Anda di halaman 1dari 6

TARI INDANG

• Tari Indang adalah kreasi tarian dari kesenian tradisional asal Pariaman,
Sumatera Barat. Masyarakat luas lebih mengenalnya sebagai tari “Dindi
n Badindin” sesuai judul lagu pengiringnya. Lagu ini diciptakan oleh Tiar
Ramon yang dipopulerkan penyanyi Minang terkenal Elly Kasim. Sejak k
emunculannya lagu ini memang “booming” hingga keluar wilayah Mina
ng, terlebih stasiun televisi pemerintah masa itu benar-benar mengang
kat budaya nasional dalam setiap acara hiburannya. Tari Indang yang se
karang banyak dipertunjukkan telah mengalami pergeseran fungsi, dari
seni pertunjukan sastra lisan bersifat sakral yang mengutamakan perm
ainan rebana dan dendangan syair bernafaskan Islam, menjadi tarian pr
ofan yang lebih mengedepankan unsur hiburan meski tetap penuh kesa
ntunan diiringi lagu berisi petuah-petuah. Kesenian Indang sendiri meru
pakan akulturasi budaya Minangkabau dengan budaya Islam yang diba
wa oleh para pedagang Arab. Mereka sebenarnya bertujuan mengunju
ngi Aceh tetapi masuk melalui pesisir barat Pulau Sumatera dan kemudi
an menyebar ke Ulakan-Pariaman sekitar abad XIII-XIV Masehi.
sebagai media dakwah diperkenalkan oleh Rapa’i, pengi
kut setia Syekh Burhanuddin, seorang tokoh terpandang
yang selalu memperingati tabuik di Minangkabau. Bisa j
adi inilah yang menjadikan tari Indang selalu memeriah
kan perayaan tabuik di Pariaman. Rapa’i menggunakan a
lat musik tepuk sejenis rebana yang berukuran lebih ke
cil, diameternya 18-25 cm, tinggi 4,5 cm, dan permukaa
nnya ditutup memakai kulit kambing. Alat musik ini ber
nama “indang”, yang sekaligus menjadi nama tariannya
, tetapi orang kerap menyebutnya sebagai “gedang rap
a’i”, merujuk pada tokoh yang menciptakan seni Indan
g. Pada awalnya seni Indang ‘wajib’ menggunakan inda
ng sebagai properti dan alat musik pengatur tempo, tet
api saat ini peran indang banyak diganti dengan tepuka
n pada lantai panggung yang juga dapat menghasilkan su
ara ketika beradu dengan telapak tangan penari.
Gerakan tari Indang mirip tari Saman dari Aceh, hany
a saja gerakannya lebih variatif, cenderung dinamis
tetapi santai dan terlihat “rancak” (indah) serta
bersemangat ditingkahi teriakan para penari. Tarian
dapat dibawakan oleh laki-laki atau perempuan seluru
hnya, dan bisa juga berpasangan. Jumlah penari biasa
nya ganjil (7, 9, 11, 13, bahkan sampai 25), dengan
ketentuan satu orang bertindak sebagai “tukang dzik
ir”, dan satu lagi sebagai “tukang alih”. Tukang
dzikir berada di luar barisan penari, biasanya di
belakang, bertugas melantunkan dzikir atau syair yan
g akan diulang oleh semua penari. Posisi tukang dzik
ir dalam tari Indang Dindin Badindin diganti oleh or
ang yang bertugas menyanyikan lagu pengiringnya. Tuk
ang alih berada di dalam barisan penari, bertindak s
ebagai pemimpin gerakan tari yang mengatur tempo dan
dinamika tarian, serta memberikan kode saat perganti
an gerakan.
Gerakan dasar tari Indang sama dengan pertunjukan Indan
g yang terbagi menjadi gerak pasambahan, gerak inti (na
go baranang, antak siku, alang tabang), dan gerak penut
up. Gerakan pasambahan dimaksudkan untuk mengingat dan
menghormati orang-orang yang telah berjasa dalam penyeb
aran agama Islam melalui pertunjukan Indang. Juga untuk
meminta maaf kepada ninik mamak dan pemuka adat yang ha
dir
dalam pertunjukan, serta kelompok Indang lain yang iku
t tampil. Gerakan inti nago baranang merepresentasikan
usaha yang harus dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan
, hal ini dikaitkan dengan perjuangan yang dilakukan ol
eh para pendakwah Islam di masa lalu. Sedangkan gerak a
lang tabang menggambarkan kegembiraan dan kebahagiaan.
Gerakan penutup mengajarkan adab permohonan maaf, diman
a semua tindakan dan ucapan tidak pernah luput dari kes
alahan, oleh sebab itu kita harus memohon maaf kepada o
rang lain sebelum berpisah.
Busana yang dikenakan penari adalah pakaian
adat Melayu atau Minang, sedangkan untuk tuk
ang dzikir bebas asalkan masih dalam batas a
dab kesopanan. Musik pengiring selain indang
atau gendang rapa’i, di antaranya adalah ma
rwas, perkusi, kecrek, dan biola. Ada juga y
ang ditambahkan akordeon, piano, dan alat mu
sik modern lainnya, terutama pada tari Indan
g Dindin Badindin. Tari Indang, baik dengan
iringan lagu Dindin Badindin, ataupun syair-
syair dipadu permainan bunyi indang, saat in
i kerap ditampilkan dalam acara penyambutan
tamu agung, pengangkatan penghulu di suatu d
esa, atau acara budaya lainnya.
Anggota: Syifa aulia putri wardani
Nabilah salwa
Sri wulan dari
Yoga hadiyansah
Riski saputra

Anda mungkin juga menyukai