Anda di halaman 1dari 17

PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI

Kepuasan Kerja
KELOMPOK 2
● Daniel Melvin Eka Anggara (209114032)
● Bonaventura Ananta Eka Duta Putranta (209114132)
● Jisca Erlangga Ivander Haecal Prabowo (209114190)
TABLE OF CONTENTS
01. DEFINISI
02. FAKTOR-FAKTOR
03. DAMPAK
04. KASUS
01. DEFINISI

Apa yang dimaksud dengan Kepuasan Kerja?


DEFINISI KEPUASAN KERJA

Kepuasan Kerja menurut Handoko (2000) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan
emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, dimana para karyawan memandang
pekerjaan mereka.

Kepuasan kerja menurut Rao & Sridhar (2003) mengemukakan bahwa kepuasan kerja didefinisikan
sebagai sikap yang dimiliki pekerja tentang pekerjaan mereka.

Kepuasan kerja menurut Locke (1969) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai keadaan emosi senang
atau emosi positif yang berasal dari penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang.

Jadi dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan
senang atau tidak senang individu terhadap pekerjaan yang dilakukannya.
02. FAKTOR-FAKTOR

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Kepuasan Kerja


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Menurut Hasibuan (2008) Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja


antara lain:
1. Balas jasa yang adil dan layak
2. Penempatan yang sesuai dengan keahlian
3. Suasana dan lingkungan pekerjaan
4. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan
5. Sikap pimpinan
6. Sifat pekerjaan monoton atau tidak
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Menurut Moh. As’ad (2004) faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja


antara lain:
1. Faktor Finansial
2. Faktor Fisik
3. Faktor Sosial
4. Faktor Psikologis
03. DAMPAK
Dampak Kepuasan Kerja
DAMPAK KEPUASAN
KERJA
● Meningkatkan kinerja karyawan,
● Meningkatkan kemampuan teknis dan interpersonal karyawan,
● Meningkatkan kepuasan pelanggan yang nantinya akan meningkatkan
loyalitas pelanggan juga.
04. KASUS

Kasus Kepuasan Kerja


KASUS

Kurang Apresiasi, 30 Persen Pekerja Indonesia Ingin Pindah Kerja

Kompas.com - 02/01/2018, 21:45 WIB

Penulis Kahfi Dirga Cahya | EditorWisnubrata

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak orang memiliki resolusi hidup saat memasuki tahun baru. Uniknya,
sebagian pekerja Indonesia memiliki resolusi istimewa, yakni mendapatkan pekerjaan baru.

Riset “Global Leadership Study” yang digagas Dale Carnegie memperlihatkan bahwa lebih dari 30 persen
tenaga kerja di Indonesia akan mencari pekerjaan baru dalam waktu dekat -- akumulasi dari 20 persen
karyawan yang berencana pindah tempat kerja pada tahun baru, dan 13 persen yang mengaku saat ini sedang
mencari pekerjaan baru.
Sementara, hanya 28 persen karyawan di Indonesia yang berniat bertahan dalam jangka waktu cukup
panjang di perusahaannya. Apa penyebab dari keinginan para pekerja untuk mencari pekerjaan baru?
“Kepuasan dalam bekerja (job satisfaction) dan keinginan untuk bertahan di suatu perusahaan (intention to
stay) dipengaruhi oleh perilaku atasan di tempat karyawan tersebut bekerja,” kata Joshua Siregar selaku
Director, National Marketing Dale Carnegie Indonesia.
Data dari studi ini juga menunjukkan bahwa 85 persen karyawan menganggap apresiasi dan pujian dari
atasan terhadap pekerjaan yang mereka lakukan sangatlah penting. Namun pada praktiknya hanya 36 persen
atasan yang melakukannya.
Digelar di 14 negara termasuk Indonesia, studi ini melibatkan sekitar 3.300 pekerja dengan rentang usia 22–
61 tahun, mulai dari level karyawan hingga direktur. Di Indonesia, studi menyertakan 205 pekerja dari
perusahaan kecil hingga menengah, dengan tujuan mengetahui cara kepemimpinan yang efektif di tanah air.
Studi ini juga mengungkapkan bahwa hanya 17 persen karyawan yang mengaku puas dengan pekerjaan
mereka dan riset memperlihatkan bahwa kepuasan tersebut kuat dipengaruhi perilaku atasan.
Lantas, bagaimana kepemimpinan yang efektif berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan?
Menurut Dale Carnegie, ada beberapa perilaku atasan yang mempengaruhi kepuasan karyawan, seperti
kesediaan memberi apresiasi serta pujian yang tulus kepada karyawan, kemauan melihat dari sudut pandang
orang lain, menjadi pendengar yang baik, kesediaan mengakui kesalahan, dan mau menghargai kontribusi
karyawan.
“Terbukti, atasan yang menunjukkan perilaku tersebut mampu meningkatkan kepuasan karyawan hingga
lebih dari dua kali lipat, 36 persen,” katanya.
Selain itu, atasan yang ‘berani mengakui kesalahan’ menjadi faktor yang semakin penting memengaruhi
kepuasan karyawan. Terlihat dari hasil studi bahwa 78 persen karyawan mengharapkan kondisi tersebut.
Sayangnya hanya 37 persen supervisor yang melakukannya dengan konsisten.
Artinya terjadi gap 41 persen antara ekspektasi dan kenyataan – atau selisih terbesar kedua setelah faktor
‘memberikan penghargaan tulus’ yang sebesar 48 persen.
“Padahal keduanya sangat penting untuk membangun lingkungan yang nyaman bagi karyawan, terutama
guna memotivasi mereka agar berani melakukan inovasi serta berkembang,” ujar Joshua.
PEMBAHASAN KASUS
Berdasarkan Riset “Global Leadership Study” yang digagas Dale Carnegie bahwa tenaga kerja di Indonesia
yang akan mencari pekerjaan baru sebesar lebih dari 30%. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh perilaku
atasan. Hanya sekitar 36% atasan memandang sebuah apresiasi sebagai suatu hal yang penting.Selain itu
hanya sebesar 37% atasan yang mau mengakui kesalahannya secara konstan.

Dari berita ini, terlihat bahwa kepuasan kerja dipengaruhi perilaku atasan. Atasan yang mau menghargai
keterlibatan bawahan, mau untuk mengakui kesalahannya, mau mendengarkan bawahannya, mau melihat
dari sudut pandang lain,dan mau memuji karyawannya akan membuat kepuasan kerja karyawan meningkat
sebesar 36%.
DAFTAR PUSTAKA :
- Pitasari, N. A. A., & Perdhana, M. S. (2018). Kepuasan Kerja Karyawan: Studi Literatur. Diponegoro Journal of
Management, 7(4), 605-612.

- Kurniawan, R. A., Qomariah, N., & Winahyu, P. (2019). Dampak Organizationlal Citizenship Behavior, Motivasi Kerja, Dan
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Penelitian IPTEKS, 4(2), 148-160.

- Indrawati, A. D. (2013). Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dan kepuasan pelanggan pada rumah sakit
swasta di kota denpasar. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan, 7(2), 135-142.

- Sari, R. N. I., & Hadijah, H. S. (2016). Peningkatan kinerja pegawai melalui kepuasan kerja dan disiplin kerja. Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran (JPManper), 1(1), 204-214.

- Hendrayanti, E. (2017). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pada tenaga kependidikan UNISMA
Bekasi. Optimal: Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, 11(1), 1-15.

- Fitri, M. R. (2013). Pengaruh Kompensasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Karyawan
Bagian Pulp Making-9 PT Indah Kiat Pulp And Paper Di Perawang. (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau).

- Cahya, Kahfi Dirga. (2018, 02 Januari). Kurang Apresiasi, 30 Persen Pekerja Indonesia Ingin Pindah Kerja. Kompas.
Diakses dari: https://lifestyle.kompas.com/read/2018/01/02/214530820/kurang-apresiasi-30-persen-pekerja-indonesia-ingin-
pindah-kerja.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai