Anda di halaman 1dari 23

TUTOR 15

TRIGGER 2 KEDOKTERAN KELUARGA

Fasilitator : dr. Fionaliza, M.K.M


Ketua : Ayu Resty Dwi Anjani (1710070100137)
Sekretaris : Raviena Laurensia Radama (1710070100135)
Anggota : Seftyna Rizky Marito S. (1710070100136)
Fenthy Asmeliana A. (1710070100132)
Miftahul Arifah (1710070100131)
Nadia Putri (1710070100130)
Putri Khairunnisak (1710070100134)
Diah Ayu Rahmaniar (1710070100129)
Vindo Agustian Medry (1710070100133)
Trigger 2 Klinik dokter keluarga

Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan di klinik dokter keluarga yang mempunyai


visi dan misi serta tujuan tertentu. Secara operasional dokter keluarga bertanggung
jawab memberikan pelayanan holistic, integrated, continous dan comprehensive
terhadap individu sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, dokter keluarga mempunyai kapitasi di
daerah kerjanya, dan harus mengikuti peraturan-peraturan serta kaidah - kaidah yang
berlaku, karena pelayanan dokter keluarga mempunyai karakteristik hubungan dokter
dan pasien. Dokter keluarga juga berperan dalam merencanakan “Roadmap Health
and Wellnes” sehingga dapat menjalankan salah satu prinsip kedokeran keluarga
dalam “preventive Health Care”.
Pada keadaan dimana pasien tidak bisa datang ke klinik atau untuk melakukan
rehabilitasi perlu di pertimbangkan home care. Serta pada pasien lansia dan sekarat
juga diperlukan pelayanan dokter keluarga. Jika ada kasus yang tidak dapat ditangani
di klinik, dokter keluarga akan melakukan referal system sesuai dengan ketentuan
yang ada pada SKN.
Kalau pelayanan dokter keluarga ini dapat dilaksanakan sesuai konsep dan
prosedur yang ada maka akan di peroleh banyak manfaat.
STEP 1
1. Klinik dokter keluarga: suatu satuan organisasi pelayanan kesehatan primer yang
menyelenggarakan layanan kedokteran keluarga.

2. Homecare: pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan


kepada individu dan keluarga ditempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
memulihkan kesehatan, dan meminimalkan akibat dari penyakit.

3. Kapitasi: sistem pembayaran dimuka yang dilakukan oleh badan asuransi kepada penyelenggara
pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga yang telah dihitung untuk setiap peserta untuk
jangka waktu tertentu.

4. SKN: atau sistem kesehatan nasional, pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua
komponen bangsa indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

5. Referal system: yaitu proses dimana petugas kesehatan pada satu tingkat memiliki sumber daya
yang tidak mencukupi seperti obat-obatan dan peralatan untuk mengelola kondisi klinis, mencari
bantuan, dari fasilitas yang memiliki sumber daya yang lebih baik atau berada ditingkat yang sama
atau lebih untuk membantu, atau mengambil alih pengelolaan kasus pasien.
STEP 2
1. Apa alasan dilakukannya homecare? serta apa manfaat dari homecare tsb?
2. Apa saja kapitasi dalam dokter keluarga?
3. Apa faktor yang mempengaruhi serta masalah dalam homecare?
4. Bagaimana dokter keluarga merencanakan road map health and willness?
5. Bagaimana cara dokter keluarga melakukan referal system?
6. Apa yang dimaksud dengan pelayanan yg holistik, integrated, continous, dan
komprehensif?
7. Seperti apa persayaratan pasien homecare?
8. Apa saja mekanisme yang dilakukan dalam menjalankan homecare?
STEP 3
1. Alasannya:
- perlunya dilakukan pertolongan kedokteran melalui kunjungan dan perawatan
dirumah adalah karena keadaan pasien tidak memungkinkan utk datang ke tempat
prakterk atau bila ttp dipaksakan akan memperberat keadaan pasien
Manfaat: - bisa lebih meningkatkan pemahaman dokter ttg pasien,
- dapat lebih meningkatkan hubungan dokter-pasien,
- dapat lebih menjamin kebutuhan dan tuntutan pasien dengan meningkatnya
pemahaman dokter ttg keadaan pasien
2. Sistem kapitasi adalah sistem pembayaran dimuka yang dilakukan oleh badan
asuransi kepada penyelenggara pelayanan kesehatan berdasarkan kesepakatan harga
yg dihitung untuk setiap peserta utk jangka waktu tertentu. Dengan sistem
pembayaran ini, maka besarnya biaya yg dibayar oleh badan asuransi kpd
penyelenggara pelayanan yg tidak ditentukan oleh frekuensi penggunaan pelayanan
kesehatan oleh peserta melainkan ditentukan oleh jumlah peserta dan kesepakatan
jangka waktu jaminan.
STEP 3
3. Faktor yang mmpengaruhi:
- makin mudahnya sistem komunikasi
- makin majunya ilmu dan teknologi kedokteran
Masalah dalam homecare:
- Terbatasnya pertolongan kedokteran yg dpt dilakukan
- Pertolongan panggilan kerumah yg tidak diperlukan
- Ketergantungan pasien atau keluarga yg berlebihan

4. dokter keluarga merencanakan road map health and willness


Dengan pendekatan umum untuk kesehatan dan kebugaran diantaranya kesadaran tentang faktor-
faktor yg mempengaruhi kelelahan dan langkah-langkah tindakan menuju kesehatan.

5. Caranya melakukan referal system dengan:


- health system atau penyedia layanan sektor publik dan swasta dan kualitas perawatan
- Initiating fascilitiy atau protokol perawatan untuk kondisi tsb pada tingkat pelayanan tsb
- Referal praktikalitis atau komunikasi dg fasilitas penerima/buat pengaturan yg sesuai
- Receiveing fascilitiy atau fasilitas penerima
- Supervision and capacity building (pengawasan dan peningkatan kapasitas)
STEP 3
6. pelayanan yg holistik, integrated, continous, dan komprehensif?
- Holistik: pelayanan menyeluruh, tidak berkotak-kotak, manusia sbg subjek atau pelaku
kesehatan dgn segala sudut pandang keunikannya baik dr segi biologi, psikologi, sosial,
budaya, ekonomi, dan spiritual.
- Intergrated: pelayanan yg bersifat terpadu
- Continous: pelayanan yg berkelanjutan
- Komprehensif: pelayanan yg bersifat menyeluruh dari berbagai aspek

7. Persyaratan homecare:
- mempunyai keluarga atau pihak lain yg bertanggung jawab menjadi pendamping bagi pasien
- bersedia menandatangani persetujuan stlh diberikan informasi
- bersedia melakukan perjanjian kerja dg pengelola perawatan kesehatan

8. mekanisme yang dilakukan dalam menjalankan homecare:


- dilakukan sendiri oleh dokter yg menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga
- dilakukan oleh petugas kesehatan yg telah mendapatkan pelatihan
STEP 4
Klinik dokter keluarga

Karakterisik hub.
Visi & Misi
dokter-pasien

Holistic, Intergrated,
Continous,
Comprehensive

Perencanaan Prinsip Pelayanan


Konsep
road map preventif lansia & dying Sistem rujukan
homecare
health and health care patient
willness
STEP 5
LO
1. Visi & Misi klinik dokter keluarga

2. Karakteristik hub. dokter-pasien

3. Pelayanan yang Holistic, Intergrated, Continous, Comprehensive.


- Definisi & prinsip pelayanan

4. Perencanaan road map health and willness.


- Definisi & prosedur pelaksanaan

5. Prinsip preventive health care


- Definisi & prinsip pelayanan

6. Konsep homecare
- Definisi & prinsip pelayanan

7. pelayanan lansia & dying patient


- Definisi & prinsip pelayanan

8. Sistem rujukan dokter keluarga


- Indikasi rujukan & mekanismenya
STEP 6
BELAJAR MANDIRI
STEP 7
1. Visi dan misi klinik dokter keluarga
 Visi dari pengembangan DK ini adalah :
Tersedianya DK bermutu dan merata guna mewujudkan Indonesia
Sehat 2010.

 Misinya adalah :
a. Menetapkan peraturan perundangan yang memantapkan kedudukan
dokter keluarga sebagai dokter pelayanan tingkat pertama
b. Menetapkan kebijakan pembiayaan kesehatan yang kondusif untuk
berkembangnya dasar moral penyelenggaraan pelayanan kesehatan
c. Menyusun perencanaan DK dengan melibatkan masyarakat dengan
memperhatkan perkembangan global
d. Meningkatkan efisiensi pendayagunaan DK dan karier DK
e. Menetapkan kebijakan dalam pendidikan kedokteran termasuk
pendidikan kedokteran berkelanjutan (CME) untuk menjamin
terpenuhinya kebutuhan DK yang kompeten dalam menjalankan
fungsinya
2. Karakteristik Hubungan Dokter-Pasien

