Anda di halaman 1dari 30

HIPERBILIRUBINEMIA

Wahyu Ningsih Lase


Definisi

 Bilirubin merupakan pigmen yg diproduksi dari


hasil kerusakan normal sel darah merah dan
dibentuk oleh hati kemudian dilepaskan ke dalam
usus sebagai empedu atau cairan yang befungsi
untuk membantu pencernaan
 Hiperbilirubinemia adalah peningkatan kadar
serum bilirubin dalam darah sehingga melebihi
nilai normal
 Hiperbilirubinemia sering disebut ikterus
patologis
Ikterus Fisiologis
Ikterus fisiologis adalah Ikterus yang memiliki karakteristik
sebagai berikut :
 Timbul pada hari kedua-ketiga
 Kadar Biluirubin Indirek setelah 2 x 24 jam tidak melewati 15
mg% pada neonatus cukup bulan dan 10 mg % pada kurang
bulan.
 Kecepatan peningkatan kadar Bilirubin tak melebihi 5 mg %
per hari
 Kadar Bilirubin direk kurang dari 1 mg %
 Ikterus hilang pada 10 hari pertama
 Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadan
patologis tertentu
Ikterus Fisiologi pada BBL

 Terjadi pada mggu I kelahiran


 Penyebab :
 Meningkatnya produksi bilirubin atau
mengalami hemolisis
 Kurangnya albumin sebagai alat pengangkut
 Penurunan uptake oleh hati
 Penurunan konjugasi bilirubin oleh hati
 Penurunan ekskresi bilirubin
 Peningkatan sirkulasi enterohepatik
Ikterus Patologis
 Suatu keadaan dimana kadar Bilirubin dalam
darah mencapai suatu nilai yang mempunyai
potensi untuk menimbulkan Kern Ikterus kalau
tidak ditanggulangi dengan baik, atau
mempunyai hubungan dengan keadaan yang
patologis
 Hiperbilirubinemia bila kadar Bilirubin
mencapai 12 mg% pada bayi cukup bulan, dan
15 mg % pada bayi kurang bulan
Ikterus Patologis pada BBL

 Ikterus atau kuning akan muncul pada 24 jam


pertama kehidupan
 Bilirubin akan meningkat lebih dari 0,5 mg/dL
per jam.
 Hiperbilirubinemia patologis akan menetap
pada bayi aterm setelah 8 hari dan setelah 14
hari pada bayi preterm
Kern Ikterus

 Suatu kerusakan otak akibat perlengketan


Bilirubin Indirek pada otak
 BBL yang mengalami peningkatan bilirubun
berlebihan akan menyebabkan toksik.
 Sebagai penyebab kematian BBL dan dlm
jangka panjang akan menyebabkan sekuele
neurologis
Etiologi

1. Produksi bilirubin yang berlebihan


2. Gangguan dalam proses uptake dan
konjugasi hepar
3. Gangguan transportasi bilirubin
4. Gangguan dalam ekskresi
Manifestasi Klinik pada BBL

1. Sklera, selaput lendir, kulit atau organ lain


tampak kuning akibat penumpukan
bilirubin.
2. Terjadi pada 24 jam pertama kehidupan.
3. Peningkatan konsentasi bilirubin 5mg/dL
atau lebih setelah 24 jam.
4. Konsentrasi bilirubin serum 10 mg/dL pada
neonatus cukup bulan dan 12,5 mg/dL pada
neonatus kurang bulan.
Manifestasi Klinik pada BBL

5. Ikterik yang disertai proses hemolisis.


6. Ikterik yang disertai berat badan lahir
kurang dari 2000 gram, masa gestasi kurang
dari 36 minggu, hipoksia, sindrom gangguan
pernafasan, infeksi trauma lahir kepala,
hipoglikemia, hiperkarbia
Komplikasi

 Bilirubin encephalopathy
 Kerusakan neurologis
 Cerebral palsy,
 Retardasi mental, hiperaktivitas, bicara
lambat,
 Tidak dapat mengoordinasikan otot dengan
baik, serta tangisan yang melengking
Penatalaksanaan

Tujuan :
1. Menghilangkan anemia
2. Menghilangkan eritrosit yang meudah
terhemolisis
3. Meningkatkan badan serum albumin
4. Menurunkan serum bilirubin
Penatalaksanaan

 Pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik dilakukan apabila
hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir
disebabkan oleh infeksi
 Fototerapi
Fototerapi berfungsi untuk menurunkan
bilirubin dalam kulit melaui tinja dan urine
dengan oksidasi foto pada bilirubin dari
biliverdin
Penatalaksanaan

 Fenobarbital
Fenobarbital dapat mengekskresikan
bilirubin dalam hati dan memperbesar
konjugasi
 Tranfusi tukar
Digunakan utk mengganti anemia sel darah
merah, menghilangkan serum bilirubin,
meningkatkan albumin bebas bilirubin dan
meningkatkan ikatan dengan bilirubin
Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN
1. Riwayat orang tua : Ketidakseimbangan
golongan darah ibu dan anak seperti Rh,
ABO, Polisitemia, Infeksi, Hematoma,
Obstruksi Pencernaan dan ASI.
2. Pemeriksaan Fisik : Kuning, Pallor Konvulsi,
Letargi, Hipotonik, menangis melengking,
refleks menyusui yang lemah, Iritabilitas
Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN
3. Pengkajian Psikososial : Dampak sakit anak pada
hubungan dengan orang tua, apakah orang tua
merasa bersalah, masalah Bonding, perpisahan
dengan anak.
4. Pengetahuan Keluarga meliputi : Penyebab
penyakit dan pengobatan, perawatan lebih
lanjut, apakah mengenal keluarga lain yang
memiliki yang sama, tingkat pendidikan,
kemampuan mempelajari Hiperbilirubinemia
Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Bilirubin Serum
Pada bayi cukup bulan, kadar bilirubin
mencapai puncak kira-kira 6 mg/dL, antara 2
dan 4 hari kehidupan (> 10 mg/dl, patologis)
Bayi krng bulan, bernilai nilai 10 – 12 mg/dL,
antara 5 - 7 hari kehidupan (> 14 mg/dl,
patologis)
Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN
5. Pemeriksaan Diagnostik
b. Ultrasonograf (USG)
Pemeriksaan USG digunakan untuk
mengevaluasi anatomi cabang kantong empedu
c. Radioscope Scan
Pemeriksaan radioscope scan dapat digunakan
untuk membantu membedakan hepatitis atau
atresia biliary
Asuhan Keperawatan

Dx Kep, Tujuan, Intervensi


1. Kurangnya volume cairan berhubungan
dengan tidak adekuatnya intake cairan,
fototherapi, dan diare.
Tujuan : Cairan tubuh neonatus adekuat
Intervensi : Catat jumlah dan kualitas feses,
pantau turgor kulit, pantau intake output,
beri air diantara menyusui atau memberi
botol.
Asuhan Keperawatan

Dx Kep, Tujuan, Intervensi


2. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi)
berhubungan dengan efek fototerapi
Tujuan : Kestabilan suhu tubuh bayi dapat
dipertahankan
Intervensi : Beri suhu lingkungan yang netral,
pertahankan suhu antara 35,5° - 37° C, cek
tanda-tanda vital tiap 2 jam
Asuhan Keperawatan

Dx Kep, Tujuan, Intervensi


3. Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan hiperbilirubinemia dan diare
Tujuan : Keutuhan kulit bayi dapat
dipertahankan
Intervensi : Kaji warna kulit tiap 8 jam, pantau
bilirubin direk dan indirek , rubah posisi setiap
2 jam, masase daerah yang menonjol, jaga
kebersihan kulit dan kelembabannya.
Asuhan Keperawatan

Dx Kep, Tujuan, Intervensi


4. Gangguan parenting berhubungan dengan pemisahan
Tujuan : Orang tua dan bayi menunjukan tingkah laku
“Attachment” , orang tua dapat mengekspresikan
ketidak mengertian proses Bounding.
Intervensi : Bawa bayi ke ibu untuk disusui, buka tutup
mata saat disusui, untuk stimulasi sosial dengan ibu,
anjurkan orangtua untuk mengajak bicara anaknya,
libatkan orang tua dalam perawatan bila
memungkinkan, dorong orang tua mengekspresikan
perasaannya.
Asuhan Keperawatan

Dx Kep, Tujuan, Intervensi


5. Kecemasan meningkat berhubungan dengan
therapi yang diberikan pada bayi.
Tujuan : Orang tua mengerti tentang perawatan,
dapat mengidentifikasi gejalagejala untuk
menyampaikan pada tim kesehatan
Intervensi : Kaji pengetahuan keluarga klien, beri
pendidikan kesehatan penyebab dari kuning,
proses terapi dan perawatannya. Beri pendidikan
kesehatan mengenai cara perawatan bayi dirumah.
Asuhan Keperawatan

Dx Kep, Tujuan, Intervensi


6. Risiko tinggi trauma berhubungan dengan efek fototherapi
Tujuan : Neonatus akan berkembang tanpa disertai tanda-
tanda gangguan akibat fototherapi
Intervensi : Tempatkan neonatus pada jarak 45 cm dari sumber
cahaya, biarkan neonatus dalam keadaan telanjang kecuali
mata dan daerah genetal serta bokong ditutup dengan kain
yang dapat memantulkan cahaya; usahakan agar penutup
mata tida menutupi hidung dan bibir; matikan lampu, buka
penutup mata untuk mengkaji adanya konjungtivitis tiap 8
jam; buka penutup mata setiap akan disusukan; ajak bicara
dan beri sentuhan setiap memberikan perawatan.
Asuhan Keperawatan

Dx Kep, Tujuan, Intervensi


7. Risiko tinggi trauma berhubungan dengan tranfusi tukar
Tujuan : Tranfusi tukar dapat dilakukan tanpa komplikasi
Intervensi : Catat kondisi umbilikal jika vena umbilikal yang
digunakan; basahi umbilikal dengan NaCl selama 30 menit
sebelum melakukan tindakan, neonatus puasa 4 jam sebelum
tindakan, pertahankan suhu tubuh bayi, catat jenis darah ibu
dan Rhesus serta darah yang akan ditranfusikan adalah darah
segar; pantau tandatanda vital; selama dan sesudah tranfusi;
siapkan suction bila diperlukan; amati adanya ganguan cairan
dan elektrolit; apnoe, bradikardi, kejang; monitor
pemeriksaan laboratorium sesuai program.
Asuhan Keperawatan

Discharge Planning
1. Anjurkan ibu mengungkapkan/melaporkan bila bayi
mengalami gangguangangguan kesadaran seperti :
kejang-kejang, gelisah, apatis, nafsu menyusui
menurun.
2. Anjurkan ibu untuk menggunakan alat pompa susu
selama beberapa hari untuk mempertahankan
kelancaran air susu.
3. Memberikan penjelasan tentang prosedur fototherapi
pengganti untuk menurunkan kadar bilirubin bayi.
Asuhan Keperawatan

Discharge Planning
4. Mengajarkan tentang perawatan kulit :
 Memandikan dengan sabun yang lembut dan air
hangat.
 Siapkan alat untuk membersihkan mata, mulut,
daerah perineal dan daerah sekitar kulit yang rusak.
 Gunakan pelembab kulit setelah dibersihkan untuk
mempertahankan kelembaban kulit.
 Hindari pakaian bayi yang menggunakan perekat di
kulit.
Asuhan Keperawatan

Discharge Planning
4. Mengajarkan tentang perawatan kulit :
 Hindari penggunaan bedak pada lipatan paha dan tubuh
karena dapat mengakibatkan lecet karena gesekan
 Melihat faktor resiko yang dapat menyebabkan
kerusakan kulit seperti penekanan yang lama, garukan .
 Bebaskan kulit dari alat tenun yang basah seperti: popok
yang basah karena bab dan bak.
 Melakukan pengkajian yang ketat tentang status gizi
bayi seperti : turgor kulit, capilari reffil.
Asuhan Keperawatan

Discharge Planning
Hal lain yg perlu diperhatikan :
 Cara memandikan bayi dengan air hangat (37 -38 ° celsius)
 Perawatan tali pusat / umbilikus
 Mengganti popok dan pakaian bayi
 Menangis merupakan suatu komunikasi jika bayi tidak
nyaman, bosan, kontak dengan sesuatu yang baru
 Temperatur/suhu
 Pernapasan
 Cara menyusui
 Eliminasi, Imunisasi

Anda mungkin juga menyukai