Anda di halaman 1dari 15

PARTUS LAMA

O Partus lama adalah persalinan yang


berlangsung lebih dari 18 jam yang dimulai
dari tanda-tanda persalinan. dan merupakan
salah satu penyumbang kematian ibu di
Indonesia. Terjadinya partus lama disebabkan
oleh kelainan his yang tidak efisien, kelainan
letak janin, kelainan panggul, pimpinan partus
yang salah, janin besar, primitua, grande multi
dan ketuban pecah dini.
Dampak partus lama pada ibu adalah dapat meningkatnya
kejadian perdarahan karena antonia uteri, infeksi, kelelahan
ibu dan shock, sedangkan pada janin dapat berdampak pada
meningkatkan kejadian asfiksia, trauma cerebri yang
disebabkan penekanan pada kepala janin dan kematian janin
(Oxorn dan Prawirohardjo, 2010).
Hubungan Umur dengan Kejadian
Partus Lama
O
Hasil penelitian diketahui terdapat
hubungan umur dengan kejadian partus
lama yang berarti umur <20 dan >35 tahun
beresiko untuk mengalami kejadian partus
lama dibandingkan umur antara 20 – 35 tahun
Hubungan Kelainan Letak Janin
dengan Kejadian Partus Lama
O
Hasil penelitian diketahui terdapat
hubungan kelainan letak janin dengan
kejadian partus lama, yang berarti ibu yang
mengalami kelainan letak janin beresiko untuk
mengalami kejadian partus lama dibandingkan
dengan ibu yang tidak mengalami kelainan
letak janin.
Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan
Kejadian Partus Lama
O
Hasil penelitian diketahui terdapat
hubunga ketuiban pecah dini dengan
kejadian partus lama yang berarti ibu yang
mengalami ketuban pecah dini beresiko untuk
mengalami kejadian partus lama dibandingkan
dengan ibu yang tidak mengalami ketuban
pecah dini.
Hubungan Janin Besar dengan
Kejadian Partus Lama
O
Hasil penelitian diketahui terdapat
hubungan janin besar dengan kejadian
partus lama yang berarti ibu dengan janin
besar (>4000 gram) beresiko untuk mengalami
kejadian partus lama dibandingkan dengan ibu
dengan berat janin <4000 gram.
EKSTRAKSI VAKUM
O Ekstraksi vakum adalah suatu
persalinan buatan di mana janin dilahirkan
dengan tenaga negatif (vakum) pada
kepalanya
KOMPLIKASI
O Komplikasi yang dapat terjadi pada
ibu seperti robekan serviks, perdarahan dan
infeksi. Sedangkan pada bayi dapat
menyebabkan terjadinya caput
suksedaneum, cepal hematom, asfiksia,
O Menurut data RSCM Ekstraksi
vakum juga merupakan persalinan dengan
tindakan terbanyak 23.557% setelah SC
(www. UI. ac.id) kemudian berdasarkan
penelitian pada periode 01 Januari – 31
Mei 2009 di Klinik Yoshua Lubuk Pakam
ditemukan kasus ekstraksi vakum
sebanyak 67 (19, 6%) dari 341 jumlah ibu
bersalin (Addy, 2009).
Angka kejadian
persalinan dengan tindakan Ekstraksi
Vakum
O sebanyak 62 orang (59,0%) dengan kala II Lama.
O angka kejadian persalinan dengan tindakan Ekstraksi Vakum
yang terbanyak adalah tidak
mengalami pre eklampsi sebanyak 72 orang (68,6%), angka
kejadian persalinan dengan tindakan Ekstraksi Vakum
memiliki penyakit tertentu (asma, jantung dll) sebanyak 13
orang (12,4%).
O angka kejadian persalinan dengan tindakan Ekstraksi Vakum
yang mengalami prolapsus tali pusat sebanyak 7 orang
(6,7%) dan angka kejadian persalinan dengan tindakan
Ekstraksi Vakum dengan
DJJ Abnormal sebanyak 6 orang (5,7%).
PERSALINAN DENGAN FORCEP
O Forcep obstetrik merupakan alat yang
ditemukan oleh Peter Chamberlen
diciptakan atau dirancang untuk ekstraksi
kepala janin
O Bahaya persalinan dengan forsep pada ibu; robekan
vulva, vagina, cerviks
dan perluasan episiotomi, rupture uteri, perdarahan,
atonia uteri, trauma pada
vesika urinaria, infeksi traktus genitalis dan fraktura
os coccygeus. Sementara
pada bayi dijumpai bahaya seperti cephalthematoma,
kerusakan otak/perdarahan
intracranial, asfiksia pada janin, fraktura tulang kepala
serta paralisisfacial
(Andriana, 2007)..
O Ekstraksi vakum maupun forceps
merupakan suatu alat yang dipakai untuk
memegang kepala janin yang masih berada
dalam jalan lahir. Forcep yang memegang
kepala janin dari samping secara teoritis
member tenaga pada basis crania janin,
sedangkan ekstraksi vakum memegang
bagian terdepan dari kepala janin, sehingga
dapat dikatakan janin ditarik keluar pada
rambutnya.

Anda mungkin juga menyukai