3. Kapitasi: sistem pembayaran dimuka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara
pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang telah dihitung untuk setiap peserta untuk
jangka waktu tertentu.
4. SKN: atau sistem kesehatan nasional, pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua
komponen bangsa indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
5. Referal system: yaitu proses dimana petugas kesehatan pada satu tingkat memiliki sumber daya
yang tidak mencukupi seperti obat-obatan dan peralatan untuk mengelola kondisi klinis, mencari
bantuan, dari fasilitas yang memiliki sumber daya yang lebih baik atau berada ditingkat yang sama
atau lebih untuk membantu, atau mengambil alih pengelolaan kasus pasien.
STEP 2
1. Apa alasan dilakukannya homecare? serta apa manfaat dari homecare tsb?
2. Apa saja kapitasi dalam dokter keluarga?
3. Apa faktor yang mempengaruhi serta masalah dalam homecare?
4. Bagaimana dokter keluarga merencanakan road map health and willness?
5. Bagaimana cara dokter keluarga melakukan referal system?
6. Apa yang dimaksud dengan pelayanan yg holistik, integrated, continous, dan
komprehensif?
7. Seperti apa persayaratan pasien homecare?
8. Apa saja mekanisme yang dilakukan dalam menjalankan homecare?
STEP 3
1. Alasannya:
- perlunya dilakukan pertolongan kedokteran melalui kunjungan dan perawatan
dirumah adalah karena keadaan pasien tidak memungkinkan utk datang ke tempat
prakterk atau bila ttp dipaksakan akan memperberat keadaan pasien
Manfaat: - bisa lebih meningkatkan pemahaman dokter ttg pasien,
- dapat lebih meningkatkan hubungan dokter-pasien,
- dapat lebih menjamin kebutuhan dan tuntutan pasien dengan meningkatnya
pemahaman dokter ttg keadaan pasien
2. Sistem kapitasi adalah sistem pembayaran dimuka yang dilakukan oleh badan
asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga
yg dihitung untuk setiap peserta utk jangka waktu tertentu. Dengan sistem
pembayaran ini, maka besarnya biaya yg dibayar oleh badan asuransi kpd
penyelenggara pelayanan yg tidak ditentukan oleh frekuensi penggunaan pelayanan
kesehatan oleh peserta melainkan ditentukan oleh jumlah peserta dan kesepakatan
jangka waktu jaminan.
STEP 3
3. Faktor yang mmpengaruhi:
- makin mudahnya sistem komunikasi
- makin majunya ilmu dan teknologi kedokteran
Masalah dalam homecare:
- Terbatasnya pertolongan kedokteran yg dpt dilakukan
- Pertolongan panggilan kerumah yg tidak diperlukan
- Ketergantungan pasien atau keluarga yg berlebihan
7. Persyaratan homecare:
- mempunyai keluarga atau pihak lain yg bertanggung jawab menjadi pendamping bagi pasien
- bersedia menandatangani persetujuan stlh diberikan informasi
- bersedia melakukan perjanjian kerja dg pengelola perawatan kesehatan
Karakterisik hub.
Visi & Misi
dokter-pasien
Holistic, Intergrated,
Continous,
Comprehensive
6. Konsep homecare
- Definisi & prinsip pelayanan
Misinya adalah :
a. Menetapkan peraturan perundangan yang memantapkan kedudukan
dokter keluarga sebagai dokter pelayanan tingkat pertama
b. Menetapkan kebijakan pembiayaan kesehatan yang kondusif untuk
berkembangnya dasar moral penyelenggaraan pelayanan kesehatan
c. Menyusun perencanaan DK dengan melibatkan masyarakat dengan
memperhatkan perkembangan global
d. Meningkatkan efisiensi pendayagunaan DK dan karier DK
e. Menetapkan kebijakan dalam pendidikan kedokteran termasuk
pendidikan kedokteran berkelanjutan (CME) untuk menjamin
terpenuhinya kebutuhan DK yang kompeten dalam menjalankan
fungsinya
2. Karakteristik Hubungan Dokter-Pasien
- Pencegahan primer
Pencegahan primer meliputi upaya-upaya untuk mencegah berjangkitnya suatu
penyakit. Hasil upaya ini adalah penyakit tidak berjangkit. Upaya- upaya
pencegahan primer terdiri dari:
a. Pendidikan untuk mengubah factor-faktor gaya hidup yang diketahui
berhubungan dengan terjadinya penyakit. Misalnya, kebiasaan merokok,
makan dengan gizi sehat seimbang, mengurangi minum- minuman beralkohol,
olah raga.
b. Sterilisasi alat-alat bedah dan alat-alat medis yang lain.
c. Pemberantasan, misalnya upaya pemberantasan nyamuk untuk mencegah
penyakit malaria.
d. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi tertentu.
e. Sanitasi, misalnya penyediaan air bersih, dan pembuangan limbah dan sampah industri
yang efisien,
f. Pembuatan undang-undang atau peraturan untuk menjamin upaya- upaya pencegahan
primer dilakukan dengan benar.
- Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder terdiri dari upaya-upaya untuk menghentikan atau memperlambat
proses terjadinya suatu penyakit. Upaya ini pada umumnya dilakukan dengan pengukuran-
pengukuran untuk mendeteksi penyakit pada stadium dini, misalnya pada fase presimtomatik
(fase subklinis) sehingga pengobatan dapat dimulai sebelum proses patologi yang
irreversible terjadi. Contoh:
> Diketahuinya hipertensi secara dini melalui pemeriksaan rutin (uji saring/screening)
terhadap pasien-pasien memungkinkan pemberian pengobatan selama fase presimtomatik
dari proses perjalanan penyakit.
> Uji saring untuk kanker leher rahim memungkinkan pengobatan dysplasia atau
suatu kondisi premaligna leher rahim.
> Mamografi untuk mengetahui terjadinya kanker payudara.
> Endoskopi untuk mengetahui terjadinya polip pada usus besar.
6. Konsep home care
a. Definisi
Menurut Warhola (1980 dalam Smith & Maurer) Perawatan kesehatan di
rumah adalah suatu pelayanan kesehatan secara komprehensip yang
diberikan kepada klien individu atau keluarga di tempat tinggal mereka
di rumah, bertujuan untuk memandirikan klien dalam pemeliharaan
kesehatan, peningkatan derajat kesehatan, upaya pencegahan penyakit,
dan risiko kekambuhan serta rehabilitasi kesehatan.
Home Care juga dapat diartikan sebagai kesatuan yang memungkinkan
pelayanan kesehatan dilakukan secara bersamaan ataupun kombinasi
dari berbagai profesi kesehatan sebagai satu kesatuan tim untuk
mencapai dan mempertahankan status kesehatan klien secara optimal.
Pelayanan home care umumnya meliputi:
• Pelayanan pribadi pasien, seperti mandi, keramas, atau
berpakaian
• Pekerjaan rumah tangga, seperti membersihkan rumah dan
mencuci baju
• Memasak atau mengantar makanan ke rumah
• Manajemen keuangan, seperti membantu mengisi formulir
finansial dan memastikan semua tagihan terbayar tepat waktu
• Pelayanan kesehatan, seperti fisioterapi, terapi okupasi,
kunjungan dokter ke rumah atau konsultasi medis melalui
telepon.
b. Memastikan Penerapan PHBS di keluarga yaitu:
- Persalinan yg ditolong oleh tenaga kesehatan
- Pemberian ASI ekslusif
- Menimbang bayi dan balita secara berkala
- Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
- Menggunakan air bersih
- Menggunakan jamban sehat
- Memberantas jentik nyamuk
- Konsumsi buah dan sayur
- Melakukan aktivitas fisik setiap hari
- Tidak merokok didalam rumah.
7. pelayanan lansia & dying patient
- Palliative Care
Definisi:
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien
dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identi fikasi dini dan
penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial
dan spiritual. Perawatan paliatif merupakan kombinasi unik dukungan di rumah sakit,
hospice, day-centre (tempat perawatan lansia dan orang gangguan jiwa), dan di rumah,
masing-masing memenuhi kebutuhan individual pasien dan keluarganya
(keilangan,berduka,nyeri, muntah).
Prinsip-Prinsip:
Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap, rawat jalan, dan kunjungan /rawat rumah.
Perawatan paliatif meliputi :
- Menyediakan bantuan dari rasa sakit dan gejala menyedihkan lainnya
- Menegaskan hidup dan menganggap mati sebagai pross yang norml
- Tidak bermaksud untuk mempercepat atau menunda kematian
- Mengintegrasikan aspek-aspek psikologisdan spiritual perawatan pasien
- Tidak mempercepat atau memperlambat kematian
b. Dying pastient
- Meredakan nyeri dan gejala fisiklain yang mengganggu
- Menawarkan sistem pendukung untuk membantu
keluarga menghadai penyakit pasien dan kehilangan
mereka
- Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri
dari pasien dan keluarga pasien,
- Dukungan untuk caregiver,
- Palliative care merupakan accses yang competent dan
compassionet,
- Mengembangkan professional dan social support untuk
palliative care,
- Melanjutkan serta mengembangkan palliative care
melalui penelitian dan pendidikan.
8. Sistem rujukan dokter keluarga
Rujukan adalah suatu proses pemindahan tanggung jawab perawatan pasien
sementara waktu karena masalah tertentu dari pasien atau keterbatasan kewenangan
dari dokter keluarga. Pemindahan tanggung jawab tidak total. Dokter keluarga akan
kembali bertanggung jawab atas pasiennya setelah pasien kembali dari tempat
rujukan.
Jenis-jenis rujukan :
• Interval referral
Pasien dirujuk untuk perawatan penuh selama be-berapa waktu. Contoh :
Operasi kanker, kemoter-api.Selama pasien masih dalam perawatan rujukan, hanya
dr. spesialis bersangkutan yang berhak mengobati dan meresepkan obat. Dokter
keluarga hanya dapat memberi komentar atau nasihat dan dapat memberikan terapi
bila diminta oleh dr. spesialis yang merawat.
• Collateral referral
Dokter keluarga hanya merujuk untuk perawatan masalah tertentu saja dari pasien,
tanggung jawab tetap di tangan dokter keluarga. Contoh : Pasien Diabetes Melitus yang
mengalami glaukoma dirujuk ke dokter spesialis mata untuk mengobati glaukomanya,
tapi kontrol guda darahnya tetap ke dokter keluarganya.
Mekanisme rujukan
• Terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja
• Tetap berkomunikasi antara dokter
• Tetap berkomunikasi antara dokter konsultan dan dokter yg
meminta rujukan
• Perlu disepakati pembagian wewenang dan tanggungjawab
masing-masing pihak