Anda di halaman 1dari 42

PENJUALAN ANGSURAN

Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan


dengan perjanjian dimana pembayarannya
dilaksanakan secara bertahap, yaitu :
1. pada saat barang diserahkan kepada pembeli,
menerima down payment dari harga penjualan
2.sisanya dibayar dalam beberapa kali angsuran
Perjanjian (kontrak) dalam penjualan
angsuran
Perjanjian penjualan bersyarat, dimana hak-hak atas
barang berada di tangan penjuual sampai semua
pembayaran lunas
Hak milik diserahkan kepada pembeli, tetapi dengan
menggadaikan atau menghiptikkan untuk bagian harga
penjualan yang belum dibayar kepada penjual
Hak milik barang sementara diserahkan kepadasuatu
badan “trust” (truste) sampai pembayaran harga penjualan
dilunasi
Beli sewa (lease-purchase), dimana pembayaran angsuran
dianggap sewa sampai harga dalam kontrak dibayar lunas.
Pengakuan laba kotor dalam penjualan
angsuran
Laba kotor diakui untuk periode dimana penjualan
dilakukan.
Laba kotor dapat dihubungkan dengan periode
dimana realisasi pembayaran telah terjadi sesuai
dengan perjanjian.
Contoh 1 :
PT SENTANA menjual sebuah rumah kepada Tuan
Hartono dengan harga Rp. 2.500.000. harga pokok rumah
menurut pembukuan PT SENTANA sebesar Rp.1.500.000.
beberapa ketentuan diatur dalam kontrak perjanjian :
Pembayaran down payment sebesar Rp. 500.000
PT SENTANA dan Tuan Hartono sepakat untuk
menghipotikkan rumah tersebut dari Tn. Hartono kepada
PT SENTANA sebesar Rp. 2.000.000
Aktehipotik ditandatangani pada tanggal 1 September
1980, dibayar dalam jangka waktu 5 tahun dengan
pembayaran tiap ½ tahun sebesar Rp. 200.000
Bunga hipotik sebesar 12% setahun untuk sisa
pinjaman hipotik yang belum dibayar
Komisi dan biaya-biaya lain untuk menyelesaikan akte
hipotik sebesar Rp. 50.000 dibayar tunai oleh PT.
SENTANA
Angsuran untuk pertama kali baru akan dilakukan
tahun 1981
PT. SENTANA
tahun 1980 dan 1981
Jurnal

Transaksi-transaksi Laba diakui pada periode penjualan Laba diakui secara proporsional dengan
jumlah penerimaan angsuran

1 september 1980 : Piutang (Tn.Hartono) 2.500.000 Piutang (Tn.Hartono) 2.500.000


1. Dijual sebuah rumah Rumah 1.500.000 Rumah 1.500.000
denga harga Rp. Laba penjualan rumah 1.000.000 Laba kotor yg blm direalisasi 1.000.000
2.500.000, harga pokok
rumah sebesar Rp.
1.500.000
2. Penerimaan pembayaran Kas 500.000 Kas 500.000
pertama (dp) sebesar Rp. Hipotik-U/K 2.000.000 Hipotik-U/K 2.000.000
500.000 dan hipotik U/K piutang (Tn.Hartono) 2.500.000 piutang (Tn.Hartono) 2.500.000
untuk saldo yang belum
dibayar sebesar Rp.
2.000.000
3. Pembayaran biaya-biaya Ongkos penjualan 50.000 Ongkos penjualan 50.000
komisi dan pengurusan Kas 50.000 Kas 50.000
akte hipotik dan lain-lain
Rp. 50.000
Bunga hipotik yg akan diterima 80.000 Bunga hipotik yg akan diterima 80.000
Pendapatan bunga 80.000 Pendapatan bunga 80.000

Laba kotor yg blm direalisasi 200.000


realisasi laba kotor 200.000

5. Menutup rekening-rekening Laba penjualan rumah 1.000.000 Realisasi laba kotor 200.000
nominal ke rugi-laba Pendapatan bunga 80.000 Pendapatan bunga 80.000
Ongkos penjualan 50.000 Ongkos penjualan 50.000
Rugi-laba 1.030.000 Rugi-laba 230.000

6. 1 Januari 1981 : Pendapatan bunga 80.000 Pendapatan bunga 80.000


reversal entries untuk bunga yg Bunga hipotik yg akan diterima 80.000 Bunga hipotik yg akan diterima 80.000
akan diterima pada akhir 1980

7. 1 Maret 1981 : Kas 320.000 Kas 320.000


Diterima pembayaran angsuran Hipotik U/K 200.000 Hipotik U/K 200.000
hipotik sebesar Rp. 200.000 dan Pendapatan bunga 120.000 Pendapatan bunga 120.000
bunga hipotik Rp. 120.000 (6% x
Rp. 2.000.000 =Rp. 120.000)

8. 1 September 1981 : Kas 308.000 Kas 308.000


Diterima pembayaran angsuran Hipotik U/K 200.000 Hipotik U/K 200.000
hipotik Rp. 200.;000 dan bunga Pendapatan bunga 108.000 Pendapatan bunga 108.000
dari pokok hipotik Rp.
1.800.000 , @12% ,untuk jangka
waktu 6 bulan (6% x Rp.
1.800.000 = Rp. 108.000)
Bunga hipotik yg akan diterima 64.000 Bunga hipotik yg akan diterima 64.000
Pendapatan bunga 64.000 Pendapatan bunga 64.000

Laba kotor yg blm direalisasi 160.000


Realisasi laba kotor 160.000

10. Menutup rekening-rekening Pendapatan bunga 212.000 Pendapatan bunga 212.000


nominal k erugi-laba Rugi-laba 212.000 Realisasi laba kotor 160.000
Rugi-laba 372.000

Apabila dari contoh di atas, Tn. Hartono tidak dapat memenuhi kewajibannya
pada tanggal 1 Maret 1982, maka PT. SENTANA akan menarik kembali saldo
hipotiknya sebesar Rp. 1.600.000 dan memiliki kembali rumah
Sedangkan jumlah angsuran yang telah dibayarkan Tn. Hartono sebesar Rp.
900.000, tidak dapat ditarik kembalin dan tetap menjadi hak PT. SENTANA
Diumpamakan penilain kembali atas tumah tsb adalah sebesar Rp. 1.200.000
pada tanggal 1 Maret 1982, maka jurnalnya :
Tranksaksi Laba diakui pada periode penjualan Laba diakui secara proprsional dengan
penerimaan angsuran

Dimilik kembali rumah yang Rumah 1.200.000 Rumah 1.200.000


dibeli Tn. Hartono, dinilai Rugi kepemilikan rumah 400.000 Laba kotor yg blm direalisasi 640.000
kembali sebesar Rp. 1.200.000. Hipotik U/K 1.600.000 Hipotik U/K 1.600.000
hipotik yang berjalan ditarik Laba kepemilikan kembali 240.000
kembali dengan saldo Rp.
1.600.000

perlu diingat bahwa bunga hipotik yang akan diterima pada akhir 1981 sebesar
Rp.64.000 harus dicatat sebagai kerugian, karena pada tahun 1982 sama sekali
tidak menerima. Maka dari itu, laba tahun 1981 harus dikoreksi kembali.
Laba diakui pada Laba diakui secara
periode penjualan proprsional
dengan
penerimaan
angsuran
Jumlah pembayarn yang diterima Rp. 900.000 Rp. 900.000

Rugi karena penurunan harga :


Harga pokok -1.500.000
Harga penilaian -1.200.000
(Rp. 300.000) (Rp. 300.000)
Laba bersih Rp. 600.000 Rp. 600.000
Laba yang diakui sebelum kepemilkan Rp. 1.000.000 Rp. 3600.000
kembali
(Rp. 400.000) Rp. 240.000
Laba (rugi) dalam kepemilikan kembali
Penjualan angsuran untuk barang-
barang bergerak
Prosedur akuntansi untuk penjualan barang
dagangan dengan perjanjian angsuran pada dasarnya
sama dengan cara-cara yang berlaku bagi harta tetap
(barang-barang tak bergerak)
Dalam mencatat transaksi-transaksi penjualan perlu
untk membedakan antara penjualan regular dan
penjualan angsuran
Contoh 2 :
 Berikut adalah neraca PT Sari, 31 Desember 1992
PT Sari
Neraca
Per 31 Desember 1992
Kas 500.000 Utang dagang 60.000
Persediaan barang dagang 400.000 LKBD th 1992 50.000
Piutang dagang 300.000 LKBD th 1991 40.000
Piutang penjualan angsuran th 1992 200.000 Modal saham 500.000
Piutang penjualan angsuran th 1991 100.000 Laba yang ditahan 850.000
Total aktiva 1.500.000 Total pasiva 1.500.000

 Penjualan angsuran th 92 dengan tingkat laba kotor 25% dan


penjualan angsuran th 91 dengan tingkat laba kotor 40%.
Transaksi yang terjadi selama th 1993 adalah :
Keterangan jurnal
Saat penjualan Kas Rp. 400.000
Tunai Rp. 400.000 Piut. Dagang Rp. 300.000
Kredit Rp. 300.000 penjualan angsuran Rp. 700.000
Angsuran Rp. 200.000
Piut, penj. Angs. 1993 Rp. 200.000
jumlah Rp. 900.000 penjualan angsuran Rp. 200.000
Pembelian barang dagang Pembelian Rp. 300.000
utang dagang Rp. 300.000
Penerimaan kas : Kas Rp. 550.000
-Piutang dagang Rp. 280.000 piutang dagang Rp. 280.000
-Piutang penjualan angsuran piut. Penj. Angs. 1993 Rp. 100.000
-Th 1993 Rp. 100.000 piut. Penj. Angs. 1992 Rp. 100.000
-Th 1992 Rp. 100.000 piut. Penj. Angs. 1991 Rp. 70.000
-Th 1991 Rp. 70.000
Jumlah Rp. 550.000
Pengeluaran kas : Utang dagang Rp. 350.000
-Utang dagang Rp. 350.000 Biaya operasi Rp. 53.500
-Potongan (Rp. 3.000) potongan pembelian Rp. 3.000
- Rp. 347.000 kas Rp. 400.500
-Biaya operasi Rp. 53.500
- Rp. 400.500
31 Desember 2005 HPP angsuran Rp. 100.000
Penyesuaian penjualan angsuran. pengiriman atas penj.angsuran Rp. 100.000
Bila pada th. 93 tingkat laba kotor dari penjualan adalah 50% maka
Harga Pokok barang yang berkaitan dengan penjulan adalah Rp. 100
juta.
Menutup penjualan angsuran Penjualan angsuran Rp. 200.000
HPP angsuran Rp. 100.000
LKBD Rp. 100.000
Mencatat laba kotor belum direalisasi LKBD th 1993 Rp. 50.000
LKD 1993 = 50% x Rp. 100.000 = Rp. 50.000 LKBD th 1992 Rp. 25.000
LKD 1992 = 25% x Rp. 100.000 = Rp. 25.000 LKBD th 1991 Rp. 28.000
LKD 1991 = 40% x Rp. 70.000 = Rp. 28.000 LKD Rp. 103.000
Rp. 103.000
Menutup persediaan awal, pembelian, dan potongan, Laba/rugi Rp. 597.000
pembelian, dan pengiriman atas penjualan angsuran Peng. Atas penj. angsuran Rp. 100.000
Potongan pembelian Rp. 3.000
pembelian Rp. 300.000
persediaan awal Rp. 400.000
Mencatat persediaan akhir Rp. 150.000.000 ke laba/rugi Persediaan akhir Rp. 150.000
laba/rugi Rp. 150.000
Menutup penjualan reguler,LKD,dan biaya operasi ke laba/rugi Penjualan Rp. 700.000
LKD Rp. 103.000
Biaya operasi Rp. 53.500
laba/rugi Rp. 749.500
Mencatat pajak terhutang Pajak penghasilan Rp. 82.000
10% x 25 juta = 2.500 utang pph Rp. 82.000
15% x 25 juta = 3.750
30% x 252,5 juta = 75.750
82.000
Menutup pph ke laba/rugi Laba/rugi Rp. 82.000
pajak penghasilan Rp. 82.000
Mencatat laba bersih ke rekening laba yang ditahan Laba/rugi Rp. 220.500
laba yg ditahan Rp. 220.500
Laporan

Keuangan
Ilustrasi laporan keuangan :
PT Sari
Neraca
Per 31 Desember 1993
aktiva Pasiva
Kas 1.049.50 0 Utang dagang 10.000
Piutang dagang 320.000 Utang PPh 82.000
Piutang penjualan angsuran :
Th. 1993 100.000 LKBD
Th. 1992 100.000 Th. 1993 50.000
Th. 1991 30.000 Th. 1992 25.000
230.000 Th. 1991 12.000
Pers. Barang Dagangan 150.000 87.000
Modal saham 500.000
Laba ditahan 1.070.500

Total aktiva 1.749.500 Total pasiva 1.749.500


PT Sari
Laporan Rugi-Laba
Tahun 1993

Penjualan Penjualan jumlah


angsuran reguler
Penjualan 200.000 700.000 900.000

Harga pokok penjualan :


Persediaan 1 januari 1993 400.000
Pembelian 300.000
Pot. Pembelian 3.000
297.000
barang yg tersedia utk dijual 697.000
Pers. Barang per 31 des 1993 150.000 100.000 447.000 547.000

Laba kotor penjualan 253.000 100.000 353.000

LKBD 1993 50.000 - 50.000

LKD 1993 203.000 50.000 303.000

LKD th 1992 dan 1992 53.000


Jumlah realisasi laba kotor th 1993
Biaya operasional 356.000
53.500
Laba bersih sebelum pph
pph 302.500
82.000
Laba bersih setelah pph 320.500
PT Sari
Laporan perubahan laba ditahan
Tahun 1993

Laba ditahan per 1 januari 850.000


Ditambah :
Laba bersih setelah pph 220.500

Laba ditahan per 31 desember 1993 1.070.500


Pertukaran(Trade in) dalam
penjualan angsuran (tukar-tambah)
Yakni apabila penjual menyerahkan barang-barang
baru dengan perjanjian angsuran. Tapi dalam hal ini
pembayaran pertama (down payment) dari pembeli
berupa barang-barang bekas yang dinilai berdasarkan
perjanjian antara kedua pihak.
Barang-barang yang diterima harus dicatat sebesar
harga penilaian, yang dianggap sebagai cost
(esimated cost).
Sedangkan jumlah harga barang yang diterima
menurut tawar menawar dalam perjanjian merupakan
harga pertukarannya.
Contoh 3 :
Pada awal tahun 2011 Toko MERDU menjual televisi
berwarna secara angsuran seharga RP. 1.375.000. cara
p0embayarannya adalah :
1. sebagai uang muka diterima tv bekas yang nilainya
disepakati Rp. 375.000
2. sisanya diangsur 10 kali per bulan Rp. 100.000
Tv bekas yang diterima akan diperbaiki dengan biaya Rp.
37.500. setelah diperbaiki harga jualnya seharga Rp.
350.000. perusahaan mengharapkan laba normal 20% dan
biaya pemasaran 5% dari harga jual. Harga perolehan tv
yang baru adalah Rp. 1.000.000
Maka jurnal yang diperlukan adalah :
Harga pertukaran tv bekas Rp. 350.000

Taksiran biaya perbaikan Rp. 37.500


Laba normal = 20% x Rp. 350.000 Rp. 70.000
Biaya pemasaran = 5% x Rp. 350.000 Rp.17.500

Rp. 125.000
Taksiran nilai realisasi bersih Rp. 225.000

Harga yang disepakati Rp. 375.000

Kelebihan harga Rp. 150.000

1. Untuk mencatat penjualan :


Piutang penjualan angsuran Rp. 1.000.000
Persediaan barang dagangan Rp. 225.000
Cadangan kelebihan harga Rp. 150.000
penjualan angsuran Rp. 1.375.000

2. Untuk mencatat harga pokok penjulalan angsuran :


Harga pokok penjualan angsuran Rp. 1.000.000
persediaan barang dagang mobil baru Rp. 1.000.000
untuk mencatat laba kotor penjualan angsuran yang belum direalisasi :
Penjualan anngsuran Rp. 1.375.000
Harga pokok penjualan angsuran Rp. 1.000.000
Cadangan kelebihan harga Rp. 150.000
Laba kotor belum direalisasi Rp. 225.000

Besarnya laba kotor terseut dapat dihitung sebagai :


Harga jual yang disepakati Rp. 1.375.000
Cadangan kelebihan harga Rp. 150.000
Harga jual yang sesungguhnya Rp. 1.225.000
Harga pokok penjualan Rp. 1.000.000
Laba kotor penjualan angsuran Rp. 225.000
Masalah pembatalan kontrak dan
kepemilikan kembali
Apabila pembeli gagal untuk memenuhi kewajiban yang sudah
disepakati dalam surat perjanjian, maka barang-barang yang
bersangkutan ditarik dan dimiliki oleh penjual.
Pencatatan yang harus dilakukan dalam buku-buku penjual
yaitu :
- pencatatan pemilikan kembali barang dagangan
-menghapus saldo piutang penjualan angsuran atas barang-
barang tersebut
-mengakui laba atau rugi pembatalan penjualan angsuran.
Besarnya laba pembatalan penjualan angsuran tergantung pada
metode pengakuan laba kotor atas penjualan angsuran yaitu
metode accrual dan metode penjualan angsuran
Contoh 4 :
PT ABC menjual barang dagangannya secara angsuran. Pada
tahun 2000 terjadi pembatalan penjkualan angsuran yang
terjadi pada tahun sebelumnya. Informasi mengenai
penjualan angsuran yang dibatalkan tersebut adalah :
- penjualan semula Rp. 10.000.000
- harga pokok Rp. 7.500.000
- tingkat laba kotor 25% dari harga jual
- piutang yang sudah berhasil diterima pembayarannya Rp.
4.000.000
- taksiran nilai realisasi bersih atas barang yang diterima
kembali Rp. 5.000.000
METODE ACCRUAL
 Laba kotor diakui saat penjualan

Harga jual Rp. 10.000.000


Piutang yang sudah ditagih Rp. 4.000.000

Piutang penjualan angsurah yang belum ditagih Rp. 6.000.000


Taksiran nilai realisasi bersih (Rp. 5.000.000)

Rugi pembatalan penjualan angsuran Rp. 1.000.000

 Jurnal :
 Persediaan barang dagangan Rp. 5.000.000
 Rugi pembatalan angsuran Rp. 1.000.000
Piutang penjualan angsuran-1995 Rp. 6.000.000
METODE PENJUALAN ANGSURAN
Besarnya laba atas pembatalan penjualan angsuran
dapat dihitunfg dengan rumus :
L = TNRS – (PPA – LBBR)
Dimana :
L = laba (rugi) pembatalan penjualan angsuran
TNRS = taksiran nilai realisasi bersih barang yang
diterima kembali
PPA = saldo piutang penjualan angsuran atas penjualan
angsuran yang dibatalkan
LBBR = laba kotor yang belum direalisasi
 Laba kotor diakui secara proporsional dengan penerimaan kas

Harga jual Rp. 10.000.000


Piutang yang sudah ditagih Rp. 4.000.000
Piutang penjualan yang belum direalisasi Rp. 6.000.000
Laba kotor belum direalisasi
25% x Rp. 6.000.000 (Rp. 1.500.000)
Beban pokok penjualan yang belum dibayar Rp. 4.500.000

Taksiran nilai realisasi lebih (Rp. 5.000.000)


Laba pembatalan penjualan angsuran Rp. 500.000

 Jurnal :
 Persediaan barang dagangan Rp. 5.000.000
 Laba kotor belum direalisasi Rp. 1.500.000
Piutang penjualan angsuran Rp. 6.000.000
Laba pembatalan angsuran Rp. 500.000
Masalah bunga pada penjualan angsuran
Beban bunga biasanya dibayar bersama-sama dengan
pembayaran angsuran atas harga menurut kontrak
Kebijakan pembayaran bunga secara periodik
padaumumnya dilakukan dalam bentuk :
1. long end interest
2. short end interest
3. metode annuitet
4. bunga secara periodik diperhitungkan berdasar dari
(sisa) harga kontrak.
Contoh 5 :
Pada tanggal 1 januari 1980 dijual sebuah mesin
dengan harga Rp.1.250.000, dengan uang muka (dp)
Rp. 350.000. sisanya dibayar dalam waktu 1 tahun
dengan 6 kali angsuran (setiap 2 bulan) dengan bunga
sebesar 12% setahun. Harga pokok mesin tersebut
sebesar Rp. 750.000. pembayaran akan dilakukan
dengan 4 cara tersebut
Bunga periodik diperhitungkan dari sisa harga
pada setiap awal periode angsuran (long end
interest)
Perhitungan :
harga jual mesin Rp. 1.250.000
Uang muka (dp) Rp. 350.000
Dibayar 6 kali angsurantiap-tiap 2 bulan Rp. 900.000

Jadi besarnyapembayaran setiap kali angsuran Rp. 150.000

Harga Bunga yang diperhitungkan dari sisa harga kontrak di setiap awal periode angsuran yang
bersangkutan :

Tanggal Bunga atas saldo Angsuran atasharga Jumlah Sisa harga kontrak
pembayaran harga kontrak pada kontrak pembayaran
awal periode
angsuran

1 Januari 1980 - - - Rp. 1.250.000


1 Januari 1980 - Rp. 350.000 Rp. 350.000 Rp. 900.000
1 Maret 1980 Rp. 18.000 *) Rp. 150.000 Rp. 168.000 Rp.750.000
1 Mei 1980 Rp. 15.000 Rp. 150.000 Rp. 165.000 Rp. 600.000
1 Juli 1980 Rp.12.000 Rp. 150.000 Rp. 162.000 Rp. 450.000
1 September 1980 Rp. 9.000 Rp. 150.000 Rp. 159.000 Rp.300.000
1 Nopember 1980 Rp. 6.000 Rp. 150.000 Rp. 156.000 Rp. 150.000
31 Desember 1980 Rp. 3.000 **) Rp. 150.000 Rp. 153.000 NIHIL
Jumlah Rp. 63.000 Rp. 1.250.000 Rp. 1.313.000
transaksi Buku-buku si pembeli Buku-buku si penjual

1 januari 1980 Mesin-mesin 1.250.000 Piutang penjualan angsuran 1.250.000


Penjualan angsuran sebuah hutang pembelian angsur an 1.250.000 penjualan angsuran 1.250.000
mesin seharga Rp. 1.250.000 dg
uang muka Rp. 350.000
Hutang pembelian angsuran 350.000 Kas 350.000
Kas 350.000 piutang penjualan angsuran 350.000

Harga pokok penjualan mesin 750.000


persediaan mesin-mesin 750.000
1 Maret 1980 Hutang pembelian angsuran 150.000 Kas 168.000
Pembayaran angsuran pertama Biaya bunga 18.000 Piutang penjualan angsuran 150.000
sebesarRp. 150.000 dengan Kas 168.000 Pendapatan bunga 18.000
bunga 12% setahun dari saldo
harga kontrak Rp. 900.000

1 mei 1980 Hutang pembelian angsuran 150.000 Kas 165.000


Pembayaran angsuran kedua Biaya bunga 15.000 piutang penjualan angsuran 150.000
sebesar: Kas 165.000 Pendapatan bunga 15.000
Rp. 150.000,00 bunga 12%
setahun dari saldo harga kontrak
sebesar: Rp. 750.000,00
Bunga diperhitungkan dari setiap angsuran yang harus
dibayar atas dasar jangka waktu angsuran yang
bersangkutan (short end interest)
Tanggal Bunga dari tanggal Angsuran atas Jumlah Sisa harga kontrak
pembayaran transaksi sampai harga kontrak pembayaran
dengan tanggal
pembayaran

1 Januari 1980 - - - Rp. 1.250.000


1 Januari 1980 - Rp. 350.000 Rp. 350.000 Rp. 900.000
1 Maret 1980 Rp. 3.000*) Rp. 150.000 Rp. 153.000 Rp.750.000
1 Mei 1980 Rp. 6.000 Rp. 150.000 Rp. 156.000 Rp. 600.000
1 Juli 1980 Rp. 9.000 Rp. 150.000 Rp. 159.000 Rp. 450.000
1 September 1980 Rp. 12.000 Rp. 150.000 Rp. 162.000 Rp.300.000
1 Nopember 1980 Rp. 15.000 Rp. 150.000 Rp. 165.000 Rp. 150.000
31 Desember 1980 Rp. 18.000**) Rp. 150.000 Rp. 168.000 NIHIL
Jumlah Rp. 63.000 Rp. 1.250.000 Rp. 1.313.000
Perubahan-perubahan daripada saldo bunga yg masih
diperhitungkan dapat diikhtisarkan
Tanggal Kenaikan bunga Pengurangan Saldo bunga yg
pembayaran yg bunga yg dibayar akan dibayar atas
diperhitungkan (debet) pembelian
(kredit) (angsuran)
1 maret 1980 Rp. 18.000 Rp. 3.000 Rp. 15.000
1 mei 1980 Rp. 15.000 Rp. 6.000 Rp. 24.000
1 juli 1980 Rp. 12.000 Rp. 9.000 Rp. 27.000
1 september 1980 Rp. 9.000 Rp. 12.000 Rp. 24.000
1 november 1980 Rp. 6.000 Rp. 15.000 Rp. 15.000
1 desember 1980 Rp. 3.000 Rp. 18.000 NIHIL
transaksi Buku-buku si pembeli Buku-buku si penjual

1 januari 1980 Mesin-mesin 1.250.000 Piutang penjualan angsuran 1.250.000


Penjualan angsuran sebuah hutang pembelian angsur an 1.250.000 penjualan angsuran 1.250.000
mesin seharga Rp. 1.250.000 dg
uang muka Rp. 350.000
Hutang pembelian angsuran 350.000 Kas 350.000
Kas 350.000 piutang penjualan angsuran 350.000

Harga pokok penjualan mesin 750.000


persediaan mesin-mesin 750.000
1 Maret 1980 Biaya bunga 18.000 bunga yang akan diterima
1. Pencatatanbunga yang masih bunga yang akan dibayar atas penjualan angsuran 18.000
diperhitungkan (acecrued atas pembelian angsuran 18.000 Pendapatan bunga
interest)selama 2 bulan dari 18.000
sisa harga kontrak sebesar
Rp. 900.000
2. Pencatatan pembayaran Hutang pembelian angsuran 150.000
angsuran pertama sebesar: bunga yang akan dibayar atas Kas 153.000
Rp. 150.000 dan bunga 12% pembelian angsuran 3.000 piutang penjualan angsuran 150.000
setahun, selama 2 bulan dari kas 153.000 bunga yang akan diterima atas
angsuran yang bersangkutan penjualan angsuran 3.000
1 mei 1980 Biaya bunga 15.000 Bunga yg akanditerima
1. Pencarian bunga yang harus bunga yg akan dibayar Atas penjualan angsuran 15.000
diperhitungkan selama 2 atas pembelian angsuran 15.000 pendapatan bunga 15.000
bulan dari sisa kontrak Rp.
750.000

2. Pencatatan pembayaran Hutang pembelian angsuran 150.000 Kas 156.000


cicilan kedua beserta bunga 4 Bunga yg akan dibayar bunga yg akan diterima
bulan dari cicilan yang belum Atas pembelian angsuran 6.000 atas penjualan angsuran 6.000
dibayar Kas 156.000 piutang penjualan angsuran 150.000
Sistem anuitet
Dengan
  menggunakanmetodeannuiter,
jumlahpembayaranangsurandariperiodekeperiodejumlahn
yatetapsama.
Dalamjumlahtersebutsudahdiperhitungkan :
1. pembayaranbungaatassisahargakontrak
2. angsuranatashargakontrakitusendiri
Rumusfaktorannuitet :

A =

Apabila sudahdiketahuifaktoranuitetnya,
 
makajumlahpembayaranangsurannyadihitung :
 Jumlahpembayarnangsuran =

Faktoranuitet :

 A =

A = = 5601,43

Besarnyasetiap kali angsuran :


= = Rp. 160.673
Tanggal pembayaran Pembayaran Bagian pembayaran Bagian pembayaran Sisa harga kontrak
angsuran yang merupakan yang dipakaiuntuk
beban bungayang melunasi harga
diperhitungkan kontrak
1 Januari 1980 - - - Rp. 1.250.000
1 Januari 1980 Rp. 350.000 - Rp. 350.000 Rp. 900.000
1 Maret 1980 Rp. 160.673 Rp. 18.000 *) Rp. 142.673 Rp. 757.327
1 Mei 1980 Rp. 160.673 Rp. 15.146 **) Rp. 145.527 Rp. 611.800
1 Juli 1980 Rp. 160.673 Rp. 12.236 Rp. 146.437 Rp. 463.363
1 September 1980 Rp. 160.673 Rp. 9.267 Rp.151.406 Rp. 311.957
1 Nopember 1980 Rp. 160.673 Rp. 6.239 Rp. 154.434 Rp. 147.523
31 Desember 1980 Rp. 160.673 Rp. 3.150 Rp. 157.523

Jumlah Rp. 1.314.038 Rp. 64.038 Rp. 1.250.000

*) 12% x 2/12 x Rp. 900.000 = Rp. 18.000


**) 12% x 2/12 x Rp. 757.327 = Rp. 15.146
Transakasi Buku-buku si pembeli Buku-buku si penjual

1 Maret 1980 : Biaya bunga 18.000 Kas 160.673


Pembayaran angsuran Hutang pembelian angsuran 142.673 pendapatan bunga 18.000
pertama sebesar : kas 160.673 piutang penjualan angsuran 142.673
Rp. 160.673 untuk
pembayaran bunga Rp.
18.000 dan pelunasan
harga kontrak sebesar Rp.
142.673

1 Mei 1980: Pembayaran Biaya bunga 15.146 Kas 160.673


angsuran kedua sebesar Hutang pembelian angsuran 145.527 pendapatan bunga 15.146
Rp. 160.673 untuk bunga kas 160.673 piutang penjualan angsuran 145.527
Rp. 15.146 dan pelunasan
harga kontrak sebesar Rp.
145.527
Bunga secara periodik diperhitungkan
berdasarkan dari sisa harga kontrak
Tanggal pembayaran Pembayaran Bagian pembayaran Bagian pembayaran Sisa harga kontrak
angsuran yang merupakan yang dipakaiuntuk
beban bungayang melunasi harga
diperhitungkan kontrak
1 Januari 1980 - - - Rp. 1.250.000
1 Januari 1980 - Rp. 350.000 Rp. 350.000 Rp. 900.000
1 Maret 1980 Rp. 18.000 Rp. 150.000 Rp. 168.000 Rp. 750.000
1 Mei 1980 Rp. 18.000 Rp. 150.000 Rp. 168.000 Rp. 600.000
1 Juli 1980 Rp. 18.000 Rp. 150.000 Rp. 168.000 Ro. 450.000
1 September 1980 Rp. 18.000 Rp. 150.000 Rp. 168.000 Rp. 300.000
1 Nopember 1980 Rp. 18.000 Rp. 150.000 Rp. 168.000 Rp. 150.000
31 Desember 1980 Rp. 18.000 Rp. 150.000 Rp. 168.000 NIHIL
Jumlah
PEMBAHASAN SOAL
 1. Perusahaan dagang ‘Kawan Karib’ membuat catatan mengenai
penjualan angsuran dan mencatat persediaan dengan menggunakan
metode perpetual. Sebagian data yang menyangkut penjualan
angsuran adalah sebagai berikut :
tahun % LK Pi. Penj. Angs. Pengumpulan Piutang
1 Jan 1997 penjualan 1997 angsuran des
1997
1995 46% 130.000.000 130.000.000 -
1996 42% 150.000.000 134.000.000 16.000.000
1997 40% - 260.000.000 140.000.000

 Diminta :
 1. buatlah jurnal untuk mencatat data-data di atas
 2. jurnal untuk mencatat realisasi laba kotor taun 1997
 Jurnal :
 Piutang penjualan angsuran Rp. 400.000.000
 penjualan angsuran Rp. 400.000.000

 Harga pokok penjualan angsuran Rp. 240.000.000


 persediaan barang dagang Rp. 240.000.000
 *60% x Rp.400.000.000 = Rp. 240.000.000

 Penjualan angsuran Rp. 400.000.000


 Harga pokok penjualan angsuran Rp. 240.000.000
 laba kotor belum direalisasi Rp. 160.000.000

 Kas Rp. 524.000.000


 piutang penjualan angsuran th 1995 Rp. 130.000.000
 piutang penjualan angsuran th 1996 Rp. 134.000.000
 piutang penjualan angsuran th 1997 Rp. 260.000.000
 Laba kotor yang direalisasi pada penjualan angsuran th 1995-1997
 46% x Rp. 130.000.000 = Rp. 59.800.000
 42% x Rp. 134.000.000 = Rp. 56.280.000
 40% x Rp. 260.000.000 = Rp. 104.000.000

 LKBD th. 1995 Rp. 59.800.000


 LKBD th. 1996 Rp. 56.280.000
 LKBD th. 1997 Rp. 104.000.000
 Realisasi laba kotor Rp. 220.080.000
2. Pada tanggal 1 september 1996 perusahaan ukiran ‘Jepara; menjual
produk secara angsuran dengan harga Rp. 2.200.000 dengan harga
pokok Rp. 1.450.000. pembayaran pertama (Dp) sebesar Rp. 350.000
dan sisanya diangsur setiap bulan masing-masing Rp. 75.000 mulai 1
oktober 1996. bunga dibebankan atas sisa pinjaman yang belum dibayar
sebesar 0.5 % per bulannya. Setiap kali pembayaran angsuran diterima,
jumlah tersebut sudah termask bunga atas piutang penjualan angsuran.

Pada awal pebruari 1997 pembeli jatuh bangkrut dan tidak sanggup lagi
melunasi sisa pinjamannya. Ukiran ditrima kembali oleh perusahaan
dengan taksiran nilai sebesar Rp. 455.000

Diminta :
Buatlah jurnal untuk mencatat :
A. Penjualan angsuran
B. Penerimaan pelunasan piutang dan pendapatan bunga bulanan
C. Realisasi laba kotor penjualan angsuran pada akhir tahun 1996
D. Pemilikan kembali barang ukiran pada tahun 1997
Transaksi Laba diakui pada penjualan angsuran
1 september 1996 : Piut ang Rp. 2.200.000
Dijual ukiran Jepara dengan harga Rp. 2.200.000, ukiran Rp. 1.450.0000
harga pokok ukiran : Rp 1.450.000 laba penjualan ukiran Rp. 750.0000

Penerimaan dp sebesar Rp. 350.0000 Kas Rp. 350.000


piutang Rp. 350.000
*) 1 oktober 1996 : Kas Rp. 75.000
Diterima pembayaran angsuran yang pertama piutang Rp. 65.750
sebesar Rp. 75.0000 termasuk bunga 0.5% perbulan pendapatan bunga Rp. 9.250
dihitung dari sisa pinjaman yang belum dibayar
**) 1 november 1996 : Kas Rp. 75.000
Diterima angsuran kedua sebesar Rp. 75.000 piutang Rp. 66.079
termasuk bnga 0.5% pendapatan bunga Rp. 8.921
***) 1 Desember 1996 : Kas Rp. 75.000
diterima angsuran sebesar Rp. 75.000 termasuk piutang Rp. 66.409
bunga 0.5% pendapatan bunga Rp. 8.591

*) 0.5% x Rp. 1.850.000 = Rp. 9.250


**) 0.5% x Rp. 1.784.250 = Rp. 8.921
***) 0.5% x Rp. 1.718.171 = Rp. 8.591

Anda mungkin juga menyukai