Anda di halaman 1dari 12

Mengembangka

n Etos Kerja
Dalam Islam
Kelompok 2 :
1. Alfina D.A (05)
2. Ammar M (06)
3. Brahmantya B.I.A (07)
4. Dafi’ah A (08
Pengertian Etos
Kerja

Etos berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang


artinya sikap, kepribadian, watak, karakter, serta
keyakinan atas sesuatu. Sedangkan kerja adalah
kegiatan (aktivitas) yang didalamnya terdapat sesuatu
yang dikejar, ada tujuan serta usaha yang sangat
01.
bersungguh-sungguh. Sehingga etos kerja dapat
diartikan sebagai sikap, pandangan, kebiasaan, ciri-
ciri atau sifat mengenai cara bekerja yang dimiliki
seseorang, suatu golongan atau suatu bangsa.
Fungsi Etos
Kerja
Etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap perbuatan dan kegiatan individu,
contohnya :

1. Pendorong timbulnya perbuatan.


2. Penggairah dalam aktivitas .
3. Sebagai alat penggerak, maka besar kecilnya motivasi yang akan menentukan
cepat lambatnya suatu perbuatan.
Ciri-Ciri Etos Kerja
1. Memiliki moralitas yang bersih (ikhlas)
2. Jujur
3. Disiplin
4. Konsekuan dan berani menghadapi tantangan
5. Percaya diri
6. Kreatif
7. Bertanggung jawab
8. Memiliki jiwa kepemimpinan
9. Kecanduan belajar dan haus ilmu
10. Tangguh dan pantang menyerah
11. dll.
Konsep Nilai-Nilai
A.Nilai Tauhid Etos Kerja
Memahami nilai tauhid akan menampakkan jiwa mandiri
dari setiap pribadi muslim, betapa Allah telah meninggikan
derajat kemanusiaannya, yang tidak akan pernah menghinakan
dirinya dihadapan makhluk, kecuali kepada sang khalik.
Semangat tauhid ini pula yang menjadi tempat
berangkatnya kesadaran bekerja bagi setiap pribadi muslim.
Dalam bekerjanya akan tampak kesungguhannya, karena dia
sadar bahwa hasil kerja yang diperolehnya akan
mencerminkan kualitas identitas dirinya sebagai muslim.
B.Jihad
Mahkota umat Islam adalah jihad. Banyak yang menafsirkan
dan mengartikan jihad hanya dengan pengertian perang.Tetapi
makna jihad sebenaarnya adalah jihad atau mujahadah yang
mempunyai makna sikap yang bersungguh-sungguh untuk
mengerahkan seluruh potensi diri untuk mencapai suatu tujuan
atau cita-cita.
Jadi disini kerja sama dengan jihad untuk bertahan didunia.
Apalagi bagi seorang ayah bekerja pada sesuatu yang halal
merupakan jihad untuk agama dan keluarga.
Etos Kerja
Dalam Islam
Setiap pekerja terutama yang beragama islam harus dapat
menumbuhkan etos kerja secara islami karena pekerjaan yang
ditekuninya bernilai ibadah, termasuk didalamnya menghidupi
ekonomi keluarga. Oleh karena itu seleksi terhadap pekerjaan
adalah suatu keharusan. Jangan sampai kita terlena dengan
hasil yang banyak padahal pekerjaan tersebut salah satu yang
dilarang oleh agama. Karena terdapat nilai spiritual yang
penting dalam islam yang tidak ternilai harganya yaitu
keberkahan.
Banyak orang yang memiliki harta berlimpah namun keluarganya
berantakan sehingga hidupnya bahagia karena harta. Ada juga orang yang
hidup pas-pasan namun bahagia. Begitulah hidup janganlah kita mengejar
keuntungan semata demi kebahagiaan dunia yang fana.
Terdapat beberapa konsep etos kerja islam yang dapat kita jadikan
pedoman menjalani suatu pekerjaan dalam Al Quran dan hadis:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

Artinya: "Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah
kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian
dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa
yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 32)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa duna ini tidak mengenal perbedaan antara
pria dan wanita, warna kulit, antara orang beriman dan tidak beriman. Setiap orang
akan memperoleh sesuai dengan ikhtiar yang dilakukan. Siapa yang bekerja keras
akan memperoleh banyak rezeki dari pada yang malas.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

Artinya: "Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah
dianugerahkanAllah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia
dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak
menyukai orang yang berbuat kerusakan” (QS. al-Qaṣāṣ [28]:77)
Di awal ayat tadi, Allah Swt. memerintahkan kepada orang-orang yang
beriman agar membuat keseimbangan antara usaha untuk memperoleh keperluan
duniawi dan memenuhi keperluan ukhrawi. Tidak mengejar salah satunya dengan
cara meninggalkan yang lain. Nabi Muhammad Saw. sangat mencela orang yang
yang hanya mengejar akhirat dengan meninggalkan duniawi. Apalagi menjadi
beban orang lain dalam masalah nafkah.
Terjemah Hadis
Disampaikan kepada kami oleh Hisyam bin ‘Ammar dari Isma’il bin ‘Ayyas dari Bahir bin
Sa’ad dari Khalid bin Ma’dan dari al-Miqdām bin Ma’dikarib az-Zubaidi dari Rasulullah,
beliau bersabda: “Tidak ada yang lebih baik dari usaha seorang laki-laki kecuali dari hasil
tangannya sendiri. Dan apaapa yang diinfakkan oleh seorang laki-laki kepada diri, istri, anak
dan pembantunya adalah sedekah ( HR. Ibnu Mājah)
Hadis di atas merupakan motivasi dari Nabi Muhammad Saw. kepada
kaum muslimin untuk memiliki etos kerja yang tinggi. Kita dilarang oleh Nabi
hanya bertopang dagu dan berpangku tangan mengharap rezeki datang dari
langit. Kita harus giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan
keluarga. Bahkan dikatakan oleh Nabi Muhammad Saw. bahwa tidak ada yang
lebih baik dari usaha seseorang kecuali hasil kerjanya sendiri.

Hal ini tentunya juga bukan sembarang kerja, tetapi pekerjaan yang halal
dan tidak bertentangan dengan syari’at Islam. Nilai mulia dari hasil kerja
bukan hanya dari sisi memerolehnya saja, termasuk juga turut
membelanjakannya untuk anak, istri, dan pembantu dinilai sedekah oleh Allah
Swt. Betapa luhur ajaran Islam yang sangat mendukung para pemeluknya
untuk giat bekerja.

Anda mungkin juga menyukai