Anda di halaman 1dari 28

PENTANAHAN PADA

JARINGAN TEGANGAN
MENENGAH
OLEH :

RIDHO RAHMADI (41720690)


PENDAHULUAN
Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman
langsung terhadap peralatan dan manusia bila terjadi gangguan tanah atau
kebocoran arus akibat kegagalan isolasi dan tegangan lebih pada peralatan
jaringan distribusi. Petir dapat menghasilkan arus gangguan dan juga
tegangan lebih dimana gangguan tersebut dapat dialirkan ke tanah dengan
menggunakan sistem pentanahan.
Sistem pentanahan adalah suatu tindakan pengamanan dalam jaringan
distribusi yang rangkaiannya langsung ditanahkan dengan cara mentanahkan
badan peralatan instalasi yang akan diamankan, sehingga bila terjadi
kegagalan isolasi, tegangan sistem tetap bertahan karena terputusnya arus oleh
alat-alat pengaman tersebut.
SYARAT EFISIEN PENTANAHAN
Agar sistem pentanahan dapat bekerja secara efektif, harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Membuat jalur impedansi rendah ketanah untuk pengamanan
peralatan menggunakan rangkaian yang efektif.
2. Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus
akibat surja hubung (surge current).
3. Menggunakan bahan tahan terhadap korosi terhadap berbagai
kondisi kimiawi tanah.
4. Untuk meyakinkan kontiniutas penampilan sepanjang umur
peralatan yang dilindungi.
5. Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah dalam
pelayanannya.
FUNGSI PENTANAHAN
Secara umum fungsi dari sistem pentanahan dan grounding pengaman:
1. Mencegah terjadinya perbedaan potensial antara bagian tertentu dari
instalasi secara aman.
2. Mengalirkan arus gangguan ketanah sehingga aman bagi manusia dan
peralatan.
3. Mencegah timbul bahaya sentuh tidak langsung yang menyebabkan
tegangan kejut.
4. Melindungi peralatan/saluran dari bahaya kerusakan yang diakibatkan
oleh adanya ganguan fasa ke tanah.
5. Melindungi peralatan/saluran dari bahaya kerusakan isolasi yang
diakibatkan oleh tegangan lebih.
6. Untuk keperluan proteksi jaringan.
7. Melindungi makhluk hidup terhadap tegangan langkah (step voltage).
8. Melindungi mahluk hidup dari tegangan sentuh.
9. Melindungi peralatan dari tegangan lebih.
TIPE PENTANAHAN
Pemilihan tipe pentanahan tergantung dari: segi praktis, menjaga
kontinuitas sistem, memperkecil gangguan yang lebih besar, dan
kompromi keseimbangan antara arus dan tegangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan tipe pentanahan.
harus diperhatikan dalam pemilihan tipe pentanahan dari suatu sistem
tenaga, yaitu:
1. Selektivitas dan sensitivitas dari rele gangguan tanah.
2. Pembatasan besar arus gangguan tanah.
3. Tingkat pengamanan terhadap tegangan surja dengan arester.
4. Pembatasan tegangan lebih transien
Faktor di atas mempunyai pengaruh yang besar terhadap
efisiensi sistem, perencanaan serta tata letak dari sistem dan
kontinuitas pelayanan.
Tipe pentanahan netral dari sistem-sistem tenaga adalah:
1. Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding).
2. Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding).
3. Pentanahan efektif (effective grounding).
4. Pentanahan tanpa impedansi/langsung (solid grounding).
PENTANAHAN MELALUI TAHANAN
(RESISTANCE GROUNDING)
Sistem pengetanahan melalui tahanan pernah diterapkan pada sistem 230 kV.
Sistem ini mempunyai tegangan lebih transien yang disebabkan oleh pemutusan relatif
rendah. Maksud pengetanahan ini adalah untuk membatasi arus gangguan ke tanah
antara 10% sampai dengan 25% dari arus gangguan 3 fasa.
Batas yang paling bawah adalah batas minimum untuk dapat bekerjanya rele
gangguan tanah, sedangkan batas atas adalah untuk membatasi banyaknya panas yang
hilang pada waktu terjadi gangguan. Sistem pengetanahan melalui tahanan ini sekarang
jarang digunakan pada jaringan transmisi tetapi dipakai pada sistem distribusi, sebagai
gantinya adalah penggunaan reactor.
Dengan pemilihan harga tahanan pentanahan yang sesuai,
komponen yang logging dari arus gangguan dapat dibuat sama atau lebih
besar dari arus kapasitif sehingga tidak ada oscilasi transien karena dapat
terjadi busur api. Jika harga tahanan
pentanahan tinggi sehingga komponen logging dari arus gangguan kurang
dari arus kasitif, maka kondisi sistem akan mendekati sistem netral yang
tidak ditanahkan dengan resiko terjadinya tegangan lebih.
Pentanahan titik netral melalui tahanan (resistance grounding) mempunyai
keuntungan dan kerugian yaitu :
Keuntungan:
1. Besar arus gangguan tanah dapat diperkecil.
2. Bahaya gradient voltage lebih kecil karena arus gangguan tanah kecil.
3. Mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat arus gangguan yang melaluinya.
Kerugian:
4. Timbulnya rugi-rugi daya pada tahanan pentanahan selama terjadinya
gangguan fasa ke tanah.
5. Karena arus gangguan ke tanah relatif kecil, kepekaan rele pengaman menjadi
berkurang dan lokasi gangguan tidak cepat diketahui.
PENTANAHAN MELALUI REAKTOR
(REACTOR GROUNDING)
Reaktor pengetanahan ini digunakan bila trafo daya tidak cukup membatasi arus
gangguan tanah. Pengetanahan ini digunakan untuk memenuhi persyaratan dari
sistem yang diketanahkan dengan pengetanahan ini, besarnya arus gangguan
ketanah di atas 25% dari arus gangguan 3 fasa
Keuntungannya dengan mengetanahkan trafo daya adalah untuk menekan
tegangan lebih transien, sehingga trafo daya dapat menggunakan isolasi dan tipe
arrester yang lebih kecil dan mengurangi penggunaan metode pengetanahan dengan
reaktor, terutama untuk sistem-sistem di atas 115 kV.
Suatu sistem dapat dikatakan ditanahkan reatansi bila suatu impendansi yang
lebih induktif, disiipkan dalam titik netral trafo (generator) dengan tanah. Metode ini
mempunyai keuntungan dari pentanahan tahanan:
1. Untuk arus gangguan tanah maksimum peralatan reaktor lebih kecil dari resistor.
2. Energi yang disisipkan dalam reaktor lebih kecil.
Dengan ketiga tegangan fasa yang dipasang seimbang arus dari masing-masing
impedansi akan menjadi sama dan saling berbeda fasa 120o satu sama lainnya. Secara
konsekuen tidak ada perbedaan pontensial antara titik netral dari suplai trafo tenaga.
PENTANAHAN EFEKTIF
(EFFECTIVE GROUNDING)
Pentanahan netral yang sederhana dimana hubungan langsung
dibuat antara netral dengan tanah.

Jika tegangan seimbang, juga kapasitasi fasa ke tanah sama, maka arus-arus
kapasitansi fasa tanah akan menjadi sama dan saling berbeda fasa 120o satu
sama lainnya. Titik netral dari impedansi adalah pada potensial tanah dan tidak
ada arus yang mengalir antara netral impedansi terhadap netral trafo tenaga.
PENTANAHAN TANPA IMPEDANSI/LANGSUNG
(SOLID GROUNDING)

Pentanahan ini ialah apabila titik netral trafo kita hubungkan langsung ketanah, pada
system ini bila terjadi gangguan kawat ketanah akan mengakibatkan terganggunya kawat
dan gangguan ini harus diisolasi dengan memutus Pemutus daya (PMT / CB). Tujuannya
untuk mentanahkan titik netral secara langsung dan membatasi kenaikan tegangan dari
fasa yang tidak terganggu. digunakan pada sistem dengan tegangan 20 kV.
Sistem ini mengandalkan nilai besarnya tahanan pentanahan (makin kecil tahanan
pentanahan makin baik) yang dipengaruhi oleh bahan dari elektroda pentanahannya.
SISTEM NETRAL TIDAK DIKETANAHKAN

Arus Ictg yang mengalir dari fasa yang tergangu ketanah,


yang mana mendahului tegangan fasa aslinya kenetral dengan
sudut 90o. Akan terjadi busur api (arcing) pada titik ganguan
karena induktansi dan kapasitansi dari system. Tengangan fasa
yang sehat akan naik menjadi tegangan line atau 3 kali
tegangan fasa, bahkan sampai 3 kali tegangan fasa.
Pada sistem ini bila terjadi gangguan phasa ke tanah akan selalu
mengakibatkan terganggunya saluran (line outage), yaitu gangguan harus di isolir
dengan membuka pemutus daya. Salah satu tujuan pentanahan titik netral secara
langsung adalah untuk membatasi tegangan dari fasa-fasa yang tidak terganggu
bila terjadi gangguan fasa ke tanah.
Keuntungan:
1. Tegangan lebih pada phasa-phasa yang tidak terganggu relatif kecil.
2. Kerja pemutus daya untuk melokalisir lokasi gangguan dapat dipermudah,
sehingga letak gangguan cepat diketahui.
3. Sederhana dan murah dari segi pemasangan.
Kerugian:
4. Setiap gangguan phasa ke tanah selalu mengakibatkan terputusnya daya.
5. Arus gangguan ke tanah besar, sehingga akan dapat membahayakan makhluk
hidup didekatnya dan kerusakan peralatan listrik yang dilaluinya
PENTANAHAN PETERSEN COIL
Kumparan petersen biasanya digunakan dalam sistem pentanahan 3 phasa untuk
membatasi arus busur selama terjadinya gangguan tanah. Kumparan ini pertama
dikembangkan oleh W.Petersen pada tahun 1916.
Ketika terjadi sebuah gangguan 1 phasa ke tanah pada sistem 3 phasa yang tidak
ditanahkan, tegangan dari phasa yang terganggu berkurang sampai tegangan tanah (0V).
Gangguan ini menyebabkan 2 phasa sehat tegangannya meningkat menjadi 3 kali tegangan
semula. Peningkatan tegangan ini menyebabkan suatu aliran arus Ic melaluikapasitansi
phasa ke tanah. Arus Ic yang meningkat 3 kali arus kapasitif normal dan mengalir pada
rangkaiannya. Ini menyebabkan pukulan pada lokasi gangguan yangdikenal dengan busur
tanah (arching ground). Hal ini juga menyebabkan tegangan berlebih pada sistem.
Pada hakekatnya tujuan dari pentanahan dengan kumparan Petersen adalah untuk
melindungi sistem dari gangguan hubung singkat fasa ke tanah yang sementara
sifatnya (temporary fault), yaitu dengan membuat arus gangguan yang sekecil-
kecilnya dan pemadaman busur api dapat terjadi dengan sendirinya. Kumparan
Petersen berfungsi untuk memberi arus induksi (IL) yang mengkonpensir arus
gangguan, sehingga arus gangguan itu kecil sekali dan tidak membahayakan
peralatan listrik yang dilaluinya. Arus gangguan ke tanah yang mengalir pada sistem
sedemikian kecilnya sehingga tidak langsung mengerjakan rele gangguan tanah
untuk membuka pemutusnya (PMT) dari bagian yang terganggu. Dengan demikian
kontinuitas penyaluran tenaga listrik tetap berlangsung untuk beberapa waktu
lamanya walaupun sistem dalam keadaan gangguan hubung singkat satu fasa ke
tanah, yang berarti pula dapat memperpanjang umur dari pemutus tenaga (PMT).
Pentanahan titik netral melalui kumparan Petersen mempunyai keuntungan dan
kerugian :
Keuntungan:
1. Arus gangguan dapat dibuat kecil sehingga tidak berbahaya bagi mahluk hidup.
2. Kerusakan peralatan sistem dimana arus gangguan mengalir dapat dihindari.
3. Sistem dapat terus beroperasi meskipun terjadi gangguan fasa ke tanah.
4. Gejala busur api dapat dihilangkan.
Kerugian :
5. Rele gangguan tanah (ground fault relay) sulit dilaksanakan karena arus
gangguan tanah relatif kecil.
6. Tidak dapat menghilangkan gangguan fasa ke tanah yang menetap (permanen)
pada sistem.
7. Operasi kumparan Petersen harus selalu diawasi karena bila ada perubahan
pada sistem, kumparan Petersen harus disetel (tuning) kembali.
Tujuan pentanahan titik netral tegangan menengah pada garis besarnya adalah:
1. Untuk mengurangi kerusakan pada titik gangguan.
2. Untuk membatasi tegangan lebih transien.
3. Mendeteksi dengan peka terhadap kerusakan titik netral.
4. Menstabilkan titik netral yaitu menjaga supaya titik netral berada pada atau
didekat potensial tanah.

Metode pentanahan titik netral yang digunakan dalam hubungan dengan


stasiun pembangkit tenaga listrik antara lain:
5. Pentanahan titik netral secara langsung.
6. Pentanahan titik netral melalui tahanan.
7. Pentanahan titik netral melalui transformator distribusi dengan tahanan
pada kumparan sekundernya.
8. Pentanahan titik netral melalui reaktor.
9. Pentanahan titik netral melalui kumparan Petersen.
10. Pentanahan netral melalui transformator tegangan.
PERHITUNGAN HUBUNG SINGKAT
3 PHASA KE TANAH
Yang dimaksud infeed yaitu adanya pengaruh penambahan atau pengurangan arus yang Rumus dalam perhitungan:
Impedansi dasar:

Zd = (Eg)2 / (S) [Ω]

Xd’’ = (Xd’’/ 100) . Zd [Ω]

dimana:
 Zd    = Impedansi Dasar (Ω)
 Eg    = Tegangan 1 Phasa (V)
 S    = Daya Semu (MVA)
 Xd’’=  Reaktansi Subtransient (Ω)

Arus gangguan hubung singkat tiga phasa yang terjadi pada jepitan-jepitan generator:
If3Φ = √3 . (Eg / Xd’’) [A]
PEMILIHAN METODA PENTANAHAN NETRAL GENERATOR

Pemilihan metoda pentanahan ditinjau berdasarkan data pada


generator dan hasil perhitungan arus hubung singkat tiga phasa ke
tanah.
Syarat-syarat pemilihan metoda pentanahan netral generator:

1. Pentanahan dengan tahanan rendah:


R0  ≥ 2 X0 dan IFG = 10 % - 25% dari If3Ө

2. Pentanahan dengan tahanan tinggi:


R0 ≤ Xc0 /3 dan IFG = kecil

3. Pentanahan dengan reaktor:


X0 ≤ X1 dan IFG = 25% - 60% dari If3Ө
Dalam standart SPLN no.2 tahun 1978 ditetapkan pengetanahan Jaringan Tegangan
Menengah adalah pengetanahan netral sistem 20 kV beserta pengamannya dengan
tahanan Ditinjau dari besarnya tahanan pentanahan, sistem pengetanahan jaringan
menengah dapat diklasifikasikan seperti berikut:

1. Pentanahan Tahanan rendah 12 Ohm dan arus gangguan tanah maksimum tiap fasa
1000 A yang dipakai pada saluran kabel atau kabel tanah ( SKTM ) tegangan menengah
20 kV untuk sistem 3 phasa 3 kawat.

Pengetanahan sistem ini dilakukan pada gardu-gardu distribusi dan sambungan kabel
2. Pentanahan Tahanan rendah 40 Ohm dan arus gangguan tanah maksimum tiap
phasa 300A. yang dipakai pada saluran udara tegangan menengah ( SUTM ) 20 kV
untuk sistem 3 phasa 3 kawat.

Pentanahan sistem ini dilakukan pada tiap-tiap tiang dengan tahanan maksimum 20
Ohm. Dipakai PLN wilayah kerja DKI dan Jawa Barat.
3. Pentanahan Tahanan tinggi 500 Ohm dan arus gangguan tanah maksimum tiap
phasa 25A. yang dipakai pada saluran udara tegangan menengah 20 kV untuk system
3 phasa 3 kawat.

Keunikan dari sistem ini, karena gangguan tanah sangat kecil maksimum 25 A
sehingga bila terjadi persentuhan kawat Tegangan menengah pada jaringan atau
instalasi Tegangan rendah, bila tahanan tanah pada instalasi mak 1 Ohm ( tegangan
sentuhnya 1 x 25A = 25 Voll, tidak melebihi tegangan sentuh 50 volt yang diijinkan).
Mengingat rendahnya arus hubung singkat phasa tanah, maka sebagian besar
gangguan yang sifatnya temporer dapat bebas dengan sendirinya
4. Khusus untuk sistem 3 phasa 4 kawat, pentanahan langsung tanpa impedansi
dengan menggabungkan antara kawat netral dengan grounding pada banyak
titik sepanjang jaringan ( multi grounded common netral ).

Pentanahan pada saluran kabel tegangan menengah dilakukan pada gardu-gardu


distribusi dan sambungan-sambungan kabel dan untuk saluran udara dilakukan
pada tiap-tiap tiang dengan tahanan pentanahan maksimum. 20 ohm.
Pentanahan gardu distribusi dan sambungan sambungan berfungsi sebagai
pengaman saja dan terpisah dari jaringan secara elektrik.
Kriteria pemasangan sistem pengetanahan jaringan distribusi Jaringan Tegangan Menengah
di Indonesia disesuaikan dengan kepadatan beban terpasang pada masing-masing wilayah
sesuai dengan Tabel dibawah. Sedang untuk pentanahan Jaringan Tegangan Rendah, pada
saluran udara tegangan rendah pada setiap jarak tertentu seperti pada gambar berikut :

Tabel Sistem pengetanahan jaringan distribusi di Indonesia


DAFTAR PUSTAKA

1) Anonymous, BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI. (materi-10-


sistem-pentanahan-jaringan-distribusi.pdf)
2) Moediyono, GROUNDING SISTEM DALAM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20
KV, Program Diploma III Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
(1469-3314-1-SM.pdf)
3) http://id.scribd.com/doc/41956817/Petersen-Coil-Dalam-Sistem-an 
4) http://www.academia.edu/4045314/Sistem_Pentanahan_Distribusi_Tegangan_Menengah
🙏🙏
TERIMA
KASIH
🙏🙏

Anda mungkin juga menyukai