Anda di halaman 1dari 40

Obat Emergency

Tri Cahyani W., M.Sc., Apt


Penanganan Darurat pada Kasus Keracunan
Jenis zat Gejala Tata laksana
Alkohol Muntah, delirium, depresi SSp Simptomatik, beri kopi
tubruk, emetik dengan
mustard 1 sendok makan
dalam air
Antihistamin Depresi SSP sampai koma, kejang disusul Simptomatik, perhatikan
dengan depresi napas, mulut kering, pernapasan. Bila kejang,
takikardi diberi antikonvulsan.
Gunakan thiopental, jangan
berikan luminal.
Arsen Akut : tenggorokan tercekik & sulit Morfin untuk menghilangkan
trioksida menelan, kolik usus,dinding perut sakit, nyeri. Bilas lambung, beri
diare berdarah, muntah, oligouria, kejang, susu, berikan *BAL 2,5
koma, dan syok mg/kgBB IM, tiap 4 jam
Kronik : lemah, mual, gejala seperti coryza sampai 10 mg/kgBB. Berikan
akut, stomatitis, salivasi, dermatitis, arsenic BAL 2,5 mg/kgBB IM,
melanosis. Edem lokal pada kelopak mata diulang sampai 4x. Bila
dan pergelangan kaki, keratosis palmaris dan gejala timbul kembali,
piantaris, hepatomegali, sirosis, kerusakan pengobatan diulang lagi.
ginjal dan ensefalopati BAL = British Antilewistle
(dimerkaprol)
Jenis zat Gejala Tata laksana
Asam & basa Gejala korosif Simptomatik : beri susu. Bila
kuat (HCl, tertelan dalam larutan pekat
H2SO4, KOH, jangan melakukan bilas
NaOH) lambung
Asam borat Muntah, diare, suhu badan menurun, rasa Simptomatik : diuresis paksa
(Boraks) lemah, sakit kepala, tidak tenang, ruam
eritematosa
Acetaminophe manifestasi klinis bergantung pada waktu Induksi emesis : berikan
n setelah menelan aceaminophen. Gejala awal karbon aktif serta katartik.
keracunan dapat berupa anoreksia, mual, dan Antidotum spesifik untuk
muntah. Setelah 24-48 jam, setelah terjadi acetaminophen adalah
peningkatan waktu protrombin dan acetylcysteine.
transaminase, nekrosis hati menjadi jelas.
Jika terjadi gagal hati, berikutnya dapat
terjadi ensepalopati & kematian
Aspirin Hiperventilasi, keringat, muntah, delirium, Simptomatik ( awasi
kejang dan koma. Akhirnya depresi napas pernapasan). Beri susu bilas
lambung dengan Na
bikarbonat 5%, vit K bila
ada perdarahan.
Antikonvulsan tidak boleh
diberikan.
Jenis zat Gejala Tata laksana
Atropin Mulut kering, kulit merah dan panas. Simptomatik : beri susu.
Penglihatan kabur & midriasis, takikardi, Bilas lambung dengan air.
retensi urin, delirium, halusinasi & koma Kateter urin. Perhatikan
pernapasan dan
kardiovaskuler
Barbiturat Refleks berkurang, depresi pernapasan, Bilas lambung walau sudah
(phenobarbital koma, syok, lebih dari 4 jam. Tinggalkan
) 30 gr larutan MgSO4 dalam
usus. Beri kopi tubruk.

