Anda di halaman 1dari 19

INFLAMASI SALURAN KEMIH

dr. H. Pebrian Jauhari, Sp.U

FK Unizar Mataram, 12 April 2019


Saluran Kemih
Saluran kemih atas :
• Ginjal kanan - kiri
• Ureter kanan – kiri

Saluran kemih bawah :


• Buli-buli/ bladder/ vesika urinaria
• Urethra
Infeksi Saluran Kemih
• inflamasi dari urothelium terhadap invasi bakteri
• ISK uncomplicated (sederhana) yaitu ISK tanpa disertai kelainan anatomi maupun
kelainan struktur saluran kemih
• ISK complicated (rumit) adalah ISK dengan kelainan anatomi dan struktur saluran
kemih, atau adanya penyakit sistemik
• First infection (infeksi pertama kali) atau isolated infection adalah ISK yang baru
pertama kali diderita atau infeksi yang didapat setelah sekurang-kurangnya 6 bulan
telah bebas dari ISK
• Unresolved infection adalah ISK yang tidak berespon dengan pemberian antibiotika
• Recurrent (berulang) adalah timbulnya kembali bakteriuria setelah sebelumnya dapat
diatasi dengan terapi antibiotika pada infeksi yang pertama. Timbulnya infeksi
berulang ini dapat berasal dari re-infeksi atau bakteriuria persisten. Pada re-infeksi
kuman berasal dari luar saluran kemih, sedangkan bakteriuria persisten bakteri
penyebab infeksi berasal dari dalam saluran kemih.
• Nosocomial or health care associated UTI (ISK nosokomial) terjadi pada pasien yang
rawat inap dan biasanya disebabkan karena Pseudomonas maupun lainnya yang
resisten terhadap antimikroba
Insiden
• ISK merupakan infeksi bakteri yang paling sering (±15%
penduduk USA mendapatkan antibiotik akibat ISK)
• ISK terjadi pada 40% pasien yang rawat inap di rumah
sakit akibat proses pemasangan kateter.
• Wanita lebih sering mengalami episode ISK (1.2%)
daripada pria (0.6%)
• 30% wanita usia >20 th mengalami ISK simtomatik
yang membutuhkan terapi antimikroba, dan hampir
dari seluruh wanita pernah mengalami ISK sepanjang
hidupnya.
Patogenesis
• Interaksi Uropatogen dan host
• Tergantung faktor :
– virulensi bakteri
– Ukuran inokulum
– Kekebalan tubuh host
• Masuk secara :
– Ascending
– Hematogen
– Limfogen
ISK non komplikata dan komplikata
Faktor predisposisi
• Pria
• Usia tua
• Kehamilan
• Terdapat indwelling kateter, stent atau splint (uretra, ureter, ginjal) atau
penggunaan kateter buli-buli intermitten
• Residu urin post-void > 100 ml
• Uropati obstruktif oleh berbagai sebab, seperti obstruksi bladder outlet (termasuk
neurogenic bladder), batu dan tumor
• VUR atau kelainan fungsional lain
• Modifikasi saluran kemih, seperti ileal loop atau pouch
• Trauma kimia atau radiasi uro-epithelium
• ISK peri- dan post-operasi
• Insufisiensi ginjal dan transplantasi, diabetes mellitus dan immunodefisiensi1
•  
Manifestasi Klinis
• Disuria, Frekuensi, poliuria
• Nyeri suprapubik, flank pain
• Hematuria
• febris
• Mual muntah
Pemeriksaan
• Urinalisis
• Kultur urin dan darah
– Kultur urin positif dengan bakteriuri bermakna >
105 koloni/ ml
• Cek darah dan fungsi ginjal
• Ultrasonografi urologi
• CT scan abdomen
Terapi
• bertujuan untuk membasmi bakteri yang
tumbuh di saluran kemih
Infeksi saluran kemih atas
• Glomerulonefritis
• Pyelonefritris
• Nefritis
Ketiganya penyebab abses renalis, peri
-pararenal dan chronic parenkimal kidney

• Ureteritis
Infeksi Saluran Kemih Bawah
• Sistitis
• Urethritis Orchitis/ orchioepididimitis
• Prostatitis
Urosepsis
• disebabkan oleh bakteri gram negatif :
Escherichia coli 52%; Enterobactericeae spp
22%, Pseudomonas aueruginosa, 4%),
Stapylococcus aureus, 10%

• bakteri patogen lain sebagai urosepsis


nasokomial (1% dari semua kasus), (multidrug
resistant bacteria, seperti Pseudomonas
aeruginosa).
Urosepsis
Faktor presdisposisi
• umur, diabetes melitus, keganasan, cachexia,
imunodefisiensi, radioterapi, terapi sitostatika, uropati
obstruktif (striktur uretra, hiperplasia prostat jinak
[BPH], kanker prostat, batu saluran kemih, kelainan
kencing neurogenik, penyakit infeksi (pielonefritis,
prostatitis bakterial akut, epididymitis, abses renal,
abses pararenal, abses prostat) dan infeksi nosokomial
(pasien-pasien dengan kateter urine, setelah
dilakukan operasi transuretra/pembedahan terbuka,
endoskopi dan biopsi prostat).
Urosepsis
• Kriteria I: Adanya bukti infeksi (kultur darah
positif) atau secara klinis mengalai infeksi.
Bakterimia mungkin saja sedikit (< 10
bakteri/ml) dan bersifat sementara. Mungkin
diperlukan kultur darah ulangan.
Urosepsis
• ● Kriteria II: Systemic Inflamatory Response
Syndrome (SIRS)
• 1. Temperatur inti ≥ 38o C atau ≤ 36 o C
• 2. Denyut nadi ≥ 90 kali/menit
• 3. Frekuensi nafas ≥ 20 kali/menit
• 4. Alkalosis respiratorik PaCO2 ≤ 32 mmHg
• 5. Hitung jenis sel darah putih (≥ 12 x 10 9/L atau ≤ 4
x 109/L)
• 6. Neuttrofil imatur (batang) > 10%.
Urosepsis
• Kritera III. Multiple Organ Dysfunction Syndrome (MODS)
• Kardiovaskular: Tekanan darah sistolik arterial ≤ 90 mmHg atau > 40 mmHg lebih kecil
dari tekanan darah pasien normal, atau tekanan darah rata-rata arteri ≤ 70 mmHg
selama paling sedikit 1 jam walaupun dengan resusitasi cairan yang adekuat, satatus
volume intravaskular yang cukup, atau penggunaan vasopresor dalam mempertahankan
tekanan darah sistolik ≥ 90 mmHg
• Ginjal: produksi urin < 0,5 ml/kgBB/jam selama 1 jam, walaupun dengan resusitasi
cairan yang adekuat
• Respirasi: PaO2 ≤ 75mmHg pada udara kamar, atau PaO2/FiO2 ≤ 250 pada kondisi adanya
disfunsgsi organ atau sistem, atau ≤ 200, jika hanya paru-paru yang mengalami disfungsi
organ (PaO2, tekanan parsial dari oksigen arteri; FiO2, konsentrasi fraksional dari oksigen
[~0.21 dalam udara kamar])
• Hematologi: trombosit < 80x109 /l atau 50% penurunan kadar trombosit dari kadar
tertinggi yang tercatat 3 hari sebelumnya
• Asidosis metabolik: pH ≤ 7.30, atau defisit basa ≥ 5 mm/l, kadar laktat plasma > 1.5 x
dari batas atas kadar normal
• Otak: somnolen, bingung, cemas, delirium, koma
Fourniere Gangrene
• fascitis nekrotikan mengenai daerah perineum,
perianal dan genitalia eksterna pria.
• Penyakit ini merupakan kedaruratan di bidang
urologi karena bersifat agresif dan dapat berakibat
fatal/kematian
• Penyebab tersering adalah Escherichia coli,
Bacteroides, beta-hemolytic streptococci,
Staphylococcus spp., dan Proteus. Kuman anaerob
berperan menimbulkan gas subkutan yang menjadi
ciri khas krepitasi pada palpasi, contohnya adalah
kuman Clostridium.
Terima Kasih
Wassalamu’alaikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai