Anda di halaman 1dari 33

Ordo Isoptera

STEFI NOVIA SAPITRI


1810013221010
Pengertian Rayap

Rayap adalah serangga sosial anggota bangsa Isoptera yang dikenal luas sebagai hama
pengganggu dalam kehidupan manusia. Rayap bersarang didalam tanah dan memakan kayu
perabotan atau kerangka rumah sehingga menimbulkan banyak kerugian secara ekonomi.
Rayap masih berkerabat dengan semut, yang juga serangga sosial. Dalam bahasa Inggris,
rayap disebut juga “semut putih” (white ant) karena kemiripan perilakunya.
Morfologi Rayap

Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan rayap yang paling luas serangannya di Indonesia.
Klasifikasi rayap tanah C. curvignatus sebagai berikut :
Isoptera berasal dari bahasa latin yang berarti Insekta bersayap sama. Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo Isoptera adalah
 tubuh lunak,
 memiliki dua sayap,
 bersifat hemitabola,
 memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama. Toraks berhubungan langsung dengan abdomen
yang ukuran lebih besar, merupakan serangga sosial.
 mengalami metamorfosis tidak sempurna,
 tipe mulut penguyah,
 cara hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian tugas tertentu yang disebut polimorfisme,
rayap memiliki 4 kasta, yaitu : kasta reproduksi pertama bersayap dan akan ditanggalkan
setelah perkawinan, kasta reproduksi kedua dewasa secara seksual tapi dalam bentuk nympha,
kasta pekerja tidak bersayap dan memiliki banyak tugas untuk memelihara koloni, kasta
tentara bersifat steril dan memiliki kepala dan mandibula yang besar serta bertugas menjaga
koloni (Pratama, 2013). Rayap yang ditemukan di daerah tropis jumlah telurnya dapat
mencapai ± 36.000 sehari bila koloninya sudah berumur ± 5 tahun. Bentuk telur rayap ada
yang berupa butiran yang lepas ada pula uang berupa kelompok terdiri dari 16-20 butir telur
yang melekat satu sama lain. Telur-telur ini berbentuk silinder dengan ukuran panjang yang
bervariasi antara 1-1,5 mm (Hasan dalam Pratama, 2013).
Taksonomi Rayap

Rayap merupakan salah satu ordo dari 30 ordo yang tergabung dalam kelas Hexapoda dari
filum Arthropoda, yaitu organisme yang memiliki anggota tubuh bersegmen. Rayap adalah
serangga satu-satunya yang berada dalam ordo isoptera. Ordo ini berasal dari kata “iso: sama”
dan “ptera: sayap” artinya serangga yang memiliki sayap yang sama, baik dilihat dari ukuran
dan bentuk pada kedua pasang sayapnya, yaitu sayap anterior dan sayap posterior (Astuti,
2013).
Asal Isoptera

Rayap merupakan serangga neoptera terresterial yang paling primitif. Rayap bersama dengan
Blattodea (kecoa) dan Mantodea (mantid) sering dikelompokkan dalam Dictyoptera. Studi
filogenetik terbaru telah menyarankan mantid sebagai cabang terlama dari Dictyoptera,
meninggalkan kecoa dan rayap sebagai kerabat. Kecoa yang paling primitif (Cryptocercidae)
terkait erat dengan rayap karena memakan kayu, hidup dalam sistem terowongan di dalam
log, memiliki flagelata simbiosis dalam usus belakang, dan hidup dalam kelompok famili
sub-sosial yang kecil dimana 11 induk berbagi liang dengan satu keturunan induk dengan
cairan proctodeal sebagai makanan.
Rayap paling primitif (Famili Mastotermitidae) hanya diwakili oleh satu spesies yaitu
Mastotermes darwiniensis, yang merupakan spesies Australia Tropis dengan lokasi temuan
terbaru di Gold Coast, Queensland. Rayap ini sangat mirip dengan kecoa, yaitu rayap yang
masih meletakkan telur di ootheca. Rayap ini memiliki tarsi bersegmen lima dan lobus anal di
sayap belakang, seperti kecoa.
Tubuh Isoptera tersusun oleh:
Kepala
Prognathous, mempunyai mata mejemuk, kadang-kadang mengecil, mempunyai dua occellus atau tidak mempunyai
antena panjang tersusun atas sejumlah segmen, sampai tiga puluh segmen, tipe mulut penggigit dan pengunyah (Rizali
dalam Pratama, 2013).
Dada (thorax)
Mempunyai dua pasang sayap yang bersifat membran, kedua pasang sayap ini mempunyai bentuk dan ukuran yang
sama, pada keadaan istirahat pasangan sayap melipat di bagian dorsal abdomen. Kebanyakan pekerja dan tentara tidak
bersayap.Pasangan-pasangan kaki pendek, coxae sangat berkembang, tarsus terdiri atas empat sampai lima segmen,
dengan sepasang ungues (Rizali dalam Pratama, 2013)
Perut (abdomen)
Tersusun atas sebelas segmen.Sternum segmen abdomen pertama mengecil.Sternum segmen abdomen kesebelas
menjadi paraproct.Cercus pendek tersusun atas enam sampai delapan segmen (Rizali dalam Pratama, 2013).
Hubungan Famili dalam Ordo Isoptera

