Anda di halaman 1dari 11

ATRESIA ANI PADA ANAK

OLEH KELOMPOK III


DEFENISI

Atresia ani atau disebut juga anus imperforata adalah salah satu jenis cacat lahir yang terjadi
saat usia kehamilan mencapai 5-7 minggu, di mana perkembangan bentuk rektum (bagian
akhir usus besar) sampai lubang anus tidak sempurna. Kondisi ini terjadi pada 1 dari 5.000
bayi, dan merupakan kondisi serius yang perlu ditangani segera dengan operasi.
ETIOLOGI ATRESIA ANI

Pada kondisi normal, lubang anus, saluran kemih, dan kelamin janin terbentuk pada usia kehamilan tujuh
hingga delapan minggu melalui proses pembelahan dan pemisahan dinding-dinding pencernaan janin.
Gangguan pada masa perkembangan janin inilah yang akan menyebabkan atresia ani. Penyebab di balik
gangguan perkembangan tersebut belum diketahui secara pasti. Para pakar menduga bahwa terdapat
keterlibatan faktor keturunan atau genetika di balik terjadinya cacat lahir ini. Beberapa faktor yang
menyebabkan Atresia Ani :
1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur
2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3 bulan
3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum bagian distal serta
traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


2. Gangguan pola eliminasi
3. Resiko tinggi kerusakan integritas
4. Gangguan rasa nyaman
5. Resiko tinggi infeksi
MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis yang terjadi pada atresia ani adalah kegagalan lewatnya meconium
setelah bayi lahir, tidak ada atau stenosis kanal rektal, adanya memberan anal dan fistula
eksternal pada perineum. Gejala lain yang Nampak diketahui adalah jika bayi tidak dapat
buang air besar sampai 24 jam setelah lahir, gangguan intestinal, pembesaran abdomen,
pembuluh darah di kulit abdomen akan terlihat menonjol. Bayi muntah-muntah pada usia
24-48 jam setelah lahir juga merupakan salah satu manifestasi klinis atresia ani. Cairan
muntahan akan dapat berwarna hijau karena cairan empedu atau juga berwarna hitam
kehijauan karena cairan meconium.
KOMPLIKASI

Menurut Betz (2002), komplikasi yang dapat terjadi pada artesia ani antara lain:
1. Infeksi saluran kemih yang berkepanjangan
2. Obstruksi intestinal(Penyumbatan usus)
3. Kerusakan uretra akibat prosedur pembedahan.
4. Komplikasi jangka panjang antara lain:
a. Eksresi mukosa anal.
b. Stenosis akibat kontraksi jaringan parut dari anastomosis.
c. Impaksi dan konstipasi akibat terjadinya dilatasi sigmoid.
d. Masalah atau keterlambatan yang berhubungan dengan toilet training.
e. Inkontinensia akibat stenosis anal atau implikasi.
f. Fistula kambuh karena tegangan di area pembedahan dan infeksi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

•Pemeriksaan radiologis Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obstruksi intestinal.


•Sinar X terhadap abdomen Dilakukan untuk menentukan kejelasan keseluruhan bowel dan untuk mengetahui
jarak pemanjangan kantung rektum dari sfingternya.
•Ultrasound terhadap abdomen Digunakan untuk melihat fungsi organ internal terutama dalam sistem pencernaan
dan mencari adanya faktor reversible seperti obstruksi oleh karena massa tumor.
•CT Scan Digunakan untuk menentukan lesi.
•Pyelografi intra vena Digunakan untuk menilai pelviokalises dan ureter.
•Pemeriksaan fisik rectum Kepatenan rektal dapat dilakukan colok dubur dengan menggunakan selang atau jari.
•Rontgenogram abdomen dan pelvis Juga bisa digunakan untuk mengkonfirmasi adanya fistula yang berhubungan
dengan traktus urinarius
PENATALAKSAAN

• Pembuatan kolostomi Kolostomi adalah sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli
bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses. Pembuatan lubang biasanya
sementara atau permanen dari usus besar atau colon iliaka. Untuk anomali tinggi, dilakukan
kolostomi beberapa hari setelah lahir. Kemudian dilanjutkan dengan operasi "abdominal
pull-through"
• PSARP (Posterio Sagital Ano Rectal Plasty) Bedah definitifnya, yaitu anoplasty dan
umumnya ditunda 9 sampai 12 bulan. Penundaan ini dimaksudkan untuk memberi waktu
pelvis untuk membesar dan pada otot-otot untuk berkembang. Tindakan ini juga
memungkinkan bayi untuk menambah berat badannya dan bertambah baik status nutrisinya.
• Tutup kolostomi Tindakan yang terakhir dari atresia ani. Biasanya beberapa hari setelah
operasi, anak akan mulai BAB melalui anus. Pertama, BAB akan sering tetapi seminggu
setelah operasi BAB berkurang frekuensinya dan agak padat.
• Dilakukan dilatasi setiap hari dengan kateter uretra, dilatasi hegar, atau speculum
• Melakukan operasi anapelasti perineum yang kemudian dilanjutkan dengan dilatasi pada
anus yang baru pada kelainan tipe dua.
PENGOBATAN

Untuk penanganan atresia ani, disarankan untuk melakukan pemeriksaan dini. Berdasarkan hasil
pemeriksaan ini, dokter akan mempertimbangkan prosedur yang akan dipilih sesuai dengan kondisi
kesehatan bayi. Pada bayi yang tidak memiliki lubang anus, ia akan diberi asupan melalui infus.
Jika ada fistula (terowongan abnormal yang muncul antara dua saluran normal seperti antara
pembuluh darah, usus, atau organ tubuh) biasanya dokter akan menyarankan penggunaan antibiotik.
Pada sebagian besar kasus lubang anus yang tertutup akan membutuhkan operasi secepatnya guna
membentuk saluran pembuangan untuk kotoran. Namun begitu, operasi ini memiliki tingkat
kesulitan yang tinggi karena posisi organ yang mengalami gangguan terletak jauh dalam panggul.
Belum lagi faktor usia bayi yang sangat muda sehingga risiko komplikasi juga semakin meningkat.

Anda mungkin juga menyukai