B - O1a119192 - Sitti Fadhilah Rahmah
B - O1a119192 - Sitti Fadhilah Rahmah
Oleh :
Sitti Fadhilah Rahmah (O1A119192)-B
Tn. K, 50 tahun, seorang pekerja petani karet datang dengankeluhan batuk tidak
berdahak. Pasien mengatakan batuk dirasakan lebih sering pada malam hari dibandingkan
pagi atau siang hari. Keluhan tersebut telah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga
mengatakan adanya demam, keringat malam, penurunan nafsu makan, dan
Vignette
penurunan berat badan yang awalnya 50 kg menjadi 47 kg dalam satu bulan. Pemeriksaan
fisik yang telah dilakukan kepada pasien didapatkan hasil berat badan pasien 47 kg, tinggi
badan 163 cm, IMT 18,0 (underweight), terlihat sakit ringan. Tekanan darah 110/70 mmHg,
nadi 80 x/menit,
frekuensi napas 17 x/menit, suhu tubuh 37,0℃. Pasien kemudian didiagnosa Tuberculosis
oleh dokter.
Pertanyaan Paket pengobatan seperti apakah yang sesuai untuk keadaan pasien ?
Pilihan A. Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid dan Etambutol.
Jawaban B. Rifampisin, Isoniazid
C. Streptomisin
D. Paracetanol
E. Pirazinamid dan Etambutol
Kunci Jawaban A. Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid dan Etambutol.
Penggalian data & informasi (data S dan O)
Untuk pengobatan :
Pasien sedang mendapatkan pengobatan pada fase intensif
yaitu pengobatan yang didapatkan selama 2 bulan kemudian
fase lanjutan untuk 4 bulan selanjutnya. Berdasarkan Pedoman TB Nasional
(Kemenkes RI, 2014) disebutkan bahwa untuk fase intensif
pasien mendapatkan pengobatan yang terdiri
dari 2HRZE yaitu pengobatan yang didapatkan selama 2 bulan terdiri dari
rifampisin, isoniazid, pirazinamid dan etambutol. Pasien mendapatkan obat
yang termasuk golongan fixed dose combination yaitu dalam satu obat
sudah termasuk empat macam obat di atas dengan masing‐masing dosisnya.
Rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg, pirazinamid 400 mg
dan etambutol 275 mg (Siregar dkk., 2016).
Monitoring dan evaluasi
Pemantauan kemajuan dan hasil pengobatan dilaksanakan dengan pemeriksaan ulang dahak secara mikroskopis.
Pemeriksaan dahak secara mikroskopis lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan radiologis dalam memantau
kemajuan pengobatan.
Laju Endap Darah (LED) tidak digunakan untuk memantau kemajuan pengobatan karena tidak spesifik untuk TB.
Untuk memantau kemajuan pengobatan dilakukan pemeriksaan dua contoh uji dahak (sewaktu dan pagi). Hasil
pemeriksaan dinyatakan negatif bila ke 2 contoh uji dahak tersebut negatif. Bila salah satu contoh uji positif atau
keduanya positif, hasil pemeriksaan ulang dahak tersebut dinyatakan positif.
Hasil dari pemeriksaan mikroskopis pasien sebelum memulai pengobatan harus dicatat. Pemeriksaan ulang dahak pasien
TB BTA positif merupakan suatu cara terpenting untuk menilai hasil kemajuan pengobatan.
Setelah pengobatan tahap awal, tanpa memperhatikan hasil pemeriksaan ulang dahak apakah masih tetap BTA positif
atau sudah menjadi BTA negatif, pasien harus memulai pengobatan tahap lanjutan. Pada semua pasien TB BTA positif,
pemeriksaan ulang dahak selanjutnya dilakukan pada bulan ke 5. Apabila hasilnya negatif, pengobatan dilanjutkan
hingga seluruh dosis pengobatan selesai dan dilakukan pemeriksaan ulang dahak kembali pada akhir pengobatan.
(Kemenkes RI, 2014)
- Berdasarkan hasil pemantauan dan laporan oleh PMO bahwa Pasien patuh dalam minum obatya dan merakasan
kenyamanan.
- Efek yang dirasakan oleh pasien adalah merasakan gatal setelah minum obat tersebut, namun untuk menguranginya
pasien biasanya minum teh yang hangat. Hal ini merupakan gejala efek samping dirasakan dari penggunaan OAT, dan
menurut Pharmacetical Care Pasien tuberculosis jika seorang penderita dalam pengobatan dengan OAT mulai mengeluh
gatal-gatal, berikan dahulu antihistamin, sambil meneruskan OAT dengan pengawasan ketat.
Pencatatan dan pelaporan
Penyakit Tuberkulosis ditegakkan berdasarkan anamnesis yaitu ditemukan
gejala respiratorik dan sistemik, pemeriksaan
fisikdan pemeriksaan penunjang yaitu dengan pemeriksaan dahak dan dan foto
rontgen thorak.
Penegakan diagnosa dan tatalaksana TB paru yang diterapkan pada pasien ini sudah
sesuai dengaan panduan yang ada.
Penatalaksanan yang diberikan berupa penatalaksanaan farmakologi yaitu
berupa 2HRZE dan nonfarmakologi berupa edukasi kepada pasien dan
keluarganya terhadap penyakitnya.
Pasien sudah mengonsumsi OAT selama 1 bulan.
Efek samping yang dirasakan berupa gatal akibat dari penggunaan OAT namun pasien
meminum teh hangat untuk menguranginya.
Pasien patuh terhadap pengobatan dan merasakan efek baik dari pengobatan tersebut.
REFERENSI