Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH INDONESIA

KERAJAAN
KALINGGA
Nama: Calista Sola Gracia Sinaga
Kls: X MIPA 1
TOPIK PEMBAHASAN

Latar belakang kerajaan


Aspek kehidupan kerajaan
Masa keruntuhan dan faktor penyebabnya
Peninggalan peninggalan kerajaan

Analisis kerajaan Kalingga


Latar belakang kerajaan Kalingga
MEMPERKENALKAN KERAJAAN KALINGGA

Kalingga atau Ho-ling merupakan sebuah kerajaan bercorak Hindu-Budha yang muncul di
Jawa Tengah sekitar abad ke 6 Masehi. Kerajaan ini didirikan oleh Dapunta Syilendra dan
raja pertamanya adalah Prabu Wasumurti yang diperkirakan telah memimpin Kalingga
pada tahun 594 hingga 605 Masehi. Sejarah dari Kerajaan Kalingga sebenarnya masih
kabur karena tahun pemerintahannya yang sudah terlampau jauh dan juga kurangnya
peninggalan yang bisa diangkat menjadi salah satu penyebab hal tersebut. Disebutkan
bahwa Kerajaan Kalingga didirikan oleh keturunan Syailendra dan masih ada
hubungannya dengan Kerajaan Mataram Kuno.
Letak kerajaan ini belum lah jelas, kemungkinan besar berada di suatu tempat antara Kabupaten
Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang. Sumber sejarah kerajaan ini belum jelas,
kebanyakan diperoleh dari sumber notulen Tiongkok, tradisi kisah setempat dan naskah Carita
Parahyangan yang disusun berabad-abad lalu pada abad ke-16

.Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal mempunyai peraturan barang
siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.Keberadaan Kerajaan Kalingga diketahui dari
khabar Cina pada masa Dinasti Tang. Menurut khabar Cina, pada pertengahan abad VII Masehi
terdapat kerajaan bercorak Hindu-Buddha bernama Holing atau Kalingga di Jawa Tengah
Aspek Kehidupan Kerajaan Kalingga
Aspek kehidupan politik
Kehidupan Politik Pada abad VII Masehi Kerajaan Kalingga pernah
dipimpin seorang ratu bernama Sima.Ratu Sima menjalankan
pemerintahan dengan tegas, keras, adil, dan bijaksana. Dia melarang
rakyatnya untuk menyentuh dan mengambil barang bukan milik
mereka yang tercecer di jalan.Bagi siapa pun yang melanggar akan
memperoleh hukuman berat. Hukum di Kalingga dapat ditegakkan
dengan baik.Rakyat taat pada peraturan yang dibuat ratu mereka.
Oleh sebab itu, ketertiban dan ketentraman di Kalingga berjalan baik.
Aspek Kehidupan Kerajaan Kalingga
Aspek kehidupan Ekonomi
Kerajaan Kalingga mengembangkan perekonomian perdagangan dan
pertanian. Letaknya yang dekat dengan pesisir utara Jawa Tengah
menyebabkan Kalingga gampang diakses oleh para pedagang dari
luar negeri.Kalingga adalah daerah penghasil kulit penyu, emas,
perak, cula badak, dan gading sebagai barang dagangan. Sementara
wilayah pedalaman yang subur, dimanfaatkan penduduk untuk
mengembangkan pertanian.Dari hasil perdagangan dan pertanian itu,
penduduk Kalingga hidup makmur.
Aspek Kehidupan Kerajaan Kalingga
Aspek kehidupan Agama
Kerajaan Kalingga adalah pusat agama Buddha di Jawa, walaupun seperti
itu masyarakat kerajaan ini juga memeluk Agama lain, seperti Islam, Dan
terutama Hindu.Agama Buddha yang berkembang di Kalingga adalah
ajaran Buddha Hinayana. Pada tahun 664M seseorang pendeta Buddha
dari Cina bernama Hwi-ning berkunjung ke Kalingga.Dia datang untuk
menerjemahkan sebuah naskah terkenal agama Buddha Hinayana dari
bahasa Sanskerta dalam bahasa Cina. Usaha Hwing-ning ditolong oleh
seorang pendeta Buddha dari Jawa bernama Jnanabadra.
Aspek Kehidupan Kerajaan Kalingga
Aspek kehidupan Sosial & Budaya

Penduduk Kalingga hidup dengan teratur.


Ketertiban dan ketentraman sosial di Kalingga
dapat berjalan dengan baik berkat kepemimpinan
Ratu Sima yang tegas dan bijaksana dalam
menjalankan hukum dan pemerintahan.
Aspek Kehidupan Kerajaan Kalingga
Aspek kehidupan Sosial & Budaya
Dalam menegakkan hukum Ratu Sima tidak membedakan antara rakyat dengan anggota kerabatnya
sendiri.Berita mengenai ketegasan hukum Ratu Sima pernah didengar oleh Raja Ta-Shih. Ta-Shih
adalah sebutan Cina untuk kaum muslim Arab dan Persia. Raja Ta-Shih lalu menguji kebenaran
kabar tersebut.Dia memerintahkan anak buahnya untuk meletakkan satu kantong emas di jalan
wilayah Kerajaan Ratu Sima.Selama tiga tahun kantong itu dibiarkan tergeletak di jalan dan tidak
seorang pun berani menyentuh. Setiap orang melewati kantong emas itu berusaha menyingkir.Pada
suatu hari putra mahkota tidak sengaja menginjak kantong itu sehingga isinya
berhamburan.Kejadian ini membuat Ratu Sima marah dan memerintahkan hukuman mati untuk
putra mahkota. Akan tetapi, para menteri berusaha memohon pengampunan untuk putra
mahkota.Ratu Sima menanggapi permohonan itu dengan memerintahkan agar jari kaki putra
mahkota yang menyentuh kantong emas dipotong. Peristiwa ini adalah bukti ketegasan Ratu Sima
dalam menegakkan hukum.
MASA KEJAYAAN KERAJAAN KALINGGA
TERJADI PADA MASA PEMERINTAHAN RATU
SIMA.MASA KERUNTUHAN KERAJAAN
Masa keruntuhan KALINGGA DIMULAI SETELAH RATU SHIMA
MENINGGAL DUNIA DAN TAHTANYA
kerajaan DILANJUTKAN OLEH KETURUNANNYA.
SETELAH RATU SIMA MENINGAL DI TAHUN
Kalingga 732 M, SANJAYA MENGGANTIKAN BUYUTNYA
DAN MENJADI RAJA KERAJAAN KALINGGA
UTARA YANG KEMUDIAN DISEBUT BUMI
MATARAM. PADA TAHU 752, KERAJAAN
KALINGGA MENJADI WILAYAH TAKLUKAN
SRIWIJAYA DIKARENAKAN KERAJAAN INI
MENJADI BAGIAN JARINGAN PERDANGGAN
HINDU
• MENINGGALNYA RATU SHIMA
FAKTOR YANG MENYEBABKAN
KERUNTUHAN KEMUNDURAN
• SERANGAN DARI SRIWIJAYA
KERJAAN YANG SANGAT KUAT HINGGA
KALINGGA DAPAT MEMBUAT KERAJAAN
KALINGGA DITAKLUKKAN
Peninggalan
peninggalan
kerajaan
Kalingga
1. Prasasti Tuk Mas
Prasasti tersebut dijumpai di Kecamatan Grabak, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Huruf Pallawa yang berbahasa Sanskerta tertera pada prasasti tersebut. Pahatan gambar juga terlihat pada prasasti tersebut. Peninggalan ini mengungkapkan kalau terdapat

sungai berair jernih di lereng Merapi. Aliran sungainya sangat mirip dengan sungai Gangga yang ada di India. Nah, dari prasasti ini nampak kalau Kerajaan Kalingga ada hubungannya dengan kebudayaan agama Hindu yang berasal dari India. Memang penemuan prasasti ini relatif jauh dari

ibukota Kalingga yang terletak di Jepara. Namun hal itu dianggap sebagai wilayah kekuasaan Kalingga yang sangat luas.
2. Parsasti Sojomerto

Kabupaten Batang menjadi wilayah penemuan


prasasti ini. Sojomerto merupakan nama dusun
dimana prasasti itu ditemukan. Huruf kawi
digunakan pada peninggalan ini, tapi dengan
menggunakan bahasa Melayu Kuno. Karena
itu, diprediksi prasasti ini dibuat di abad tujuh
Masehi.
3. Parsasti Upit
Prasasti ini ditemukan di wilayah Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Penemuan ini

menjelaskan adanya kampung upit, yang dibebaskan dari pajakatau daerah perdikan. Kebijakan ini atas anugerah Ratu Shima,

sang penguasa Kalingga.Agar bisa dirawat dan dilestarikan, maka prasasti ini ditempatkan di Museum Purbakala yang berada di

Prambanan, Klaten.
4. Candi Angin
Selain ketiga prasasti itu, Kerajaan Kalingga juga meninggalkan sejumlah bangunan berupa candi. Salah satunya

adalah Candi Angin. Bangunan kuno ini berada di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Penamaan

candi ini karena letaknya sangat tinggi. Namun, meskipun terpaan angin begitu kencang yang berlangsung setiap

hari, tapi bangunan candinya tetap kokoh dan tidak roboh


5. Candi Babrah
Lokasi Candi Bubrah tidak jauh dari Candi Angin. Sebenarnya penamaan candi ini karena saat ditemukan keadaan

bangunannya sudah luluh lantak. Bubrah dalam Bahasa Jawa berarti hancur lebur. Kalau dilihat dari gaya bangunan

dan arsitekturnya, maka candi tersebut diprediksi dibangun pada abad kesembilan Masehi. Karena menampilkan

corak kebudayaan Budha.


Thank you
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

Anda mungkin juga menyukai