CONTACT NR : 0812-7561909
Prof. Dr. Mr. L.J. Val Apeldoorn, S.H., M.H. - Pengantar Ilmu Hukum
I - LATAR BELAKANG PENULISAN PIH
Pengantar Ilmu Hukum yaitu bidang studi hukum merupakan
pengantar (introduction atau Inleiding) untuk ilmu pengetahuan
hukum yang berusaha menjelaskan tentang keadaan, inti dan
maksud tujuan dari bagian-bagian penting dari hukum, serta
pertalian antara berbagai bagian penting dari pengetahuan hukum
dan merupakan dasar bagi pelajaran tentang ilmu pengetahuan dari
berbagai bidang hukum.
a. Kaidah-kaidah kesopanan:
Adalah serangkaian ketentuan yang bertujuan untuk mengarahkan agar
hidup ini lebih menyenangkan. Kaidah kesopanan yang fundamental
merumuskan inti kehidupan yang baik, yaitu orang harus memelihara
ketentraman dan kenyamanan hidup bersama. Kaidah kesopanan tentu
berbeda antara masyarakat yang satu dengan yang lain.
b. Kaidah kesusilaan:
Kaidah kesusilaan adalah kaidah kehidupan pribadi yang khusus
menyangkut hati nurani seorang individu dalam pergaulan dengan sesama
dalam masyarakat. Dasar kaidah ini adalah pandangan tentang perilaku
atau sikap tindak bahwa seseorang harus bersih hatinya, baik akhlaknya,
berjiwa luhur yang akan diimplementasikan dalam pergaulan hidup.
c. Kaidah Kepercayaan dan Agama:
Kaidah ini tentang kepercayaan akan kebesaran dan kekuasaan Tuhan
sebagai sang Pencipta alam semesta termasuk manusia. Kaidah ini datang
dari Tuhan sebagai perintah dan larangan bagi manusia agar manusia
dapat hidup bahagia lahir dan bathin dunia dan akhirat. Kaidah keTuhanan
inilah yang mewarnai berbagai kaidah sosial, seperti kaidah kesopanan,
kesusilaan dan hukum.
5. Hukum dalam arti jalinan nilai:
Hukum mempunyai arti sebagai jalinan nilai. Hukum bertujuan
menserasikan nilai-nilai objektif yang universal tentang baik dan buruk,
tentang patut dan tidak patut (janggal) sedemikian rupa untuk
mencerminkan rumusan perlindungan kepentingan antar individu,
pemenuhan kebutuhan dan perlindungan hak dengan ketentuan yang
merupakan kepastian hukum. Dalam hal-hal tertentu, hukum secara khusus
menentukan nilai-nilai subyektif secara tertentu memberi keputusan bagi
keadilan sesuai keadaan pada suatu tempat, waktu dan budaya
masyarakat. Tujuan hukum dalam kaitannya dengan jalinan nilai adalah
mewujudkan keserasian dan keseimbangan antara faktor objektif dan
subjektif dari hukum demi terwujudnya nilai-nilai keadilan dalam hubungan
antara individu di tengah pergaulan hidup di masyarakatnya.
a. Hukum publik yang terdiri antara lain dari Hukum Tata Usaha Negara,
Hulum Pidana dan Hukum Internasional Publik
b. Hukum Privat di antaranya Hukum Sipil, Hukum Dagang, Hukum
Ketenagakerjaan dan lain-lain.
1. Ilmu Hukum
Secara garis besar ilmu hukum dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Ilmu hukum adalah pengetahuan mengenai masalah yang bersifat
manusiawi, pengetahuan tentang yang benar dan tidak benar menurut
harkat kemanusiaan
e. Ilmu hukum adalah nama yang diberikan kepada suatu cara untuk
mempelajari hukum, suatu penyelidikan yang bersifat abstrak, umum dan
teoritis, yang berusaha mengungkapkan asas-asas yang pokok dari hukum
f. Ilmu hukum adalah ilmu tentang hukum dalam seginya yang paling
umum. Segenap usaha untuk mengembalikan suatu kasus kepada suatu
peraturan, adalah suatu kegiatan ilmu hukum.
g. Teori Ilmu Hukum menyangkut pemikiran mengenai hukum atas dasar
yang paling luas
k. Pokok bahasan ilmu hukum adalah luas sekali meliputi hal-hal yang
filsafati, sosiologis, historis maupun komponen-komponen analitis dari teori
hukum
l. Ilmu hukum berarti setiap pemikiran yang teliti dan berbobot mengenai
semua tingkat kehidupan hukum, asal pemikiran itu menjangkau keluar
batas pemecahan terhadap suatu problem yang konkrit, jadi ilmu hukum
meliputi semua macam generalisasi yang jujur dan dipikirkan masak-masak
di bidang hukum
Dengan berbagai pendapat tersebut, maka akan semakin jelaslah mengenai
ruang lingkup yang dipelajari oleh ilmu hukum. Termasuk ilmu hukum ini
adalah:
a. Ilmu kaidah; yaitu ilmu yang menelaah hukum sebagai kaidah atau
sistem kaidah-kaidah dengan dogmatik hukum dan sistematik hukum
3. Politik hukum
1. Sebagai sumber untuk isi hukum, untuk ini timbul pertanyaan: kapankah
isi hukum itu dapat dikatakan tepat sebagaimana mestinya?, atau apakah
yang dipakai sebagai ukuran untuk menguji hukum agar dapat mengetahui
apakah ia hukum yang baik?
