LAHAN
KOMPONEN
LAHAN
Lahan : Lingkungan fisik yang meliputi TANAH, IKLIM,
RELIEF, HIDROLOGI dan VEGETASI, dimana faktor-
faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya.
Termasuk di dalamnya adalah akibat-akibat kegiatan
manusia, baik pada masa lalu maupun sekarang
(reklamasi pantai, penebangan hutan, erosi,
pertambangan dll).
A. LAHAN SAWAH :
1. PERMASALAHAN (BERLEBIH /
PEMUPUKAN
TERATUR/TIDAK TIDAK
2. BERIMBANG)
KANDUNGAN BAHAN TANAH
ORGANIK MENURUN
(PENGEMBALIAN LIMBAH ORGANIK SANGAT
RENDAH)
3. SISTEM IRIGASI YANG TIDAK TERKELOLA
4. BAHAYA
5. KERENTANAN
BANJIR
KONDISITANAMAN
DAN KEKERINGAN TERHADAP HAMA -
PENYAKIT AKIBAT KETIDAK SEIMBANGAN HARA.
PADI
6. PERUBAHAN IKLIM YANG TIDAK
MENENTU(KEMARAU
PANJANG/AWAL MUSIM HUJAN YANG TIDAK MENENTU dll)
7. KUALITAS DAN KETERSEDIAAN PUPUK/PESTISIDA
B. LAHAN KERING
8. PERTANIAN PADA LAHAN BERLERENG TANPA
TINDAKAN
KONSERVASI TANAH DAN AIR YANG MEMADAI
2. EROSI TANAH
C. LAHAN PEKARANGAN.
1. LIMBAH RUMAHTANGGA TIDAK TERKELOLA
DENGAN BAIK (PEMBUANGAN KE SUNGAI=>
PENCEMARAN DAN PENDANGKALAN SUNGAI,
DIBAKAR DLL).
2. BELUM DIFUNGSIKAN SECARA OPTIMAL BAIK
SEBAGAI LAHAN PRODUKSI MAUPUN AREAL
RESAPAN AIR
KERAGAAN TANAH DI LOKASI KKP
SIFAT DAN KARAKTERISTIK TANAH DI LOKASI KKP : FAKTOR
UTAMA YANG MEMPENGARUHI :
1. BAHAN INDUK (VOLKANIK INTERMEDIER-BASALTIK,
BATUAN SEDIMEN, BAHAN ALUVIUM)
2. IKLIM (SUHU DAN CURAH HUJAN TINGGI , HANCURAN
IKLIM SANGAT INTENSIF MENGHASILKAN TANAH-TANAH
DENGAN REAKSI MASAM, BASA-BASA RENDAH).
3. RELIEF (BAGIAN HULU/TINGGI BERBUKIT-BERGUNUNG,
BAGIAN TENGAH BEROMBAK-BERGELOMBANG, HILIR
BERUPA DATARAN ALUVIAL)
LOKASI KKP Bahan Induk dan Jenis Tanah Sifat dan Karakteristik Penggunaan
IPB Bentuk Lahan Lahan Utama
Lahan
kering
Ladang Kebun
1. 2.
2. Pengembangan komoditas
Pemilihan komoditas perlu memperhatikan kemampuan
dan kesesuaian lahan. Tanaman pangan palawija dan
sayuran, buah-buahan, tanaman perkebunan, dan
tanaman kayu-kayuan yang memiliki spesifikasi lokasi
dapat dipilih dan dikombinasikan dengan tanaman
penutup tanah/penghasil bahan organik
Pengelolaan Lahan Kering harus
Sustainable
1. Tidak terjadi erosi yang dapat merusak lahan,
menurunkan produktivitas, dan menciptakan lahan
kritis. Erosi yang
terjadi harus lebih kecil dari erosi yang dapat
ditoleransikan/diperbolehkan
2. Pendapatan petani dapat menjamin kehidupan secara
layak dan berkesinambungan
3. Teknologi yang diterapkan harus spesifik lokasi , mudah
dilakukan dan dapat diterima oleh petani
Tahapan pengelolaan lahan
kering berlereng secara
vegetatif adalah:
1. Penetapan garis kontur dan strip
ta naman (dengan
menggunakan Rangka A).
2. Pemilihan komoditas tanaman
utama dan tanaman penutup
tanah/penghasil bahan
organik (rendah,
sedang/perdu, dan
tinggi/pohon)
3. Penanaman dan pengolahan
tanah dilakukan berselang-seling
mengikuti kontur/memotong
lereng, sehingga tanah tidak
terbuka secara keseluruhan
pada waktu yang sama
Contoh-contoh pengelolaan lahan kering
Faktor Fisik
Pekarangan adalah bagian dari bentang alam
Pekarangan adalah bagian dari suatu sistem hidrologis
Kebutuhan Cahaya
Kebutuhan Air
Tingkat Kesuburan
Efisiensi Penggunaan Ruang
Pertimbangan Estetika
Pertimbangan Praktis
Keamanan.
Perubahan Sifat Permukaan Lahan dan Akibatnya
terhadap Aliran Permukkan
Beberapa cara pengelolaan lahan tidak
membantu perbaikan peresapan air
Sebaran alami air hujan dipermukaan lahan
Teknik LRB sebagai tiruan kondisi lantai hutan alami
Penempatan LRB disesuaikan dengan kondisi
setempat
Biopori merupakan bagian dari lahan
Pertanian dengan teknik slot till sebagai aplikasi
pembangkitan biopori
• Manusia dalam setiap kegiatannya selalu
menghasilkan sampah
• Di perkirakan 1 ton sampah padat menghasilkan
50 Kg gas metana.
• Setiap hari warga jakarta menghasilkan sampah
seberat 6955 ekor gajah, kantong plastik yang
bisa menutupi 2600 lapangan sepak bola dan
kertas yang jumlahnya sama dengan menebang
10.710 batang pohon.
Limbah Pengomposan
O rganik
Rumah Tangg a:
> 65% bahan organik
Pengomposan
KO M P O S
KEUNTUNGAN KOMPOS
1. Membuat kompos anda telah
mengurangi sampah rumah tangga anda
sampai 75%
2. Kegunaan kompos Memperbaiki kualitas
fisik, kimia dan biologi tanah karena
menambah kesuburan tanah
3. Menghemat uang untuk membeli pupuk
4. Lingkungan menjadi bersih, sehat dan indah
51
Proses Pengomposan
(Rynk, 1992)
FAKTO R-FAKTO R YA N G
M E M P E N G ARUHI
P E N G O M PO SA N
1 2 3 4 5 7
METODE
PENGOMPOSAN
METODE
LUBAN G
PENGOMPOSAN
TUMPUKAN
WADAH
C EPAT
METODE LUBANG
Metode tradisional
Ukuran lubang: 1 m (dalam) x1.5 m x 2.0 m
Bahan pengomposan
Jerami, kotoran hewan, gulma air, residu tanaman
Pengisian Lubang Pengomposan:
diisi sampai penuh oleh bahan pengomposan secara berselang-
seling, setiap lapis ketebalannya 15 cm
Lapisan:
I. Residu tanaman/gulma air
II. Jerami
III.Kotoran hewan
IV. Lumpur, dengan ketebalan 4 cm, lapisan ini
dipertahankan
kondisi anaerob
Pembalikan
Pembalikan dilakukan 3 kali selama periode
pengomposan
Pertama: Satu bulan setelah pengisian,
tambahkan: superfosfat dan air.
Kedua: Satu bulan berikutnya.
Ketiga: Dua minggu kemudian
Panen: setelah 3 bulan; produksi 8 ton per-
lubang
METODE TUMPUKAN
Ukuran tumpukan:
2 m (lebar) x 1.5 m (tinggi) x 2 m (panjang)
Pembentukan tumpukan:
Bahan pengomposan yang mengandung karbon
(misalnya jerami) ditumpuk setinggi 20 cm
Tambahkan bahan yang mengandung nitrogen
(rumput, gulma, residu tanaman legum, kotoran
kandang) setinggi 10 cm
Bahan-bahan tersebut ditumpuk secara berselang-
seling sampai ketinggian bahan kompos mencapai
1.5 m
Setelah 3-4 hari suhu meningkat 60 – 70 o C
Pembalikan
Pembalikan dilakukan setiap 2
mingg u, kelembaban dijaga dengan
menambahkan air
Kompos matang setelah 2 bulan
WADAH
PENGOMPOSAN
Cacahan bahan dimasukkan
ke
dalam drum
Periode pemasukan bahan
kurang lebih 1 minggu
Drum diputar setiap hari
Bila bahan terlalu
kering, tambahkan air
Pengomposan
berlangsung kurang lebih
6 minggu
Kotak berukuran 1m x 1m x 1 m
(bagian bawahnya terbuka)
Bahan-bahan ditumpuk di dalam
kotak secara berlapis- lapis
antara jerami dan kotoran
kandang, hingga penuh
Tambahkan air hingga
kelembaban mencapai 60 – 70%
Tambahkan aktivator
Dibalik setiap minggu untuk
memberikan aerasi
Pembalikan dilakukan dengan cara mengangkat
dan memindahkan wadah pengomposan ke
tempat kosong di sebelahnya
Pindahkan tumpukan kompos yang lama ke
wadah pengomposan yang kini kosong tersebut
PENGOMPOSAN
CEPAT
Untuk mempercepat pengomposan dapat dilakukan
dengan cara:
MOL
Definisi:
Larutan hasil
fermentasi yang
berbahan dasar dari
berbagai sumber daya
yang tersedia
setempat
BAHAN UTAMA
MOL
Sumber
Karbohidrat Glukosa Bakteri
Air cucian beras Bahan-bahan yang
Cairan gula merah, mengandung
(tajin), nasi (basi),
gula pasir, gula bakteri: keong mas,
singkong, kulit buah-buahan,
batu, air kelapa
gandum, kentang urine (hewan atau
manusia)
KEUNGGULA
N
M O L Buah-buahan
Bahan-bahan:
1.Buah-buahan yang sudah busuk sebagai
sumber bakteri: pepaya, pisang, mangga,
apel, salak, dll. sebanyak 5 kg
2. Air kelapa 10 butir
3.Gula jawa 1 kg
Cara Pembuatan:
1. Limbah buah-buahan dihaluskan dengan cara ditumbuk atau
diparut
2. Masukkan ke dalam dalam tempat (drum)
3. Tambahkan air kelapa
4. Tambahkan gula
5. Semua bahan diaduk sampai tercampur merata
6. Tutup drum, beri lubang untuk aerasi. Lubang aerasi ini bisa
menggunakan selang agar tidak dimasuki oleh lalat atau
serangga lain
7.Semua bahan difermentasi selama 2 minggu sebelum
digunakan
Penggunaan:
Untuk pengomposan: Larutan diencerkan
sebanyak lima kalinya. Kemudian disemprotkan
ke bahan-bahan yang akan dikomposkan