 Dapat memenuhi semua kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien yang


menjadi tanggung jawabnya, adalah membina hubungan dokter-pasien yang
baik.
 Hubungan dokter-pasien yang baik dalam praktek dokter keluarga,
merupakan persyaratan mutlak.
 Dengan baiknya hubungan dokter-pasien tersebut, kebutuhan kesehatan
pasien dan kondisi sosial, budaya, ekonomi, lingkungan hidup serta faktor
lainnya dinilai dapat menjamin keberhasilan pelayanan dokter keluarga.
3. Pelayanan yang Holistic, Intergrated, Continous,
Comprehensive
 HOLISTIC Dilaksanakan pelayanan kesehatan yang meliputi semua aspek
kehidupan Pasien sebagai manusia seutuhnya yang meliputi aspek-aspek :
- Biologis
- Psikologis
- Sosial
- Spiritual
 TERPADU (INTEGRATED) Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan dalam
bentuk interaksi antara Dokter, Pasien dan Keluarga serta melibatkan seluruh
komunitas masyarakat disekitarnya
 Continous,m Pelayanan kesehatan merupakan upaya terus menerus untuk
meningkatkan fungsi keluarga sesuai dengan sumber-sumber yang dimiliki.
 PARIPURNA (COMPREHENSIVE) Tersedianya semua langkah-langkah
pelayanan kesehatan: - Promotif (peningkatan dan pembinaan) - Preventif
(pencegahan dan perlindungan khusus) - Kuratif (deteksi dini dan tindakan segera)
- Pencegahan cacat lebih lanjut (terapi, konsultasi, dan rujukan) - Rehabilitatif
(pemulihan, pengendalian, evaluasi)
4. Roadmap Health and Wellness
Definisi Road map health and wellness: langkah-langkah atau upaya dalam mencapai
kesehatan dan kebugaran yang paripurna di dalam suatu keluarga

Pendekatan umum untuk kesehatan dan kebugaran:


 1. Kesadaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan
 2. Langkah-langkah tindakan menuju kesehatan
Prinsip-Prinsipnya:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kebugaran
seperti merokok, minum alkohol, makan berlebih, kurang tidur, kurang olahraga, dan
life-style yang lainnya.
2. Mengidentifikasi secara dini kelainan-kelainan yang ditimbulkan akibat pengaruh
gaya hidup dan lingkungan sekitar seperti anemia, malnutrisi, hipotiroid, dll.
3. Merencanakan strategi penerapan PHBS di keluarga yang tidak membahayakan
dan yang resikonya rendah terhadap suatu individu.
4. Memotivasi keluarga untuk merubah gaya hidup yang bersih dan sehat.
5. Prinsip preventive health care

Preventive health care


- Definisi: Pencegahan didefinisikan sebagi upaya peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan atau menghindari berjangkitnya penyakit. Upaya ini bertujuan untuk
menghilangkan atau mengurangi risiko, diagnosis dini, pengobatan cepat,
membatasi terjadinya komplikasi, termasuk dalam upaya ini adalah penyakit
iatrogenic, dan penyesuaian yang maksimal terhadap kecacatan.

-  Pencegahan primer
Pencegahan primer meliputi upaya-upaya untuk mencegah berjangkitnya suatu
penyakit. Hasil upaya ini adalah penyakit tidak berjangkit. Upaya- upaya
pencegahan primer terdiri dari:
a. Pendidikan untuk mengubah factor-faktor gaya hidup yang diketahui
berhubungan dengan terjadinya penyakit. Misalnya, kebiasaan merokok,
makan dengan gizi sehat seimbang, mengurangi minum- minuman beralkohol,
olah raga.
b. Sterilisasi alat-alat bedah dan alat-alat medis yang lain.
c. Pemberantasan, misalnya upaya pemberantasan nyamuk untuk mencegah
penyakit malaria.
d. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi tertentu.
e. Sanitasi, misalnya penyediaan air bersih, dan pembuangan limbah dan sampah industri
yang efisien,
f. Pembuatan undang-undang atau peraturan untuk menjamin upaya- upaya pencegahan
primer dilakukan dengan benar.

-  Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder terdiri dari upaya-upaya untuk menghentikan atau memperlambat
proses terjadinya suatu penyakit. Upaya ini pada umumnya dilakukan dengan pengukuran-
pengukuran untuk mendeteksi penyakit pada stadium dini, misalnya pada fase presimtomatik
(fase subklinis) sehingga pengobatan dapat dimulai sebelum proses patologi yang
irreversible terjadi. Contoh:
> Diketahuinya hipertensi secara dini melalui pemeriksaan rutin (uji saring/screening)
terhadap pasien-pasien memungkinkan pemberian pengobatan selama fase presimtomatik
dari proses perjalanan penyakit.
> Uji saring untuk kanker leher rahim memungkinkan pengobatan dysplasia atau
suatu kondisi premaligna leher rahim.
> Mamografi untuk mengetahui terjadinya kanker payudara.
> Endoskopi untuk mengetahui terjadinya polip pada usus besar.
6. Konsep home care
a. Definisi
 Menurut Warhola (1980 dalam Smith & Maurer) Perawatan kesehatan di
rumah adalah suatu pelayanan kesehatan secara komprehensip yang
diberikan kepada klien individu atau keluarga di tempat tinggal mereka
di rumah, bertujuan untuk memandirikan klien dalam pemeliharaan
kesehatan, peningkatan derajat kesehatan, upaya pencegahan penyakit,
dan risiko kekambuhan serta rehabilitasi kesehatan.
 Home Care juga dapat diartikan sebagai kesatuan yang memungkinkan
pelayanan kesehatan dilakukan secara bersamaan ataupun kombinasi
dari berbagai profesi kesehatan sebagai satu kesatuan tim untuk
mencapai dan mempertahankan status kesehatan klien secara optimal.
Pelayanan home care umumnya meliputi:
• Pelayanan pribadi pasien, seperti mandi, keramas, atau
berpakaian
• Pekerjaan rumah tangga, seperti membersihkan rumah dan
mencuci baju
• Memasak atau mengantar makanan ke rumah
• Manajemen keuangan, seperti membantu mengisi formulir
finansial dan memastikan semua tagihan terbayar tepat waktu
• Pelayanan kesehatan, seperti fisioterapi, terapi okupasi,
kunjungan dokter ke rumah atau konsultasi medis melalui
telepon.
b. Memastikan Penerapan PHBS di keluarga yaitu:
- Persalinan yg ditolong oleh tenaga kesehatan
- Pemberian ASI ekslusif
- Menimbang bayi dan balita secara berkala
- Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
- Menggunakan air bersih
- Menggunakan jamban sehat
- Memberantas jentik nyamuk
- Konsumsi buah dan sayur
- Melakukan aktivitas fisik setiap hari
- Tidak merokok didalam rumah.
7. pelayanan lansia & dying patient
- Palliative Care
Definisi:
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien
dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui identi fikasi dini dan
penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial
dan spiritual. Perawatan paliatif merupakan kombinasi unik dukungan di rumah sakit,
hospice, day-centre (tempat perawatan lansia dan orang gangguan jiwa), dan di rumah,
masing-masing memenuhi kebutuhan individual pasien dan keluarganya
(keilangan,berduka,nyeri, muntah).

Prinsip-Prinsip:
Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat inap, rawat jalan, dan kunjungan /rawat rumah.
Perawatan paliatif meliputi :
- Menyediakan bantuan dari rasa sakit dan gejala menyedihkan lainnya
- Menegaskan hidup dan menganggap mati sebagai pross yang norml
- Tidak bermaksud untuk mempercepat atau menunda kematian
- Mengintegrasikan aspek-aspek psikologisdan spiritual perawatan pasien
- Tidak mempercepat atau memperlambat kematian
b. Dying pastient
- Meredakan nyeri dan gejala fisiklain yang mengganggu
- Menawarkan sistem pendukung untuk membantu
keluarga menghadai penyakit pasien dan kehilangan
mereka
- Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri
dari pasien dan keluarga pasien,
- Dukungan untuk caregiver,
- Palliative care merupakan accses yang competent dan
compassionet,
- Mengembangkan professional dan social support untuk
palliative care,
- Melanjutkan serta mengembangkan palliative care
melalui penelitian dan pendidikan.
8. Sistem rujukan dokter keluarga
Rujukan adalah suatu proses pemindahan tanggung jawab perawatan pasien
sementara waktu karena masalah tertentu dari pasien atau keterbatasan kewenangan
dari dokter keluarga. Pemindahan tanggung jawab tidak total. Dokter keluarga akan
kembali bertanggung jawab atas pasiennya setelah pasien kembali dari tempat
rujukan.
Jenis-jenis rujukan :
• Interval referral
Pasien dirujuk untuk perawatan penuh selama be-berapa waktu. Contoh :
Operasi kanker, kemoter-api.Selama pasien masih dalam perawatan rujukan, hanya
dr. spesialis bersangkutan yang berhak mengobati dan meresepkan obat. Dokter
keluarga hanya dapat memberi komentar atau nasihat dan dapat memberikan terapi
bila diminta oleh dr. spesialis yang merawat.
• Collateral referral
Dokter keluarga hanya merujuk untuk perawatan masalah tertentu saja dari pasien,
tanggung jawab tetap di tangan dokter keluarga. Contoh : Pasien Diabetes Melitus yang
mengalami glaukoma dirujuk ke dokter spesialis mata untuk mengobati glaukomanya,
tapi kontrol guda darahnya tetap ke dokter keluarganya.
Mekanisme rujukan
• Terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja
• Tetap berkomunikasi antara dokter
• Tetap berkomunikasi antara dokter konsultan dan dokter yg
meminta rujukan
• Perlu disepakati pembagian wewenang dan tanggungjawab
masing-masing pihak

Anda mungkin juga menyukai