Anda di halaman 1dari 24

TAUHIDULLAH

PENGERTIAN TAUHID ILMU TAUHID

• Tauhid dalam Bahasa Arab merupakan masdar/kata benda dari kata


“wahhada-yuwahhidu-tauhiidan” yang artinya menunggalkan sesuatu atau
keesaan (meyakini Ke-Esa-an Allah)

• Ilmu Tauhid adalah pengetahuan yang sistematis dan metodologis


tentang cara-cara menetapkan aqidah Islam dengan menggunakan
dalil-dalil (dalil naqli, dalil aqli maupun dalil perasaan [wijdan]).
PENDAPAT PARA PAKAR TENTANG
ILMU TAUHID
 Menurut Syaikh Muhammad Abduh, ilmu tauhid (ilmu kalam)
ialah ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan, sifat-sifat
yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang boleh ada pada-Nya;
membicarakan tentang Rosul, untuk menetapkan keutusan
mereka, sifat-sifat yang boleh dipertautkan kepada mereka, dan
sifat-sifat yang tidak mungkin terdapat pada mereka.
 Ilmu Tauhid diterjemahkan sarjana Bara dengan “Theologi
Islam”. Yang secara etimologi dapat diartikan sebagai ILMU
KETUHANAN. 
 Secara terminologi (istilah), theologi itu merupakan ilmu yang
membicarakan tentang Tuhan dan hubungannya dengan manusia,
baik berdasarkan kebenaran agama (wahyu) ataupun berdasarkan
penyelidikan akal murni
NAMA LAIN ILMU TAUHID
1. Ilmu ‘Aqa’id: ‘Aqdun artinya tali atau pengikat. ‘Aqa’id adalah bentuk
jamak dari ‘Aqdun. Disebut ‘Aqa’id, karena di dalamnya mempelajari
tentang keimanan yang mengikat hati seseorang dengan Allah, baik
meyakini wujud-Nya, ke-Esaan-Nya atau kekuasaan-Nya.
2. Ilmu Kalam: kalam artinya pembicaraan. Disebut ilmu kalam, karena
dalam ilmu ini banyak membutuhkan diskusi, pembahasan, keterangan-
keterangan dan hujjah (alasan) yang lebih banyak dari ilmu lain.
3. Ilmu Ushuluddin: Ushuluddin artinya pokok-pokok agama. Disebut
Ilmu Ushuluddin, karena didalamnya membahas prinsip-prinsip ajaran
agama, sedang ilmu yang lainnya disebut furu’ad-Din (cabang-cabang
agama), yang harus berpijak diatas ushuluddin.
4. Ilmu Ma’rifat: ma’rifat artinya pengetahuan. Disebut ilmu ma’rifat,
karena didalamnya mengandung bimbingan dan arahan kepada kepada
umat manusia untuk mengenal khaliqnya. (Zakaria, 2008:1)
RUANG LINGKUP ILMU TAUHID
• Pembelajaran tentang hal-hal yang wajib bagi Allah Swt., baik
itu yang berupa sifat kemuliaan yang ada pada-Nya maupun
sifat kesempurnaan yang dimiliki-Nya.
• Hal-hal yang mustahil ada pada diri Allah dan tidak layak
disandang-Nya, baik itu yang berupa (sifat-sifat) maupun
perbuatan-perbuatan.
• Hal-hal yang wajib bagi para Nabi dan Rasul dan hal-hal yang
mustahil ada pada mereka.
• Hal-hal yang berhubungannya seperti permasalahan iman
terhadap kitab-kitab Allah, malaikat-malaikat-Nya, hari Kiamat
(kebangkitan dan hari pembalasan), serta qadha dan qadar.
• Ruang lingkup ilmu tauhid terangkum dalam rukun iman sbb:
1. IMAN KEPADA ALLAH

