Anda di halaman 1dari 14

PENATALAKSANAAN NYERI

AKUT

Oleh: Ade Elsa Sumitro Putri Pembimbing: dr. Husnul Lailly, Sp.An
I4061191041

KEPANITERAAN KLINIK STASE ANESTESI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
RSUD DR SOEDARSO
PONTIANAK
2021
Nyeri

Internasional Association for Study Pain (IASP) => sensasi emosional yang tidak
menyenangkan dan subjektif yang diakibatkan oleh kerusakan jaringan yang telah
benar-benar rusak ataupun yang berpotensi untuk rusak
Klasifikasi
1. Nyeri akut: respon fisiologik normal yang dapat diperkirakan terhadap
rangsangan kimiawi, suhu atau mekanik menyusul suatu pembedahan, trauma
dan penyakit akut
2. Nyeri kronik: nyeri yang terjadi setelah penyembuhan usai, disebabkan adanya
cedera/ kerusakan saraf (phantom pain, post herpetic neuralgia, neuralgia)
3. Nyeri kanker
Nyeri Akut
Nyeri yang disebabkan oleh stimulus noxius karena kerusakan, suatu proses
penyakit, ataupun fungsi abnormal dari otot atau organ viseral, biasanya
nosiseptif => memungkinkan untuk mendeteksi, melokalisasi, & membatasi
kerusakan jaringan.
Bentuk yang paling umum : nyeri postrauma, postoperatif, & obstetrik,
berhubungan dengan penyakit akut medis (infark miokard, pankreatitis, &
kalkulus renal)
Nyeri Akut
Berdasarkan asal & gambarannya
Somatik:
1. Nyeri somatik superfisial input nosiseptif yang muncul dari kulit, jaringan subkutan
& membran mukosa,terlokalisasi dengan baik, sensasi yang tajam, menusuk,
berdenyut atau terbakar.
2. Nyeri somatik dalam timbul dari otot, tendon, sendi ataupun tulang, nyeri tumpul &
terlokalisasi kurang baik
Nyeri Akut
Berdasarkan asal & gambarannya
Viseral: dikarenakan proses penyakit atau fungsi abnormal dari organ internal atau penutupnya
(seperti, pleura parietal, perikardium, atau peritoneum).
Empat subtipe dideskripsikan :
(1) nyeri viseral terlokalisasi nyata
(2) nyeri parietal terlokalisisasi
(3) nyeri viseral yang dijalarkan
(4) nyeri parietal yang dijalarkan
Nyeri viseral yang nyata adalah tumpul, difus, dan biasanya pada garis tengah.
Akibat Nyeri Akut
Kardiovaskular : takikardi, hipertensi, konsumsi oksigen meningkat
Pulmonal : atelektasis, hipoksi, hiperkarbi
Gastrointestinal : mual, muntah, ileus
Renal : oliguria, retensi urine
Muskuloskletal : imobilisasi, trombosis.
SSP : ansietas, depresi, cepat lelah, imunosupresi, infeksi,
penyembuhan lambat
Endokrin : GDS meningkat, katabolisme
Patofisiologi Nyeri

• Transduksi
• Transmisi
• Modulasi
• Persepsi
Pengukuran Nyeri
1. Visual Analog Scale (VAS) 3. Numeric Rating Scale (NRS)

2. Verbal Rating Scale (VRS) 4. Wong Baker Pain Rating Scale


Tatalaksana
Nyeri operasi berat umumnya
berlangsung 24 jam, minimal pada hari
ke 3-4 dan tak lebih dari 7 hari
Prinsip terapi nyeri akut => descending
the ladder
Tatalaksana
1. Tahap I: analgesik AINS + ajuvan
2. Tahap II :analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
3. Tahap III :analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
4. Tahap IV : terapi intervensi dengan opiat kuat + AINS + ajuvan
Tatalaksana
Tatalaksana
Analgesik Non-Opioid
- Parasetamol
- AINS (Anti-inflamasi Non-steroid): selektif, non selektif
Analgesik opioid
- Opioid lemah: kodein, tramadol
- Opioid kuat: pethidin, morfin, fentanil
Adjuvan
- Anti kejang
- Antidepressan
- Diazepam

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai