Anda di halaman 1dari 24

EKONOMI INTERNASIONAL

Mahyus Ekananda
Bab 5
Teori Modern Ekspor dan Impor
Perkembangan Model H-O:
Asumsi-asumsi Teori Perdagangan

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 2


Skala Ekonomis dan
Perdagangan Internasional

• Skala ekonomis: Semakin besar skala


produksinya, semakin besar pula
produktivitasnya (dengan kelipatan yang
semakin lama semakin besar).

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 3


Skala Ekonomis dan
Perdagangan Internasional

• Skala ekonomis internal (internal


economies of scale) muncul jika biaya per
unit tergantung pada besarnya suatu
perusahaan, sehingga tidak perlu
dikaitkan dengan besarnya industri.

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 4


Skala Ekonomis dan
Perdagangan Internasional

• Suatu industri dengan skala ekonomis


eksternal (tidak ada keunggulan khusus
bagi perusahaan-perusahaan berskala
besar) biasanya akan terdiri dari banyak
perusahaan kecil, dan akan berkembang
menjadi persaingan sempurna.

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 5


Pasar Persaingan tidak Sempurna

• Model monopolistik terutama didasarkan


pada perbedaan dan penganekaragaman
produk (product differentiation):
– Jenis produk dibuat sedemikian rupa agar tiap
merek unik dan berbeda dari yang lain.
– Ini menjamin monopoli tiap perusahaan atas
produk khas di dalam suatu industri (punya
pasar sendiri) sehingga agak terisolasi dari
tekanan persaingan.

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 6


Perdagangan Berdasarkan
Diferensiasi Produk
• Perdagangan internasional yang
melibatkan pertukaran produk dari sektor
industri yang sama (misalnya mobil)
disebut perdagangan intra-industri
(intra-industry trade):
– Ekspor dan impor suatu negara berada dalam
industri atau kelompok produk yang sama.
– Terdapat keunggulan dan kelemahan
komparatif pada produk yang sama.
Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 7
Perhitungan Atas
Perdagangan Intra-Industri
• Besar-kecil, tingkatan, atau volume
perdagangan intra-industri dapat
diukur/dihitung dengan indeks
perdagangan intra-industri (intra-
industry trade index).
– IIT index ini berdasar pada Grubel-Lloyd
index (GL), yang mengukur proporsi
perdagangan intra-industri sebagai
persentase dari total perdagangan.

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 8


Perhitungan Atas
Perdagangan Intra-Industri
• Rumus penghitungan GL:

di mana,
GLp = GL index komoditas p,
Xp = nilai ekspor komoditas p,
Mp = nilai impor komoditas p.

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 9


Perhitungan Atas
Perdagangan Intra-Industri

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 10


Perdagangan dengan
Biaya Transportasi

• Biaya transportasi meningkatkan harga


komoditas yang diperdagangkan.
– Inilah yang memunculkan sejumlah barang
dan jasa yang tidak menguntungkan kalau
diperdagangkan (nontraded goods and
services).

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 11


Perdagangan dengan
Biaya Transportasi

• Dua cara menganalisis biaya transportasi:


1. Analisis keseimbangan umum, dengan
kurva batas-batas kemungkinan produksi
atau kurva tawar-menawar (biaya
transportasi dinyatakan dalam satuan harga
relatif komoditas)
2. Analisis langsung

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 12


Perdagangan dengan
Biaya Transportasi

• Asumsi-asumsi yang dipakai di sini:


– Kurs mata uang negara-negara yang
mengadakan perdagangan senantiasa konstan.
– Tingkat pendapatan kedua belah pihak itu juga
senantiasa konstan.
– Indikator-indikator ekonomi lainnya pun konstan
(kecuali tingkat konsumsi, produksi, dan
perdagangan dari komoditas yang dipertukarkan
di antara kedua negara tersebut).
Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 13
Spesifikasi Model Perdagangan:
Model Substitusi Tidak Sempurna

• Baik impor maupun ekspor produk domestik


bukan merupakan substitusi sempurna, karena:
– Jika merupakan substitusi sempurna maka:
• barang domestik atau nondomestik akan terserap di pasar
dunia karena tiap barang diproduksi pada kondisi biaya tetap
• tiap negara akan berperan sebagai importir atau eksportir
traded goods, tetapi tidak kedua peran itu sekaligus
– Hukum satu harga tidak bertahan antarnegara atau di
dalam negara, kecuali untuk komoditas internasional
tertentu (misalnya tembaga dan gandum)

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 14


Spesifikasi Model Perdagangan:
Model Substitusi Sempurna

• Tiga alasan pemakaian model substitusi pada


penelitian perdagangan internasional:
– Meski banyak kendala buatan manusia (tarif, kuota dan
hubungan perdagangan khusus) tapi ada komoditas yang
diperdagangkan pada harga umum.
– Sangat mungkin ada perbedaan metodologi statistik dalam
menghitung harga internasional, yang menyebabkan
perbedaan harga internasional yang diinginkan untuk
sekelompok barang tertentu.
– Mungkin ada wawasan tentang elastisitas harga dan
pendapatan untuk impor dan ekspor pada konsep
substitusi sempurna, tidak pada substitusi tak sempurna.

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 15


Hubungan Perdagangan
Internasional dan Ekspor

• Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor ada dari


sisi permintaan dan penawaran (Krugman: 1988,
dalam Tan: 2000):
– Dari sisi permintaan: harga ekspor, nilai tukar,
pendapatan dunia, kebijakan perdagangan luar negeri
negara pengimpor, dan devaluasi di negara eksportir.
– Dari sisi penawaran: harga ekspor, harga domestik,
nilai tukar, kualitas produk, teknologi, kapasitas
produksi, bunga modal, upah tenaga kerja, harga
input, modal, dan kebijakan deregulasi negara
eksportir.

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 16


Teori Permintaan Ekspor

• Lima hal dominan yang menyebabkan


perubahan dari permintaan ekspor:
– Harga barang itu sendiri
– Tingkat pendapatan masyarakat
– Cita rasa atau selera (taste) konsumen
– Harga barang lain yang berkaitan, terutama
barang pelengkap (complement) dan
pengganti (subtitution)
– Harapan/perkiraan konsumen terhadap harga
Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 17
Teori Permintaan Ekspor

• Dua model Goldstein dan Khan (1978):


1. Model Equilibrium
Tidak ada lag dalam sistem, sehingga
penyesuaian dari ekspor dan harga terhadap
titik keseimbangan terjadi pada tiap periode.
2. Model Disequilibrium
Memperhitungkan lag, serta penyesuaian dari
ekspor dan harga terhadap titik keseimbangan
tidak terjadi pada tiap periode.

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 18


Teori Permintaan Ekspor
1. Model Equilibrium
– Variabel harga berpengaruh signifikan terhadap
permintaan ekspor bertanda negatif (kecuali Jepang).
– Elastisitas harga lebih besar dari 1 (sedikit peningkatan
harga dapat menurunkan permintaan ekspor).
– Variabel pendapatan berpengaruh signifikan secara
positif terhadap permintaan ekspor.
– Penawaran ekspor berpengaruh signifikan terhadap
harga ekspor dengan koefisien positif.
– Kapasitas industri berpengaruh signifikan secara negatif
(kapasitas dalam negeri semakin besar, barang semakin
murah).
– Harga dalam negeri berpengaruh signifikan terhadap
penawaran luar negeri secara positif.

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 19


Teori Permintaan Ekspor
2. Model Disequilibrium
– Variabel harga ekspor berpengaruh signifikan
terhadap permintaan dengan koefisien negatif.
– Variabel pendapatan riil berpengaruh positif
terhadap permintaan ekspor (semakin tinggi
pendapatan riil, semakin besar permintaan ekspor).
– Lag ekspor berpengaruh positif terhadap permintaan
ekspor (bila permintaan ekspor yang lalu meningkat,
permintaan ekspor sekarang juga meningkat).
– Harga dalam negeri berpengaruh positif dan
signifikan terhadap permintaan.
– Kapasitas produksi berpengaruh signifikan terhadap
harga ekspor.

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 20


Teori Permintaan Ekspor

• Mana yang terbaik dari kedua model itu?


– Secara statistik tidak dapat ditentukan, karena
nilai goodness of fit dan R2 hampir sama.
– Secara apriori:
• Model disequilibrium dianggap lebih
menguntungkan karena memperhitungkan time lag
(memungkinkan penyesuaian terhadap excess
demand dan excess supply periode sebelumnya).
• Model equilibrium dianggap memiliki nilai-nilai
elastisitas harga yang lebih dipercaya.

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 21


Hubungan Perdagangan
Internasional dengan Impor

• Kurva permintaan impor negara mitra


dagang diturunkan dari (1) kurva
permintaan konsumen dan (2) penawaran
produsen di negara mitra dagang.
– Kurva ini berbentuk downward sloping,
karena kenaikan harga akan menurunkan
jumlah barang yang diminta.

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 22


Pengaruh Risiko Nilai Tukar
Pada Perdagangan

• Hooper & Kohlhagen (1978) mendasarkan


teorinya pada fungsi penawaran dan permintaan
yang diturunkan untuk individu perusahaan.
– Fungsi ini diagregasi untuk mendapatkan permintaan
pasar dan penawaran pasar, untuk memperoleh
persamaan bentuk susut (reduced form) dari
kuantitas dan harga pada keseimbangan pasar.
– Permintaan untuk impor adalah penurunan dari
skedul permintaan, dan diperlakukan sebagai input
dalam fungsi produksi domestik.

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 23


Pengaruh Risiko Nilai Tukar
Pada Perdagangan

• Importir (perusahaan yang menerima


permintaan domestik) dengan output Q
disusun dari beberapa variabel:
– peningkatan fungsi pendapatan uang domestik Y
– harga barang lain di perekonomian domestik PD
– penurunan fungsi harga P
Q = aP + bPD + cY

Bab 5 – Teori Modern Ekspor dan Impor 24

Anda mungkin juga menyukai