 Yang dimaksud dengan iman kepada Allah ialah mempercayai sepenuhnya,


tanpa ada keraguan sedikitpun, akan adanya Allah SWT. Yang Maha Esa dan
Maha Sempurna, baik zat, sifat, maupun af’al (perbuatan)-Nya.
 Mengkuti sepenuhnya bimbingan Allah dan Rasul-Nya serta melaksanakan
perintah dan menjauhi Larangan-Nya dengan penuh keikhlasan.
 Keimanan seseorang kepada Allah ini sangat berpengaruh terhadap
kehidupannya, antara lain :
a. Menambah ketakwaannya .
b. Akan timbul kekuatan batin, ketabahan, keberanian dalam dirinya karena ia
hanya mengabdi kepada Allah dan meminta pertolongan kepada-Nya. Tidak
kepada yang lain.
c. Akan timbul rasa aman, damai, dan tentram akan bersemi dalam jiwanya karena
ia telah menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT.
2. IMAN KEPADA MALAIKAT

• Iman kepada malaikat mengandung arti bahwa seseorang


percaya sepenuhnya bahwa Allah mempunyani makhluk
ciptaan yang disebut malaikat, makhluk mulia yang tidak
pernah durhaka kepada Tuhan dan senantiasa taat menjalankan
tugas dan kewajibannya.
• Keimanan kepada malaikat membawa pengaruh positif bagi
seseorang, antara lain ia akan selalu berhati-hati dalam setiap
perkataan dan perbuatan sebab malaikat selalu berada di
dekatnya, merekam apapun yang ia katakana dan ia perbuat itu.
3. IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

• Beriman kepada kitab-kitab Allah ialah mempercayai bahwa Allah


menurunkan beberapa kitab kepada Rasul untuk menjadi pegangan dan
pedoman hidup bagi manusia dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
• Kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para Rasul itu cukup banyak,
namun yang secara jelas disebutkan di dalam Al-Quran hanya empat : Taurat
(nabi Musa), Zabur (nabi Daud), Injil (nabi Isa), dan Al-Qur’an (nabi
Muhammad SAW).
• Pengaruh-pengaruh keimanan kepada kitab-kitab Allah terhadap seseorang
antara lain :
a. Mendidik toleransi terhadap pemeluk agama lain.
b. Memberikan keyakinan yang penuh bahwa al-Qur’an adalah kitab suci yang
paling lengkap dan sempurna, lebih baik dari kitab-kitab suci lainnya, karena
ia diturunkan kemudian dan merupakan kitab suci terakhir dari Allah SWT.
4. IMAN KEPADA NABI/ RASUL
• Pengertiannya beriman kepada nabi dan rasul ialah keyakinan dan kepercayaan
bahwa Allah telah memilih beberapa orang di antara manusia, memberikan wahyu
kepada mereka, dan menjadikan mereka sebagai utusan (rasul) untuk membimbing
manusia ke jalan yang benar.
• Para ulama biasanya membedakan antara nabi dan rasul. Nabi adalah seseorang yang
menerima wahyu untuk dirinya sendiri tanpa kewajiban menyampaikan wahyu itu
kepada umat. Sedangkan Rasul adalah seseorang yang menerima wahyu dari Tuhan
untuk dirinya dan untuk orang lain (umat). Rasul dibebani tugas menyampaikan
wahyu tersebut kepada kaum dan umatnya.
• Dampak positif dari beriman kepada nabi dan rasul ini antara lain :
a. Menebalkan rasa toleransi beragama.
b. Memberi keyakinan bahwa misi para rasul adalah untuk membahagiakan umat
manusia, baik di dunia maupun di akhirat.
c. Mempertebal keimanan dan kecintaan kepada Allah SWT sebab Allah dengan
penuh
cinta dan kasih-Nya selalu mengutus rasul untuk membimbing umat manusia agar

mereka tidak tersesat dan dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
5. IMAN KEPADA HARI KIAMAT
• Yang dimaksud dengan hari kiamat (hari akhir) ialah hari kehancuran alam semesta.
Segala yang ada di dunia ini akan musnah dan semua makhluk hidup akan mati.
Selanjutnya alam berganti dengan yang baru disebut dengan alam akhirat.
• Hal-hal yang berhubungan dengan hari kiamat ini antara lain adalah al-ba’ts
(kebangkitan dari kubur), hisab (perhitungan amal baik dan buruk manusia yang
dilakukan selama ia berada di dunia), al-shirath (jalan yang terbentang di atas
punggung neraka), surga, dan neraka.
• Keimanan kepada hari kiamat memberikan pengaruh positif bagi kehidupan manusia :
a. Manusia akan senantiasa menjaga dan memelihara diri dari melakukan perbuatan dosa
dan maksiat dan akan selalu taat dan bakti kepada Tuhan karena segala amal, baik atau
buruk akan ada balasannya di hari akhirat.
b. Manusia akan sabar dalam menghadapi segala cobaan dan penderitaan hidup karena ia
yakin bahwa kesenangan dan kebahagiaan hidup yang sesungguhnya adalah di akhirat
nanti.
c. Manusia memiliki tujuan yang jelas yang ingin dicapai dalam setiap gerak dan
tindakan yang dilakukannya, yaitu kebijakan yang dapat membawanya kepada
kebahagiaan hidup di akhirat.
6. IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

• Beriman kepada qadha dan qadar berarti seseorang mempercayai dan meyakini bahwa Allah
SWT telah menjadikan segala makhluk dengan kudrat dan iradat-Nya dan dengan segala
hikmahnya. Qadha artinya ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Allah SWT dalam alam
semesta. Misalnya, bulan mengedari bumi, api sifatnya membakar, dan benda tajam sifatnya
melukai. Sedangkan Qadar berarti sesuatu yang belum ditetapkan benar-benar, tetapi jika
diqadhakan barulah ia menjadi kenyataan.
• Iman kepada qadha dan qadar atau sering pula disebut iman kepada takdir sama sekali tidak
dimaksudkan untuk menjadikan manusia lemah, pasif, statis, dan apatis; manusia yang
menyerah tanpa usaha.
• Manfaat langsung yang dapat dirasakan oleh yang beriman kepada qadha dan qadar antara
lain :
a. Mendorong lahirnya keberanian dalam menegakkan kebenaran.
b. Menimbulkan ketenangan jiwa dan pikiran, tidak putus asa dalam menghadapi setiap
persoalan, dan selalu tawakal kepada Allah SWT.
c. Inti ajaran islam itu adalah tauhid dan lebih dalam lagi adalah pengakuan yang bulat bahwa
Tuhan adalah Allah kemudian berpegang teguh (istiqamah) terhadap pengakuan itu.
FAIDAH MEMPELAJARAI ILMU
TAUHID
1.Tidak kekal dalam Neraka. Orang Islam yang
banyak melakukan dosa besar maupun dosa kecil
tetapi tetap bertauhidkan ALLAH swt, dijamin
tidak akan kekal berada di dalam Neraka.
2.Tidak akan sesat.
3.Menjadikannya taat kepada perintah ALLAH.
4.) Terpelihara iman.
5.Mendapat ketenangan hati.
6. Kematiannya husnul khatimah
EMPAT MACAM TAUHID

1. Tauhid RUBUBIYYAH
2. Tauhid MULKIYYAH
3. Tauhid ULUHIYYAH
4. Tauhid ASMA WASH-SHIFAT

 Tauhid mulkiyyah biasanya dimasukkan kedalam


kategori tauhid uluhiyyah, sehingga kadang yang
disebut hanya tiga saja
TAUHID RUBUBIYAH (TAUHID
KEYAKINAN)
 Meyakini bahwa hanya Allah Tuhan yang berhak
disembah, yang menciptakan dan memelihara alam
semesta, yang Maha Kuasa menentukan nasib segala
sesuatu. Tidak ada sekutu bagi Allah dalam
kekuasan-Nya dan hal-hal diatas
 Meyakini hanya Allah-lah Tuhan seluruh mahluk,
pemberi rizki mereka, pemberi musibah, pemberi
manfaat/ keselamatan/kesenangan. Tidak ada yang
mampu memberi manfaat atau menolak musibah
tanpa izinNya.
TAUHID ULUHIYAH (TAUHID
PERBUATAN)

 Adalah berprilaku mengesakan Allah dalam


berbagai bentuk perbuatan yang disebut ibadah.
 Menyembah, mengabdi, taat, patuh, menghamba,
meminta, bergantung hanya kepada Allah
 Beribadah hanya kepada Allah & karena Allah
 Minta tolong, berharap hanya kepada Allah
TAUHID ASMA WA SIFAT

• Mengesakan Allah Swt. dengan mengimani


setiap nama-nama dan sifat-sifat Allah yang
telah Allah tetapkan untuk diri-Nya sendiri dan
yang telah ditetapkan Rasullullah Saw.
• Sifat yang Allah miliki tidaklah sama dengan
nama dan sifat yang ada pada para makhluknya.
BUAH DARI TAUHIDULLAH
1. Tidak meruqyah (jampi-jampi), kecuali yang berasal dari al Qur`an atau ruqyah
yang ma`tsur (dilakukan oleh Rasulullah saw)
Hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim dari Abi Sa’ id Alkhudri : yang
Artinya : Dari Abi Said Alkhudri ra, beliau berkata, ketika kami sedang dalam suatu
perjalanan, kami singgah di suatu tempat, maka datanglah seorang wanita dan
berkata, ‘Sesungguhnya pemimpin kami terkena sengatan, sedangkan sebagian
kami sedang tidak ada, apakah ada diantara kalian yang bisa meruqyah? ’ maka
bangunlah seorang dari kami yang tidak diragukan kemampuannya dalam ruqyah.
Dia meruqyah dan sembuh. Kemudian dia diberi 30 ekor kambing dan kami
mengambil susunya. Ketika peruqyah itu kembali, kami bertanya, ‘apakah Anda
bisa? apakah Anda meruqyah? ’ Ia berkata:‘ Tidak, saya tidak meruqyah kecuali
dengan Alfatihah’. Kami berkata: ‘ Jangan bicarakan apapun kecuali setelah kita
mendatangi atau bertanya kepada Rasulullah saw. Ketika sampai di Madinah, kami
ceritakan pada Nabi saw, Dan beliau bersabda: ‘Tidakkah ada yang tahu bahwa itu
adalah ruqyah? Bagilah ( kambing itu) dan jadikan bagiku satu bagian’ . ( HR.
Bukhari-Muslim)
LANJUTAN
2. Tidak berhubungan dengan jin atau meminta tolong kepada orang yang
berhubungan dengan jin
 Dalil tentang larangan berhubungan dengan jin adalah:
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta
perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu menambah
bagi mereka dosa dan kesalahan.” (QS. Al-Jin: 6)
 Melakukan hubungan dengan jin berpotensi merusak penghambaan kita kepada
Allah yaitu terjatuh kepada perbuatan syirik.
 Potensi bahaya ini dapat kita pahami dari hadits Qudsi di mana Rasulullah saw
menyampaikan pesan Allah swt:
“Dan sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku semua dalam
keadaan hanif (lurus), dan sungguh mereka lalu didatangi oleh setan-setan yang
menjauhkan mereka dari agama mereka, mengharamkan apa yang telah Aku
halalkan, dan memerintahkan mereka untuk menyekutukan-Ku dengan hal-hal
yang tidak pernah Aku wahyukan kepada mereka sedikit pun”. (Muslim)
LANJUTAN
3. Meminta pertolongan hanya kepada Allah
Hendaknya meminta pertolongan hanya kepada Allah, dan tidak boleh meminta pertolongan
kepada sesembahan lain selain Allah. Perhatikan ayat kelima dari surat Al Fatihah:
“IYAAKA NA’BUDU WA IYYAKA NASTA’IN”,
Kalimat ini bentuk normalnya adalah “na’buduka wa nasta’inuka” (aku beribadah
kepada-Mu dan memohon pertolongan kepada-Mu), namun ternyata objek kalimat didahulukan
menjadi “iyaaka na’budu wa iyyaka nasta’in”. Secara bahasa Arab, ini menghasilkan makna al
hashr (pembatasan), sehingga maknanya “hanya kepada-Mu satu-satunya kami menyembah dan
hanya kepada-Mu satu-satunya kami memohon pertolongan”.
 Allah pun melarang hamba-Nya meminta pertolongan kepada sesembahan-sesembahan selain
Allah. Allah Ta’ala berfirman:
‫ين‬ َّ ‫ك إِ ًذا ِم َن‬
َ ‫الظالِ ِم‬ َ ‫ك ۖ َفإِنْ َف َع ْل‬
َ ‫ت َفإِ َّن‬ َ ‫هللا َما اَل َي ْن َفع‬
َ ُّ‫ُك َواَل َيضُر‬ ِ ‫ون‬ ِ ‫َواَل َت ْد ُع ِمنْ ُد‬
“Dan janganlah kamu berdoa kepada apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula)
memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka
sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim”” (QS. Yunus: 106).
SYIRIK; LAWAN TAUHID
Pengertian:
• Menduakan Allah dengan “yang lain”;
• Menyekutukan Allah;
• Menyembah selain Allah;
• Melakukan suatu perbuatan (hati, lisan, maupun fisik) yang seharusnya
ditujukan hanya kepada Allah.
HUKUM SYIRIK

• Syirik atau menyekutukan Allah hukumnya dosa


besar, bahkan merupakan dosa yang paling besar.
• Hukum syirik besar: bila pelakunya hingga mati
tidak bertaubat, maka ia akan ada di neraka
selamanya.
• Hukum syirik kecil: bila sampai meninggal tidak
bertaubat, dikhawatirkan ia mati dalam keadaan
kufur.
MACAM SYIRIK (1)
1) Syirik keyakinan (tersembunyi)
Misalnya: meyakini Tuhan lebih dari satu, riya’ (pamer),
meyakini Tuhan selain Allah, meyakini kesembuhan
berasal dari dokter, meyakini ada yang maha kuasa selain
Allah
2) Syirik perbuatan (nampak)
Misalnya: menyembah matahari, patung, pohon, minta
tolong pada dukun (jin/setan), memiliki dan meyakini
jimat.
MACAM SYIRIK (2)
Secara kualitas, syirik dapat dikategorikan menjadi 2:
1)Syirik besar,
a.Nampak; menyembah/memohon kepada berhala, bintang,
matahari, jin, setan, dll.
b.Tersembunyi; berdo’a di makam orang besar dan meminta
agar mereka melariskan dagangan, menyembuhkan
penyakit, menghindarkan dirinya dari bencana, dsb.
2) Syirik kecil, seperti: riya’ (pamer), bersumpah dengan nama
selain Allah, berkurban untuk selain Allah, sihir, ramalan.
PENUTUP
ESA
 Tauhid bukanlah mengesakan Allah, sebab diluar pengaruh manusia, Allah esa
karena dirinya semata
 Tauhid bukan pula mengakui keesaanNya, sebab Ia maha suci dari setiap
pengakuan dan pengingkaran
 Tauhid adalah menomorsatukan. Allah utama dalam bernafas dan bekerja,
Allah utama dalam tidur dan jaga. Lainnya nomor dua
 Bagaimana tauhid men-SATU-kannya, kalau Allah mustahil lebih dari tunggal
adanya.
 Tauhid adalah menggerakkan diri pada yang Allah kehendaki
 Orang yg bertauhid tak bersedih oleh dunia, tak takut, dan tak menjual diri ke
alam fana
 Tauhid ialah menyesuaikan gerak dan tujuan kepada qudrah dan iradah
Tuhan. (Emha Ainun Nadjib, 1986)

Anda mungkin juga menyukai