Anda di halaman 1dari 62

SISTIM INFORMASI KESEHATAN

KOMUNIKASI PERSUASIF
VERA KORNITA, SKM, MM
A. PENDAHULUAN
• Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu bagian
penting yang tidak dapat dipisahkan dari Sistem Kesehatan di
suatu negara. Kemajuan atau kemunduran Sistem Informasi
Kesehatan selalu berkorelasi dan mengikuti perkembangan
Sistem Kesehatan, kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi
( TIK ) bahkan mempengaruhi Sistem Pemerintahan yang berlaku
di suatu negara. Suatu system yang terkonsep dan terstruktur
dengan baik akan menghasilkan Output yang baik juga. Sistem
informasi kesehatan merupakan salah satu bentuk pokok Sistem
Kesehatan Nasional ( SKN ) yang dipergunakan sebagai dasar
dan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan
arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta
pembangunan berwawasan kesehatan.
• Dengan sistem Informasi kesehatan yang baik maka akan
membuat masyarakat tidak buta dengan semua permasalahan
kesehatan. Dan mau membawa keluarga nya berobat dengan
mudah bukan lagi dengan birokrasi yang rumit yang membuat
masyarakat enggan membawa anggota keluarganya berobat di
pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Dengan
maraknya perkembangan media dan teknologi seharusnya
membuat masyarakat dan khususnya pada mahasiswa kesehatan
masyarakat melek akan kemajuan berinovasi terhadap sistem
informasi kesehatan Indonesia.
• Berlandaskan dengan fakta yang terjadi di masyarakat
pada saat ini seharus nya bisa dijadiakan bahan evaluasi
dan pertimbangan untuk dapat membentuk sistem
informasi kesehatan yang sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh masyarakat, dengan banyaknya
referensi yang ada pada saat Ini sehingga bisa dijadikan
rumusa yang tepat dan membuat sistem informasi
kesehatan yang tepat guna.
B. DASAR HUKUM SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Dasar hukum pengembangan sistem informasi kesehatan di
Indonesia adalah :
1.UUD 1945, Pasal 28 ; Setiap orang berhak untuk berkomunikasi
dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan
lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia;
2.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
3.Peraturan Pemerintah RI Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem
Informasi Kesehatan;
4.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
1144/MENKES/PER/VII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan mengamanatkan pusat data dan informasi (
PUSDATIN ) sebagai pelaksana tugas kementrian kesehatan di
bidang data dan informasi kesehatan;
5.Kepmenkes RI Nomor 511 tahun 2002 tentang Kebijakan Strategi
Pengembangan Sistim Informasi Kesehatan Nasional ( SIKNAS )
6.Kepmenkes RI Nomor : 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sistem Laporan Informasi
Kesehatan Kabupaten / Kota;
7.Kepmenkes RI Nomor : 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan
dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan;
8.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 tahun 2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat;
9.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 Tahun 2007 tentang
Pengembangan Jaringan Komputer ( SIKNAS ) Online Sistem
Informasi Kesehatan Nasional
C. PENGERTIAN
Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) adalah suatu sistem
pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat
pemerintahan secara sistematika dan terrintegasi untuk mendukung
manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
Sistem Informasi Kesehatan merupakan gabungan perangkat dan
prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi ( mulai
dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi )
untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan. Informasi
kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan
mulai dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif
solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan
hingga proses evaluasi.
D. DEFINISI SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) adalah integrasi antara


perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk
mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung
pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh
dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
E. TUJUAN DAN MANFAAT SISTEM INFORMASI KESEHATAN
1. Tujuan Sistim Informasi Kesehatan
Tujuan dari dikembangkannya sistem informasi kesehatan adalah :
1.Sistem informasi kesehatan ( SIK ) merupakan subsistem dari
Sistem Kesehatan Nasional ( SKN ) yang berperan dalam
memberikan informasi untuk pengambilan keputusan di setiap
jenjang adminisratif kesehatan baik di tingkat pusat,
provinsi, kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat pelaksana teknis
seperti Rumah Sakit ataupun Puskesmas
2.Dalam bidang kesehatan telah banyak dikembangkan bentuk-
bentuk Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ), dengan tujuan
dikembangkannya berbagai bentuk SIK tersebut adalah agar dapat
mentransformasi data yang tersedia melalui sistem pencatatan rutin
maupun non rutin menjadi sebuah informasi.
Upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi
kesehatan ditujukan ke arah terbentuknya suatu sistem informasi
kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna, yang mampu
memberikan informasi yang akurat, tepat waktu dan dalam bentuk
yang sesuai dengan kebutuhan untuk:
1. Pengambilan keputusan di seluruh tingkat administrasi dalam
rangka perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan,
pengendalian dan penilaian
2. Mengatasi masalah-masalah kesehatan melalui isyarat dini dan
upaya penanggulangannya
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri
4. Meningkatkan penggunaan dan penyebarluasan ilmu
pengetahuan dan teknologi bidang kesehatan
2. Manfaat Sistim Informasi Kesehatan
World Health Organization( WHO ) menilai bahwa investasi
sistem informasi kesehatan mempunyai beberapa manfaat
antara lain :
1.Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan
mengendalikan masalah kesehatan, memantau
perkembangan dan meningkatkannya
2.Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan
mudah dipahami, serta melakukan berbagai perbaikan
kualitas pelayanan kesehatan
Adapun manfaat adanya sistim informasi kesehatan dalam suatu
fasilitas kesehatan diantaranya:
1.Memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan dan
mendapatkan pelayanan kesehatan
2.Memudahkan fasilitas kesehatan untuk mendaftar setiap pasien
yang berobat
3.Semua kegiatan di fasilitas kesehatan terkontrol dengan baik
( bekerja secara terstruktur ).
E. SASARAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Sasaran dalam upaya pemantapan dan pengembangan sistem
informasi kesehatan meliputi :
1. Terciptanya pengorganisasian dan tata kerja pengelolaan
data/informasi dan atau tersedianya tenaga fungsional pengelola
data / informasi yang terampil di seluruh tingkat administrasi
2. Ditetapkannya kebutuhan esensial data / informasi di tiap tingkat
dan pengembangan instrumen pengumpulan dan pelaporan data
3. Dihasilkannya berbagai informasi kesehatan di seluruh tingkat
administrasi secara teratur, tepat waktu dan sesuai dengan
kebutuhan dan atau atas permintaan dari pengguna data / informasi
4. Tersedianya dukungan teknis dan sumber daya yang memadai
dalam rangka pemantapan dan pengembangan otomasi
pengolahan data di seluruh tingkat administrasi
5. Pengembangan bank data kesehatan, pengembangan jaringan
komunikasi komputer dan informasi
F. PERANAN SIK DALAM SISTEM KESEHATAN
Menurut Badan Kesehatan Dunia ( World Health Organization,
WHO ), Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) merupakan salah satu
dari 6 “ building block ” atau komponen utama dalam sistem
kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen ( building
block ) sistem kesehatan tersebut adalah :
1.Pelaksanaan pelayanan kesehatan ( Service delivery )
2.Produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan ( Medical product,
vaccine, and technologies )
3.Tenaga medis ( Health worksforce )
4.Sistem pembiayaan kesehatan ( Health system financing )
5.Sistem informasi kesehatan ( Health information system )
6.Kepemimpinan dan pemerintah ( Leadership and governance )
Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional
( SKN ), Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) merupakan bagian dari
sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi, dan
regulasi kesehatan. Sub sistem manajemen dan informasi
kesehatan merupakan subsistem yang mengelola fungsi-fungsi
kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan,
dan hukum kesehatan yang memadai dan mampu menunjang
penyelenggaraan upaya kesehatan nasional agar berhasil guna,
berdaya guna, dan mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem
lain di dalam SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu.
Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia,
yaitu:
1.Upaya kesehatan
2.Penelitian dan pengembangan kesehatan
3.Pembiayaan kesehatan
4.Sumber daya manusia ( SDM ) kesehatan
5.Sediaan farmasi, alat kesehatan,dan makanan
6.Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
7.Pemberdayaan masyarakat.
Dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, harus
dibangun komitmen setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan
agar setiap sistem informasi kesehatan berjalan dengan baik dan
yang lebih terpenting menggunakan teknologi komputer dalam
mengimplementasikan Sistem Informasi Berbasis Komputer
( Computer Based Information System ).
G. PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DI
INDONESIA
Sistem Informasi Kesehatan Nasional ( SIKNAS ) adalah sistem
informasi yang berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain
baik secara nasional maupun internasional dalam rangka kerjasama
yang saling menguntung-kan. SIKNAS bukanlah suatu sistem yang
berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari sistem kesehatan.
Oleh karena itu, SIK di tingkat pusat merupakan bagian dari sistem
kesehatan nasional, di tingkat provinsi merupakan bagian dari
sistem kesehatan provinsi, dan di tingkat kabupaten atau kota
merupakan bagian dari sistem kesehatan kabupaten atau kota.
SIKNAS di bangun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem
informasi kesehtan provinsi dan sistem informasi kesehatan provinsi
di bangun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi
kesehatan kabupaten atau kota.
Jaringan SIKNAS adalah sebuah koneksi / jaringan virtual sistem
informasi kesehatan elektronik yang dikelola oleh Kementrian
Kesehatan dan hanya bisa diakses bila telah dihubungkan.
Jaringan SIKNAS merupakan infrastruktur jaringan komunikasi data
terintegrasi dengan menggunakan Wide Area Network ( WAN ),
jaringan telekomunikasi yang mencakup area yang luas serta
digunakan untuk mengirim data jarak jauh antara Local Area
Network ( LAN ) yang berbeda, dan arsitektur jaringan lokal
komputer lainnya. Selain itu juga akan dikembangkan program
mobile health ( mHealth ) yang dapat langsung terhubung ke sistem
informasi puskesmas ( aplikasi SIKDA Generik ).
1.Sistem Informasi Dinas Kesehatan
Merupakan sistem informasi kesehatan yang dikelola oleh dinas
kesehatan baik kabupaten / kota dan provinsi. Laporan yang masuk
ke dinas kesehatan kabupaten / kota dari semua fasilitas kesehatan
( kecuali milik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat ) dapat
berupa laporan softcopy dan laporan hardcopy.
Laporan hardcopy dientri kedalam aplikasi SIKDA generik, lapor-
an softcopy diimpor ke dalam aplikasi SIKDA Generik, selanjutnya
semua bentuk laporan diunggah ke Bank Data Kesehatan Nasional.
Dinas kesehatan provinsi melakukan hal yang sama dengan dinas
kesehatan kabupaten / kota untuk laporan dari fasilitas kesehatan
milik provinsi.
2. Pengguna Data oleh Kementrian Kesehatan
Data kesehatan yang sudah diterima di Bank Data Kesehatan
Nasional dapat dimanfaatkan oleh semua unit-unit program di
Kementerian Kesehatan dan UPT-nya serta dinas kesehatan dan
UPTP/D-nya.
H. STRATEGI SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Berdasarkan kepada analisis situasi dan kebijakan yang telah
ditetapkan, maka strategi pengembangan SIKNAS adalah :
1.Integrasi sistem informasi kesehatan yang ada
Pengertian terintegrasi tidak bermaksud mematikan/ menyatukan
semua sistem informasi yang ada. Sistem-sistem informasi yang
lebih efisien bila digabungkan akan disatukan. Sistem-sistem
informasi lainnya, pengintegrasian lebih berupa pengembangan:
pembagian tugas, tanggung jawab dan otoritas-otoritas dan
mekanisme saling hubung. Dengan integrasi ini diharapkan semua
sistem informasi yang ada akan bekerja secara terpadu dan sinergis
membentuk SIKNAS.Pembagian tugas dan tanggung jawab akan
memungkinkan data yang dikumpulkan memiliki kualitas dan
validitas yang baik. Otaritas akan menyebabkan tidak adanya
duplikasi dalam pengumpulan data, sehingga tidak akan terdapat
informasi yang berbeda-beda mengenai suatu hal.
2.Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama
(sharing) data dan informasi terintegrasi
Pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan lima jenis
pengumpulan data yang masing-masing memiliki kekhasan dan
kepentingan yang sangat signifikan, yaitu:
a. Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, gizi, kesehatan
lingkungan dan pemantauan ketersediaan obat\
b. Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten / kota
ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota, dari UPT provinsi dan Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi ke
Departemen Kesehatan (kegiatan-kegiatan ini memerlukan suatu
sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dan
terkoordinasi.
c. Pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus
yang ada, seperti program pemberantasan malaria
d. Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi
kesehatan yang sudah berjalan seperti ketenaga kesehatan
( Sinakes, Sidiklat, dan lain-lain )
e. Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari
pengumpulan data rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional (
seperti Survei Kesehatan Nasional ), maupun yang berskala
provinsi dan Kabupaten / Kota ( SI IPTEK Kesehatan / Jaringan
Litbang Kesehatan )
3.Fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah
Sistem Informasi Kesehatan Daerah mencakup SIK yang
dikembangkan di unit-unit pelayanan kesehatan (khususnya
puskesmas dan rumah sakit), SIK kabupaten / kota, dan SIK
provinsi. Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) di Puskesmas memiliki
tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan :
a. Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung
maupun luar gedung.
b. Mengolah data.
c. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.
d. Memelihara bank data.
e. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk
manajemen pasien .dan manajemen unit puskesmas.
f. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat
dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
Sistem Informasi Kesehatan di rumah sakit memiliki tanggungjawab
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan :
a. Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit
( penerimaan pasien, lama rawat, pemakaian tempat tidur,
mortalitas, waktu tunggu dan lain-lain )
b. Memantau kondisi finansial rumah sakit ( cost recovery ).
c. Memantau pelaksanaan sistem rujukan.
d. Mengolah data.
e. Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/ Pemerintah
setempat.
f. Memelihara bank data.
g. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk
manajemen pasien dan manajemen unit rumah sakit.
h. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat
dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten / Kota memiliki
tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan :
a. Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumber-
sumber lain
b. Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan.
c. Membuat profil kesehatan kabupaten / kota untuk memantau dan
mengevaluasi pencapaian Kabupaten / kota untuk memantau dan
mengevaluasi pencapaian Kabupaten / Kota sehat.
d. Mengirim laporan berkala / profil kesehatan kabupaten / kota ke
dinas kesehatan provinsi setempat dan pemerintah pusat.
e. Memelihara bank data.
f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk
manajemen klien, manajemen unit dan manajemen sistem
kesehatan kabupaten / kota.
g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat
dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
Sistem Informasi Kesehatan propinsi memiliki tanggungjawab untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan :
a. Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan milik
daerah propinsi dan sumber-sumber lain
b. Menyelenggarakan survei / penelitian bilamana diperlukan
c. Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan
mengevaluasi pencapaian propinsi sehat
d. Mengirim laporan berkala / profil kesehatan propinsi ke
pemerintah pusat
e. Memelihara bank data
f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk
manajemen klien, manajemen unit dan manajemen sistem
kesehatan kabupaten/ kota
g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat
dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
Fasilitasi pengembangan SIK daerah dilaksanakan dengan
terlebih dahulu membantu menata sistem kesehatannya,
membantu pengadaan perangkat keras, perangkat lunak,
rekruitmen, dan pelatihan tenaga kesehatan.
4.Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk
manajemen
Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk
manajemen diawali dengan mengidentifikasi peluang-
peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menyajikan data
dan informasi kesehatan. Misalnya dalam rapat dengar
pendapat dengan DPRD harus dapat disajikan, kemasan-
kemasan data dan informasi yang menggambarkan
kecenderungan masalah-masalah kesehatan rakyat dan
kerugian yang diakibatkannya.
Pembahasan rancangan anggaran harus disajikan
kemasan data dan informasi tentang cost benefit dari
kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Selain itu dikembangkan
pula publikasi berkala cetak atau elektronik atau akses
online
5.Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk
masyarakat
Pemanfaatan fasilitas intranet dan internet karena
penggunaannya sudah meluas di masyarakat. Depkes
menyelenggarakan pelatihan bagi tenaga-tenaga fungsional
pengelola data dan informasi kesehatan.
6.Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi
I. SISTEM APLIKASI DAERAH ( SIKDA ) GENERIK
Dalam upaya mengatasi fragmentasi data, pemerintah sedang
mengembangkan aplikasi yang disebut dengan Sistim Aplikasi
Daerah ( Sikda ) Generik. Sistem Informasi Kesehatan berbasis
Generik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.Input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik
(computerized)
2.Input data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan
kesehatan
3.Tidak ada duplikasi ( hanya dilakukan satu kali )
4.Akurat, tepat, hemat sumber daya ( efisien ) dan transparan.
Terjadi pengurangan beban kerja sehingga petugas memiliki waktu
tambahan untuk melayani pasien atau masyarakat.
Dalam perkembangannya sistem informasi kesehatan dapat
dikelompokkan menjadi dua ( berdasarkan pada karakteristik
integrasi sistim informasi ), yaitu:
1.Sistem informasi yang mempunyai derajat integritas internal yang
tinggi
a.Sistem informasi rekam medis elektronik
b.Sistem informasi manajemen dokumen
c.Sistem informasi farmasi
d.Sistem informasi geografis
e.Sistem pendukung pengambilan keputusan kesehatan
f.Sistem informasi eksekutif
g.Data warehouse dan datamining
2.Sistem informasi yang mempunyai derajat integrasi eksternal yang
tinggi
1.Telemedicine
2.Internet, intranet, ekstranet
3.Sistem informasi kesehatan publik.
K. SISTEM INFORMASI KESEHATAN DI PUSKESMAS
Dalam pelaksanaannya, puskesmas di Indonesia sudah
menganut sistem informasi kesehatan yang dicanangkan
pemerintah. Sistem informasi kesehatan yang dianut puskesmas
pada saat ini masih di dominasi oleh SP2TP. seperti diketahui
bahwa puskesmas adalah ujung tombak pemerintah dalam upaya
pelayanan kesehatan di masyarakat
Sesuai dengan KEPMENKES RI No 128 tahun 2004 tentang
kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat bahwa puskesmas di
definisikan sebagai unit pelaksana teknis di kabupaten / kota yang
bertanggung-jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah. Proses penyelenggaraan, pemantauan serta
penilaian yang dilakukan puskesmas terhadap rencana kegiatan
yang telah ditetapkan baik rencan upaya wajib maupun
pengembangan dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di
wilayahnya. Salah satu bentuk pemantauan adalah dengan Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS).
• SIMPUS merupakan pilihan bagi daerah dalam pengembangan
sistem informasi kesehatan yang lebih cepat dan akurat. Pada
potensi yang dimilikinya sebenarnya SIMPUS dapat
menggantikan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu
puskesmas (SP2TP). Karena SIMPUS merupakan hasil dari
pengolahan berbagai sumber informasi seperti SP2TP, survei
lapangan, laporan lintas sektor, dan laporan sarana kesehatan
swasta. Seiring kemajuan teknologi, SIMPUS pun dikembangkan
melalui sistem komputerisasi dalam suatu software yang bekerja
dalam sebuah sistem operasi. Tetapi kendalanya SIMPUS masih
belum berjalan secara optimal di daerah.
L. KETERKAITAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DENGAN
RAHASIA MEDIS

REKAM MEDIS
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008, Rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.Rekam medis dapat diartikan sebagai
keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang
identitas, anamnese, pemeriksaan fisik, laboratorium,
diagnosa,segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan
kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan
maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
Kalau diartikan secara dangkal, seakan-akan hanya merupakan
catatan dan dokumen tentang keadaan pasien.Namun kalau dikaji
lebih dalam rekam medis mempunyai makna lebih luas dari pada
hanya catatan biasa, karena didalam catatan tersebut sudah
tercermin segala informasi menyangkut seorang pasien yang akan
dijadikan dasar didalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam
upaya pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan
kepada seorang pasien yang datang ke rumah sakit. Rekam medis
juga sebagai satu sistem penyelenggaraan rekam medis.
Sedangkan pencatatan rekam medis hanya sebagai salah satu
kegiatan dari penyelenggaraan rekam medis.
Menurut Muslihuddin (1997), penyelenggaraan rekam medis
mempunyai arti proses kegiatan dimulai dari diterimanya pasien di
rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medik pasien
selama pasien tersebut mendapatkan pelayanan medik di rumah
sakit, dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis
yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran
berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan atau
peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya.
Tujuan Rekam Medis
Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan
di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolahan rekam
medis yang baik dan benar, mustahil tertib administrasi rumah sakit
akan berhasil sebagaimana yang diharapkan.
Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang
menentukan didalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Tujuan rekam medis secara rinci akan terlihat dan analog dengan
kegunaan rekam medis itu sendiri.
Kegunaan Rekam Medis
• Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek yang
akan diuraikan dibawah ini, yaitu :
1. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena
isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung
jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan.
2. Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan
tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan atau perawatan yang harus diberikan kepada seorang
pasien.
3. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta
penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan.
4. Aspek Keuangan
Suatu berkas rekm medis mempunyai nilai uang, karena isinya
mengandung data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai
aspek keuangan.
5. Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena
isinya menyangkut data atau informasi yang dapat dipergunakan
sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
dibidang kesehatan.
6. Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena
isinya menyangkut data atau informasi tentang perkembangan
kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada
pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau
referensi pengajaran dibidang profesi sipemakai.
7. Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena
isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan
dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan
rumah sakit.
4 Rekam Medis Elektronik
Menurut Setiawan dan Wahid (2009) yang mengutip pendapat
Raghupathi (1997), sistem informasi rekam medis elektronik atau
disebut dengan virtual patient record atau electronic medical record
ini digunakan untuk mengelola informasi rekam medis pasien,
sehingga memudahkan dalam menelusur balik informasi, termasuk
sejarah penyakit dan tindakan medis yang diterima, dan
menggunakannya untuk mengambil tindakan medis yang
tepat.Secara umum, sistem informasi ini dapat didefenisikan
sebagai informasi kesehatan individu yang disimpan dalam bentuk
digital yang mempunyai sebuah penanda unik setiap individu.
Sistem informasi rekam medis memungkinkan pengguna untuk
mengisikan, menyimpan, memanggil ulang, mentransmisikan, dan
memanipulasi/mengelolah data pasien secara spesifik, baik per
individu maupun secara kelompok, termasuk data klinis,
administratif, dan demografi. Hal ini akan meminimalkan potensi
duplikasi data, dan mengurangi biaya dalam pengelolahan. Sistem
informasi ini digunakan di lingkungan rumah sakit atau lembaga
penyedia layanan kesehatan lain yang menangani pasien secara
langsung. Pada masa yang akan datang, sistem informasi ini
seharusnya dapat terjadi inter-operabilitas antar rumah sakit.
Rekam medis ini terkait dengan banyak aktivitas pelayanan
kesehatan dan pengembangan sistem informasi kesehatan lain
5 Pasien
Kata pasien berasal dari bahasa Indonesia yaitu analog dengan
kata patient dari bahasa Inggris. Patient diturunkan dari bahasa
Latin yaitu patiens yang memiliki kesamaan arti dengan kata kerja
pati yang artinya "menderita". Menurut Iskandar (1998), yang
dimaksud dengan pasien adalah orang sakit (yang dirawat dokter),
penderita (sakit). Pasien dalam praktek sehari-hari sering
dikelompokkan kedalam berikut ini:
1. Pasien dalam, yaitu pasien yang memperoleh pelayanan tinggal
atau dirawat pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu, atau
dapat juga disebut dengan pasien yang dirawat di rumah sakit.
2. Pasien jalan/luar, yaitu pasien yang hanya memperoleh
pelayanan kesehatan tertentu atau disebut juga dengan pasien
jalan.
3. Pasien opname, yaitu pasien yang memperoleh pelayanan
kesehatan dengan cara menginap dan dirawat di rumah sakit atau
disebut juga denga pasien rawat inap.
Dimana pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan memiliki
dua hak yaitu dapat dilihat di bawah ini :
1. Hak atas pelayanan kesehatan, yaitu perawatan yang diberikan
oleh tenaga kesehatan atas dasar kemampuan dan kecakapannya
dalam menerapkan ilmu dan teknologi kesehatan.
2. Hak mandiri sebagai manusia atau hak untuk menentukan nasib
sendiri, yaitu hak atas pelayanan kesehatan merupakan aspek
sosial, sedangkan hak untuk menentukan nasib sendiri merupakan
aspek pribadi.
Salah satu kunci penunjang keberhasilan pelayanan kesehatan
adalah terjalinnya komunikasi yang serasi antara pasien dengan
pihak tenaga kesehatan, oleh karena itu pasien harus menyerahkan
kepercayaan kepada kemampuan profesional tenaga kesehatan.
Sebaliknya pihak tenaga kesehatan yang menerima kepercayaan
itu memberikan pelayanan sesuai dengan standar profesi serta
berpegang teguh pada kerahasiaan profesi. Untuk menjamin
terjalinnya komunikasi yang serasi antara pasien dengan pihak
tenaga kesehatan maka diperlukan pengaturan tentang berbagai
hal, seperti mengenai penjelasan informasi, perjanjian kesehatan,
hak dan kewajiban pasien, euthanasia, dan pasien yang tidak
cakap.
6 Rumah Sakit
Batasan dari rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari
dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana
pendidikan klinik dilakukan. Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia No.44 Tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan
paripurna yang dimaksud adalah pelayanan kesehatan yang
meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Rumah sakit itu sendiri mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Tempat menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan
penunjang, pelayanan keperawatan, pelayanan rehabilitasi, dan
pelayanan pencegahan penyakit.
b. Tempat pendidikan medis maupun paramedis.
c. Tempat penelitian dan pengembangan ilmu kedokteran.
Sistem Informasi Berbasis Komputer
Menurut Parker yang dikutip oleh Kumorotomo dan Margono 1994,
sistem informasi berbasis komputer (computer-based management
information system) terdiri dari manusia, perangkat keras
(hardware), perangkat lunak (software), data, dan prosedur-
prosedur organisasi yang saling berinteraksi untuk menyediakan
data dan informasi yang tepat pada waktunya kepada pihak-pihak di
dalam maupun di luar organisasi yang berkompeten.
Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer dapat pula
dikatakan sebagai Sistem Informasi Manajemen yang mendapatkan
perkakas pengelolahan data komputer dalam kedudukan yang
penting. Ada beberapa alasan mengapa komputer merupakan
perkakas yang sangat penting di dalam Sistem Informasi
Manajemen moderen yaitu:
1. Kemampuan komputer untuk mengolah data.
Perangkat otomatis ini dalam beberapa hal ternyata lebih unggul
sebagai penyerap atau pencatat data jika dibandingkan dengan
daya ingat manusia, sekalipun keputusan tetap dilakukan oleh
manusia
• Ciri-Ciri Kemampuan Komputer dan Kemampuan Manusia
Kemampuan Komputer Kemampuan Manusia
Pengolahan cepat. Instuisi dan penilaian.
Akurasi. Fleksibilitas dan adaptivitas.
Kapasitas penyimpanan Responsif terhadap kejadian
(storage) yang besar._x0002_ kejadian yang tidak terduga.
Efektif untuk tugas-tugas Pemikiran abstrak.
yang berulang-ulang (repetitif).
Otomatis. Perencanaan dan penetapan tujuan
(goal-setting).
Dapat berfungsi secara terus menerus. Mampu mengenali pola
tindakan.
Teliti dalam mendeteksi situasi Mampu menetapkan
prossedur dan kontrol.
menyimpang
Dapat diperbaiki dan ditingkatkan Dapat mengemukakan
argumentasi.
(up-grade).
Bekerja hanya kalau diperintah Dapat membaca
majalah “Newsweek”.
Seperti halnya yang dikatakan oleh sebagian pakar bahwa
persoalan pokok di dalam Sistem Informasi Manajemen
Moderen adalah bagaimana mengkombinasikan
kemampuan manusia dan kemampuan komputer untuk
menghasilkan keputusan manajarial yang baik. Karena
meskipun komputer mampu melakukan hal-hal yang
fantastis di dalam mengelolah informasi, penggunaan
informasi itu tetap tergantung kepada manusianya.
2. Teknologi otomatis melalui komputerisasi sudah tersedia
dimana-mana dan dapat diperoleh dengan mudah dan
murah.
Pengadaan data dan informasi di dalam organisasi merupakan
suatu sistem. Secara garis besar Sistem Informasi Manajemen
berbasis komputer mengandung unsur-unsur berikut:
1. Manusia. Setiap Sistem Informasi Manajemen yang berbasis
komputer harus memperhatikan unsur manusia supaya sistem tetap
bermanfaat. Hendaknya diingat bahwa manusia merupakan
penentu dari keberhasilan suatu Sistem Informasi Manajemen dan
manusialah yang akan memanfaatkan informasi yang dihasilkan
oleh Sistem Informasi Manajemen. Unsur manusia dalam hal ini
adalah para staff komputer profesional dan para pemakai (computer
users).
2. Perangkat keras (hardware). Perangkat ini merupakan perangkat
mesin yang terkadang disebut sebagai CPU (central processing
unit) beserta semua perangkat pendukungnya yaitu perkakas
keluaran (output devices), perkakas penyimpanan (memory), dan
perangkat komunikasi.
3. Perangkat lunak (software). Perangkat ini merupakan program-
program komputer beserta ptunjuk-petunjuk (manual)
pendukungknya. Program komputer biasanya disimpan di dalam
medium input/output.
4. Data. Hal ini merupakan fakta-fakta yang akan dibuat menjadi
informasi yang bermanfaat. Data inilah yang akan dipilahkan,
dimodifikasi, atau diperbarui oleh program-program supaya dapat
menjadi informasi tersebut.
5. Prosedur. Hal ini merupakan peraturan peraturan yang
menentukan operasi sistem komputer.
Secara teknis pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen
berbasis komputer meliputi empat bagian, yakni input, pengolahan,
penyimpanan (di dalam storage devices maupun di dalam memory).
Dimana perkakas input berfungsi untuk menyediakan data mentah
ke komputer sistem. Data itu kemudian diolah/diproses oleh CPU
(Central Processing Unit) sesuai dengan instruksi-instruksi yang
diberikan oleh perangkat lunaknya. Setelah itu, informasi dihasilkan
dan diberikan kepada perangkat output. Pada saat komputer
menjalankan fungsinya, komputer tersebut mengalirkan, memakai,
dan menimpan data dalam ruang elektronik yang disebut memory.
Database
Menurut Murdick (1986) yang dikutip oleh Kumorotomo dan
Margono (1994), di dalam organisasi-organisasi publik, tuntutan
akan pengelolahan data yang semakin besar juga mengakibatkan
keharusan untuk mengelolah suatu database. Secara sederhana
database dapat didefenisikan sebagai koleksi terpadu dari data
yang disusun secara logis dan dikendalikan secara sentral.
Menurut James Martin dalam bukunya “Database Organization”
yang dikutip oleh Sutabri (2005), database adalah suatu kumpulan
data terhubung (interrelated data) yang disimpan secara bersama-
sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak
perlu suatu kerangkapan data (controlled redundancy)
dengan cara tertentu sehingga mudah ditampilkan atau digunakan
kembali, dapat digunakan oleh satu atau lebih program aplikasi
secara optimal, data disimpan tanpa mengalami ketergantungan
pada program yang akan menggunakannya, data disimpan
sedemikian rupa sehingga penambahan, pengambilan, dan
modifikasi dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai