Anda di halaman 1dari 11

Pasal UU No.

51 Tahun 2004 Aparatur Sipil


Negara
hubungan hukum antara negara dan warga negara dalam konteks kepentingan umum,
hukum kepegawaian berperan penting dalam jalannya sebuah hubungan langsung
antara penguasa dan rakyatnya.
Seiring berjalannya waktu, aturan mengenai kepegawaian dalam bentuk undang
undang di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan diantaranya UU Nomor 8
tahun 1974 tentang pokok pokok kepegawaian, kemudian UU nomor 43 tahun 1999
tentang perubahan atas undang undang nomor 8 tahun 1974 tentang pokok pokok
kepegawaian, dan yang terbaru sampai saat ini adalah UU nomor 5 tahun 2014
tentang aparatur sipil negara.
Aparatur sipil negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. Diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian, diserahi tugas
dalam suatu jabatan pemerintahan serta digaji berdasarkan perundang undangan.
Sebagai sebuah profesi, tentunya ada manajemen pembinaan yang diberlakukan.
kerja. Selain itu, ada yang disebut pejabat pembina kepegawaian yang mempunyai kewenangan
menetapkan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai ASN dan pembinaan
manajemen ASN di instansi pemerintah. Kewenangan tertinggi dimiliki oleh presiden namun
kewenangan tersebut dapat didelegasikan kepada
(1) menteri dikementerian
(2) pimpinan lembaga di lembaga pemerintah nonkementerian
(3) sekertaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan lembaga nonstruktural
(4) gubernur di provinsi
(5) bupati/wali kota di kabupaten/kota. Kewenangan tersebut harus didasarkan pada sistem merit
itu sendiri

Selain pejabat pembina kepegawaian, ada yang disebut pejabat yang berwenang. Yang dimaksud
pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pegawai ASN berdasarkan peraturan perundang
undangan.
G. Mutasi
H. Penilaian Kinerja
I. Penggajian Dan Tunjangan
J. Penghargaan
K. Disiplin
L. Pemberhentian
M. Jaminan Pensiun Dan Jaminan Hari Tua; dan
N. Perlindungan.

Pada setiap item manajemen PNS, dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan sistem merit. Misalnya dalam
hal pengadaan, setiap instansi Pemerintah mengumumkan secara terbuka kepada masyarakat adanya
kebutuhan jabatan untuk diisi dari calon PNS. Kemudian, setiap warga negara Indonesia mempunyai
kesempatan yang sama untuk melamar menjadi PNS setelah memenuhi persyaratan. Disini terletak salah satu
perbedaan antara sistem merit dengan sistem lainnya, yakni keterbukaan. Setiap orang tanpa membedakan
siapa dia (subjektif) memiliki kesempatan yang sama menjadi PNS tergantung diliat dari kecakapannya
(objektif).
objektif antara kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan
dengan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dimiliki oleh pegawai. PNS dapat
berpindah antar dan antara Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan Administrasi, dan
Jabatan Fungsional di Instansi Pusat dan Instansi Daerah berdasarkan kualifikasi,
kompetensi, dan penilaian kinerja. Dengan sistem yang demikian, mendapatkan PNS
yang handal dan sesuai dengan bidang kemampuannya akan menjadi lebih mudah.
Dibandingkan dengan sistem kawan (Patronage system), sistem merit lebih baik dan
dalam hal mendapatkan para PNS yang baik dan sesuai.
kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat
majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
PNS juga dapat diberikan penghargaan ketika dia telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian,
kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya.
Penghargaan yang dimaksud adalah :
A. Tanda Kehormatan
B. Kenaikan Pangkat Istimewa
C. Kesempatan Prioritas Untuk Pengembangan Kompetensi; Dan/Atau
D. Kesempatan Menghadiri Acara Resmi Dan/Atau Acara Kenegaraan.

 
Dengan penjelasan diatas, sistem merit berbeda dengan sistem manajemen yang lain
(sistem kawan, dan sistem karier), dan dianggap paling baik diterapkan di Indonesia.
Sebagai mana diketahui sistem pembinaannya dimana pengangkatan untuk
menduduki jabatan atau naik pangkat didasarkan pada kecakapan/kompetensi dan
prestasi dari aparatur sipil negara.

Jadi, dengan sistem tersebut diharapkan pembangunan aparatur sipil negara yang
memiliki integritas, profesional, netral-bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme, serta mampu menjalankan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perakat persatuan kesatuan
bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
menerapkan tipe sistem merit, ini berarti bahwa calon yang lulus dalam seleksi dijamin memiliki
kualitas yang baik yang dapat mendukung kinerja birokrasi untuk lebih optimal dimasa yang akan
datang.
Dalam penerapannya, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk pendaftaran seleksi
aparatur sipil negara (ASN) dengan sistem single entry atau terintegrasi secara online, khususnya
calon pegawai negeri sipil (CPNS) formasi tahun 2014 yang lalu.
Sudah saatnya berbagai institusi publik melakukan pembenahan dalam sistem pembinaan karier
pegawainya. Salah satu metode pembinaan karier yang dimaksud sesuai UU No. 5 tahun 2014 ttg
ASN adalah merit system. Pada intinya metode ini adalah menghargai prestasi yang telah dibuat
oleh karyawan dalam suatu organisasi. Dengan prestasi yang dibuat, maka kariernya bisa
menanjak dan berkembang, dan sebaliknya apabila ada karyawan yang tidak bisa berprestasi
maka ada beberapa tahap penanganannya.
rangkaian tersebut maka seorang karyawan akan tahu bagaimana kualitas kerjanya
dan bagaimana penilaian pimpinan atas produktivitas kinerjanya. Implementasi merit
system dapat mewujudkan transparansi dalam pembinaan karier. selain itu akan
terdapat kompetisi yang sehat diantara karyawan dalam organisasi tersebut, sehingga
tidak akan ada lagi kesan like or dislike dalam mempromosikan seorang karyawan
untuk menduduki suatu jabatan.
Kesimpulannya, Saat ini sistem merit atau “ merit system ” atau “ carreer system”
tengah dilaksanakan pemerintah sesuai amanat Undang-Undang No.5 tahun 2014 ttg
ASN, tentunya dengan harapan birokrasi akan lebih professional dan lebih netral
karena dipegang oleh personal-personal yang sesuai dengan keahliannya dan memiliki
kompetensi yang tinggi karena memang direkrut dengan cara-cara yang professional.
birokrasi yang profesional, kompeten, berintegritas, memberikan pelayanan terbaik
pada rakyat.
Sehingga pada akhirnya dengan pemberlakuan sistem ini akan membawa
perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara kearah yang lebih baik. Dan
membawa negara Indonesia dapat sejajar dengan negara-negara lain yang mempunyai
birokrasi yang baik dan professional sehingga rakyatnya dapat terlayani dengan baik.
Sekian dan Terimaksih

Anda mungkin juga menyukai