Anda di halaman 1dari 9

EJAAN BAHASA

INDONESIA
M. Amirul Halim, M.Pd.
Ejaan Bahasa Indonesia

■ Ejaan Van Ophuijsen (1901)


■ Ejaan Repulik/Soewandi (1947)
■ Ejaan Melindo (1959)
■ Ejaan Baru/Ejaan LBK (1967)
■ Ejaan yang Disempurnakan (EyD) (1972)
■ Ejaaan Bahasa Indonesia (EBI) (2015 - sekarang)
Ejaan Van Ophuijsen

■ Diresmikan pada tahun 1901


■ Tokoh Belanda yang menjadi perancang Charles Van Ophuysen dibantu Tengku
Nawawi dan M. Taib Soetan Ibrahim.
■ Penggunaan bunyi masih sama seperti bahasa Belanda
■ [j] dibaca [y]
■ [oe] dibaca [u]
■ [‘] tanda petik dibaca [k]
Ejaan Repulik/Soewandi

■ Berlaku 17 Maret 1947


■ Upaya pemerintah mengganti ejaan sebelumnya yang dibuat oleh Belanda
■ Diubah oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan waktu itu yakni Soewandi.
■ Huruf [oe] diganti [u]
■ Tanda petik [‘] diganti [k]
■ Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2
■ Awalan [di] dan kata depan [di] ditulis serangkai dengan kata setelahnya.
Ejaan Melindo (tidak diresmikan)

■ Dikenal akhir tahun 1959


■ Ejaan ini dikenal sebagai ejaan Melayu Indonesia
■ Ejaan ini tidak jadi diresmikan karena gejolak politik antara kedua negara.
Ejaan Baru atau
Ejaan Lembaga Bahasa dan Kesusastraan
■ Dirancang tahun 1967

■ Kelanjutan ejaan Melindo yang tidak jadi diresmikan.

■ Panitia terdiri atas Panitia Ejaan LBK dan Ejaan Malaysia.

■ Panitia ini berhasil merumuskan satu konsep yang diberi nama Ejaan Baru

■ Di Malaysia Ejaan Baru disebut Ejaan Rumi Bersama (ERB), sedangkan di Indonesia
Ejaan baru disebut Ejaan yang Disempurnakan (EyD).
Ejaan yang Disempurnakan
■ Berlaku 23 Mei 1972
■ Huruf [f], [v], dan [z] yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
■ Huruf [q] dan [x] yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan
■ Awalan [di-] dan kata depan [di] dibedakan penulisannya.
- Awalan [di] penulisannya digabung/gandeng apabila bertemu selain ket. waktu dan tempat.
contoh: dibagi, ditukar, disayang
- Kata depan [di] penulisannya dipisah apabila bertemu keterangan waktu dan tempat.
contoh: di malam, di kampus, di stasiun
■ Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka dua tidak digunakan sebagai penanda
perulangan
■ [tj] menjadi [c]
■ [dj] menjadi [j]
■ [sj] menjadi [sy]
■ [ch] menjadi [kh]
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)

■ Diresmikan tahun 2015 - sekarang

■ Penambahan huruf vokal diftong. Pada EyD, huruf diftong hanya tiga yaitu ai, au, oi,
sedangkan pada EBI, huruf diftong ditambah satu yaitu ei (misalnya pada kata geiser
dan survei).

■ Penggunaan huruf tebal. Dalam EyD, fungsi huruf tebal ada tiga, yaitu (1) menuliskan
judul buku, bab, dan semacamnya, (2) mengkhususkan huruf, serta (3) menulis lema
atau sublema dalam kamus. Dalam EBI, fungsi ketiga dihapus.
Malu-malu

2015 – sekarang

Lumajang - Surabaya

Anda mungkin juga menyukai