Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN

PADA PERUSAHAAN SEMEN GO PUBLIC DI


BURSA EFEK INDONESIA
Latar Belakang Masalah
Pengukuran kinerja perusahaan perlu dilakukan pada tiap akhir periode
tertentu, dan ini merupakan salah satu tindakan penting yang harus dilakukan
oleh perusahaan guna mengetahui prestasi keuntungan yang dicapainya
melalui indikator-indikator pengukuran tingkat kesehatan keuangan
perusahaan.
Untuk mengetahui kinerja keuangan diperlukan analisis laporan keuangan
dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan analisis Z-Score. Data
utama sebagai input dalam analisis rasio ini adalah laporan laba rugi dan
laporan posisi keuangan (neraca) perusahaan. Dengan kedua laporan ini akan
dapat ditentukan sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini dapat digunakan
untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan. (Syamsudin,
2000:37).
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalahnya
adalah :
 Bagaimana kinerja keuangan pada perusahaan semen yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI)?


 Bagaimana Tingkat Kesehatan Keuangan dan prediksi kebangkrutan

pada Perusahaan Semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?


Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
 Untuk mengetahui kinerja keuangan pada perusahaan semen yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) ?


 Untuk mengetahui tingkat Kesehatan Keuangan dan prediksi kebangkrutan

pada Perusahaan Semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?


Landasan Teori
Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan


yang mana analisa yang digunakan terdiri dari analisa likuiditas, analisa solvabilitas,
analisa rentabilitas, dan analisa aktivitas (leverage) (Said, 2002:4).
Penganalisa laporan keuangan dalam menganalisa rasio keuangan pada dasarnya dapat
melakukan perbandingan, yaitu :
 Analisa Time Series, yaitu membandingkan rasio sekarang dengan rasio rasio yang

lampau atau membandingkan antara rasio keuangan perusahaan dari satu periode ke
periode lainnya. Dengan cara perbandingan tersebut dapat diketahui perubahan-
perubahan rasio dari tahun ke tahun.
 Analisa Cross Section, yaitu membandingkan rasio-rasio dari perusahaan dengan

rasio-rasio sejenis dari perusahaan lain yang berada pada industri sama dalam waktu
yang sama. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rasio industri akan
dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan berada dalam aspek tertentu
yaitu apakah berada di atas rata-rata industri, berada di bawah atau pada rata-rata
industri.
Analisis Kinerja Keuangan

Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang


dibuat secara terus-menerus oleh manajemen. (Helfert, 1996:67).
Berdasarkan definisi tersebut di atas bahwa kinerja perusahaan merupakan
hasil dari keputusan individual yang dibuat oleh manajemen secara terus-
menerus untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan.
Keputusan individual yang dibuat sangat mempengaruhi kinerja
perusahaan. Jika keputusan yang telah dibuat itu tepat maka kinerja
perusahaan tersebut baik dan sebaliknya jika keputusan yang telah dibuat
kurang tepat maka kinerja perusahaan tersebut kurang baik 
Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan yang sering digunakan dalam berbagai analisis keuangan


adala:
 Rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitas. J. Fred Weston

dalam buku Sugiono (2009:67), rasio-rasio keuangan dikelompokkan


sebagai berikut :
 Rasio Likuiditas, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya.


 Rasio Leverage, bertujuan mengukur seberapa jauh kebutuhan keuangan

perusahaan dibiayai dengan dana pinjaman.


 Rasio Aktivitas, bertujuan mengukur efektivitas perusahaan dalam

mengoperasikan dana.
Ada beberapa rasio yang bisa dihitung dalam rasio pasar
ini, yaitu :
 PER (Price Earning Ratio) : Melihat harga pasar saham relative
terhadap earning-nya. Perusahaan yang diharapkan tumbuh
dengan tingkat pertumbuhan tinggi (yang berarti mempunyai
prospek yang baik), biasanya mempunyai PER yang tinggi.
 Dividend Yield : Merupakan dari sebagian total return yang akan

diperoleh investor. Bagian dari return yang lain adalah capital


gain, yang diperoleh dari selisih positif antara harga jual dengan
harga beli.
 Rasio Pembayaran Dividen : Rasio ini melihat bagian earning

(pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor.


Bagian lain yang tidak dibagikan akan di investasikan kembali
ke perusahaan.
Altman Model, Tingkat Kesehatan Keuangan Dan Prediksi
Kebangkrutan

Prediksi kebangkrutan berfungsi untuk memberikan panduan bagi pihak-


pihak tentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami kesulitan
keuangan atau tidak dimasa mendatang. Prediksi kesulitan keuangan ini salah
satunya dikemukakan oleh seorang profesor dari New York University
bernama Edward Altman , dengan Altman Z- Score. Rumus ini merupakan
hasil penelitian yang dilakukannya terhadap perusahaan- perusahaan yang
mengalami kebangkrutan di Amerika Serikat. Rasio-rasio yang digunakan
untuk memprediksi kebangkrutan adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio
profitabilitas dan rasio nilai pasar. Komponen-komponen yang ada pada
Altman Z-Score adalah modal kerja, aktiva, modal sebelum pajak, laba
ditahan, penjualan dan nilai pasar ekuitas (Darsono, Ashari, 2005:105).
Analisis Z-Score
Analisis Z-Score merupakan analisis yang dapat digunakan untuk
mengetahui adanya tanda-tanda atau gejala tidak sehatnya perusahaan.
Dengan analisis Z-Score, manajemen dapat memprediksi bagaimana prospek
perusahaan di masa mendatang dalam menjaga kelangsungan hidupnya.
Semakin besar nilai Z, maka semakin besar jaminan akan kelangsungan
hidup perusahaan dan risiko kegagalan akan semakin berkurang.
Jika perusahaan tidak go-public, maka nilai pasar menggunakan nilai
buku saham biasa dan preferen sebagai salah satu komponen variabel
bebasnya, dan kemudian mengembangkan model diskriminan kebangkrutan,
dan memperoleh model sebagai berikut ini :
Zi = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,42 X4 + 0,998 X5
Perbandingan nilai skor Z kritis dan skor Z daerah rawan dengan model yang baru bisa
dilihat pada table berikut ini.
Titik cut-off Dengan Nilai Pasar Dengan Nilai Buku

Tidak Bangkrut, Jika Z > 2,99 2,90

Bangkrut, Jika Z< 1,81 1,20

Daerah Rawan, Jika Z 1,81 – 2,99 1,20 – 2,90

Kesimpulan dari Tabel tersebut adalah :


 Z-Score > 2,90 dikategorikan sebagai perusahaan yang sangat sehat sehingga tidak

mengalami kesulitan keuangan.


 1,20 < Z-Score < 2,90 berada di daerah grey area (daerah abu-abu) sehingga

dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan, namun


kemungkinan terselamatkan dan kemungkinan bangkrut sama besarnya tergantung dari
keputusan kebijaksanaan manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan.
 Z-Score < 1,20 dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan

yang sangat besar dan beresiko tinggi sehingga kemungkinan bangkrutnya sangat
besar.
Metode Penelitian
Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan
dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah
penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka), dengan
menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan
antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan
memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Populasi Dan Sampel
Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan cirri-ciri tertentu
yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan (Sanusi, 2011:87). Ada tiga
(3) perusahaan semen yang go-public dan terdaftar di BEI yaitu, PT. Indocement
Tunggal Prakarsa, Tbk, PT. Holcim Indonesia, Tbk danPT. Semen Gresik
(Persero), Tbk. Jadi populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga
perusahaan semen yang terdaftar di BEI dan yang telah mempublikasikan laporan
keuangannya dari tahun 2006 sampai dengan 2010, ketiga perusahaan semen
tersebut sekaligus kesemuanya dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka
metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan
studi kepustakaan. Metode dokumentasi merupakan metode yang bersumber
pada benda-benda tertulis berupa buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2002:231).
Rekapitulasi Rasio Kinerja Keuangan Perusahaan Semen