Menurut pandangan sebagian orang Tuhanlah yang merupakan sumber isi
hukum.
Bagi ahli hukum praktis dan bagi tiap-tiap orang yang aktif turut serta
dalam pergaulan hukum, sumber hukum adalah peristiwa-peristiwa dari
mana timbul hukum yang berlaku (yang mengikat hakim, dan penduduk).
Mengenai isinya, hukum timbul dari kesadaran hukum suatu bangsa, dari
pandangan-pandangan hukum yang hidup dalam suatu bangsa. Tetapi
pandangan-pandangan itu tidak begitu saja merupakan hukum. Agar ia
menjadi peraturan tingkah laku yang dapat dipakai dalam pergaulan hidup
ia harus dituangkan dalam bentuk tertentu, yaitu dalam bentuk undang-
undang, kebiasaan atau traktat.
Tiga sumber hukum tersebut di atas sebagai sumber hukum dalam arti
formil.
VI - TUJUAN HUKUM DGN PENJELASAN
TTG PASANGAN NILAI DLM HUKUM
1. Kebebasan dan Ketertiban
“Ora sanak ora kadang yen mati melu kelangan”, artinya “bukan sanak
bukan saudara apabila meninggal ikut kehilangan”.
5. Kelestarian (Konservation) dam Kebaruan (Inovatism)
1. Offences against the person Act 1861 (UU ttg kejahatan terhadap orang)
2. Homicide Act 1957 (UU tentang Pembunuhan)
3. Theft Act 1968 (UU tentang Pencurian)
Jadi, Inggris menganut hukum common law yang hukumnya berasal dari
kebiasaan masyarakat dan jurisprudensi pengadilan serta perundang-
undangan.
Europe Continental:
Dengan kata lain: Dengan penuh keinsyafan bahwa Qur’an dan Sunnah
(bagi umat Islam) adalah hukum yang kekal dan abadi, maka Fikih harus
dijadikan hukum positif di dalam sistem hukum syari’ah. Demikian cita-cita
Hazairin untuk menyesuaikan hukum Islam kepada masyarakat yang
dinamis dan modern, di mana hukum adat dipertahankan pula sebagai
hukum positif.
Fungsi Hukum dalam Masyarakat:
1. Aliran Legisme
Aliran ini menganggap bahwa semua hukum terdapat dalam undang-
undang atau hukum identik dengan undang-undang. Hakim terikat pada
undang-undang, pekerjaannya hanya sebagai pelaksana undang-undang
belaka (wetstoepassing).
Aliran legisme berkeyakinan bahwa semua persoalan sosial akan
terselesaikan apabila telah ada undang-undang yang mengaturnya.
Pengaruh aliran ini masih berlangsung di beberapa negara yang telah maju
sekalipun
2. Aliran Freie Rechtsbewegung
Aliran ini berpandangan bertolak belakang dengan aliran legisme. Aliran ini
beranggapan bahwa di dalam melaksanakan tugasnya seorang hakim
bebas untuk mengikuti undang-undang atau tidak. Jurisprudensi
merupakan hal primer sedangkan undang-undang adalah hal sekunder,
dalam paham ini hakim benar-benar sebagai pencipta (penemu) hukum
(judge made law), karena putusan yang berdasar keyakinannya merupakan
hukum. Keputusan ini lebih bersifat dinamis dan up to date karena
senantiasa memperhatikan keadaan dan perkembangan masyarakat.
3. Aliran Rechtsvinding
Aliran rechtsvinding merupakan aliran tengah di antara dua aliran di atas.
Menurut aliran ini hakim terikat pada undang-undang namun tidak seketat
menurut aliran pertama di samping itu hakim juga memiliki kebebasan yang
tidak sebebas menurut aliran ke dua, sehingga dalam menjalankan
tugasnya hakim mempunyai “kebebasan yang terikat” (gebonded-vrijheid)
atau “keterikatan yang bebas” (vrij-gebondedheid).
Oleh sebab itu maka tugas hakim disebutkan sebgai upaya melakukan
rechtsvinding yang artinya adalah menselaraskan undang-undang pada
tuntutan zaman.
X - PEMBEDAAN HUKUM
1. Ius Constitutum
Adalah hukum positif suatu negara, yaitu hukum yang berlaku dalam suatu
negara pada suatu waktu tertentu. Contoh; hukum Indonesia yang berlaku
saat ini adalah hukum positif atau dinamakan ius constitutum.
2. Ius Constituendum
Adalah hukum yang dicita-citakan oleh pergaulan hidup dan negara, tetapi
belum merupakan kaidah dalam bentuk undang-undang atau berbagai
peraturan lain. Jadi ius constituendum sekarang akan menjadi ius
constitutum pada masa yang akan datang mana kala sudah merupakan
kaidah yang mengikat.
3. Hukum Alam
Adalah ekspresi dari kegiatan manusia yang mencari keadilan sejati yang
mutlak yang lebih tinggi dari segala hukum positif.
4. Hukum Positif
Merupakan suatu kaidah yang berlaku merumuskan suatu hubungan yang
pantas antara hukum dengan akibat hukum yang merupakan abstraksi
keputusan-keputusan, yang berarti suatu tertib hukum yang terikat tempat
dan waktu tertentu.
Jika dilihat hubungan hukum alam dan hukum positif, maka terlihat
hubungan antara keduanya sbb:
a. Hukum alam sebagai sarana koreksi bagi hukum positif
b. Hukum alam menjadi inti hukum positif seperti dalam hukum
internasional
c. Hukum alam sebagai pembenaran hak asasi manusia
XI - HUBUNGAN ANTAR HUKUM
Hukum positif dengan demikian, adalah hukum dari dalam diri manusia
yang dipengaruhi oleh dinamika dalam kehidupannya dan diformulasikan
kedalam bentuk hukum yang akan mengikat dan dipatuhi oleh manusia itu
sendiri. Berbeda dengan hukum yang berasal dari luar diri manusia, yang
dipatuhi oleh manusia sebagai sebuah kebutuhan kodrati mereka. Norma-
norma hukum alam karena berasal dari luar diri manusia dan berkesuaian
dengan akal budi dan nurani manusia, tidak dapat dirobah ataupun ditolak
oleh manusia.
Akan halnya keadilan, dalam hukum positif hakim terikat dengan kaidah
yang terdapat dalam hukum positif sehingga tidak dapat membandingkan
antara kaidah hukum alam dengan kaidah yang terdapat dalam hukum
positif ataupun tidak dapat menggunakan keadilan hukum alam yang
memiliki mutu lebih baik dan lebih tinggi dibandingkan hukum positif dalam
mencari keadilan. Norma-norma hukum alam dipandang mempunyai
hubungan yang tegas dan langsung dengan kesusilaan manusia. Manusia
memenuhi perintah-perintah norma hukum alam karena keharusan batin.
Lain halnya dengan hukum positif dalam banyak hal kaidah hukum positif,
unsur-unsur kemanfaatan tenyata sebagai satu-satunya dasar. Itulah
sebabnya banyak sekali kaidah-kaidah hukum positif tidak secara langsung
berdasarkan norma-norma kesusilaan, melainkan norma kemanfaatan.
Sehingga dengan demikian keadilan yang dihasilkan oleh hukum positif
lebih pada keadilan di permukaan bukannya keadilan substansial
sebagaimana halnya hukum alam.
Hukum Imperatif dan Hukum Fakultatif
Dari sifatnya hukum dapat dibedakan dalam dua jenis dua yakni Hukum
Imperatif yakni hukum yang memaksa dan hukum Fakultatif yakni hukum
yang melengkapi (pelengkap).
1. Hukum Tertulis (written law), adalah hukum yang ditulis secara nyata
atau terkodifikasi dan dibuat oleh yang berwenang membuatnya dalam
bentuk (format) yang telah ditentukan, seperti peraturan perundang-
undangan. Hukum tertulis merupakan salah satu ciri dari sistem hukum
Eropa Kontinental (civil law).
Hukum Internasional
Yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang dan orang,
negara dan negara, badan dan badan serta lembaga internasional baik
dalam lapangan publik maupun privat.
Hukum Perdata
Yakni sekumpulan aturan yang mengatur hubungan keperdataan antara
orang dan orang seperti; perjanjian, perikatan, jual-beli, sewa-menyewa,
hubungan kerja, dan lain-lain yang berhubungan hak keperdataan
seseorang. Hukum perdata termasuk kelompok hukum privat.
Hukum Pidana
Yakni sekempulan aturan yang mengatur tentang perintah dan larangan
terhadap sebuah perbuatan dilakukan oleh seseorang yang menyangkut
kepentingan umum diikuti dengan ketentuan sanksi. Umum disini bisa
masyarakat begitu juga pemerintah. Hukum pidana termasuk kelompok
hukum publik.
PENUTUP
ILMU TIDAK AKAN BERGUNA BILA HANYA TERDAPAT DALAM BUKU ATAU
FLASH DISK
SYAUKAT FAUZI
Abdi Pendidikan