Anda di halaman 1dari 22

GAGAL NAFAS

1. AULIA HAMIYATUL F
2. BURHANUDIN
3. IRDANIATI
4. KAMILIA HASTUTI
5. NIRMALAWATI
6. NURUNNISWATI
7. SAFIRA NABILLATURAHMI A
8. SITI HADIJAH
9. SUCI VALENTIA RANZANI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia
menurut Hierarki Maslow. Kekurangan oksigen
dalam hitungan menit saja dapat mengancam
jiwa seseorang, oleh karena itu masalah
kesehatan yang berpengaruh terhadap system
pernapasan (respiratori) menuntut asuhan
keperawatan yang serius (Nurarif Huda, 2015)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari Gagal Nafas ?
2. Bagaimana etiologi dari gagal nafas ?
3. Apa saja manifestasi klinis dari gagal nafas ?
4. Apa saja klasifikasi gagal nafas ?
5. Bagaimana patofisiologi dari gagal nafas ?
6. Bagaimana pathway gagal nafas ?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kasus gagal
nafas ?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari gagal nafas ?
9. Bagaimana penanganan gagal nafas dimasa pendemi
covid saat ini ?
10. Bagaimana asuhan keperawatan pada kasus gagal
nafas ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi dari gagal nafas
2. Mengetahui etiologi dari gagal nafas
3. Mengetahui manifestasi klinis dari gagal nafas
4. Mengetahui apa saja klasifikasi gagal nafas
5. Mengetahui patofisiologi dari gagal nafas
6. Mengetahui pathway gagal nafas
7. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada
kasus gagal nafas
8. Mengetahui penatalaksanaan dari gagal nafas
9. Mengetahui penanganan gagal nafas d dimasa
pendemi covid-19 saat ini
10. Mengetahui asuhan keperawatan pada kasus
gagal nafas
BAB
TINJAUAN2
TEORI
A. KONSEP GAGAL NAFAS

1. Definisi Gagal Nafas


Gagal nafas adalah pertukaran gas yang tidak
adekuat sehingga terjadi hipoksemia,
hiperkapnea (peningkatan konsentrasi
karbondioksida arteri), dan asidosis ( Arif
Muttaqin 2016 dalam Hanif et al., 2020)
2. ETIOLOGI GAGAL NAFAS

a. Penyebab Sentral b. Penyebab Perifer


1. Kelainan neuromuskuler : GBS, tetanus, trauma 1. Trauma kepala : contusio cerebri
cervical, muscle relaxans 2. Radang otak : encephalitis
2. Kelainan jalan nafas : obstruksi jalan nafas, 3. Gangguan vaskuler : perdarahan otak, infark
asma bronchiale otak
3. Kelainan diparu : edema paru, atelektasis, 4. Obat-obatan : narkotika, anestesi
ARDS.
4. Kelainan tulang iga/thoraks : fraktur costae,
pneumo thorax,
5. Haematothoraks
6. Kelainan jantung : kegagalan jantung kiri
3. MANIFESTASI KLINIS
a. Tanda b. Gejala
1) Gagal nafas total
a) Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat didengar / 1) Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran
dirasakan. (PCO2)
b) Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra 2) Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah,
klavikuladan sela iga serta tidak ada berkeringat atau sianosis (Po2 menurun)
perkembangan dada pada inspirasi. (Bambang Suryadi & Nurul Ainul Shifa, 2021)
c) Adanya kesulitan inflasi paru dalam usaha
memberikan ventilasi buatan
2) Gagal nafas parsial
d) Terdengar suara nafas tambahan gargling,
snoring, growing,
e) dan whizing.
f) Ada retraksi dada
4. KLASIFIKASI GAGAL NAFAS
Pada gagal nafas akut terjadi
ketidakmampuan sistem pernafasan
mempertahankan pertukaran gas
normal. Keadaan ini menyebabkan
Gagal Nafas Gagal Nafas terjadinya hipoksemia, hiperkapnia
tipe I tipe II
atau kombinasi keduanya.
Berdasarkan tekanan parsial
karbondioksida arteri (PaCO2), gagal
nafas dibagi menjadi 2 tipe, yaitu tipe
I dan tipe II.
5. PATOFISIOLOGI GAGAL NAFAS

Mekanisme gagal napas menggambarkan ketidak mampuan tubuh untuk


melakukan oksigenasi dan/atau ventilasi dengan adekuat yang ditandai
oleh ketidakmampuan sistem respirasi untuk memasok oksigen yang
cukup atau membuang karbon dioksida. Pada gagal napas terjadi
peningkatan tekanan parsial karbon dioksida arteri (PaCO2) lebih besar
dari 50 mmHg, tekanan parsial oksigen arteri (PaO2) kurang dari 60
mmHg, atau kedua-duanya.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA KASUS
GAGAL NAFAS
1. Pemeriksaan analisa gas darah arteri (AGD)
2. Pemeriksaan darah lengkap, elektrolit serum, sitologi, urinalisis,
3. bronkogram, bronkoskopi.
4. Pemeriksaan rontgen dada
5. Untukmelihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit
yang tidak diketahui
6. Pemeriksaan sputum, fungsi paru, angiografi, pemindahan ventilasi-
perfusi
7. Hemodinamik
8. Tipe 1 : Peningkatan PCWP
9. EKG
10. Mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan,
disritmia (Bakhtiar, 2020).
8. PENATALAKSANAAN GAGAL AFAS
a. Penatalaksanaan Suportif / Non suportif
Penatalaksanaan non spesifik adalah tindakan
yang secara tidak langsung di tujukan untuk
memperbaiki pertukaran gas, yaitu:
Atasi Hipoksemia : Terapi Oksigen
Atasi Hiperkarbia : Perbaiki Ventilasi
  Perbaiki jalan nafas
Bantuan ventilasi : face mask, ambu bag
Ventilasi mekanik
Terapi lainnya.
b. Penatalaksanaan Kausatif/spesifik
Sambil dilakukan reusitasi (terapi supportif) diupayakan mencari
penyebab gagal nafas. Pengobatan spesifik ditujukan pada etiologinya,
sehingga pengobatan untuk masing – masing penyakit akan berlainan.
Semua terapi diatas dilakukan dalam upaya mengoptimalkan pasien
gagal nafas di UGD sebelum selanjutnya nanti dirawat di ICU.
Penanganan lebih lanjut terutama masalah penggunaan ventilator akan
dilakukan di ICU berdasarkan guidiles penanganan pasien gagal nafas
di ICU pada tahap berikutnya (Nurarif Huda, 2015).
B. PENANGANAN GAGAL NAFAS DIMASA PENDEMI COVID-19 SAAT INI

01 03
Gagal napas adalah kondisi kegawatan
medis yang terjadi akibat gangguan serius pada
sistem pernapasan, sehingga menyebabkan
tubuh kekurangan oksigen. Virus corona Cara Penanganan Sistem Pencegahan
menyerang sistem pernapasan, terutama paru- Penyebaran Infeksi
paru. Salah satu komplikasi penyakit akibat Melalui Airway
corona adalah gagal napas akut. Ketika terjadi
gagal napas akut, paru-paru tak bisa memompa
cukup oksigen ke dalam darah atau tak dapat
mengeluarkan cukup karbon dioksida.
02 04
Penggunaan Alat
Seseorang yang menderita gagal nafas dan Hal-Hal Yang Perlu
terjangkit corona secara berbarengan dapat 2 Pelindung Diri/APD
kali lebih berbahaya daripada pasien biasa,
Di Perhatikan
dalam kondisi tertentu dapat mengakibatkan
kematian ( Kemenkes RI 2020).
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS
GAGAL NAFAS
Diagnosa
Pengkajian
Keperawatan

Intervensi
Implementasi
Keperawatan

Evaluasi
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan
untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan
karbondioksida dalam jumlah yang dapat
mengakibatkan gangguan pada kehidupan (RS
Jantung “Harapan Kita”, 2018). Indikator gagal nafas
adalah frekuensi pernafasan dan kapasitas. Pada
gagal nafas akut terjadi ketidakmampuan sistem
pernafasan mempertahankan pertukaran gas normal.
Keadaan ini menyebabkan terjadinya hipoksemia,
hiperkapnia atau kombinasi keduanya.

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons


by Flaticon, infographics & images by Freepik and illustrations by Stories
B. SARAN

Dalam kondisi saat ini sangat penting bagi kita


semua untuk selalu menjaga kesehatan dan
mematuhi protocol kesehatan, menjaga diri dan
keluarga agar terhindar dari penyakit berbahaya
dan juga infeksi virus corona atau covid-19.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar. (2020). Aspek Klinis Dan Tatalaksana Gagal Nafas Akut Pada Anak. Jurnal Kedokteran Syiah
Kuala, 13(3), 173–178. https://doi.org/10.24815/jks.v13i3.3422
Bambang Suryadi, & Nurul Ainul Shifa. (2021). Acute Physiology and Chronic Health Evaluation
(APACHE) II Pada Angka Kematian Pasien Gagal Nafas. Jurnal Antara Keperawatan, 4(2), 66–75.
https://doi.org/10.37063/antaraperawat.v4i2.558
Deli, H., Arifin, M. Z., & Fatimah, S. (2017). PERBANDINGAN PENGUKURAN STATUS SEDASI RICHMOND
AGITATION SEDATION SCALE (RASS) DAN RAMSAY SEDATION SCALE (RSS) PADA PASIEN GAGAL
NAFAS TERHADAP LAMA WEANING VENTILATOR DI GICU RSUP Dr.HASAN SADIKIN BANDUNG.
Jurnal Riset Kesehatan, 6(1), 32. https://doi.org/10.31983/jrk.v6i1.2837
Hanif, H., Semedi, B. P., & Utariani, A. (2020). Laporan Kasus : PERAWATAN GAGAL NAPAS AKUT
AKIBAT PNEUMONITIS LUPUS DI UNIT PERAWATAN INTENSIF DENGAN FASILITAS TERBATAS.
Majalah Kesehatan, 7(1), 48–58. https://doi.org/10.21776/ub.majalahkesehatan.2020.007.01.6
Nurarif Huda, A. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis & NANDA NIC-NOC
(edisi revi). penerbit mediaction.
Rifai, A., & Sugiyarto, S. (2019). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Simulasi Pertolongan
Pertama (Management Airway) Pada Penyintas Dengan Masalah Sumbatan Jalan Nafas pada
Masyarakat Awam di Kec.Sawit Kab. Boyolali. (Jkg) Jurnal Keperawatan Global, 4(2), 81–88.
https://doi.org/10.37341/jkg.v4i2.76
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai