Perda terikat dengan UU UUD daerah tidak terikat dengan UU negara Perda terikat dengan UU
DPRD (provinsi) tidak punya hak veto DPRD (provinsi) punya hak veto terhadap UU DPRD (provinsi) tidak punya hak veto
terhadap UU negara yang disahkan DPR negara yang disahkan DPR terhadap UU negara yang disahkan DPR
Perda dicabut pemerintah pusat Perda dicabut DPR dan DPD setiap daerah Perda dicabut pemerintah pusat
Bisa interversi dari kebijakan pusat Tidak bisa interversi dari kebijakan pusat Bisa interversi dari kebijakan pusat
Terlepas dari definisi, pengertian, tujuan,dan ciri – ciri, Asas-
asas otonomi daerah terdiri dari :
• Desentralisasi, adalah penyerahan wewenang pemerintahan
oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia
• Dekonsentrasi, adalah pelimpahan wewenang pemerintahan
oleh pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah
dan/atau kepada instansi vertical di wilayah tertentu
• Tugas pembantuan, adalah penugasan dari pemerintah kepada
daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada
kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten
kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu
• Landasan hukum penerapan otonomi daerah di Indonesia
adapun titik berat pelaksanaan otonomi daerah adalah pada daerah
kabupaten/kota dengan beberapa dasar pertimbangan:
• Dimensi Politik, kabupaten/kota dipandang kurang mempunyai fanatisme
kedaerahan sehingga risiko gerakan separatisme dan peluang
berkembangnya aspirasi federalis relatif minim;
• Dimensi Administratif, penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
kepada masyarakat relatif dapat lebih efektif;
• Kabupaten/kota adalah daerah “ujung tombak” pelaksanaan pembangunan
sehingga Dati II-lah yang lebih tahu kebutuhan dan potensi rakyat di
daerahnya.