Anda di halaman 1dari 11

Istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani auto

yang berarti sendiri dan namos atau nomy yang


berarti Undang-undang atau aturan. Dengan
demikian otonomi (autonomy) dapat diartikan
sebagai kewenangan untuk mengatur dan
mengurus rumah tangga sendiri (Bayu Suryaninrat;
1985). Sedangkan menurut Undang-undang Nomor
32 tahun 2004 menyatakan bahwa otonomi daerah
adalah kewenangan daerah untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
1. Adapun tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintah
dan pembangunan guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Sejalan dengan pendapat tersebut, The Liang Gie dalam Abdurrahman
(1987) mengemukakan bahwa tujuan pemberian otonomi daerah adalah :
• Mengemukakan kesadaran bernegara/berpemerintah yang mendalam
kepada rakyat diseluruh tanah air Indonesia.
• Melancarkan penyerahan dana dan daya masyarakat di daerah
terutama dalam bidang perekonomian.

2. Dilihat dari sudut pandang pemerintah pusat terdapat empat tujuan


utama dari kebijakan otonomi daerah yaitu:
• Pendidikan politik
• Pelatihan kepemimpinan
• Menciptakan stabilitas politik, dan
• Mewujudkan demokratisasi sistem pemerintahan di daerah
•CIRI – CIRI OTONOMI DAERAH

Negara Kesatuan Negara Federal Otonomi daerah

Setiap daerah mempunyai UUD derah yang


Setiap daerah memiliki perda (dibawah UU) tidak bertentangan dengan UUD negara Setiap daerah memiliki perda (dibawah UU)
(hukum tersendiri)

Perda terikat dengan UU UUD daerah tidak terikat dengan UU negara Perda terikat dengan UU

Presiden berwenang mengatur hukum untuk


Hanya Presiden berwenang mengatur
negara sedangkan kepala daerah untuk Hanya Presiden berwenang mengatur hukum
hokum
daerah

DPRD (provinsi) tidak punya hak veto DPRD (provinsi) punya hak veto terhadap UU DPRD (provinsi) tidak punya hak veto
terhadap UU negara yang disahkan DPR negara yang disahkan DPR terhadap UU negara yang disahkan DPR

Perda dicabut pemerintah pusat Perda dicabut DPR dan DPD setiap daerah Perda dicabut pemerintah pusat

Sentralisasi Desentralisasi Semi sentralisasi

Bisa interversi dari kebijakan pusat Tidak bisa interversi dari kebijakan pusat Bisa interversi dari kebijakan pusat
Terlepas dari definisi, pengertian, tujuan,dan ciri – ciri, Asas-
asas otonomi daerah terdiri dari :
• Desentralisasi, adalah penyerahan wewenang pemerintahan
oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia
• Dekonsentrasi, adalah pelimpahan wewenang pemerintahan
oleh pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah
dan/atau kepada instansi vertical di wilayah tertentu
• Tugas pembantuan, adalah penugasan dari pemerintah kepada
daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada
kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten
kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu
• Landasan hukum penerapan otonomi daerah di Indonesia
adapun titik berat pelaksanaan otonomi daerah adalah pada daerah
kabupaten/kota dengan beberapa dasar pertimbangan:
• Dimensi Politik, kabupaten/kota dipandang kurang mempunyai fanatisme
kedaerahan sehingga risiko gerakan separatisme dan peluang
berkembangnya aspirasi federalis relatif minim;
• Dimensi Administratif, penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
kepada masyarakat relatif dapat lebih efektif;
• Kabupaten/kota adalah daerah “ujung tombak” pelaksanaan pembangunan
sehingga Dati II-lah yang lebih tahu kebutuhan dan potensi rakyat di
daerahnya.

Atas dasar itulah, prinsip otonomi yang dianut adalah:


• Nyata, untuk menangani urusan pemerintah, berdasarkan tugas,
wewenang dan kewajiban yang senyatanya telah ada serta berpotensi
untuk hidup dan berkembang sesuai potensi serta kekhasan daerah
• Bertanggung jawab, otonomi yang penyelenggaraannya benar-benar
sejalan dengan tujuan dan maksud pemberian otonomi
Hubungan pelaksanaan otonomi daerah dan pembangunan
daerah

Pelaksanaan kebijakan otonomi daerah berpengaruh


terhadap pembangunan daerah. Otonomi daerah yang
dicanangkan sekarang ini diharapkan akan mempercepat
pertumbuhan dan pembangunan daerah. Serta menciptakan
keseimbangan pembangunan antardaerah di Indonesia.
Pelaksanaan otonomi daerah harus mempertimbangkan
beberapa hal yang diharapkan dari pemerintah daerah antara
lain:
• Fasilitas / infrastruktur
• Pemerintah daerah harus kreatif
• Politik lokal yang stabil
Masalah dan Dampak Otonomi Daerah
1.   Pemahaman terhadap konsep desentralisasi dan otonomi daerah yang belum
mantap
2.   Penyediaan aturan pelaksanaan otonomi daerah yang belum memadai dan
penyesuaian peraturan perundangan-undangan yang ada dengan UU 22/ 1999 masih
sangat terbatas
3.   Sosialisasi UU 22/1999 dan pedoman yang tersedia belum mendalam dan meluas
4.   Manajemen penyelenggaraan otonomi daerah masih sangat lemahPengaruh
perkembangan dinamika politik dan aspirasi masyarakat serta pengaruh globalisasi
yang tidak mudah masyarakat serta pengaruh globalisasi yang tidak mudah dikelola
5.   Kondisi SDM aparatur pemerintahan yang belum menunjang sepenuhnya
pelaksanaan otonomi daerah
6.   Belum jelas dalam kebijakan pelaksanaan perwujudan konsepotonomi yang
proporsional kedalam pengaturan konsepotonomi yang proporsional ke
dalampengaturan pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional, serta
perimbangan keuangan Pusat dan Daerah sesuai
Sumber-sumber Penerimaan Daerah dalam
pelaksanaan desentralisasi meliputi:
1.    PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
•    Hasil pajak daerah
•    Hasil restribusi daerah
•    Hasil perusahan milik daerah, dan hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan.
•    Lain-lain pendapatan asli daerah yang
sah,antara lain hasil penjualan asset daerah
dan jasa giro
2.    DANA PERIMBANGAN
•    Dana Bagi Hasil
•    Dana Alokasi Umum (DAU)
•    Dana Alokasi Khusus
3.    PINJAMAN DAERAH
•    Pinjaman Dalam Negeri

1.    Pemerintah pusat


2.    Lembaga keuangan bank
3.    Lembaga keuangan bukan bank
4.    Masyarakat (penerbitan obligasi daerah)

•    Pinjaman Luar Negeri
1.    Pinjaman bilateral
2.    Pinjaman multilateral
3.    Lain-lain pendapatan daerah yang sah
4.   hibah atau penerimaan dari daerah propinsi atau daerah Kabupaten/Kota .
5.    penerimaan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Kesimpulan
Otonomi dengan kekuatan yang memenuhi segala
aspek, baik ekonomi,social dan politik akan membawa
masyarakat kepada kesejahteraan hidup, karena
pemerintah akan lebih cepat menemukan berbagai
permasalahan sekaligus pemecahannya dengan
kekuatan aspek-aspek tersebut.
• Dari kesimpulan yang dijabarkan diatas, maka dapat
diberikan saran antara lain:
– Pemerintahan daerah dalam rangka meningkatkan
efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan otonomi
daerah, perlu memperhatikan hubungan antarsusunan
pemerintahan dan antarpemerintah daerah, potensi dan
keanekaragaman daerah.
Konsep otonomi luas, nyata, dan bertanggungjawab
tetap dijadikan acuan dengan meletakkan pelaksanaan
otonomi pada tingkat daerah yang paling dekat dengan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai