“Ekskresi Toksikan”
Kelompok 5 :
Dosen Pengampu :
Apt. Mira Febrina, M.Sc
TOKSIKOLOGI
01 02
Membuang limbah yang tidak Mengatur konsentrasi dan
berguna dan beracun dari volume cairan tubuh
dalam tubuh (osmoregulasi)
03 04
Mempertahankan temperatur
Homoestasis
tubuh dalam kisaran normal
(termoregulasi)
Alat Ekskresi Manusia Terdiri
Atas
Kebanyakan obat dikeluarkan melalui air seni, dan lazimnya tiap obat diekskresi
berupa metabolitnya, dan hanya sebagian kecil dalam keadaan asli.
fungsi ginjal juga termasuk untuk mengontrol keseimbangan kadar elektrolit dan
cairan dalam tubuh. Apabila tubuh manusia kelebihan mineral atau garam, organ
ini akan bekerja untuk membuang kelebihan tersebut.
EKSKRESI EMPEDU
Hati juga merupakan alat tubuh yang hati bertugas untuk membuang
penting untuk ekskresi xenobiotika, amonia, yang merupakan zat sisa
terutama untuk senyawa-senyawa dari proses penguraian protein.
dengan polaritas yang tinggi (anion Apabila amonia menumpuk di dalam
dan kation) tubuh, masalah kesehatan seperti
gangguan pernapasan dan gangguan
ginjal dapat terjadi
Kulit berfungsi sebagai
sistem ekskresi karena mampu
mengeluarkan cairan berupa keringat.
Keringat ini dikeluarkan oleh kulit melalui
kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang
terletak di lapisan dermis kulit. Kelenjar
keringat akan mengeluarkan 5–10% cairan
dari seluruh sisa metabolisme tubuh.
EKSKRESI PARU-PARU
PEMBULUH
KARBONDIOKSIDA ALVEOLUS
DARAH
KARBONDIOKSID
MENGELUARKAN NAPAS A, UAP AIR
Proses Ekskresi Obat Dalam
Tubuh
Organ terpenting untuk ekskresi obat yaitu ginjal ( dengan urine), Empedu ke dalam usus (
dengan feses ) dan paru paru ( dengan udara ekspirasi) Ekskresi obat dan metabolitnya
menyebabkan konsentrasi bahan berkhasiat dalam tubuh menjadi menurun .
Ekskresi dapat terjadi tergantung pada sifat fisikokimia seperti bobot molekul ,nilai pKa ,
kelarutan dan tekanan
2. Sekresi aktif
Sekresi aktif dari dalam darah ke luman tubulus proksimal terjadi melalui transporter membran p-
glikoprotein ( P-gp) dan MPR (multidrug -resistance protein) yang terdapat di membran sel epitel
dengan selektifitas berbeda yaitu MPR untuk anion organik dan konyugasi ( misalnya penisilin,
probenesid, glukoronat, sulfat dan konyugasi glutation ) ,serta P-gp untuk kation organik dan zat netral
( misalnya kuinidin ,digoksin) .
3. Reabsorbsi pasif
Reabsorbsi pasif terjadi di sepanjang tubulus untuk bentuk nanion obat yang larut lemak . Oleh karena
derajak ionisasi bergantung pada pH larutan ,maka hal ini di manfaatkan untuk mempercepat ekskresi
ginjal pada keracunan suatu obat asam atau basa
Eksresi melalui ginjal dapat berkurang jika terdapat gangguan fungsi ginjal . Lain halnya dengan
pengurangan fungsi hati yang tidak dapat di hitung , pengurangan fungsi ginjal dapat di hitung
berdasarkan pengurangan klirens kreatinin . Dengan demikian pengurangan dosis obat pada gangguan
fungsi ginjal dapat terhitung .
EKSKRESI
MELALUI
EMPEDU
Ekskresi obat yang kedua penting adalah melalui empedu ke dalam usus dan keluar
bersama feses .
Transporter membran P-gp dan MPR terdapat di membran kanalitikus sel hati dan
mensekresi aktif obat obat dan metabolitnl kedalam empedu dengan selektifitas berbeda ,
yakni MPR untuk anion organik konyugat ( glukoronat dan konyugat lain) , dan P-gp
untuk kation organik ,steroid kolesterol dan garam empedu . P-gp dan MPR juga terdapat
di membran sel usus ,maka sekresi langsung obat dan metabolit dari darah ke lumen usus
juga terjadi . Obat dan metabolit yang larut dalam lemak dapat diabsorpsi kembali
kedalam tubuh dari lumen usus . Metabolit dalam bentuk glukuronat dapat dipecah dulu
oleh enzim glukuronidase yang hasilnya oleh flora usus menjadi bentuk kabat awalnya
( parent compound) yang mudah di absorpsi kembali .
TERIMAKASIH