Anda di halaman 1dari 6

Koperasi Kopi

Wanita Gayo
(Kokowagayo)
1. Istiqomah (201954008)
2. Habibah isnaeni (201954004)
3. Jessica pasca sagrim 201954015
4. Muhamad fahrur rozzi (201954024)
5. Teddy H. Samsya Marjan (201954053)
Koperasi Kopi Wanita Gayo
(Kokowagayo)
Koperasi Kopi Wanita Gayo (Kokowagayo) adalah koperasi yang
berfokus pada kegiatan ekspor kopi. kokowagayo ini berasal dari
kabupaten Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Kokowagayo yang
didirikan sejak tahun 2014 dan bersertifikasi sejak 2015 ini
menjadi wadah untuk petani kopi wanita di pedesaan Aceh untuk
bisa dengan lantang menyuarakan pendapat yang sebelumnya
kerap direpresi karena dominasi laki-laki, baik dalam komunitas
maupun dalam kehidupan sehari-hari seperti suami mereka. 
Ketua Kokowagayo, Rizkani
Melati mengatakan anggota
koperasinya yang berjumlah 470
orang dan merupakan petani
kopi perempuan mengelola lahan
seluas 342 ha serta mempunyai
beragam pangsa pasar
diantaranya 70 persen ke
Amerika Serikat, 20 persen ke
Eropa hingga 10 persen ke
Rizkani Melati selaku ketua kokowagayo
Australia.
Koperasi ini sudah mendunia dan dikenal mendukung para
petani kopi di Aceh yang menghasilkan biji kopi sebagai salah
satu ekspor andalan Indonesia ke luar negeri.
Kokowagayo juga menjadi satu-satunya koperasi wanita di
Asia tenggara yang termasuk dalam Organic Product Trading
Company (OPTCO) Cafe Femenino, organisasi petani kopi
wanita internasional berbasis di Peru, Amerika Selatan.
jumlah pembelian
koperasi melakukan kontrak dengan buyer, koperasi melakukan
negosiasi dengan mempertimbangkan jumlah produksi. Rata-rata
luas lahan binaan koperasi di lokasi penelitian 1.955 ha dengan luas
lahan binaan terkecil mencapai 474 ha dan terbesar mencapai 7.114
ha dengan produksi kopi sebesar 4.800 kg/ha hingga 5.500
kg/ha per tahun. berdasarkan penelitian Fatwa (2011) yang
menyatakan luas lahan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap hasil produksi kopi di Kabupaten Aceh Tengah koperasi
melakukan proses pengolahan kopi gabah menjadi kopi dalam
bentuk greenbean yang siap untuk dijual. Biaya yang dikeluarkan
koperasi untuk proses perubahan bentuk kopi tersebut sebesar
Rp900 per kg. Sehingga koperasi dalam memenuhi satu kontainer
(19.200 kg) kopi greenbean memerlukan modal sebesar satu hingga
dua milyar rupiah untuk membeli kopi gabah dan biaya proses kopi
tersebut.
Kendala yang dialami oleh
kokowagayo
kendala yang dihadapi para petani kopi gayo di Aceh Tengah,
termasuk Kokowagayo, yaitu masalah harga dan kualitas kopi.
Menuru Teten, saat ini, harga kopi mulai membaik menjadi US$6
atau setara Rp 86.299 per kilogram (kg) di pasar New York.
Sebelumnya hanya di angka 5,9 dolar AS atau setara Rp 84.916
per kg.

Anda mungkin juga menyukai