Anda di halaman 1dari 26

TRANSIT

ORIENTED
DEVELOPMENT
Kelompok 1:
• Putri Aryastiana
• Ulfah
• Balqis Ratu Saba
• Fatin Nabila Usman
• Aska Nazira
• Delia Lathifah
• Nadia Arifah
• Muhammad Ariz Dzafif
Definisi

Transit Oriented Development adalah sebuah kawasan


yang memiliki penggunaan lahan campuran yang berada
di sekitar lokasi transit dan pusat perdagangan.
Penggunaan lahan tersebut berupa perumahan,
perdagangan, pasar, ruang terbuka, dan fasilitas publik.
Sejarah
Masa setelah perang : Transit
TOD berorientasi otomatis

Bay Area Rapid Transit (BART) di San Fransisco,


Metropolitan Atlanta Rapid Transit Authority (MARTA),
dan Washington (D.c.) Metropolitan Area Transit
Agency (WMATA)

Awal abad 20 : Transit Berorientasi


Pembangunan
Sekitar awal 1990-an Seringkali, jalur trem dan klaster
perumahan terletak berdekatan yang dikembangkan
oleh satu pemilik atau oleh pengusaha yang
bergandengan tangan dengan pengembang untuk
menambah nilai pembangunan perumahan dengan
menyediakan hubungan antara pekerjaan di pusat kota
dan perumahan di pinggiran.
• Istilah pembangunan berorientasi transit (TOD) ini diciptakan
Peter Calthrope

Lahir : di London Tahun 1949 dan dibesarkan di Palo Alto , California


Peter Calthorpe adalah arsitek, perancang kota, dan perencana kota yang
 berbasis di San Francisco . Dia adalah anggota pendiri 
Kongres untuk Urbanisme Baru , sebuah kelompok advokasi berbasis di
Chicago yang dibentuk pada tahun 1992 yang mempromosikan praktik
pembangunan berkelanjutan. Untuk karya-karyanya dalam mendefinisikan
ulang model pertumbuhan perkotaan dan pinggiran kota di Amerika.
Pembangunan Berorientasi Transit
• Istilah pembangunan berorientasi transit (TOD) ini diciptakan Peter Calthrope
Dalam buku yang ditulis oleh Calthorpe dan rekannya Shelley Poticha yang berjudul The Next
American Metropolis, mulai menuliskan desain perkotaan dengan prinsip yang terkait dengan TOD, yaitu:
- Mengatur pertumbuhan di tingkat regional agar kompak dan mendukung transit.
- Menempatkan komersial, perumahan, taman pekerjaan, dan penggunaan sipil dalam jarak berjalan kaki
dari transitberhenti.
- Menciptakan jaringan jalan ramah pejalan kaki yang secara langsung menghubungkan destinasi lokal.
- Menyediakan campuran jenis perumahan, kepadatan, dan biaya.
- -Mempertahankan habitat sensitif, zona tepi sungai, dan ruang terbuka berkualitas tinggi.
- Menjadikan ruang publik sebagai fokus orientasi bangunan dan aktivitas lingkungan.
- Mendorong pengisian pembangunan kembali di sepanjang koridor transit dalam lingkungan yang ada.

• Calthorpe menganggap dirinya sebagai “Pembaru dari pada pencetus ide” (Newman,
1991).
Penerapan TOD Saat Ini
Penerapan TOD merupakan suatu konsep yang
mengedepankan integrasi antara ciri kawasan di sekitar titik
transit dengan sistem jaringan transit yang
menghubunginya, sehingga dapat mendorong penggunaan
sistem transit dan mengurangi penggunaan moda pribadi.
Aspek TOD
Density
berkaitan dengan kepadatan kawasan atau
intensitas pemanfaatan lahan yang tinggi

Design Diversity
berkaitan dengan desain kawasan berkaitan dengan keberagaman
yang ramah terhadap pejalan kaki penggunaan lahan dan jenis
dan pesepeda aktivitas pada kawasan
Kota – kota di negara – negara Benua
Eropa dan Amerika telah terlebih dahulu
mengimplementasikan konsep TOD
sebagai salah satu elemen penyelesaian
permasalahan Urban Sprawl dan
dijadikan dasar dalam pembentukan kota
yang berkelanjutan. Sedangkan di Asia
Tenggara negara yang menerapkan
konsep TOD yang maju adalah
Singapore.
Pada tahun 1987 MRT ( Mass Rapid
Transit ) adalah rel berat sistem metro
yang berfungsi sebagai tulang punggung
utama dari sistem transportasi umum di
Singapore bersama dengan bus umum

Singapore juga memiliki transportasi berbasis


rel lainnya yaitu Light Rail Transit atau LRT.
LRT bukanlah transportasi primadona para
turis karena memang jalur LRT tidak menuju
ke tempat-tempat wisata, melainkan menuju
kawasan perumahan penduduk Singapore
TOD Di Masa Yang Akan
Datang
Prinsip yang harus diterapkan dalam
pengembangan TOD
Prinsip TOD Dalam Mewujudkan Kawasan Campuran Serta Kawasan Padat Dan
Terpusat Yang Terintegrasi Dengan Sistem Transportasi Massal, Seperti:

 pengembangan kawasan dengan  pengembangan fasilitas lingkungan


mendorong mobilitas berkelanjutan untuk moda transportasi tidak bermotor
melalui peningkatan penggunaan dan pejalan kaki yang terintegrasi
angkutan umum massal dengan simpul transit.
Penerapan TOD saat ini di Indonesia: Pengembangan TOD Cisauk oleh PT
Adhi Commuter Property

Pengembangan TOD yang dilakukan PT Adhi


Commuter Property mengacu kepada Perpres RI No
98 Tahun 2015 yang mengamanatkan pembangunan
prasarana kereta api ringan/ LRT terintegrasi. Bukan
hanya membangun prasarana transportasinya,
namun juga membangun kawasan di sekitar
simpul-simpul transportasinya. Divisi Adhi Karya
berkembang untuk merespon kebutuhan
pengembangan properti khususnya disekitar jalur- jalur
transportasi. Dalam dua tahun pertama, Adhi Karya
divisi properti telah mengembangkan 10 kawasan
properti.
Lima prinsip yang diterapkan dalam setiap proyek yang dikembangkan oleh
Adhi Commuter Properti
Potensi Lokasi Pengembangan TOD di Indonesia

masih didominasi kawasan simpul transit


berbasis rel kereta.

Saat ini, terdapat 54 titik potensial yang terdapat


dalam lokasi TOD sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2018 tentang
Rencana Induk Transportasi Jabodetabek.
Penerapan TOD saat ini di Indonesia;
Pengembangan TOD di Jabodetabek

Potensi di jalur MRT


Potensi di jalur LRT
Potensi di jalur KRL
Potensi Di Jalur MRT
 Pemprov DKI Jakarta telah menunjuk PT
MRT Jakarta sebagai operator utama
kawasan TOD Koridor Utara-Selatan
Fase 1 MRT. PT MRT Jakarta diberikan
tugas untuk bekerja sama dengan
pengembang atau para pemilik gedung
untuk mewujudkan kawasan terpadu
berbasis TOD.
 Kawasan yang ditetapkan untuk
dikembangkan dengan konsep TOD dan
dikelola oleh PT MRT sebagai tahap awal
adalah Koridor Utara - Selatan Fase I.
 Lokasi- lokasinya meliputi Bundaran HI,
Dukuh Atas, Setiabudi, Bendungan Hilir,
Istora, Senayan, Blok M, Blok A, Haji
Nawi, Cipete, Fatmawati, dan Lebak
Bulus (elevated).
Gambaran lokasi potensial pengembangan TOD di jalur
MRT
Potensi di jalur KRL

● Selain pengembangan TOD di Tanjung Barat, Pondok


Cina, Rawa Buntu, dan Cisauk, PT Moda Integrasi
Transportasi Jabodetabek (MITJ) ini akan menata
percontohan stasiun KRL berbasis TOD di Stasiun
Senen, Stasiun Juanda, Stasiun Tanah Abang, dan
Stasiun Sudirman.
● Pengembangan stasiun saat ini difokuskan pada empat
lokasi, yaitu
1. Cisauk, pengembangan TOD
sub Kota dan Lingkungan 2. Tiga Raksa

4. Jurang Mangu, pengembangan


3. Rawa Buntu,
pengembangan TOD sub Kota
TOD sub Kota dan Lingkungan
dan Lingkungan
Potensi di jalur LRT

● Proyek TOD di sepanjang jalur kereta ringan atau


Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek ini tidak hanya
dibangun oleh pihak BUMN namun juga
berkolaborasi dengan pihak swasta.
● Adapun pembangunan 11 TOD itu akan tersebar di
berbagai tempat, mulai dari Jakarta, Bogor, hingga
Bekasi Timur. Dia menjelaskan saat ini telah
melakukan pra pembangunan hunian vertikal
berkonsep TOD di enam lokasi, mulai dari Ciracas,
Cikopo, dan tiga lokasi di Bekasi.
● Pemerintah melalui Kementerian BUMN
mendorong PT Adhi Karya untuk membangun 11
hunian vertikal di sepanjang jalur LRT Jakarta Bogor
Depok Bekasi (Jabodebek).
Penerapan TOD saat ini di Indonesia selain di JABODETABEK
• Rencana pengembangan
kawasan TOD di Palembang

● Rencana pengembangan
kawasan TOD di Bandung
Penerapan TOD saat ini di Indonesia selain di
JABODETABEK

• Rencana pembangunan jalur KA ● Rencana pengembangan


Bandara Kertajati kawasan TOD di Surabaya
Penerapan TOD saat ini di Indonesia selain di
JABODETABEK
• Rencana pengembangan kawasan ● Rencana pembangunan TOD di jalur
TOD di MAMMINASATA kereta cepat Jakarta Bandung
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai