Bensin Inhalasi atau oral : mual, muntah, sakit Simptomatik : epinefrin dan
kepala, penglihatan terganggu, mabuk, norepinefrin tidak boleh
koma, depresi napas diberikan karena bisa
menimbulkan fibrilasi
ventrikel
codein Mual, muntah, pusing, kulit dingin, pupil Bila ada depresi napas,
kecil, depresi nappas, koma berikan nalokson HCl 5-10
mg. bila tidak ada depresi
napas , berikan obat
simptomatik
Jenis zat Gejala Tata laksana
Formalin Gas : iritasi pada mata. Inhalasi : batuk, Keracunan karena
mengi, edema paru, keracunan karena inhalasi : pertahankan jalan
menelan formalin : kerusakan korosif napas. Beri oksigen dan
pada usus dan lambung. Asidosis observasi 4-6 jam. Atasi
metabolik dapat terjadi karena akumulasi koma dan syok, beri infus
asam format cairan untuk mengganti
cairan yang hilang karena
gastro enteritis. Atasi
asidosis metabolik dengan
natrium bikarbonat.
Keracunan oral : bilas
lambung. Jangan induksi
emesis karena resiko
kerusakan korosif. Berikan
karbon aktif. Jangan
berikan karbon aktif bila
direncanakan endoskopi
KI Hipersensitif
P Asma
ES Reaksi hipersensitivitas ( diatasi dengan mengurangi kecepatan infus)
D Infus intravena. Dewasa dan Anak. Mula-mula 150 mg/kgBB selama 15 menit,
diikuti dengan 50 mg/kgBB dalam 4 jam. Kemudian 100 mg/kgBB lebih dari 16
jam. Cara pemberian : dosis yang diinginkan dilarutkan dalam cairan infus
dektrosa 5% sbb :
Dewasa dan anak > 12 tahun, mula –mula 200 ml diberi dalam 15 menit, lalu
500 ml dalam 4 jam, lalu 1 L dalam 16 jam.
Anak <12 tahun berat badan diatas 20 kg, mula-mula 100 ml dlaam 15 menit,
lalu 250 ml dalam 4 jam, lalu 500 ml dalam 16 jam
Anak dengan BB < 20 kg , mula-mula 3 ml/kgBB diberi dalam 15 menit, lalu 7
ml/kgBB dalam 4 jam, lalu 14 ml/kgBB dalam 16 jam
Karbon aktif
Farmakodinamika : mengikat racun di saluran cerna
Farmakokinetika : lebih efektif bila diberikan sebelum 1 jam.
Pemberian sesudah 1 jam tetap efektif pada keracunan
dengan sediaan lepas lambat/antikolinergik
I Absorbsi racun dalam saluran cerna
KI Gangguan jalan napas, dan saluran cerna, tidak untuk
keracunan minyak tanah, bahan korosif, alkohol, garam
logam seperti garam besi dan litium
P Menurunnya motilitas saluran cerna, risiko obstruksi
ES Feses hitam
D Dosis norit untuk keracunan : 20 tablet diulangi jika perlu
S Tablet 125 mg : norit
Keracunan Opioid
Opioid (analgetik narkotik) menyebabkan koma, depresi
pernapasan, dan pin point pupil.
Antidotum spesifik naloksonbila terdapat koma atau
bradipneu.
Naloxone/Nalokson
I Depresi sebagian atau menyeluruh yang reversibel yang
menyebabkan oleh opioid, overdosis opioid akut,
termasuk depresi pernapasan yang diinduksi oleh opioid
alami maupun sintetik
D Dewasa dan anak : isi 1 vial (10 ml) serum antibisa ular
diberikan melalui injeksi IV dalam 10-15 menit atau infus IV
dlam 30 menit setelah dilarutkan dalam infus 0,9% NaCl IV
(gunakan 5 ml pelarut/kgBB). Dosis dapat diulang tiap 1-2
jam bila gejala sistemik berlanjut.
Penatalaksanaan reaksi anafilaksis
Anafilaksis bentuk terberat dari reaksi alergi obat.
Gejala timbul setelah terpejan oleh alergen/faktor
pencetusnya
Produk obat yg dihubungkan dengan anafilaksis produk
darah, vaksin, alergen, antibakteri, acetosal dan OAINS
lain, heparin, obat pelumpuh otot
Algoritma
penatalaksanaan reaksi anafilaksis
Hindarkan/hentikan paparan alergen yang diketahui/dicurigai
Simultan
Cari bantuan EPINEFRIN ELEVASI
Segera injeksikan epinefrin IM pada mid- Terlentangkan pasien dengan
Hubungi 118 atau RS tungkai bawah dielevasi. Posisi
anterolateral paha
terdekat Dosis 0,01 mg/kgBB (sediaan ampul 1 pemulihan bila terjadi
mg/ml), maks pada dewasa 0,5 mg, maks distress/paien muntah. JANGAN
pada anak 0,3 mg. BIARKAN PASIEN
DUDUK/BERDIRI
MONITOR
MONITOR
Nilai dan Catat Tanda Vital, Status Mental, dan Oksigenasi setiap 5-15
menit sesuai kondisi pasien
observasi 1-3x 24 jam atau rujuk RS terdekat
TERAPI TAMBAHAN
• KORTIKOSTEROID untuk semua kasus berat,
berulang dan pasien dengan asma
o Methylprednisolon 125-250 mg IV
o Dexamethason 20 mg IV
o Hydrocortison 100-500 mg IV pelan
• inhalasi short acting β2 agonist pada
bronkospasme berat
• Vasopresor IV
• Antihistamin IV
• Bila keadaan stabil, dapat mulai diberikan
kortikosteroid dan antihistamin
Obat-obat emergency dalam
Penanganan Jantung
Adrenalin/Epinefrin
Epinefrin prototipe obat adrenergik
Epinefrin bekerja pada semua reseptor adrenergik α1,
α2, β1, β2
Pemberian epinefrin menimbulkan efek mirip stimulasi
saraf adrenergik.
Efek paling menonjolefek terhadap jantung, otot polos
pembuluh darah, dan otos polos lainnya.
Farmakodinamika
Epinefrin neurotransmitter utama saraf simpatis
(adrenergik)
Epinefrinmeningkatkan kontraktilitas (inotropik positif)
dan laju jantung (kronotropik positif), dan menimbulkan
vasokontriksiTD meningkat
Pada paru-paru, epinefrinbronkokorelaksasi
Pada usus, epinefrinmenurunkan peristaltik
Efek metabolik epinefrinmeningkatkan gula darah dan
asam lemak bebas
Farmakokinetika
Epinefrin dirusak oleh COMT dan MAO yang banyak
terdapat pada usus sehingga obat ini hanya diberikan
melalui injeksi (subkutan/ IV)
Epinefrin dimetabolisme di hati yang kemudian hasil
metabolisme dikeluarkan melalui urin
I • Henti jantung, v=fibrilasi ventrikel, takikardi
ventrikel tanpa nadi, asistol, PEA
• Syok anafilaksis,
• Bronkospasme
• Pemberian lokal sebagai epinefrin spray untuk
menghentikan perdarahan superfisial
KI Hipertensi, penyakit jantung koroner, pada pasien yg
sedang menggunakan beta blocker non selektif, karena
dapat mempresipitasi suatu hipertensi berat
P Penggunaan untuk resusitasi, perlu diperhatikan :
• Peningkatan TD dan denyut jantungmeningkatkan O2
miokard yg akan mengakibatkan iskemia miokard dan
angina
• Dosis tinggitidak meningkatkan survival, dapat
mengakibatkan disfungsi miokardium pasca resusitasi
• Dosis tinggiuntuk mengobati syok akibat obat/racun
ES Gelisah, palpitasi, tremor, sakit kepala, aritmia sampai stroke
hemoragik
D Henti jantung/cardiac arest (menurut ACLS 2016)
• IV/IO = 1 mg diberikan tiap 3-5 menit selama resusitasi, setiap
pemberian diikuti dengan flush 20 ml NaCl 0,9% dan naikkan
lengan selama 10-20 detik setelah pemberian dosis
• Dosis tinggi (0,2 mg/kgBB) untuk indikasi spesifik (over dosis
beta bloker/calsium chanel bloker)
• Infus kontinyu : dosis inisial 0,1-0,5 μg/kgBB/menit (untuk pasien
dengan BB 70 kg = 7-35 μg/menit)
• Rute endotrakeal: 2-2,5 mg diencerkan dengan 20 ml larutan saline
Bronkospasme : injeksi subkutan 0,25-0,5 mg, atau inhalasi (larutan
steril yang berisi 1 atau 2% adrenalin dalam air)
Perdarahan superfisial: pemberian lokal sebagai epinefrin spray
untuk menghentikan perdarahan
S Sediaan epinefrin injeksi 1 mg/ml adrenalin salam larutan 1: 1000
Noradrenalin/Norepinefrin
Noradrenalinneurotransmitter yang dilepaskan oleh
saraf pasca ganglionik adrenergik
Farmakodinamika : noradrenalinα-agonis, obat ini
merangsang adrenoreseptor α1 di arteri menyebabkan
vasokontriksi.
Pemberian noradrenalinTD meningkat tanpa pengaruhi
laju jantung
Pada dosis besar, noradrenalin memiliki efek adrenoreseptor
β1 di jantung (sama seperti adrenalin)
I Hipotensi /syok dengan laju jantung cepat
Syok kardiogenik berat dengan TD sistolik < 70
mmHg
KI Aritmia, hipovolemia
P Trombosis pembuluh darah koroner, setelah infark
miokard, angina, penyakit tiroid, DM, hipoksia atau
hiperkapnia, Lansia
ES Over dosis atau pada pasien yang hipersensitivitas dapat
menyebabkan peningkatan TD yg cepat, sakit kepala yg
hebat dan muntah-muntah. Bradiaritmia, iskemia perifer
D Penanganan syok kardiogenik: TD darah sistolik , 70
mmHg disertai tanda dan gejala syok (+) : 0,5-30
μg/menit IV
S Cairan injeksi 1 mg/ml : vascon, levosol, levophed, N-epi,
Raivas
Dopamin
Dopamin neurotransmitter penting di SSP.
Dopamin prekusor nor adrenalin & meningkatkan pelepasan
noradrenalin
Farmakodinamika
dopamin dosis kecil (2,5- 5 μg/kgBB/menit) merangsang reseptor
DA di pembuluh darah ginjal an arteri koroner vasodilatasi.
Akibatnya terjadi diuresis dan natriuresis, aliran darah di organ juga
meningkat
Dopamin dosis sedang (5-10 μg/kgBB/menit) merangsang
adrenoreseptor β dijantungmeningkatkan kontaktilitas miokard dan
laju jantung. obat ini menyebabkan kebutuhan O2 miokard
sedikitTD sistolik meningkat tanpa pengaruhi TD diastolik
Dopamin dosis tinggi ( > 10 μg/kgBB/menit) merangsang
adrenoreseptor α1 vasokontriksi dan meningkatkan kontraktilitas
miokard karena terjadi peningkatan pelepasan noradrenalin
I Syok kardiogenik akibat infark miokard akut
Hipotensi (TD sistolik 70-100 mmHg dengan tanda syok )
KI Pada pasien yang sedang mengkonsumsi MAO inhibitor
P Koreksi hipovolemia dengan penggantian volume sebelum
pemberian dopamin. Gunakan dengan hati-hati pada syok
kardiogenik dengan gagal jantung kongestif. Dapat
menyebabkan takiaritmia, vasokontriksi eksesif. Jangan
dikombinasi dengan larutan alkali (natrium bikarbonat)
TD ?
Tentukan TD
lanjutkan ke
tindakan ke 2
Tindakan lini ke 2:
Nitrogliserin / nitrat bila TD> 100 mmHg
Dopamin bila TD 70-100 mmHg dengan Lanjut
tanda syok
Dobutamin bila TD 70-100 mmHg tanpa
tanda syok
TD ?
TD < 70 mmHg
TD 70 – 100 mmHg TD 70 – 100 mmHg
tanda/gejala syok
tanda/gejala syok (+) tanda/gejala syok (-)
(+)
Dopamin 2- 20 Dobutamin 2- 20
Norepinefrin 0,5-
μg/kgBB/menit μg/kgBB/menit
30 μg/menit IV
IV IV
Menghitung kecepatan obat yang diberikan
melalui syringe pump
Rumus untuk menentukan kecepatan pemberian obat
melalui syringe pump (ml/jam) :
= ….ml/jam
Contoh soal
Soal
1
Berikan Dopamin melalui syringe pump kepada pasien dengan BB
40 kg, dosis dopamin yang dibutuhkan adalah 10 μg/kgBB/menit
1 ampul dopamin (5 cc) mengandung 200 mg tambahkan dengan
NaCl 0,9% atau D5% (45 cc) sehingga total obat menjadi 50 ml
Konsentrasi dopamin sekarang adalah 200 mg dalam 50 ml larutan
obat.
Berarti setiap 1 ml mengandung 4 mg atau setara dengan 4000 μg
= ….ml/jam
10x 40x 60 =6 ml/jam
4000
Jadi kecepatan dopamin 6 ml/jam
Soal 2
Berikan dopamin melalui syringe pump kepada pasien
dengan BB 70 kg, dosis dopamin yang dibutuhkan adalah
12,5 μg/kgBB/menit!
Soal 3
Berikan nicardipin melalui syringe pump kepada pasien
dengan BB 70 kg, dosis dopamin yang dibutuhkan adalah
9 μg/kgBB/menit!