Bensin Inhalasi atau oral : mual, muntah, sakit Simptomatik : epinefrin dan
kepala, penglihatan terganggu, mabuk, norepinefrin tidak boleh
koma, depresi napas diberikan karena bisa
menimbulkan fibrilasi
ventrikel

codein Mual, muntah, pusing, kulit dingin, pupil Bila ada depresi napas,
kecil, depresi nappas, koma berikan nalokson HCl 5-10
mg. bila tidak ada depresi
napas , berikan obat
simptomatik
Jenis zat Gejala Tata laksana
Formalin Gas : iritasi pada mata. Inhalasi : batuk, Keracunan karena
mengi, edema paru, keracunan karena inhalasi : pertahankan jalan
menelan formalin : kerusakan korosif napas. Beri oksigen dan
pada usus dan lambung. Asidosis observasi 4-6 jam. Atasi
metabolik dapat terjadi karena akumulasi koma dan syok, beri infus
asam format cairan untuk mengganti
cairan yang hilang karena
gastro enteritis. Atasi
asidosis metabolik dengan
natrium bikarbonat.
Keracunan oral : bilas
lambung. Jangan induksi
emesis karena resiko
kerusakan korosif. Berikan
karbon aktif. Jangan
berikan karbon aktif bila
direncanakan endoskopi

Golongan Keracunan lewat oral, inhalasi, kontak Berikan atropin sulfat 2 mg


karbamatn kulit: muntah, diare, bronkokontriksi, IV diulangi tiap 10-15
(baygon) keringat banyak, tensi menurun, menit sampai atropinisasi
kejang/paralisis. Depresi pernapasan penuh
Jenis zat Gejala Tata laksana
Kalium Kristal : bekerja korosif (larutan tidak Beri putih telur, susu dan
permanganat berbahaya), muntah, nadi lemah, kulit laksan. Bilas lambung.
dingin, kolaps & edema glottis Persiapan trakeotomi
Kamfer Merupakan stimulan SSP yang Simptomatik: luminal 100-
(kapur barus) menyebabkan kejang segera setelah 2– mg IM
ditelan
Sianida Mual, muntah, pernapasan cepat, Berikan segera 50 ml
delirium, sianosis, koma natrium tiosulfat 25%
secara IV
Timbal Akut : jarang Berikan 1 gr CaNa2 EDTA
Kronik : sakit kepala, rasa logam dalam dalam infus 500 ml
mulut. Garis biru pada gusi, sakit perut glukosa 5% 2x sehari
(kolik), diare, anemia, paralisis dan selama 3 hari
kejang
Ca glukonat 2 g IV.
Laksan dengan MgSO4.
luminal 100-200 mg IM
bila kejang.
Keracunan Parasetamol
 Parasetamol sejumlah 10-15 g (20-30 tablet) atau 150 mg/kgB, bila
dikonsumsi dalam waktu 24 jamnekrosis hepatoseluler berat
 Mual muntah awal tanda keracunan, jika bertahan lebih dari 24 jam
disertai nyeri subcostalnekrosis hati
 Kerusakan hati terjadi paling lama dalam 3-4 hari setelah menelan
parasetamol dapat menimbulkan ensepalopati,perdarahan,
hipoglikemia, udem otak dan kematian.
 Bawa RS segera
 Pemberian karbon aktif sebaiknya dipertimbangkan bila diduga
tertelan parasetamol sejumlah 150 mg/kgBB atau 12 g dan
diperkirakan baru saja tertelan beberapa jam
 Acetylsisteine paling efektif bila diberikan dalam waktu 8 jam setelah
tertelan parasetamol, bila lebih awal dari waktu tersebut efektivitasnya
akan menurun. Metionin oral (2,5 g) dapat menjadi alternatif bila
acetylsisteine tidak dapat diberikan segera.
Acetylsisteine
Farmakokinetika : paling efektif bila diberikan sebelum 8
jam setelah tertekan parasetamol
I Overdosis parasetamol (penggunaan 150 mg/kgBB parasetamol)

KI Hipersensitif

P Asma
ES Reaksi hipersensitivitas ( diatasi dengan mengurangi kecepatan infus)

