Team D
Nabila Syafa Fattiya (4183240007)
Ragil Nicholas Sitanggang (4181240006)
Romiduk A. L sianturi (4183540003)
Berdasarkan hasil eksperimen diperoleh bahwa banyaknya radiasi termal yang
dipancarkan oleh suatu benda dipengaruhi oleh:
1. Suhu benda : benda bersuhu lebih tinggi akan memancarkan lebih banyak
radiasi.
2. Sifat permukaan benda : permukaan kasar lebih banyak memancarkan radiasi
dibandingkan permukaan halus.
3. Bentuk benda : permukaan yang lebih luas akan memancarkan radiasi yang
lebih banyak.
4. Jenis material : logam lebih banyak memancarkan radiasi dibandingkan
dengan non logam.
Hasil eksperimen di atas pertama kalinya dilakukan oleh Joseph Stefan. Kemudian
oleh Ludwig Boltzmann merumuskan secara matematis Intensitas rasiasi (I)
dipancarkan oleh sebuah benda sbb:
I = e σ T4
Q
P= = e σ A T4
t
dimana : P = daya yang dipancarkan (Watt).
e = emisivitas benda.
= konstanta Stefan-Boltzmann = 5,67 x 10-8 W/m2 K4
A = luas permukaan benda (m2)
T = suhu mutlak benda (Kelvin).
Suatu benda yang dapat menyerap semua radiasi yang mengenainya disebut benda
hitam sempurna. Radiasi yang dihasilkan oleh sebuah benda hitam sempurna ketika
dipanaskan disebut radiasi benda hitam.
Perlu diingat bahwa benda hitam sempurna merupakan suatu model, jadi sebenarnya
tidak ada sebuah benda yang berprilaku sebagai benda hitam sempurna.
Berdasarkan nilai emisivitas (e), maka benda hitam sempurna memiliki nilai e = 1.
Berdasarkan definisi benda hitam sempurna, dapat digambarkan model
benda hitam pada gambar di samping.
Seberkas sinar datang mengenai lubang pada sebuah dinding
berongga. Sinar ini akan dipantulkan berkali-kali oleh dinding rongga
dan setiap kali dipantulkan intensitasnya berkurang (karena sebagian
diserap) sampai suatu saat energinya kecil sekali (hampir nol). Jadi
dapat dikatakan sinar yang mengenai lubang tidak keluar lagi. Itulah
sebabnya lubang ini dinamakan benda hitam. Walaupun dinding
dalam kaleng mengkilat, akan tetapi lubang tampak gelap.
maks
Gejala pergeseran intensitas cahaya maks pada radiasi benda hitam
disebut Pergeseran Wien. Wien menemukan bahwa hasil kali antara
intensitas pada maks dan suhu mutlak merupakan bilangan konstan
yang berharga 2,898 x 10-3 mmK. Secara matematis Hukum
Pergeseran Wien dapat dinyatakan dengan persamaan:
Panjang Gelombang λmaks T = 2,898 mmK
λmaks T = konstan
Pada tahun 1905, Albert Einstein mengemukakan teori baru yang
spektakuler. Teori ini mengatakan bahwa energi cahaya terkuantisasi
dalam bentuk bundel-bundel energi yang besarnya
E = hf
hf = E0 + (Ek)maks
2. Energi kinetik maksimum elektron yang terlepas tidak
tergantung pada intensitas cahaya, tetapi tergantung pada
frekuensi sinar yang datang.
I
Menurut Einstein, ketika tegangan diperkecil hingga polaritas
batere terbalik, maka beda potensial mencapai nilai kritis -V0 ,
dan arus listrik yang terbaca menunjuk angka nol (tidak ada
elektron yang keluar dari keping K). Potensial ini disebut
potensial penghenti ,V0 . Sehingga diperoleh hubungan sbb:
Untuk mengukur suhu sebuah bintang atau matahari, para ilmuwan meneliti
spektrum cahaya matahari dengan menganalisis menurut frekuensi dan
panjang gelombangnya. Alat bantu yang dipergunakan untuk mengamati
spektrum matahari atau bintang ini disebut spektroskop.
Kemudian dengan menggunakan persamaan Wien maka dapat diketahui
suhu pada permukaan bintang atau matahari tsb.
Ide foton dikembangkan oleh Einstein dan pada tahun 1919, Einstein
menyimpulkan bahwa suatu foton yang bergerak mempunyai momentum sebesar
E/c.
E = mc2 = mc c = p c
Pada tahun 1923 Arthur Holly Compton dan Peter Debye melakukan eksperimen
mengenai momentum foton ini. Mereka mengamati bahwa hamburan foton sinar
X oleh elektron dapat diterangkan dengan menganggap foton sebagai partikel titik
dengan energi hf dan momentum hf/c serta menggunakan hukum kekekalan
momentum dari foton dan elektron yang bertumbukan.
pc m0c 2 p' c E
E pc p' c m0 c 2
E 2 ( pc p' c m0 c 2 ) 2 .................. (**)
Jika persamaan (*) dan (**) saling disubstitusikan, maka:
2
( p p' m0 c) 2 (m0 c) 2 pe ................ (* * *)
θ Pada tumbukan antara foton dan elektron berlaku juga hukum kekekalan
momentum, sebelum tumbukan vektor momentum foton = p dengan arah
horisontal dan momentum elektron = 0. Sesudah tumbukan vektor momentum
foton = p’ dengan arah membentuk sudut θ , dan momentum elektron = pe
p = p’ + pe
m0 c m0 c
1 cos
p' p
m0 c m0 c
1 cos
p' p
m0 c mc
0 1 cos
h / ' h /
mc
( ' ) 0 1 cos
h
h
( ' ) (1 cos )
m0 c
Contoh Soal