faktor
kalibrasi, atau faktor kalibrasi lainnya.[4]
• Yang umum dan banyak digunakan dalam kalibrasi menggunakan metoda
kalibrasi perbandingan, yaitu membandingkan standar alat ukur (kalibrator)
terhadap beban ukur yang dipakai, baru dilakukan perhitungan deviasi
berdasarkan standar yang berlaku. Cara ini memerlukan standar kalibrator
yang akurat biasanya instrument reference alat kalibarotor ini dikalibrasi di
Lembaga Kalibrasi KAN/LIPI.[5]
5. Bagaimana cara mengetahui suatu alat
ukur yang sesuai dengan standar?
Pertama kita perlu mengetahui bahwa alat ukur harus sesuai dengan persyaratan. Perlu diperhatikan syarat-syarat dari alat
ukur tersebut yaitu:[6]
• Alat ukur tidak boleh membebani/mempengaruhi yang diukur atau disebut mempunyai impedansi masuk yang besar.
• Mempunyai kesaksamaan yang tinggi, yaitu alat harus mempunyai ketepatan dan ketelitian yang tinggi (mempunyai
accuracy error dan precision error yang tinggi).
• Mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang tinggi, yaitu batas input signal yang sekecil- kecilnya sehingga mampu
membedakan gejala-gejala yang kecil
• Mempunyai stabilitas yang tinggi sehingga menolong dalam pembacaan dan tidak terganggu karena keadaan yang tidak
dikehendaki.
• Kemampuan baca (readibilitas) yang baik, hal ini banyak tergantung dari skala dan alat penunjuknya serta piranti untuk
menghindari kesalahan paralak.
• Kemantapan (realibilitas) alat yang tinggi, yaitu alat yang dapat dipercaya kebenarannya untuk jangka waktu yang lama.
Setelah persyaratan tersebut terpenuhi maka disesuaikan dengan Klasifikasi alat ukur listrik sesuai dengan Standar IEC No.
13B-23 yaitu 0.05; 0.1; 0.2; 0.5; 1.0; 1,5; 2,5; dan 5. Kelas- kelas tersebut artinya bahwa besarnya kesalalahan dari alat ukur
pada batas-batas ukur masing-masing yaitu ±0.05 %, ±0.1 %, ±0.2 %, ±0.5 %, ±1.0 %, ±1.5 %, ±2.5 %, ±5 % dari relatif harga
maksimum.[7] Jika telah sesuai maka bisa dikatakan bahwa alat ukur yang digunakan telah sesuai dengan alat ukur standar.
6. Sebelum adanya ketentuan kalibrasi, bagaimana cara
menentukan nilai yang paling akurat diantara alat ukur?
Cara yang bisa dilakukan adalah dengan cara menentukan
ketidakpastian pengukuran. Hal tersebut dilakukan dengan cara
mengukur suatu objek ukur dengan beberapa alat ukur. Kemudian hasil
ukur tersebut ditentukan nilai rata-rata pengukurannya. Adapun rumus
ketidakpastian pengukuran tersebut adalah sebagai berikut
7. Mengapa kontrol pegas lebih disukai daripada
kontrol gravitasi dalam alat ukur listrik analog?
• Kontrol pegas lebih disukai daripada kontrol gravitasi dalam alat ukur listrik
analog dikarenakan pegas dapat melakukan gaya pembalik (F) yang selalu
berarah menuju ke titik setimbangnya.[8] Makin kuat arus dalam putaran,
makin kuat daya tolak yang mengenai kumparan, maka jarum penunjuk makin
menyimpang jauh. pegas-pegas alat ukur kumparan putar mempunyai arah
putar yang berlawanan dan jika yang satu menegang maka yang lain
mengendur hal ini akan mengakibatkan beberapa kejadian sebagai berikut:
• Pada keseimbangan pada kedudukan jarum, yang membuat jarum kembali ke
titik nol setiap kali arus kumparan lenyap.
• gerak putar kumparan menjadi teratur (arus diukur dilewatkan pada pegas-
pegas tersebut).
8. Bagaimana cara mengetahui suatu rangkaian
terhubung dengan menggunakan multimeter?
Instrumen ukur listrik digunakan untuk menentukan nilai besaran suatu
kuantitas atau variabel mengenai gejala kelistrikan yang sesungguhnya
pada suatu bagian kecil.[9] Arus listrik merupakan energi yang dapat
disalurkan melalui penghantar berupa kabel.[10] Dalam suatu
rangkaian listrik, arus tidak akan mengalir pada rangkaian terbuka. Oleh
sebab itu multimeter dapat mendeteksi rangkaian tersebut terbuka
atau tidak yaitu dengan cara mengukur arus listriknya. Ketika
multimeter tidak dapat membaca besar arus pada rangkaian tersebut
maka hal tersebut merupakan indikasi bahwa rangkaian tidak
terhubung. Begitupun sebaliknya, jika rangkaian terhubung maka nilai
arus akan terbaca dalam multimeter.
9. Jelaskan konsep fisika yang bekerja
pada alat ukur dengan prinsip elektrostatik
• Prinsip gaya elektrostatik yaitu bila elektroda sisi tegangan tinggi diberi sumber
tegangan, maka akan terjadi interaksi (timbul medan listrik) antara dua buah
elektroda yang masing-masing mempunyai potensial berbeda. Kemudian terjadi
gaya tarik atau gaya elektrostatik (Gaya Coulomb) antara muatan listrik.[11]
• Gaya Coulomb (F) antara dua muatan titik Q1 dan Q2 di udara secara matematis
dinyatakan dengan:[12]

• Apabila gaya Coulomb diterapkan pada dua elektroda bola secara matematis
dinyatakan: [12]
10. Apa alasan kuat ditemukannya
multimeter digital?
Multimeter digital hampir sama fungsinya dengan multimeter analog,
tetapi multimeter digital menggunakan tampilan angka digital.[13]
Alasan kuat ditemukannya Multimeter digital adalah akibat
perkembangan teknologi dibidang elektronika yang begitu pesat. Selain
itu juga karena pembacaan pengukuran besaran listriknya lebih tepat
jika dibandingkan dengan multimeter analog. Tegangan keluaran pada
multimeter digital dikuatkan menggunakan rangkaian push-pull dan
dihubungkan pada transformator kemudian diubah menjadi sinyal
digital dan hasil konversi ditampilkan pada LCD.[14]
11. Apa kekurangan penggunaan alat ukur
digital pada sistem kelistrikan?
Adapun kekurangan alat ukur digital diantaranya adaah sebagai berikut.
[15]
• Harga relatif mahal karena sudah modern dan efisiensi, efektivitas dan
keakuratannya tinggi.
• Perawatannya harus dilakukan secara benar agar tidak terjadi kerusakan.
• Perawatan harus dilakukan dengan benar dan secara berkala
• Komponen-komponen didalamnya masih jarang di pasaran.
• Kerusakan komponen sulit diketahui
• Dalam beberapa kasus nilai yang ditunjukan terkadang kurang akurat.
12. Misalkan saudara memiliki 2 buah alat ukur yaitu
Amperemeter dan Volt meter dan ingin mengetahui daya
pada objek ukur. Bagaimana cara menghitung daya
tersebut?
• Untuk mengukur Daya listrik ketika telah menemukan nilai arus dan
tegangan maka kita bisa menentukannya dengan hasil perhitungan
dengan rumus:[16]
P=V.I
• Daya listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power
adalah jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah
sirkuit/rangkaian
13. Mengapa untuk mengukur arus, alat
ukur harus dipasang secara seri.
Pada arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian tertutup (loop)
diterapkan Hukum Kirchof. Sesuai dengan bunyi Hukum Kirchoff bahwa
arus yang masuk sama dengan jumlah arus yang keluar.[17] Dengan
kata lain, muatan yang mengalir di dalam suatu rangkaian listrik
tertutup selalu sama. Sehingga dengan dipasang secara seri, arus akan
terbaca pada alat ukur. Sesuai dengan penelitian yang menyatakan
bahwa Amperemeter biasanya dipasang berderet dengan element
listrik. Pengukuran dilakukan dengan memasang seri dengan cara
memotong penghantar agar arus mengalir melewati ampere meter.
[18] Kondisi ini sangat membahayakan jika dilakukan pada arus yang
besar dan tidak memiliki keahlian yang lebih terhadap listrik
14. Ketika saudara memiliki 10 alat ukur volt mete, kemudian digunakan untuk mengukur
satu objek ukur dan didapatkan nilai yang berbeda-beda. Misal ketika di ukur dengan alat
ukur 1 hasilnya 210V, alat ukur 2 = 220V, alat ukur 3= 280V, dan seterusnya. Bagaimana cara
saudara menentukan nilai ukur yang benar?

• Untuk mengetahui hal tersebut maka digunakan metode


ketidakpastian pengukuran seperti yang dijelaskan pada pertanyaan
no 6.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai