Anda di halaman 1dari 27

PENGEMBANGAN OBAT BARU

Pendekatan penemuan obat baru


 Modifikasi kimia dari molekul yang diketahui
 Penapisan secara acak untuk aktivitas

biologis dari sejumlah produk alami


 Perencanaan desain obat yang rasional

berdasarkan pada pengertian mekanisme


biologis dan struktur kimia
 Bioteknologi dan cloning menggunkan gen

untuk menghasilkan peptida dan protein


yang lebih besar
Uji farmakologis
 Uji farmakologi pada organ terpisah
 Pada hewan uji (uji praklinik)
 Bila ditemukan bermanfaat : perlu uji lebih

lanjut.
Praklinik (pada hewan coba)
 Meneliti sifat farmakodinamika
 Meneliti sifat farmakokinetika
 Meneliti efek toksis

 Dibutuhkan beberapa tahun


Studi farmakokinetika
 Pengembangan teknik analisis untuk
mengukur kadar obat dan metabolitnya
dalam cairan biologis.
 Memperkirakan dosis efektif
Studi toksikologi pada hewan
Dilakukan dalam 3 tahap masing-masing 2-3
spesies`hewan
1. Toksisitas`akut : bertujuan mencari
besarnya dosis tunggal yang menyebabkan
50% dari sekelompok hewan coba mati
(LD50)
Diamati gejala toksis dan perubahan
patologi pada hewan uji tsb
2. Toksisitas jangka panjang. Meneliti efek
toksis pada hewan coba setelah pemberian
obat secara teratur dam jangka panjang
dengan cara pemberian yang disesuaikan
pada manusia.
3. Toksisitas khusus, meliputi penelitian thd
sistim reproduksi termasuk teratogenik,
karsinogenik dan mutagenisitas serta uji
ketergantungan
Uji klinis
Uji klinik terdiri darai uji fase I sampai uji fase
IV
 Uji klinik fase I
 Merupakan uji suatu calon obat baru pertama

kalinya pada manusia.


 Yang diteliti : keamanan obat, bukan

aktiviatasnya.
 Dilakukan pada relawan sehat.
 Tujuan fasae ini : menentukan besarnya
dosis tunggal yang dapat diterima, tidak
menimbulan efek samping yang serius.
 Dosis 1/50 dari dosis minimal pada hewan uji

yang menimbulkan efek.


 Dosis brikutnya ditingkatkan sedikit-sedikit

sampai diperoleh efk farmakologi atau sampi


timbul efek yang tidak diinginkan.
 Untuk mengetahui efek toksis :
 Pemeriksaan hematologi, faal hati, ginjal,

urine dan pemeriksaan lain yang lebih


spesifik.
 Juga diteliti sifat FD dan Fknya pada menusia.
 Hasil FK digunakan untuk meningkatkan

ketepatan pemilihan dosis untuk fase


selanjutnya.
 Juga dibandingkan dengan spesies hewan

coba, yang memperlihatkan sifat farmakolgi


yang sama dengn manusia. Dan dilakukan uji
toksisitas` jangka panjang pada spesies
hewan coba tsb.
 Ujiklinik fase I dilakukan secara terbuka
tanpa pembanding.
 Totak subjek 20-50 orang
Uji klinik fase ii
 Dicobakan pada sekelompok kecil penderita
yang sesuai dengan indikasi calon obat baru.
 Tujuan : melihat apakah efek farmakologi

yang terlihat pada fase I berguna atau tidak


untuk pengobatan.
 Dilakukan oleh ahli terkait
 Dibuat protokol penelitian dan harus diikuti

dengan ketat, seleksi penderita harus cermat,


dan harus dimonitor dengan intensif
 Pda fase II awal dilakukan secara terbuka
(relawan tahu apa yang diberikan).
 Dilajutkan uji klinik komparatif : dibandingkan

dengan plasebo (bila tidak memenuhi layak etik)


atau obat standar yang telah dikenal.
 Pada akhir fase II, seleksi relawan dan

monitoring , uji menjamin validitas uji klinik


komparatif.
 Penderita di acak dan pemberian obat dilakukan

dg tersamar ganda (uji klinik acak tersamar


ganda berpembanding).
 Pada fase ini tercakup dosis-efek.
 Dosis optimal yang akan digunakan pada

proses selanjutnya srta eliminasi dan


metabolisme
 Jumlah subjek 100-200 orang
Uji klinik fase III
 Untuk memastikan bahwa calon obat baru
benar-benar berefek sesuai dengan uji akhir
fase II.
 Untuk mengetahui posisi dibanding dengan

satndar
Pd fasae III akan terjawab pertanyaan :
 Efek bila digunkan secara luas dan diberikan

oleh tenaga medis yang kurang ahli.


 Efek samping alin yang belum terlihat pada

fase II
 Damapk penggunaan pada penderita yang

tidak diseleksi secara ketat


 Uji
klinik fsae III dilakukan pada sejumlah
besar penderita yang tidak terseleksi ketat
dan dikerja oleh tenaga yang kurang ahli,
sehingga menyerupai keadaan sebenarnya
dalam pemakain sehari-hari
 Pembanding digunakan plasebo
 Obat yang sama dg dosis yang berbeda
 Obat standar dengan dosis ekuiefektif atau
 Obat lainyang indikasinya sesuai dengan

dosis yang ekuiefektif.


 Dilakaukan secara acak tersamar ganda
 Jumlah subjek lebih dari 500 orang
 Bila cukup aman dan efektif maka obat

diizinkan untuk dipsarkan


Uji klinik fase iv
 PMDS (post marketing drug surveillance).
 Pengamatan obat yang telah dipasarkan
Tujuan fasae Iv
 Menentukan pola penggunaan dimasyarakat
serta pola efektivitas dan keamanan pada
penggunaan yang sebenarnya.
 Survey tdak terikat, besar dosis dan lama

pemberian.
 Kepatuhan penderita makan obat menjadi

masalah
 Merupakn survey epidemiologi menyangkut
efek samping dan efektivitas obat.
 Yang diamati :

1. Efek samping yang frekuensinya rendah atau


yang timbul setelah pemakaian bertahun-
tahun.
2. Efektivitas obat pada penderuat berpenaykit
berat atau penyakit ganda, anak atau orang
tua atau pengguaan berulangkali jangka
lama.
3. Masalah penggunaan berlebihan, penyalah
gunaan dll

Studi fase IV bisa uji klinik jangka panjang


dalam skala besar untuk menentukan
morbiditas dan motalitas untuk menentukan
status obat bersangkutan dalam terapi
 Waktu lebih dari 10 tahun
 Dana lebih dari 41 juta dolar
 Setelah fase III 2-5 tahun untuk menganaliasa

 Uji klinik fase IV juga ditemukan kemungkina


manfaat lain yang mulanya muncul sebagai
efek samping.
 Bisa diuji tanpa fase I

Anda mungkin juga menyukai