Perusahaan
No Rasio
Indocement Holcim Gresik
1 Likuiditas Likuid Likuid Likuid

Solvabilitas Insolvabel Insolvabel Insolvabel


2

Profotabilitas Profitable Profitable Profitable


3
4 Aktivitas Aktif Aktif Aktif

Keseluruhan dari hasil rekapitulasi tiga perusahaan semen yaitu Indocement,


Holcim dan Gresik selama lima periode yaitu tahun 2006 sampai tahun 2010
dapat dilihat bahwa kinerja keuangan masing-masing perusahaan yaitu likuid
dan profitable, sedangkan untuk solvabilitas dan aktivitas masing-masing
perusahaan belum bisa dikatakan maksimal, karena itu perlu ditingkatkan
guna menunjang peningkatan kinerja keuangan masing-masing perusahaan.
Hasil Rekapitulasi Z-Score Ketiga Perusahaan Semen
Rekapitulasi hasil perhitungan Z-Score untuk ketiga perusahaan semen go
public sebagai berikut:

Hasil Z-Score
Pabrik Semen
2006 2007 2008 2009 2010
PT. Daerah Daerah Daerah Daerah 0,1312 Daerah
1,42 1,93 2,17 2,89
Indocement Rawan Rawan Rawan Rawan 5 Rawan
Daerah Daerah Daerah Daerah Daerah
PT. Holcim 1,8 2,58 2,29 2,33 1,25
Rawan Rawan Rawan Rawan Rawan
Daerah Tidak Tidak Tidak Daerah
PT. Semen
2,88 3,15 3,25 Bangkr 3,32 Bangkr 2,81
Gresik Rawan Bangkrut Rawan
ut ut
 Dasar PenentuanTitik cut-off yang dilaporkan
Altman
Titik cut-off Dengan Nilai Buku

Tidak Bangkrut Jika Z > 2,9

Bankrut Jika Z< 1,2

Daerah Rawan 1,20 – 2,90

Dibandingkan dengan titik cut-offnya pada tahun 2006 dapat dilihat bahwa
dari hasil perhitungan Z-score masing-masing perusahaan semen yaitu 1,42
untuk PT, Indocement, 1,80 untuk PT. Holcim dan 2,88 untuk PT. Semen
Gresik, yang berartiperusahaan berada pada daerah rawan karena nilai Z
masih dibawah nilai titik cut-off yang ditentukan yaitu 2,90.
Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan
Kinerja keuangan perusahaan semen periode 2006-2010 dilihat dari
analisis rasio keuangannya adalah sebagai berikut :
◦ Kinerja Keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk dari tahun
2006-2010 dilihat dari rasio likuiditas sangat likuid, tetapi tida
solvable. Kemampuan aspek profitability cukup baik dan bisa
diandalkan. Sedangkan tingkat aktivitas perusahaan dilihat dari
perputaran persediaan cukup baik, yang perlu diwaspadai adalah rata-
rata umur piutang, perputaran aktiva tetap, dan perputaran total aktiva.
Saran
Diperlukan perbaikan yang elementer terkait dengan manejemen keuangan
untuk kesehatan dan kinerja keuangan ketiga perushaan semen Go Public
di BEI tersebut, menigngat ketiga-tiganya berpotensi mengalami
penurunan kinerja keungan dan kebangkrutan.
DAFTAR PUSTAKA
 
Afandi, Pandi. 2010. Akuntansi manajemen. Media Profesional Press.
Salatiga
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan
Praktik. Rineka Cipta. Jakarta
Ary Daryani. 2004. Rasio Keuangan Sebagai Alat Prediksi
Kebangkrutan Perusahaan Go Public di Indonesia. Skripsi
Darsono, Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan
Keuangan. Andi.
Yogyakarta.
Djarwanto. 2002. Pokok-Pokok Analisis laporan Keuangan. BPFE.
Yogyakarta
Harahap, Sofyan S. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan.
Edisi Kesatu. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sekian Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai