Bab 7 Hukum Pengangkutan Udara
Bab 7 Hukum Pengangkutan Udara
PENGANGKUTAN UDARA
Triana Dewi Cahyaningrum (201910110311370)
Feryonaldo Aritama Putra (201910110311374)
HUKUM PENGANGKUTAN UDARA
Hukum Pengangkutan Udara pada dasarnya dapat diartikan sebagai
keseluruhan ketentuan hukum yang mengatur hubungan hukum dari
ingiatan menggunakan pesawat udara untuk mengangkut penumpang, urgo
dan pos untuk satu perjalanan atau lebih, dari satu bandar udara ke
bandar udara yang lain atau beberapa bandar udara.
1. Asas manfaat
2. Asas usaha bersama dan kekeluargaan
3. Asas adil dan merata
4. Asas keseimbangan
5. Asas kepentingan umum
6. Asas keterpaduan
7. Asas kesadaran hukum
8. Asas percaya pada diri sendiri
TUJUAN PENERBANGAN
Tujuan penerbangan adalah untuk mewujudkan
penyelenggaraanan enerbangan yang selamat, aman, cepat, lancar,
tertib dan teratur, nyaman berdayaguna, dengan biaya yang
terjangkau oleh daya bell masyarakat gan mengutamakan dan
melindungi penerbangan nasional, menunjang pemerataan,
pertumbuhan dan stabilitas, sebagai pendorong. Penggerak dan
penunjang pembangunan nasional serta mempererat hubungan
antar bangsa
KEDAULATAN BATAS WILAYAH UDARA
Tentang Kedaulatan atas wilayah udara ini sebagaimana data dalam Bab
II dari undang-undang Penerbangan Pasal 4 sampai denga Pasal 6.
a. Aspek Pengaturan
b. Aspek Pengadilan
c. Aspek Pengawasan
PENDAFTARAN, KEBANGSAAN PESAWAT UDARA DAN
PENGGUNAANNYA SEBAGAI JAMINAN
Tentang pendaftaran pesawat udara, kebangsaan bagi pesawat udara
agaimana diatur dalam Bab V dari Undang-undang Penerbangan ini. wat udara
pun dapat dijadikan sebagai jaminan. Keseluruhan ketentuan tersebut dapat
dicermati dalam Pasal 9 sampai Pasal 12.
Mengenai Bandar Udara diatur dalam Bab VIII, Pasal 25 sampai dengan
Pasal 35 Undang-undang Penerbangan.
Pemerintah menetapkan bagian wilayah darat dan/atau perairan Republik
Indonesia untuk dipergunakan sebagai bandar udara.
Penentuan lokasi, pembuatan rancang bangun, perencanaan, dan
pembangunan bandar udara termasuk kawasan di sekelilingnya wajib
memperhatikan ketentuan keamanan penerbangan, keselamatan pener bangan,
dan kelestarian lingkungan kawasan bandar udara.
PENCARIAN DAN PERTOLONGAN KECELAKAAN SERTA
PENELITIAN SEBAB-SEBAB KECELAKAAN PESAWAT
UDARA
Pemerintah wajib melakukan pencarian dan pertolongan terhadap setiap
pesawat udara yang mengalami kecelakaan di wilayah Republik Indonesia.
Pengertian pencarian dan pertolongan (search and rescue) dalam
ketentuan ini adalah pencarian terhadap pesawat udara dan manusia yang
menjadi korban, sedangkan pertolongan hanya terhadap manusia.
PENGANGKUTAN ORANG ATAU PENUMPANG DAN BARANG
Mengenai struktur dan golongan tarif angkutan udara niaga, ditetap kan
oleh Pemerintah. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 40 Undang undang
Penerbangan.
Bahwa dalam penetapan struktur dan golongan tarif angkutan udara
niaga domestik, Pemerintah memperhatikan kepentingan masyarakat dan
kepentingan penyelenggara angkutan udara niaga, Pemerintah me netapkan
tarif yang berorientasi kepada kepentingan dan kemampuani masyarakat
luas, termasuk tarif untuk angkutan udara perintis.
WAJIB ANGKUT
Perusahaan angkutan udara niaga, wajib mengangkut orang dan/atau
barang, setelah disepakati perjanjian pengangkutan.
Ketentuan wajib angkut ini dimaksudkan agar perusahaan angkutan
udara niaga tidak melakukan perbedaan perlakuan terhadap peng guna
jasa angkutan, sepanjang yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan
sesuai perjanjian pengangkutan yang disepakati (Pasal 41 ayat (1) UU
Penerbangan).