Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 4 :

1. DIMAS WIDJANARKO (1913451034)


2. NADYA HERDINA PUTRI (1913451035)
3. ZAHRA ANNISA MARTIN (1913451036)
4. MEIRIVA IKA FADHILA (1913451037)
5. DHEA PARASETYAWATI (1913451038)
6. FEMI OKTARI (1913451039)
7. DESI PUSPITA (1913451040)
8. MEGA AYU UTAMI (1913451041)
9. M. ARDIANSYAH (1913451042)
10. PUTRI NABILA (1913451043)
11. FEBI ALNA ZULFA (1913451044)
Pengertian ISO 14001 :
adalah standar internasional yang menentukan persyaratan untuk pendekatan
manajemen yang terstruktur untuk perlindungan lingkungan.

Tujuan ISO 14001 :


adalah untuk memungkinkan organisasi dari semua jenis atau ukuran untuk
mengembangkan dan menerapkan kebijakan yang berkomitmen untuk
bertanggung jawab pada lingkungan; seperti keberlanjutan sumber daya,
pencegahan polusi, mitigasi perubahan iklim dan minimalisasi dampak
lingkungan.
Manfaat Mendapatkan Sertifikat ISO 14001 adalah khususnya bagi produsen,
sebagai berikut:
• Meminimasi potensi konflik antara pekerja dengan pengusaha dalam penyediaan
lingkungan kerja yang layak dan sehat dan meningkatkan produktivitas pekerja melalui
efisiensi waktu dan biaya.
• Menjembatani pemenuhan peraturan lingkungan dengan lebih terencana dan terstruktur.
Penggunaan sumber daya alam yang lebih bijaksana menuju terciptanya eko-efisiensi.

Manfaat Mendapatkan Sertifikat ISO 14001 adalah khususnya bagi lingkungan, sebagai
berikut:
• Berkurangnya pencemaran lingkungan melalui penurunan penggunaan bahan-bahan
kimia berbahaya.
• Pengurangan limbah berbahaya dan dapat mengurangi gangguan sosial yang berasal dari
keberadaan industri itu sendiri misalnya, mengurangi kebisingan, polusi air, polusi udara,
kemacetan, dan social responsibilty.
Pengertian Pengendalian Vektor

(PMK No. 374/Menkes/Per/III/2010 tentang Pengendalian Vektor) adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan
untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga vektor di suatu wilayah atau menghindari kontak
masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit tular vektor dapat dicegah.

Menurut Pasal 1, ayat (3) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 50 tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan & Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor & Binatang Pembawa Penyakit & Pengendaliannya bahwa
Pengendalian adalah upaya untuk mengurangi atau melenyapkan faktor risiko penyakit dan/atau gangguan kesehatan.

Jadi pada dasarnya pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit (pengganggu) yaitu untuk memutuskan rantai
penularan antara sumber penyakit dengan manusia atau mencegah tertularnya suatu penyakit menular kepada manusia
melalui peranan vektor penyakit. Upaya pengendalian vektor lebih dititikberatkan pada kebijakan pengendalian vektor
terpadu melalui suatu pendekatan pengendalian vektor dengan menggunakan satu atau kombinasi beberapa metode
pengendalian vektor;
Pengawasan Vektor di Industri

1.1. Pengawasan Terhadap Lalat


Pengawasan Terhadap Lalat
a.a. Pengawasan
Pengawasan Lalat MudaLalat Muda
, bertujuan untuk, menghilangkan
bertujuankemungkinan
untuk tempat
berkembang-biak lalat (mekanis) ,Menyiram tempat berkembang-biak dengan malathion/
menghilangkan kemungkinan
diazinon (kimia), Semut memakan tempat
telur dan tempayak berkembang-biak
(biologis).
b. Pengawasan Lalat Dewasa , bertujuan untuk memasang perangkap lalat (mekanis), Secara
lalat (mekanis)
alamiah ,Menyiram
dimakan oleh reptil tempat
(biologis), Menutup makananberkembang-biak
(budaya).
dengan malathion/ diazinon (kimia), Semut memakan
telur dan tempayak (biologis).
b. Pengawasan Lalat Dewasa , bertujuan untuk memasang
perangkap lalat (mekanis), Secara alamiah dimakan oleh
reptil (biologis), Menutup makanan (budaya).
Cara Pengendalian Lalat Di industri

1) Usaha pencegahan (prevention) mencegah kontak dengan


vektor pemberantasan nyamuk, kelambu, misalnya di tempat
istirahat tenaga kerja lubang-lubang ventilasinya dipasang
kawat kasa, sehingga dapat mengurangi nyamuk masuk ke
ruangan istirahat.
2) Usaha penekanan (suppression) menekan
populasi vektor sehingga tidakmembahayakan kehidupan
manusia
3) Usaha pembasmian (eradication) menghilangkan vektor
sampai habis
4) Metode pengendalian Vektor lalat
2. Pengawasan Kecoa
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk
pengawasan kecoa di industri adalah:
• Deteksi Keberadaan Kecoa
• Pengontrolan Kecoa
• Penggunaan Pestisida
• Mencegah kontak produk makanan terhadap
pestisida
3. Pengawasan dan Pengendalian Nyamuk

Macam- macam pengandalian nyamuk Culex diantaranya (Muhammad, 2010):


