Contracting theory mencirikan perusahaan sebagai Jensen dan Meckling menggambarkan hubungan
legal nexus (koneksi) dari hubungan kontraktual agen seperti yang timbul di mana ada kontrak di
antara pemasok dan konsumen faktor-faktor mana satu pihak (prinsipal) melibatkan pihak lain
produksi. Perusahaan eksis karena hal ini memiliki (agen) untuk melakukan beberapa layanan atas
biaya yang lebih rendah bagi individu untuk nama prinsipal. Berdasarkan kontrak, principal
bertransaksi (atau melakukan kontrak) melalui mendelegasikan beberapa otoritas pengambilan
organisasi pusat daripada melakukannya secara keputusan kepada agen. Dalam situasi seperti ini,
individual. Dalam arti yang lebih umum, daripada baik prinsipal dan agen merupakan pihak yang
semua pemasok faktor-faktor produksi (tanah, akan memaksimalkan utilitasnya dan tidak ada
tenaga kerja dan modal) secara individual alasan untuk percaya bahwa agen akan selalu
melakukan kontrak dengan konsumen atas output bertindak demi kepentingan terbaik bagi prinsipal.
mereka, lebih baik kontrak ini diambil oleh
perusahaan untuk menghubungkan antara beberapa
kelas pemasok dan konsumennya.
PRICE PROTECTION AND SHAREHOLDER/MANAGER
AGENCY PROBLEMS 16 11 21
Smith dan Warner mengakui bahwa masalah keagenan atas utang dapat
mengembangkan empat metode utama dalam mentransfer kekayaan dari
debtholders kepada shareholders :
• Excessive dividend payments
• Asset substitution
• Underinvestment
• Claim dilution
EX POST OPPORTUNISM VERSUS EX ANTE EFFICIENT
CONTRACTING
Agency Contract memberikan insentif bagi agen untuk bertindak dengan cara
yang bertentangan dengan kepentingan prinsipal. Namun, adanya perlindungan
harga berarti bahwa hal itu merupakan kepentingan agen untuk melakukan
kontrak yang dapat mengurangi agency cost. Seberapa kuat insentif ini tidak
jelas. Satu pendekatan untuk menyatakan bahwa agen bersifat oportunistik dan
berusaha untuk mentransfer kekayaan dari prinsipal karena agen menganggap
bahwa perlindungan harga dan ex post settling up untuk perilaku disfungsional
tidak lengkap. Argumen ini dinamakan 'oportunistic' perspective.
SIGNALLING THEORY
16 11 21
Selain perspektif kontrak, Holthausen menggambarkan perspektif lebih lanjut pada pilihan kebijakan akuntansi.
Dalam perspektif ini, manajer secara sukarela memberikan informasi kepada investor untuk membantu
pengambilan keputusan mereka. Manajer melakukan peran ini karena mereka memiliki keunggulan komparatif
dalam produksi dan penyebaran informasi. Holthausen kemudian melanjutkan untuk membedakan perspektif
kontrak dan informasi sesuai dengan waktu dari arus kas dan informasi akuntansi.
POLITICAL PROCESSES
Teori akuntansi positif juga membuat model proses politik yang melibatkan hubungan antara
perusahaan dan pihak-pihak lain yang tertarik pada perusahaan, seperti pemerintah, serikat buruh dan
kelompok masyarakat. Seperti dalam konteks utang dan kontrak kompensasi manajemen, akuntansi
penting dalam proses politik sebagai salah satu sumber informasi tentang perusahaan.
Seperti yang telah disebutkan, salah satu keuntungan dari model yang dikembangkan menggunakan teori positif adalah
bahwa model dapat diuji secara empiris, sehingga membantu untuk menguatkan atau menolak pemahaman yang
dikembangkan oleh teori.
Schipper menunjukkan bahwa akademisi harus fokus pada penelitian akuntansi positif sebagai
masukan untuk proses penetapan standar. Kritik utama lainnya dari teori akuntansi positif terbagi
menjadi dua kategori utama, yaitu: kritik metodologis dan statistik, dan kritik filosofis.
ISSUES FOR AUDITORS
Watts dan Zimmerman memeriksa sejarah audit di Inggris dan Amerika Serikat untuk menguji apakah
audit dituntut untuk mengurangi biaya keagenan dan meningkatkan nilai perusahaan, atau hanya untuk
memenuhi persyaratan hukum. Watts dan Zimmerman menemukan bukti bahwa audit yang ada dalam
sejarah awal korporasi (sejak 1200). Audit ini berkembang secara bertahap ke dalam jenis audit yang
dibutuhkan oleh the first English companies act pada tahun 1844. Mereka juga menemukan bahwa
perbedaan dalam pengembangan audit profesional antara kedua negara itu mencerminkan perbedaan
pada waktu perkembangan pasar modal di kedua negara tersebut. Bukti mereka mendukung kesimpulan
bahwa legislasi memerlukan audit untuk mengkodifikasi best practice, daripada mendorong permintaan
untuk audit.
16 11 21
–TERIMA KASIH–