Anda di halaman 1dari 11

ANAK DENGAN GANGGUAN FUNGSI ANGGOTA TUBUH

TUNA DAKSA
 
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus
Dosen Pengampu : Piyantina Rukmini, M.Eng
 
 
 
 
 
 

 
 
Disusun Oleh :
Kelompok 7
MUSLIMIN : 1986206092
 
 
KELAS 5 C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR (PGSD)
STKIP NU INDRAMAYU
TAHUN 2021
PENGERTIAN ANAK TUNA DAKSA

Istilah tunadaksa berasal dari kata “tuna” yang berarti rugi atau kurang, dan “daksa” yang berarti tubuh. jadi
tunadaksa ditujukan kepada mereka yang memiliki anggota tubuh tidak sempurna
Pengertian tunadaksa menurut para ahli :
1. Ahmad Toha Muslim & M.Sugirman => Tunadaksa merupakan istilah lain dari cacat tubuh atau tunafisik,
berbagai kelainan bentuk tubuh yang mengakibatkan kelainan fungsi dari tubuh untuk melakukan gerakan-
gerakan yang dibutuhkan. Pada jenis anak tunadaksa tertentu disertai juga kelainan pasca indra dan
kelainan kecerdasan.
2. Marlina => Anak yang mengalami fisik atau motorik ( phisically handicapped ) adalah anak yang mengalami
gangguan fisik berkaitan dengan tulang, otot, sendi persyarafan, sehingga memerlukan layanan pendidikan
khusus agar kemampuannya berkembang secara optimal.
3. Muhammad Efendi => Tunadaksa yaitu seseorang yang mengalami kesulitan mengoptimalkan fungsi
anggota tubuh sebagai akibat dari luka, penyakit, pertumbuhan yang salah bentuk, dan akibatnya
kemampuan untuk melakukan gerakan – gerakan tubuh tertentu mengalami penurunan
Karakteristik Anak Tuna Daksa

Gangguan Tingkat
Gangguan Motorik Gangguan Sensorik
Kecerdasan

berupa kekakuan, kelumpuhan, beberapa gangguan sensorik


gerakan-gerakan yang tidak dapat antara lain penglihatan, kecerdasan anak cerebral palsy
dikendalikan, gerakan ritmis dan pendengaran, perabaan, bervariasi, tingkat kecerdasan anak
gangguan keseimbangan. penciuman dan perasa cerebral palsy mulai dari tingkat yang
Gangguan motorik ini meliputi paling rendah sampai gifted. Sekitar 45%
motorik kasar dan motorik halus mengalami keterbelakangan mental, dan
35% lagi mempunyai tingkat kecerdasan
normal dan diatas rata-rata. Sedangkan
sisanya cenderung dibawah rata-rata

Emosi dan Penyesuaian


Kemampuan Berbicara
Sosial
Anak cerebral palsy mengalami gangguan
wicara yang disebabkan oleh kelainan Sikap atau penerimaan masyarakat terhadap
motorik otot-otot wicara terutama pada anak cerebral palsy dapat memunculkan
organ artikulasi seperti lidah, bibir, dan keadaan anak yang merasa rendah diri atau
rahang bawah, dan ada pula yang terjadi kepercayaan dirinya kurang, mudah
karena kurang dan tidak terjadi proses tersinggung, dan suka menyendiri
interaksi dengan lingkungan
Klasifikasi Anak Tuna Daksa

1. Kelainan pada sistem cerebral


a. Penggolongan menurut derajat kecacatan
1) Golongan Ringan
2) Golongan Sedang
3) Golongan Berat
b. Penggolongan menurut topografi (banyaknya anggota tubuh yang lumpuh)
1) Monoplegia
2) Hemiplegia
3) Paraplegia
4) Triplegia
5) Quadriplegia/tetraplegia
c. Penggolongan menurut fisiologi, kelainan gerak
1) Spastik
2) Dyskenisia
3) Athetosis
4) Rigid
5) Hipotonia (atonia)
6) Tremor
7) Ataxia
8) Mixed (campuran)
Klasifikasi Anak Tuna Daksa

2. Kelainan pada sistem otot dan rangka (musculus skeletal system)


a. Poliomyelitis
1) Type spinal
2) Type bulbair
3) Type bulbospinal
b. Muscle dystrophy
1) Type duchenne
2) Type fasioscapulohumeral
c. Spina bifida
1) Spina bifida occulata
2) Meningocele
3) Myelomeningocele
Klasifikasi Anak Tuna Daksa

3. Kelainan ortopedi karena bawaan (congenital deformities)


a. Cacat bawaan pada anggota gerak atas
1) Syndactilus
2) Plydactilus
3) Sprengel disease
4) Torticollis

b. Cacat bawaan pada anggota gerak bawah


1) Dislokasi pinggul disebabkan oleh pertumbuhan otot sendi pangkal paha tidak sehat
sehingga kepala sendi tidak dapat masuk ke dalam mangkok sendi.
2) Genu recurvatum : lutut bengkok ke belakang berlebihan.
3) Cacat pseudoarthosis : antara lutut dan mata kaki ada sendi lagi.
4) Club foot : talipes (pes) planus atau platfoot (telapak kaki datar), pes calcaneus (kaki
bagian depan terangkat), pes cavus (kaki bagian tengah terangkat).
Faktor Penyebab Anak Tuna Daksa

1. Sebelum lahir (fase prenatal)


a. Infeksi atau penyakit yang menyerang ketika ibu mengandung sehingga menyerang otak bayi
yang sedang dikandungnya.
b. Kelainan kandungan yang menyebabkan peredaran terganggu, tali pusar tertekan, sehingga
merusak pembentukan syaraf-syaraf di dalam otak.
c. Bayi dalam kandungan terkena radiasi yang langsung mempengaruhi sistem syarat pusat
sehingga struktur maupun fungsinya terganggu.
d. Ibu yang sedang mengandung mengalami trauma yang dapat mengakibatkan terganggunya
pembentukan sistem syaraf pusat. Misalnya, ibu jatuh dan perutnya terbentur dengan cukup
keras dan secara kebetulan mengganggu kepala bayi, maka dapat merusak sistem syaraf pusat.
Faktor Penyebab Anak Tuna Daksa

2. Saat kelahiran (fase natal/perinatal)


a. Proses kelahiran yang terlalu lama karena tulang pinggang yang kecil pada ibu sehingga bayi
mengalami kekurangan oksigen. Hal ini kemudian menyebabkan terganggunya sistem
metabolisme dalam otak bayi sehingga jaringan syaraf pusat mengalami kerusakan.
b. Pemakaian alat bantu berupa tang ketika proses kelahiran yang mengalami kesulitan sehingga
dapat merusak jaringan syaraf otak pada bayi.
c. Pemakaian anestesi yang melebihi ketentuan. Ibu yang melahirkan karena operasi dan
menggunakan anestesi yang melebihi dosis dapat mempengaruhi sistem persyarafan otak bayi
sehingga otak mengalami kelainan struktur ataupun fungsinya
Faktor Penyebab Anak Tuna Daksa

3. Setelah proses kelahiran (fase post natal)


a. Faktor kecelakaan Faktor kecelakaan menjadi hal utama yang meneybabkan tunadaksa pada
seseorang. Kecelakaan ini bisa terjadi sewaktu masih bayi, misalnya terjatuh dari gendongan
atau dari kursi dorong. Kecelakaan juga bisa terjadi saat anak sudah bisa berjalan, misalnya
terjatuh dari sepeda, jatuh dari tangga, ataupun mengalami kecelakaan bersama orang lain.
b. Terkena virus Tunadaksa juga bisa dikarenakan adanya virus yang menggerogoti tubuh sehingga
ada satu atau beberapa bagian tubuh yang tidak berfungsi normal. Misalnya polio dan beberapa
virus lainnya
Penanganan Terhadap Anak Tuna Daksa

Prinsip-prinsip pembelajaran yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran anak tunadaksa yaitu:
1. Pelayanan medis
2. Pelayanan pendidikan
3. Pelayanan sosial yang pada dasarnya juga tidak dapat lepas dengan prinsip rehabilitasi dan
habilitasi.
=> Habilitasi adalah usaha yang dilakukan seseorang agar anak menyadari bahwa mereka masih
memiliki kemampuan atau potensi yang dapat dikembangkan meski kemampuan atau potensi tersebut
terbatas.
=> Rehabilitasi adalah usaha yang dilakukan dalam berbagai bentuk dan cara, sedikit-demi sedikit
mengembalikan kemampuan yang hilang atau belum berfungsi optimal
Cara penanganan kelainan cacat bawaan atau diperoleh :
1.Cara penanganan secara umum
2.Cara penanganan khusus
pendidikan bagi anak tunadaksa diarahkan pada dua hal, yakni mengatasi permasalahan akibat
kecacatannya dan menyiapkan anak agar memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai individu
maupun anggota masyarakat.
Ada tujuh aspek yang perlu dikembangkan pada diri anak tunadaksa, yaitu:
3.Pengembangan Intelektual dan Akadmik,
4.Membantu perkembangan fisik,
5.Meningkatkan perkembangan emosi & penerimaan diri,
6.Mematangkan aspek sosial,
7.Mematangkan moral dan spiritual,
8.Meningkatkan ekspresi diri, dan
9.Mempersiapkan masa depan anak.
“Anak-anak tunadaksa dapat bersekolah di sekolah reguler, sekolah inklusi atau sekolah khusus, seperti
Sekolah Luar Biasa (SLB),

Anda mungkin juga menyukai