• Pengendalian Alami, musim, cuaca panas, dingin, kering, tanah tandus, angin
besar, dan curah hujan tinggi. Ketinggian tertentu menyebabkan serangga
tidak tahan hidup
• Pengendalian Mekanik
• Pengendalian ini dilakukan dengan menggunakan alat yang langsung dapat
membunuh, menangkap, atau menghalau, menyisir, mengeluarkan serangga
dari jaringan tubuh.seperti Pemasangan kasa nyamuk, Penggunaan raket
elektrik Kandang dan Payung perangkap nyamuk
• Pengendalian Kimia
Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan insektisida dan
larvasida
• Pengendalian biologi
keuntungan dari pengendalian secara biologis adalah tidak adanya
kontaminasi kimiawi terhadap lingkungan.
• Pengendalian Lingkungan dilakukan dengan cara mengelola
lingkungan (environmental management) yaitu memodifikasi atau
memanipulasi lingkungan seperti dengan menerapkan 3 M, yaitu
menutup, menguras dan menimbun.
4. Pengendalian Nyamuk Aedes

Pengendalian secara fisika


Pada pengendalian fisik meliputi pengendalian telur, larva dan pupa yaitu
dengan cara mengeringkan rawa, menimbun air yang tergenang, membuat air
selokan mengalir dengan lancar. Sedangkan pengawasan dan
pengendalian nyamuk dewasa yaitu dengan cara memasang kasa,
mempergunakan kelambu atau memukul dengan alat pemukul.
Pengendalian Secara Radiasi
Di sini nyamuk dewasa jantan diradiasi dengan bahan radioaktif dengan dosis
tertentu sehingga menjadi mandul. Kemudian nyamuk jantan yang telah
diradiasi ini dilepaskan kea lam bebas.
Pengendalian Secara Kimiawi
Bahan kimia telah digunakan untuk mengendalikan —Someone
aedes aegyptiFamous
sejak
mulainya abad ini, dalam hubungannya dengan penyebarluasan kampanye
kebersihan, habitat larva Aedes diatasi minyak dan rumah disemprot dengan
pyrethrin.
Pemberantasan nyamuk secara kimia
Penyemprotan ruangan
Dua bentuk penyemprotan ruangan yang secara umum digunakan adalah foging
termal, aerosol volume rendah – ultra (ULV)(foging dingin) dan embun.
Dengan abate
Abate yaitu insektisida yang dapat membunuh jentik. Abate akan menempel di dinding
wadah air dan bertahan 2-3 bulan.
Repelan
Repelan adalah bahan kimia atau obatkimia yang mengganggu kemampuan serangga
untuk mengenal bahan kimia atraktan dari hewan atau manusia sehingga mencegah
serangga untuk menggigit.
Pengendalian Secara Biologis
Intervensi yang didasarkan pada pengenalan organisme pemangsa, parasit, yang
bersaing dengan cara penurunan jumlah Ae. aegypti atau Ae. albopictus masih
menjadi percobaan, dan informasi tentang keampuhannya didasarkan pada hasil
operasi lapangan yang berskala kecil.
5. Pengendalian Nyamuk Anopheles
Malaria dapat dicegah hanya dengan menurunkan kontak dengan nyamuk terinfeksi
melalui pemakaian kelambu dan pembasmi serangga yang tepat dan menggunakan
obat secara profilaktik terhadap stadium eritrositik. Terapi ini harus dimulai satu
minggu sebelum memasuki daerah endemik dan harus dilanjutkan selama tinggal
dan selama sekurangnya enam minggu setelah meninggalkan daerah endemik.
Bentuk-bentuk pengendalian vektor nyamuk Anopheles yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Pengendalian Kimia
Kebaikan cara pengendalian ini adalah dapat dilakukan dengan segera, meliputi
daerah yang luas sehingga dapat menekan jumlah populasi vektor nyamuk
Anopheles dalam waktu yang singkat. Keburukannya karena cara pengendalian ini
hanya bersifat sementara, dapat menimbulkan pencemaran lingkuangan. Contoh
tindakannya : menggunakan obat nyamuk bakar, menggunakan obat semprot
nyamuk, menggunakan alat elektrik.
b. Pengendalian Biologi
Dengan memperbanyak pemangsa dan parasit sebagai musuh alami bagi
vector nyamuk Anopheles, dapat dilakukan pengendalian vector nyamuk
Anopheles yang menjadi vector atau hospes perantara. Beberapa parasit
dari golongan nematoda, bakteri, protozoa, jamur dan virus dapat dipakai
sebagai pengendali larva.
c. Mengurangi kontak gigitan nyamuk
bertujuan untuk mencegah vektor anopheles agar tidak menggigit host
(manusia) sehingga agen (plasmodium) yang dibawa vektor tidak dapat
masuk dalam tubuh host (manusia). Tindakan yang dapat dilakukan
adalah penggunaan kasa pada ventilasi,dan memakai lotion anti nyamuk.
 

d. Perubahan lingkungan (Environmental Modivication)


Merubah bentuk lingkungan (adanya sesuatu yang baru) yang dapat diterapkan
sehingga dapat merubah kondisi lingkungan aslinya. Hal ini bertujuan untuk mencegah
nyamuk tumbuh dan berkembang biak karena lingkungan berbiak nyamuk sudah tidak
sesuai dengan standart untuk kelangsungan hidupnya. Sebagai contoh; penggunaan AC
pada ruangan, pengeringan berkala suatu sistem irigasi dan memelihara ikan pemangsa
jentik (ikan kepala timah) pada kolam atau sawah atau rawa.
 e.Manipulasi Lingkungan (Environment Manipulation)
Memanipulasi lingkungan tetapi tidak merubah bentuk lingkungan sehingga dapat
merubah kondisi lingkungan aslinya. Hal ini bertujuan untuk memcegah nyamuk
tumbuh dan berkembang biak.
f. Sterilisasi nyamuk
Manipulasi genetik yang dilakukan terhadap nyamuk sehingga nyamuk tersebut
menjadi mandul (infertil). Dengan cara radiasi, yakni menyinari nyamuk dengan sinar
berenergi tinggi yang dapat merubah komposisi dan susunan gennya.

Anda mungkin juga menyukai