D Infus intravena. Dewasa dan Anak. Mula-mula 150 mg/kgBB selama 15 menit,
diikuti dengan 50 mg/kgBB dalam 4 jam. Kemudian 100 mg/kgBB lebih dari 16
jam. Cara pemberian : dosis yang diinginkan dilarutkan dalam cairan infus
dektrosa 5% sbb :
Dewasa dan anak > 12 tahun, mula –mula 200 ml diberi dalam 15 menit, lalu
500 ml dalam 4 jam, lalu 1 L dalam 16 jam.
Anak <12 tahun berat badan diatas 20 kg, mula-mula 100 ml dlaam 15 menit,
lalu 250 ml dalam 4 jam, lalu 500 ml dalam 16 jam
Anak dengan BB < 20 kg , mula-mula 3 ml/kgBB diberi dalam 15 menit, lalu 7
ml/kgBB dalam 4 jam, lalu 14 ml/kgBB dalam 16 jam
Karbon aktif
Farmakodinamika : mengikat racun di saluran cerna
Farmakokinetika : lebih efektif bila diberikan sebelum 1 jam.
Pemberian sesudah 1 jam tetap efektif pada keracunan
dengan sediaan lepas lambat/antikolinergik
I Absorbsi racun dalam saluran cerna
KI Gangguan jalan napas, dan saluran cerna, tidak untuk
keracunan minyak tanah, bahan korosif, alkohol, garam
logam seperti garam besi dan litium
P Menurunnya motilitas saluran cerna, risiko obstruksi
ES Feses hitam
D Dosis norit untuk keracunan : 20 tablet diulangi jika perlu
S Tablet 125 mg : norit
Keracunan Opioid
 Opioid (analgetik narkotik) menyebabkan koma, depresi
pernapasan, dan pin point pupil.
 Antidotum spesifik naloksonbila terdapat koma atau
bradipneu.
Naloxone/Nalokson
I Depresi sebagian atau menyeluruh yang reversibel yang
menyebabkan oleh opioid, overdosis opioid akut,
termasuk depresi pernapasan yang diinduksi oleh opioid
alami maupun sintetik

KI Hipersensitivitas terhadap nalokson hidroklorida

P Ibu yang baru melahirkan yang diduga atau diketahui


mengalami ketergantungan fisik pada opioid, depresi opioid
pasca bedah yang reversibel yang muncul tiba-tiba, pasien
dengan ketergantungan fisik (gejala putus obat) kehamilan,
menyusui, Gagal ginjal, penyakit hati, penyakit jantung

ES Hipotensi, hipertensi, takikardi ventrikular dan fibrilasi,


dispneu, udem pulmoler
D Dewasa :
over dosis opioid : dosis awal 0,4- 2 mg diberikan secara i.v.
Pemberian diulang dengan interval 2-3 menit apabila tidak terjadi
perbaikan fungsi pernapasan. Apabila tidak terjadi perbaikan setelah
pemberian nalokson 10 mg perlu diwaspadai kemungkinan toksisitas
parsial

Depresi pasca bedah yang disebabkan oleh opioid : untuk depresi


parsial reversibel yang disebabkan oleh pemakaian opioid selama
pembedahan, pemberian dosis terkecil nalokson hidroklorida biasanya
sudah cukup. Dosis sebaiknya dititrasi berdasar respon pasien. Dosis
awal depresi pernapasan reversibel , 0,1-0,2 mg diberikan secara iv
dengan interval pemberian 2-3 menit sampai dicapai keadaan yang
diinginkan.
S Ampul 0,4 ml/ml : NOKOBA
Keracunan Insektisida Organofosfat
 Gejala umum keracunan zat ini adalah ansietas, gelisah,
pusing, sakit kepala, miosis, mual, hipersalivasi, muntah,
diare, kolik abdomen, bradikardi.
Atropin
Farmakokinetika : kadar atropin dalam SSP dicapai dalam
30 menit – 1 jam. Cepat menghilang dari darah, dengan
waktu paruh 2 jam.
Farmakodinamik : melawan efek muskarinik asetilkolin
I Keracunan organofosfat
ES Mulut kering, gangguan miksi, demensia (orangtua)
D Dewasa : 2 mg (20 mcg/kgBB pada anak) IM/IV tiap 5-10
menit hingga kulit menjadi merah dan kering, pupil
berdilatasi dan timbul takikardi
S Ampul 0,25 mg/ml
Keracunan akibat bisa ular
 Gigitan ular dapat menyebabkan efek lokal dan sistemik
 Efek lokal : nyeri, bengkak, dan pembengkakan kelenjar
limfe setempat
 Efek sistemik : gejala anafilaktoid awal diikuti hipotensi
yang lama/berulang, abnormalitas EKG, perdarahan
sistemik spontan
 Gejala anafilaktoid awal sebaiknya diobati dengan
adrenalin (epinefrin).
 Antibisa ular diberikan bila terdapat gejala keracunan
sistemik dan lokal.
Serum Anti bisa ular
I Gejala keracunan sistemik (hipotensi, abnormalitas
EKG, muntah, abnormalitas hemostatik) dan gejala
keracunan lokal

D Dewasa dan anak : isi 1 vial (10 ml) serum antibisa ular
diberikan melalui injeksi IV dalam 10-15 menit atau infus IV
dlam 30 menit setelah dilarutkan dalam infus 0,9% NaCl IV
(gunakan 5 ml pelarut/kgBB). Dosis dapat diulang tiap 1-2
jam bila gejala sistemik berlanjut.
Penatalaksanaan reaksi anafilaksis
 Anafilaksis bentuk terberat dari reaksi alergi obat.
 Gejala timbul setelah terpejan oleh alergen/faktor
pencetusnya
 Produk obat yg dihubungkan dengan anafilaksis produk
darah, vaksin, alergen, antibakteri, acetosal dan OAINS
lain, heparin, obat pelumpuh otot
Algoritma
penatalaksanaan reaksi anafilaksis
Hindarkan/hentikan paparan alergen yang diketahui/dicurigai

Nilai CAB-MSW dengan segera dan sedapat mungkin


Circulation, Airway, Breathing,Mental Status, Skin Body Weight

Simultan
Cari bantuan EPINEFRIN ELEVASI
Segera injeksikan epinefrin IM pada mid- Terlentangkan pasien dengan
Hubungi 118 atau RS tungkai bawah dielevasi. Posisi
anterolateral paha
terdekat Dosis 0,01 mg/kgBB (sediaan ampul 1 pemulihan bila terjadi
mg/ml), maks pada dewasa 0,5 mg, maks distress/paien muntah. JANGAN
pada anak 0,3 mg. BIARKAN PASIEN
DUDUK/BERDIRI

OKSIGEN INTRAVENA RJP


Bila ada indikasi, beri oksigen 6- Pasang infus (dengan jarum ukuran 14-16 Disetiap saat, apabila perlu,
8 lt/menit dengan sungkup muka/ gauge). Bila syok, berikan NaCl 0,9% 1-2 lakukan resusitasi jantung paru
oro-pharingeal airway (OPA) liter secara cepat(pada 5-10 menit (RJP) dengan kompresi jantung
pertama, dapat diberikan 5-10 ml/kgBB yang kontinyu (dewasa: 100-
untuk dewasa dan 10 ml/kgBB untuk 120x/menit, kedalaman 5-6 cm,
anak) anak: 100x/menit, kedalaman 4-5
cm)

MONITOR
MONITOR
Nilai dan Catat Tanda Vital, Status Mental, dan Oksigenasi setiap 5-15
menit sesuai kondisi pasien
observasi 1-3x 24 jam atau rujuk RS terdekat

TERAPI TAMBAHAN
• KORTIKOSTEROID untuk semua kasus berat,
berulang dan pasien dengan asma
o Methylprednisolon 125-250 mg IV
o Dexamethason 20 mg IV
o Hydrocortison 100-500 mg IV pelan
• inhalasi short acting β2 agonist pada
bronkospasme berat
• Vasopresor IV
• Antihistamin IV
• Bila keadaan stabil, dapat mulai diberikan
kortikosteroid dan antihistamin
Obat-obat emergency dalam
Penanganan Jantung
Adrenalin/Epinefrin
 Epinefrin prototipe obat adrenergik
 Epinefrin bekerja pada semua reseptor adrenergik α1,
α2, β1, β2
 Pemberian epinefrin menimbulkan efek mirip stimulasi
saraf adrenergik.
 Efek paling menonjolefek terhadap jantung, otot polos
pembuluh darah, dan otos polos lainnya.
Farmakodinamika
 Epinefrin  neurotransmitter utama saraf simpatis
(adrenergik)
 Epinefrinmeningkatkan kontraktilitas (inotropik positif)
dan laju jantung (kronotropik positif), dan menimbulkan
vasokontriksiTD meningkat
 Pada paru-paru, epinefrinbronkokorelaksasi
 Pada usus, epinefrinmenurunkan peristaltik
 Efek metabolik epinefrinmeningkatkan gula darah dan
asam lemak bebas
Farmakokinetika
 Epinefrin dirusak oleh COMT dan MAO yang banyak
terdapat pada usus sehingga obat ini hanya diberikan
melalui injeksi (subkutan/ IV)
 Epinefrin dimetabolisme di hati yang kemudian hasil
metabolisme dikeluarkan melalui urin
I • Henti jantung, v=fibrilasi ventrikel, takikardi
ventrikel tanpa nadi, asistol, PEA
• Syok anafilaksis,
• Bronkospasme
• Pemberian lokal sebagai epinefrin spray untuk
menghentikan perdarahan superfisial
KI Hipertensi, penyakit jantung koroner, pada pasien yg
sedang menggunakan beta blocker non selektif, karena
dapat mempresipitasi suatu hipertensi berat
P Penggunaan untuk resusitasi, perlu diperhatikan :
• Peningkatan TD dan denyut jantungmeningkatkan O2
miokard yg akan mengakibatkan iskemia miokard dan
angina
• Dosis tinggitidak meningkatkan survival, dapat
mengakibatkan disfungsi miokardium pasca resusitasi
• Dosis tinggiuntuk mengobati syok akibat obat/racun
ES Gelisah, palpitasi, tremor, sakit kepala, aritmia sampai stroke
hemoragik
D Henti jantung/cardiac arest (menurut ACLS 2016)
• IV/IO = 1 mg diberikan tiap 3-5 menit selama resusitasi, setiap
pemberian diikuti dengan flush 20 ml NaCl 0,9% dan naikkan
lengan selama 10-20 detik setelah pemberian dosis
• Dosis tinggi (0,2 mg/kgBB) untuk indikasi spesifik (over dosis
beta bloker/calsium chanel bloker)
• Infus kontinyu : dosis inisial 0,1-0,5 μg/kgBB/menit (untuk pasien
dengan BB 70 kg = 7-35 μg/menit)
• Rute endotrakeal: 2-2,5 mg diencerkan dengan 20 ml larutan saline
Bronkospasme : injeksi subkutan 0,25-0,5 mg, atau inhalasi (larutan
steril yang berisi 1 atau 2% adrenalin dalam air)
Perdarahan superfisial: pemberian lokal sebagai epinefrin spray
untuk menghentikan perdarahan
S Sediaan epinefrin injeksi 1 mg/ml adrenalin salam larutan 1: 1000
Noradrenalin/Norepinefrin
 Noradrenalinneurotransmitter yang dilepaskan oleh
saraf pasca ganglionik adrenergik
Farmakodinamika : noradrenalinα-agonis, obat ini
merangsang adrenoreseptor α1 di arteri menyebabkan
vasokontriksi.
Pemberian noradrenalinTD meningkat tanpa pengaruhi
laju jantung
Pada dosis besar, noradrenalin memiliki efek adrenoreseptor
β1 di jantung (sama seperti adrenalin)
I Hipotensi /syok dengan laju jantung cepat
Syok kardiogenik berat dengan TD sistolik < 70
mmHg
KI Aritmia, hipovolemia
P Trombosis pembuluh darah koroner, setelah infark
miokard, angina, penyakit tiroid, DM, hipoksia atau
hiperkapnia, Lansia
ES Over dosis atau pada pasien yang hipersensitivitas dapat
menyebabkan peningkatan TD yg cepat, sakit kepala yg
hebat dan muntah-muntah. Bradiaritmia, iskemia perifer
D Penanganan syok kardiogenik: TD darah sistolik , 70
mmHg disertai tanda dan gejala syok (+) : 0,5-30
μg/menit IV
S Cairan injeksi 1 mg/ml : vascon, levosol, levophed, N-epi,
Raivas
Dopamin
 Dopamin neurotransmitter penting di SSP.
 Dopamin prekusor nor adrenalin & meningkatkan pelepasan
noradrenalin
Farmakodinamika
 dopamin dosis kecil (2,5- 5 μg/kgBB/menit) merangsang reseptor
DA di pembuluh darah ginjal an arteri koroner vasodilatasi.
Akibatnya terjadi diuresis dan natriuresis, aliran darah di organ juga
meningkat
 Dopamin dosis sedang (5-10 μg/kgBB/menit) merangsang
adrenoreseptor β dijantungmeningkatkan kontaktilitas miokard dan
laju jantung. obat ini menyebabkan kebutuhan O2 miokard
sedikitTD sistolik meningkat tanpa pengaruhi TD diastolik
 Dopamin dosis tinggi ( > 10 μg/kgBB/menit) merangsang
adrenoreseptor α1 vasokontriksi dan meningkatkan kontraktilitas
miokard karena terjadi peningkatan pelepasan noradrenalin
I Syok kardiogenik akibat infark miokard akut
Hipotensi (TD sistolik 70-100 mmHg dengan tanda syok )
KI Pada pasien yang sedang mengkonsumsi MAO inhibitor
P Koreksi hipovolemia dengan penggantian volume sebelum
pemberian dopamin. Gunakan dengan hati-hati pada syok
kardiogenik dengan gagal jantung kongestif. Dapat
menyebabkan takiaritmia, vasokontriksi eksesif. Jangan
dikombinasi dengan larutan alkali (natrium bikarbonat)

ES Overaktivasi saraf simpatis : nausea, takikardi, sakit kepala,


muntah
D Penanganan syok kardiogenik :TD sistolik 70-100mmHg
disertai tanda dan gejala syok (+) : 2-20 μg/kgBB/menit IV
S Cairan injeksi 10 mg/ml : indop, dopamin guilini
Cairan injeksi 20 mg/ml : dopamin Guilini
Cairan injeksi 40 mg/ml : indop, cetadop, dopine
Dobutamin
Farmakodinamika :
Dobutamin agonis β yang poten dan memiliki efek agonis
α1 yang lemahtidak terlalu menurunkan resistensi
perifer Tidak menyebabkan refleks takikardi
Dobutamin menurunkan tekanan arteri pulmonalis, tidak
meningkatkan laju jantung
I Syok kardiogenik akibat infark miokard atau gagal
jantung kronis
Untuk hipotensi dg TD 70-100 mmHg dan tanpa tanda-
tanda syok
KI Dicurigai atau diketahui syok akibat obat/racun
P • Hindari jika TD sistolik < 100 mmHg dan terdapat tanda-
tanda syok
• Dapat menyebabkan takiaritmia, TD yang fluktuatif, sakit
kepala dan mual
• Jangan dikombinasi dg larutan alkali (natrium bikarbonat)

ES Takikardi dan TD sistolik yang meningkat menunjukkan


dosis berlebih, flebitis
D Penanganan syok kardiogenik : TD sistolik 70-100 mmHg
tanpa tanda dan gejala syok : 2-20 μg/kgBB/menit IV
S Cairan injeksi 50 mg/ml : Dobutel
Nitrogliserin
Indikasi : gagal jantung kongesti, hipertensi emergency dan obat anti
angina awal pada sindrom koroner akut
KI : hipotensi (TD Sistolik < 90 mmHg). Tekanan intrakarnial
meningkat, infark ventrikel kanan, penggunaan sildenafil sitrat
(viagra) dalam 24 jam terakhir, hipovolemia
Perhatian : hipertensi emergensi target maksimum penurunan TD =
25% dari Mean Arterial Presure (MAP) awal
Dosis :
 Tablet : 1 tablet (0,3-0,4 mg) sublingual dapat diulang hingga 3
dosis , interval 5 menit
 Bolus : 12,5 -25 μg IV. Dosis maintenance mulai 5-10 μg /menit
dinaikkan tiap 3-5 menit 10 μg /menit sesuai kondisi klinis dan TD.
Dosis maks 200 μg /menit
Furosemid
 Indikasi : terapi tambahan pada edem paru akut dengan
TD sistolik > 90-100 mmHg (tanpa ada tanda dan gejala
syok). Hipertensi emergency
 Dosis pada edem paru akut :
 0,5-1 mg/kgBB diberikan selama 1-2 menit
 Jika tidak ada respon, dosis dinaikkan hingga 2 mg/kgBB.
Berikan perlahan selama 1-2 menit
 Dosis pada kondisi edem paru akut yang disertai
hipovolemia :< 0,5 mg/kgBB
Algoritma
Hipotensi/Syok dan Edema Paru Akut
Tanda klinis : syok, hipoperfusi, gagal jantung kongestif, edem paru akut
apakah masalahnya?

Edema paru akut Masalah volume Masalah pompa Masalah irama

Tindakan pertama bila syok Berikan :


(-) : • Cairan
Bradikardi
• O2 & intubasi bila perlu • Transfusi
• Nitrogliserin/nitrat SL • Cairan spesifik atau takikardi
• Furosemid IV 0,5-1
mg/kgBB Pertimbangan :
• Morfin IV 2-4 mg vasopresor

TD ?
Tentukan TD
lanjutkan ke
tindakan ke 2

Tindakan lini ke 2:
Nitrogliserin / nitrat bila TD> 100 mmHg
Dopamin bila TD 70-100 mmHg dengan Lanjut
tanda syok
Dobutamin bila TD 70-100 mmHg tanpa
tanda syok
TD ?

TD < 70 mmHg
TD 70 – 100 mmHg TD 70 – 100 mmHg
tanda/gejala syok
tanda/gejala syok (+) tanda/gejala syok (-)
(+)

Dopamin 2- 20 Dobutamin 2- 20
Norepinefrin 0,5-
μg/kgBB/menit μg/kgBB/menit
30 μg/menit IV
IV IV
Menghitung kecepatan obat yang diberikan
melalui syringe pump
  Rumus untuk menentukan kecepatan pemberian obat
melalui syringe pump (ml/jam) :

= ….ml/jam
Contoh soal
 Soal
  1
Berikan Dopamin melalui syringe pump kepada pasien dengan BB
40 kg, dosis dopamin yang dibutuhkan adalah 10 μg/kgBB/menit
1 ampul dopamin (5 cc) mengandung 200 mg tambahkan dengan
NaCl 0,9% atau D5% (45 cc) sehingga total obat menjadi 50 ml
Konsentrasi dopamin sekarang adalah 200 mg dalam 50 ml larutan
obat.
Berarti setiap 1 ml mengandung 4 mg atau setara dengan 4000 μg
= ….ml/jam
10x 40x 60 =6 ml/jam
4000
Jadi kecepatan dopamin 6 ml/jam
 Soal 2
Berikan dopamin melalui syringe pump kepada pasien
dengan BB 70 kg, dosis dopamin yang dibutuhkan adalah
12,5 μg/kgBB/menit!

Soal 3
Berikan nicardipin melalui syringe pump kepada pasien
dengan BB 70 kg, dosis dopamin yang dibutuhkan adalah
9 μg/kgBB/menit!

Anda mungkin juga menyukai