Huzni Auliya 20180606005 Arisma Gina Pramesti 20180606007 Risky Annisa Paisal 20180606010 Bela Kencana Sari 20180606026 Akbar Ma’ruf 20180606028 Ayu Mudmaina 20180606032 Rila Putri Yanti 20180606046 DEFINISI OSTEOPOROSIS Osteoporosis merupakan suatu kondisi dimana tulang menjadi rapuh sehingga berisiko lebih tinggi untuk terjadinya fraktur (pecah atau retak) dibandingkan tulang yang normal. Osteoporosis terjadi karena ketidakseimbangan antara pembentukan tulang baru dan resorpsi tulang tua. Osteoporosis biasanya tidak memiliki tanda-tanda atau gejala khusus sampai akhirnya terjadi fraktur. Karena inilah osteoporosis sering disebut sebagai “silent disease”. Patofisiologi Osteoporosis Patofisiologi osteoporosis berkaitan dengan perubahan kepadatan dan kekuatan tulang akibat ketidakseimbangan pembentukan dan resorpsi tulang. Kepadatan dan kekuatan tulang ini ditentukan oleh aktivitas osteoblas untuk membentuk tulang dan aktivitas osteoklas untuk resorpsi tulang. Ketidakseimbangan proses berupa peningkatan resorpsi hingga melebihi pembentukan tulang dalam jangka panjang akan menyebabkan terjadinya osteoporosis. Puncak massa tulang biasanya tercapai pada sekitar usia 30 tahun. Setelah itu perlahan massa tulang menurun menjadi semakin berporos, tulang trabekula menipis. Puncak massa tulang yang inadekuat, mengakibatkan densitas massa tulang rendah. Berbagai faktor risiko seperti penuaan, hipogonadisme maupun kondisi menopause, laju turnover tulang yang tinggi akan meningkatkan kehilangan massa tulang sehingga menurunkan kualitas tulang. Penurunan massa dan kualitas tulang akan meningkatkan kerapuhan tulang. Tulang menjadi rentan fraktur PATOGENESIS Patogenesis semua macam osteoporosis adalah sama yaitu adanya balans tulang negatif yang patologik dan kekurangan kalsium yang dapat disebabkan oleh peningkatan resorpsi tulang atau penurunan massa tulang.Massa tulang pada semua usia ditentukan massa tulang puncak,usia dimana kekurangan massa tulang mulai terjadi dan kecepatan kehilangan tulang meningkat.Massa tulang akan terus meningkat sampai mencapai puncaknya pada usia 30-35 tahun.Puncak massa tulang ini lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan.Untuk jangka waktu tertentu keadaan massa tulang tetap stabil dan kemudian terjadi pengurangan massa tulang sesuai dengan pertambahan umur.Pada osteoporosis didapat massa tulang yang rendah dan kerusakan mikroarsitektur jaringan tulang dengan akibat peningkatan fragilitas tulang dan resiko fraktur.Bertambahnya kehilangan massa tulang dapat disebabkan oleh umur,menopause dan beberapa faktor sporadik. PERBEDAAN TULANG NORMAL DAN OSTEOPOROSIS FAKTOR RESIKO Faktor resiko osteoporosis dapat dibedakan menjadi faktor resiko yang sifatnya tidak dapat diubah dan yang dapat diubah. Faktor yang tidak dapat diubah: -Gender:Pada umumnya perempuan mempunyai tulang yang lebih ringan dan lebih kecil dibandingkan laki-laki -Ras:Perempuan Asia dan kaukasoid lebih mudah terkena osteoporosis dibandingkan perempuan Afrika -Bentuk badan:Semakin kecil dan kurus tubuh yang dialami seseorang,semakin besar untuk mengalami osteoporosis Faktor yang dapat diubah: Gaya hidup: -Berhenti merokok -Kurangi konsumsi alkohol -Perbanyak mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kalsium -Perbanyak program latihan yang memiliki tujuan untuk memperbaiki osteoporosis Resiko paling tidak menguntungkan penderita osteoporosis adalah terjadinya fraktur tulang yang apabila tidak ditangani dengan tuntas sampai dengan rehabilitasi medik,maka pasien akan mengalami disabilitas, gangguan fungsi aktivitas dari tingkat sederhana sampai berat dan mengalami keterbatasan dalam bersosialisasi yang ujungnya dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Faktor karena perubahan gaya hidup, kurangnya nutrisi, penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang, kurang paparan sinar matahari, dan gangguan haid pada wanita Penyebab : hormon estrogen pada wanita yang rendah, aktivitas fisik yang kurang, kurang mendapat paparan sinar matahari, kekurangan vitamin D, usia lanjut dan rendahnya asupan kalsium. Proses terjadi osteoporosis Osteoporosis disebabkan oleh penurunan kepadatan tulang hal ini dipengaruhi oleh kemampuan tubuh untuk melakukan regenerasi tulang, yaitu proses penggantian sel sel tulang yang lama dan rapuh menjadi selsel tulang yang baru. Normalnya, kemampuan regenerasi ini akan menurun seiring bertambahnya usia. KLASIFIKASI OSTEOPOROSIS • OSTEOPOROSIS PRIMER - Osteoporosis Tipe 1 disebut juga postemenoposal osteoporosis. Osteoporosis tipe ini bisa terjadi pada dewasa muda dan usia tua, baik laki-laki maupun perempuan. Pada perempuan usia antara 51-75 tahun beresiko 6 kali lebih banyak daripada laki-laki dengan kelompok umur yang sama. Tipe osteoporosis iniberkaitan dengan perubahan hormon setelah menopause dan banyak dikaitkan dengan patah tulang pada ujung tulang pengumpil lengan bawah. Pada osteoporosis jenis ini terjadi penipisan bagian keras tulang yang paling luar (kortek) dan perluasan rongga tulang. - Osteoporosis Tipe 2 Disebut juga senile osteoporosis (involutionalosteoporosis).Tipe 2 ini banyak ditemui pada usia diatas 70 tahun dan dua kali lebih banyak pada wanita dibanding laki-laki pada umur yang.Tipe ini sering dikaitkan dengan patah tulang kering dekat sendi lutut,tulang lengan atas dekat sendi bahu ,dan patah tulang paha dekat sendi panggul.Osteoporosis jenis ini,terjadi karena gangguan pemanfaatan vitamin D oleh tubuh, misalnya karena keadaan kebal terhadap vitamin D (vit D resisten) atau kekurangan dalam pembentukan vitaminD (vitD synthesa) dan bisa juga disebabkan karena kurangnya sel-sel perangsang pembentukan vitamin D (vitD reseptor).Dapat disimpulkan bahwa osteoporosis tipe II merupakan suatu pengeroposan tulang yang dikaitkan dengan penuaan(Bethel dan Laura D Carbone, 2019). • OSTEOPOROSIS SEKUNDER Osteoporosis sekunder lebih jarang ditemukan, hanya 5% dari seluruh osteoporosis. Osteoporosis sekunder terdapat pada 20-35% wanita dan 40-55% pria, dengan gejalanya berupa fraktur pada vertebra dua atau lebih.Diantarakelainaniniyangpalingsering terjadi adalah pada pengobatan dengan steroid, mieloma, metastasis ke tulang, operasi pada lambung, terapi antikonvulsan, dan hipogonadisme pada pria. Osteoporosis sekunder ini disebabkan oleh faktor di luar tulang diantaranya: Karena gangguan hormon seperti hormon gondok, tiroid, dan paratiroid, insulin pada penderita diabetes melitus dan glucocorticoid, Karena zat kimia dan obat-obatan seperti nikotin,rokok,obat tidur, kortikosteroid,alkohol,Penyebab lainseperti istirahat total dalam waktu lama,pcnyakit gagal ginjal,penyakit hati, gangguanpenyerapanusus,penyakit kanker dan keganasan lain,sarcoidosis, penyakit sumbatan saluran paruyang menahun,berkurangnya daya tarik bumi dalam waktu lama seeperti pada awak pesawat ruang angkasa yang berada di luar angkasa sampai berbulanbulan. Diagnosis Osteoporosis Hingga saat ini deteksi osteoporosis merupakan hal yang sangatsulit dilakukan. Osteoporosis merupakan penyakit yang hening(silent),kadang-kadang tidak memberikan tanda-tanda atau gejala sebelum patah tulang terjadi.Diagnosa penyakit osteoporosis kadang-kadang baru diketahui setelah terjadinya patah tulangpunggung, tulang pinggul, tulang pergelangan tangan atau patah tulang lainnya pada orang tua, baik pria atau wanita.Biasanya dari waktu ke waktu massa tulangnya terus berkurang, dan terjadi secara luas dan tidak dapat diubah kembali. Biasanya massa tulang yang sudah berkurang 30 – 40% baru dapat dideteksi dengan pemeriksaan X-ray konvensional. Saat ini prosedur diagnostik yang lazim digunakan untuk menentukan adanya penyakit tulang metabolik seperti osteoporosis, adalah: 1. Penentuan massa tulang secara radiologis, dengan densitometer DEXA (Dual Energy X-rayAbsorptiometry). 2. Pemeriksaan laboratorium berupa parameter biokimiawi untuk bone turnover, terutama mengukur produk pemecahan kolagen tulang oleh osteoklas. Pemeriksaan DEXA dianjurkan pada: 1. Wanita lebih dari 65 tahun dengan faktor risiko. 2. Pascamenopause dan usia <65 tahun dengan minimal 1 faktor risiko disamping menopause atau dengan fraktur. 3. Wanita pascamenopause yang kurus (Indek Massa Tubuh <19 kg/m2). 4. Ada riwayat keluarga dengan fraktur osteoporosis. 5. Mengkonsumsi obat-obatan yang mempercepat timbulnya osteoporosis. 6. Menopause yang cepat (premature menopause). 7. Amenorrhoea sekunder >1 tahun. 8. Kelainan yang menyebabkan osteoporosis seperti: - Anorexia nervosa - Malabsorpsi - Primary hyperparathyroid - Post-transplantasi - Penyakit ginjal kronis - Hyperthyroid - Immobilisasi yang lama - Cushing syndrom PENCEGAHAN • Nutrisi (kalsium, protein, vitamin D) • Melakukan aktivitas fisik, latihan teratur • Latihan beban pada orang dewasa dapat meningkatkan kepadatan mineral tulang, kekuatan dan kualitas tulang, serta ukuran struktur tulang yang optimal Latihan exercise • Balance • Coordination • Endurance • Stretching
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis