Anda di halaman 1dari 10

TINJAUAN SOSIAL DAN BUDAYA PADA

PERAWATAN PALIATIF

Oleh:
Nadia Latasea Putri Afel
1914201123
5C
Dosen Pengampu:
Ns. Amelia Susanti, M.Kep.Sp.Kep.j
TINJAUAN SOSIAL DAN BUDAYA PADA
PERAWATAN PALIATIF

01 Defenisi

02 Aspek budaya yang mempengaruhi kesehatan


Ns. Amelia Susanti, M.Kep.Sp.Kep.j

Aspek social yang berpengaruh terhadap


03 kesehatan

04 Tinjauan sosial dan budaya dalam perawatan paliatif


Defenisi

 Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga
dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, dengan cara meringankan penderitaan rasa sakit melalui identifikasi dini,
pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual. (World
Health Organization (WHO) 2016).
 Pengertian sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang mengenai masyarakat atau kemasyarakatan.
Sedangkan kebudayaan atau kultur yang dapat membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala
masyarakat tanpa memandang tingkatannya.
 Sosial budaya merupakan segala hal yang diciptakan oleh manusia dengan pikiran dan budinya dalam kehidupan bermasyarakat.
Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti
tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan
kesehatan.
 Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai
sikap anggota masyarakat, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-
Aspek Budaya yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan

1. Persepsi masyarakat terhadap sehat dan sakit.


2. Kepercayaan.
3. Pendidikan
4. Nilai Kebudayaan
5. Norma
6. Inovasi Kesehatan
Aspek Sosial yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan

1. Penghasilan (income). Masyarakat yang berpenghasilan rendah menunjukkan angka kesakitan yang lebih tinggi,
angka kematian bayi dan kekurangan gizi.
2. Jenis kelamin (sex). Wanita cenderung lebih sering memeriksakan kesehatan ke dokter dari pada laki-laki.
3. Jenis pekerjaan yang berpengaruh besar terhadap jenis penyakit yang diderita pekerja.
4. Self Concept, menurut Merriam-Webster adalah : “the mental image one has of oneself” yaitu gambaran mental
yang dipunyai seseorang tentang dirinya. Self concept ditentukan oleh tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang
kita rasakan terhadap diri kita sendiri. Self concept adalah faktor yang penting dalam kesehatan, karena
mempengaruhi perilaku masyarakat dan perilaku petugas kesehatan.
5. Image Kelompok. Image seorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok. Perilaku anak cenderung
merefleksikan dari kondisi keluarganya. Identitas Individu pada Kelompok. Identifikasi individu kepada kelompok
kecilnya sangat penting untuk memberikan keamanan psikologis dan kepuasan dalam pekerjaan mereka. Inovasi
akan berhasil bila kebutuhan sosial masyarakat diperhatikan.
Tinjauan Sosial dan Budaya Pada Perawatan Paliatif

 Sosial budaya sering kali dijadikan petunjuk dan tata cara berperilaku dalam bermasyarakat, hal ini dapat
berdampak positif namun juga dapat berdampak negative. Disinilah kaitannya dengan kesehatan, ketika suatu
tradisi yang telah menjadi warisan turun temurun dalam sebuah masyarakat namun ternyata tradisi tersebut
memiliki dampak yang negatif bagi derajat kesehatan masyarakatnya. Misalnya, cara masyarakat memandang
tentang konsep sehat dan sakit dan persepsi masyarakat tentang penyebab terjadinya penyakit disuatu masyarakat
akan berbeda-beda tergantung dari kebudayaan yang ada dalam masyarakat tersebut.
 Sosial budaya yang mempengaruhi kesehatan adalah pandangan suatu masyarakat terhadap tindakan yang mereka
lakukan ketika mereka mengalami sakit, ini akan sangat dipengaruhi oleh budaya, tradisi, dan kepercayaan yang ada
dan tumbuh dalam masyarakat tersebut. Misalnya masyarakat yang sangat mempercayai dukun yang memiliki
kekuatan gaib sebagai penyembuh ketika mereka sakit, dan bayi yang menderita demam atau diare berarti
pertanda bahwa bayi tersebut akan pintar berjalan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa social budaya sangat
mempengaruhi kesehatan baik itu individu maupun kelompok
Tinjauan Sosial dan Budaya Pada Perawatan Paliatif

 Kualitas perawatan paliatif menurut National Consensus Project (2009) merupakan sebuah pendekatan umum
untuk perawatan pasien yang harus secara rutin terintegrasi dengan penyakit, modifikasi terapi dan
berkembangnya praktek spesialis untuk dokter, perawat, pekerja sosial, ulama dan memiliki keahlian yang
diperlukan untuk mengoptimalkan kualitas hidup bagi mereka yang memiliki penyakit kronis yang mengancam atau
melemahkan hidup, meliputi struktur dan proses perawatan, aspek: fisik, psikologis dan psikiatris, sosial, spiritual
dan agama, budaya, perawatan menjelang ajal dan etika dan hukum.
 Fitzpatrick (1993) menyampaikan bahwa prinsip penerapan aspek budaya dalam pelayanan perawatan dapat
membantu, menfasilitasi, mengadaptasi serta mengubah pola gaya hidup atau kesehatan pasien yang bermakna
atau menguntungkan, sedangkan Bastable (2002) mengemukakan bahwa perawat yang kompeten harus peka
terhadap budaya. Menurut Dein (2006) perawatan paliatif harus sensitif terhadap budaya, sehingga dapat
menyadari dan memenuhi kebutuhan pasien. Demikian juga Owens (2004), mengemukakan tantangan yang
dihadapi dalam perawatan paliatif yaitu mengembangkan praktek penerapan budaya yang kompeten bagi pasien
dengan penyakit kanker, penyakit kronis dan penyakit terminal.
 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa budaya memegang peranan penting dalam perawatan paliatif,
pengkajian dapat terfokus pada pertanyaan yang diperlukan pasien sehingga pasien dapat menyampaikan
Kajian Sosial Budaya Tentang Perawatan Paliatif

 Salah satu faktor yang menentukan kondisi kesehatan masyarakat adalah perilaku kesehatan masyarakat itu sendiri.
Dimana proses terbentuknya perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor sosial
budaya, bila faktor tersebut telah tertanam dan terinternalisasi dalam kehidupan dan kegiatan masyarakat ada
kecenderungan untuk merubah perilaku yang telah terbentuk tersebut sulit untuk dilakukan.
 Untuk itu, untuk mengatasi dan memahami suatu masalah kesehatan diperlukan pengetahuan yang memadai
mengenai budaya dasar dan budaya suatu daerah. Sehingga dalam kajian sosial budaya tentang perawatan paliatif
bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, meningkatkan kualitas hidup pasien dan
keluarga dalam menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam kehidupan.
Budaya Masyarakat Tentang Pengobatan Pada Penyakit Paliatif

• Pemahaman masyarakat terhadap hal-hal yang dipercayai secara turun- temurun merupakan bagian dari kearifan lokal
yang sulit untuk dilepaskan. Hingga pemahaman magis yang irasional terhadap pengobatan melalui dukun sangat
dipercayai oleh masyarakat. Peranan budaya dan kepercayaan yang ada dimasyarakat itu diperkuat oleh rendahnya
tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi.

• Misalnya, kanker payudara merupakan penyakit yang mematikan. Jumlah penderitanya pun tak sedikit. Sayang,
banyak penderita justru memilih ke dukun alias pengobatan alternatif. Ujung-ujungnya, malah bertambah parah.
Banyak penderita yang baru berobat ke dokter setelah menderita kanker payudara stadium tinggi.
THANKS
NLPA

Anda mungkin juga menyukai