Rayap yang termasuk kelompok serangga dari ordo Isoptera memiliki keragaman jenis dalam
ekosistem yang cukup tinggi. Di dunia, jumlah rayap yang telah dideskripsikan mencapai
2.750 spesies yang tercakup dalam 281 genera dan 7 famili, yaitu Mastotermitidae hanya
hanya spesies: Mastotermes darwiniensis, Hodotermitidae, Termopsidae, Kalotermitidae,
Rhinotermitidae, Serritermitidae, and Termitidae (Astuti, 2013).
Di Indonesia telah ditemukan sekitar 10% dari total rayap dunia, yang mencakup 3 famili
yaitu Kalotermitidae, Rhinotermitidae dan Termitidae, 6 subfamili dan 14 genus; dan di
antaranya terdapat sekitar lima persen yang bersifat merugikan bagi manusia. Sejumlah
peneliti merekonstruksi filogeni hubungan antara ketujuh famili tersebut berdasarkan data
subset karakter, seperti morfologi umum, mandibel imago-pekerja, dan usus pekerja.
Hubungan antar famili dalam ordo Isoptera lebih mudah terselesaikan dalam rekontruksi
filogeni.
Rayap Genus Coptotermes

Coptotermes adalah genus tunggal dalam subfamili Coptotermitinae yang merupakan


subfamili paling primitif dari famili Rhinotermitidae. Rayap ini tersebar luas di daerah tropis
dan telah diintroduksi oleh manusia ke seluruh dunia. Semua spesies Coptotermes
mengkonsumsi kayu dan menjadi hama strukturaldan bangunan yang penting secara
ekonomis. Genus ini memiliki jumlah spesies yang paling banyak menimbulkan kerusakan di
antara genera rayap lainnya, yaitu 28 spesies, yang diikuti secara berurutan oleh genus
Odontotermes (16 spesies), Microtermes (15 spesies), Reticulitermes (11 spesies), dan
Heterotermes (10 spesies).
Klasifikasi Rayap

Secara klasik, rayap dibagi atas dua kelompok, yaitu rayap tingkat rendah yang mencakup
semua famili kecuali Termitidae; dan rayap tingkat tinggi yang semua anggotanya dari
Termitidae, yang mencapai sekitar 75% dari total semua spesies rayap. Rayap tingkat rendah
dicirikan oleh adanya protozoa simbiotik pada usus belakangnya, yang membantu mencerna
selulosa; sebaliknya pada rayap tingkat tinggi tidak memiliki protozoa. Ahli protozoa dan
serangga telah menemukan genera dan spesies khusus dari flagellata oxymonad, trichomonad,
dan hypermastigote yang terbatas pada empat famili dari rayap tingkat rendah, yaitu
Mastotermitidae, Hodotermitidae, Kalotermitidae, dan Rhinotermitidae.
Pengelompokan ini menggambarkan kesukaan makan yang berhubungan dengan gradien humifikasi dari
substrat yang digunakan rayap, dan variasi jumlah fragmen jaringan tanaman (dari hancuran bahan organik)
dan silika (dari bahan induk tanah) pada usus. Pengelompokan yang dikenal sebagai “Donovan’s feeding
group” ini terbagi atas empat, yaitu (Astuti, 2013) :
Group I: kelompok ini memakan kayu mati dan rumput, serta memiliki usus yang relatif sederhana.
Kelompok ini diwakili oleh semua rayap tingkat rendah (Mastotermitidae, Kalotermitidae, Rhinotermitidae,
dan Serritermitidae). Hampir semua rayap pemakan kayu (wood-feeders), 17 kecuali Hodotermitidae yang
juga termasuk pemakan rumput (grassfeeders) (Astuti, 2013).
Group II: kelompok ini memakan kayu, rumput, serasah daun, dan mikroepifit, serta memiliki usus yang
lebih kompleks. Kelompok ini diwakili oleh beberapa spesies Termitidae, yang mencakup rayap pemakan
kayu, pemakan rumput, pemakan serasah (litter-feeders), pemakan mikroepifit (microepiphyte feeders).
Macrotermitinae penumbuh jamur juga termasuk di dalamnya, meskipun dapat juga ditempatkan sebagai
kelompok yang terpisah, yaitu group II–fungus (Astuti, 2013).
Group III: kelompok ini memakan humus, yaitu material seperti tanah yang mengandung
bahan tumbuhan yang masih dapat dikenali di dalamnya. Kelompok ini mencakup spesies
Termitidae yang memakan kayu yang mengalami pelapukan hebat yang dicirikan oleh
hilangnya struktur serta menjadi terpisah-pisah dan menyerupai tanah; dan juga memakan
tanah dengan kandungan bahan organik tinggi. Rayap ini dapat dipertimbangkan sebagai
organic-rich-soil-feeders atau humusfeeders, atau soil/wood interface feeders (Astuti, 2013).

Group IV: kelompok ini memakan tanah, yaitu material seperti tanah yang mengandung
proporsi tinggi silika dan bahan tumbuhan yang sudah tidak dapat dikenali. Kelompok ini
mencakup spesies Termitidae yang memakan tanah dengan kandungan bahan organik rendah,
yang dianggap sebagai true-soil-feeders (Astuti, 2013).
Dalam sistem taksonomi, rayap Coptotermes yang merupakan salah satu genus dari famili Rhinotermitidae
memiliki sistematika sebagai berikut (Astuti, 2013) :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta (Hexapoda)
Ordo : Isoptera
Famili : Rhinotermitidae
Subfamili : Coptoterminae
Genus : Coptotermes
Spesies : Coptotermes havilandi Holmgren
Jenis Rayap

Berdasarkan lokasi sarang utama atau tempat tinggalnya, rayap perusak kayu dapat
digolongkan dalam tipe-tipe berikut :
1. Rayap pohon
yaitu jenis-jenis rayap yang menyerang pohon yang masih hidup, bersarang dalam pohon dan
tak berhubungan dengan tanah. Contoh yang khas dari rayap ini adalah Neotermes tectonae
(famili Kalotermitidae), hama pohon jati.
2. Rayap kayu Lembab
menyerang kayu mati dan lembab, bersarang dalam kayu, tak berhubungan dengan tanah.
Contoh: Jenis-jenis rayap dari genus Glyptotermes (Glyptotermes spp., famili
Kalotermitidae).
3. Rayap kayu kering
seperti Cryptotermes spp. (famili Kalo­termitidae), hidup dalam kayu mati yang telah kering.
Hama ini umum terdapat di rumah-rumah dan perabot-perabot seperti meja, kursi dsb.Tanda
serangannya adalah terdapatnya butir-butir ekskremen kecil berwarna kecoklatan yang sering
berjatuhan di lantai atau di sekitar kayu yang diserang.Rayap ini juga tidak berhubungan
dengan tanah, karena habitatnya kering.
4. Rayap Subteran
yang umumnya hidup di dalam tanah yang mengandung banyak bahan kayu yang telah mati
atau membusuk, tunggak pohon baik yang telah mati maupun masih hidup. Di Indonesia
rayap subteran yang paling banyak merusak adalah jenis-jenis dari famili
Rhinotermitidae.Terutama dari genus Coptotermes (Coptotermes spp.) dan
Schedorhinotermes.
5. Rayap Tanah
Jenis-jenis rayap tanah di Indonesia adalah dari famili Termitidae. Mereka bersarang dalam
tanah terutama dekat pada bahan organik yang mengandung selulosa seperti kayu, serasah
dan humus. Contoh-contoh Termitidae yang paling umum menyerang bangunan adalah
Macrotermes spp. (terutama M. gilvus) Odontotermes spp. dan Microtermes spp.
Peranan Rayap dalam Kehidupan

Keberadaan koloni rayap tidak mutlak selalu merugikan bagi kehidupan manusia. Beberapa
peranan rayap bila ditinjau secara keseluruhan dari keberadaannya dimuka bumi, antara lain :
1. Sarang Rayap Bisa Menguak Lokasi Tambang Emas
Dalam hal ini ternyata hewan satu ini dapat menemukan lokasi tambang emas, bahkan saking
kayanya , sarang hewan kecil itu ada yang mengandung serbuk logam mulai tersebut.
2. Sarang rayap tidak hanya sekadar tempat tinggal, akan tetapi juga sangat membantu
ekosistem di sekitarnya untuk bertahan dalam masa kekeringan. Rayap membangun sarang
dengan menggali lubang serupa pori-pori kecil di tanh. Akibatnya, air meresap lebih jauh ke
dalam tanah sehingga tidak menguap.
3. Keberadaan koloni rayap berperan penting dalam siklus biogeochemical (dekomposer
bahan organik) seperti siklus Nitrogen, Karbon, Sulfur, Oksigen, dan Fosfor.
4. Keberadaan koloni rayap disuatu daerah mampu memengaruhi bentuk vegetasi yang
tumbuh dan berkembang di sekitar koloni itu dengan altivitas dari rayap tersebut melalui
modifikasi profil dan sifat kimia tanah.
5. Di daerah Gurun Afrika Selatan, rayap Hodotermes berperan dalam proses siklus nutrisi
tanah. Aktivitas rayap membawa air ke daerah yang ditumbuhi tanaman sangat
menguntungkan karena ketersediaan air pada tanaman menjadi lebih banyak.
6. Di daerah berpasir, rayap mampu meningkatkan infiltrasi air dan mengembalikannya ke
bagian atas tanah.
7. Mengakibatkan kerusakan pada bangunan, seperti: perumahan, perkantoran, gedung
olahraga dan lain sebagainya. Selain itu rayap juga dapat merusak tanaman, buku, arsip
ataupun dokumen lainnya karena mereka dapat mencerna atau menguraikan selulosa.
Kasta Rayap

Koloni rayap yang merupakan jenis serangga sosial terbagi atas tiga kasta yang memiliki
bentuk dan fungsi yang berbeda. Ketiga kasta tersebut adalah kasta reproduksi, kasta prajurit,
dan kasta pekerja. Tidak kurang daro 80-90% populasi koloni rayap merupakan kasta pekerja.
Penjelasan dari kasta-kasta tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kasta reproduktif
Pada kasta ini terdiri atas individu-individu seksual yaitu betina (yang abdomennya biasanya
sangat membesar) yang tugasnya bertelur dan jantan (raja) yang tugasnya membuahi betina.
Raja sebenarnya tak sepenting ratu jika dibandingkan dengan lamanya ia bertugas karena
dengan sekali kawin, betina dapat menghasikan ribuan telur; lagipula sperma dapat disimpan
oleh betina dalam kantong khusus untuk itu, sehingga mungkin sekali tak diperlukan kopulasi
berulang-ulang.
2. Kasta prajurit
Kasta ini ditandai dengan bentuk tubuh yang kekar karena penebalan (sklerotisasi) kulitnya agar
mampu melawan musuh dalam rangka tugasnya mempertahankan kelangsungan hidup koloninya.
Mereka berjalan hilir mudik di antara para pekerja yang sibuk mencari dan mengangkut makanan.
3. Kasta pekerja
Kasta ini membentuk sebagian besar koloni rayap. Tidak kurang dari 80 persen populasi dalam koloni
merupakan individu-individu pekerja. Tugasnya melulu hanya bekerja tanpa berhenti hilir mudik di
dalam liang-liang kembara dalam rangka mencari makanan dan mengangkutnya ke sarang, membuat
terowongan-terowongan, menyuapi dan membersihkan reproduktif dan prajurit, membersihkan telur-
telur, dan — membunuh serta memakan rayap-rayap yang tidak produktif lagi (karena sakit, sudah tua
atau juga mungkin karena malas), baik reproduktif, prajurit maupun kasta pekerja sendiri.
Perilaku Makan pada Rayap

Bignell dan Eggleton (2000), membagi rayap menjadi beberapa kelompok berdasarkan jenis makanannya, yaitu :
Rayap Pemakan Tanah
Rayap tingkat rendah mendapatkan makanan dari mineral tanah. Material yang dicerna sangat heterogen,
mengandung banyak bahan organik tanah dan silika. Rayap jenis ini ditemukan pada Apicotermitinae, Termitinae,
Nasutitermitinae, dan Indotermitinae.
Rayap Pemakan Kayu (Wood-Feeder)
Rayap yang mendapatkan makanan dengan memakan kayu dan sampah berkayu, termasuk cabang mati yang
masih menempel di pohon. Hampir semua rayap tingkat rendah adalah pemakan kayu, semua subfamili dari
Termitinae kecuali Apicotermitinae.
Rayap Pemakan Serasah (Litter-Feeder)
Rayap jenis ini mendapatkan makanan dari daun atau kayu-kayu kecil. Rayap ini terdapat pada
Macrotermitinae, Apicotermitinae, Termitinae, dan Nasutitermitinae. Rayap memakan kayu yang kaya selulosa
kristalin dan amorf, hemiselulosa dan lignin. Tingkat hidrolisis hemiselulosa dan lignin yang tinggi dapat
membatasi aktivitas selulolitik melalui penghambatan produk akhir. Hal ini yang menyebabkan rayap
mengekspresikan berbagai macam gen selulase.
Siklus Hidup Rayap
Siklus hidup perkembangan rayap adalah melalui metamorfosa hemimetabola, yaitu secara
bertahap, yang secara teori melalui stadium (tahap pertumbuhan) telur, nimfa, dewasa. Walau
stadium dewasa pada serangga umumnya terdiri atas individu–individu bersayap (laron)
(Tarumingkeng, 2001).
Menurut Nandika dkk (2003) sistematika dari rayap (C. curvinagthus) adalah sebagai
berikut :
Filum : Arthropoda , Kelas : Insecta , Ordo : Isoptera Famili : Rhinotermitidae , Genus :
Coptotermes, Spesies : Coptotermes curvinagthus Holmgren
Panjang telur bervariasi antara 1-1,5 mm. Telur C. curvignathus akan menetas setelah
berumur 8-11 hari. Jumlah telur rayap bervariasi, tergantung kepada jenis dan umur.Saat
pertama bertelur betina mengeluarkan 4-15 butir telur.Telur rayap berbentuk silindris, dengan
bagian ujung yang membulat yang berwarna putih. Telur yang menetas yang menjadi nimfa
akan mengalami 5-8 instar (Nandika dkk, 2003).
Nimfa yang menetas dari telur pertama dari seluruh koloni yang baru akan berkembang
menjadi kasta pekerja. Kasta pekerja jumlahnya jauh lebih besar dari seluruh kasta yang
terdapat dalam koloni rayap.Waktu keseluruhan yang dibutuhkan dari keadaan telur sampai
dapat bekerja secara efektif sebagai kasta pekerja pada umumnya adalah 6-7 bulan.Umur
kasta pekerja dapat mencapai 19- 24 bulan.
Strategi Pengendalian Rayap

Dari uraian di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa untuk menghindar atau
meminimumkan kemungkinan terjadinya serangan rayap pada bangunan perlu diperhatikan
hal-hal berikut.
1. Hindari adanya bahan-bahan kayu seperti sisa-sisa tunggak pohon di sekitar halaman
bangunan, yang potensial untuk menjadi sumber infeksi rayap. Demikian pula adanya pohon-
pohon tua yang sebagian jaringan pohon maupun akarnya telah mati merupakan sumber
makanan rayap dan dapat menjadi lokasi sarang perkembangan koloni rayap.
2. Hindari kontak antara tanah dengan bagian-bagian kayu dari bangunan. Walaupun cara ini
tidak mutlak mampu mencegah serangan rayap karena rayap mampu membuat terowongan
kembara di atas tembok, lantai dan dinding untuk mencapai obyek kayu makanannya tetapi
bagi bangunan sederhana cara ini dapat memperlambat serangan rayap, dan adanya
terowongan-terowongan dapat dideteksi.
3. Pergunakan kayu yang awet (seperti bagian teras kayu jati), atau kayu yang telah
diawetkan dengan bahan-bahan pengawet anti rayap. Untuk kayu-kayu yang digunakan di
bawah atap jenis-jenis garam pengawet seperti garam Wolman dengan retensi yang cukup
telah memadai, sedangkan bagi kayu di luar bangunan diperlukan bahan pengawet larut
minyak seperti kreosot .
4. Cara yang paling efektif adalah melindungi bangunan dengan cara membuat “benteng yang
kuat terhadap rayap” di bagian fondasi dengan cara menyampur bahan fondasi dengan
termitisida atau memperlakukan tanah di bawah dan di sekitar fondasi dengan termitisida
yang tahan pencucian (persisten) serta memiliki afinitas dengan tanah.
5. Jika bangunan telah terserang, gunakanlah cara-cara pengendalian yang ramah lingkungan,
seperti dengan pengumpanan dan pengendalian koloni dengan menggunakan insektisida
penekan pertumbuhan kutikel seperti heksaflumuron dsb.
 Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai