Anda di halaman 1dari 18

 Anemia adalah suatu penurunan dari normal terhadap eritrosit,

jumlah haemoglobin dan hematokrit yang disebabkan oleh


perdarahan, berkurangnya produksi eritrosit atau peningkatan
penghancuran sel darah merah.
 Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya jumlah sel
darah merah dan kadar Hb dan Ht di bawah normal.
 Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin atau
jumlah eritrosit lebih rendah dari keadaan normal yaitu bila Hb
berkurang dari 14 g/dl dan hematokrit kurang dari 41% pada
pria atau Hb kurang dari 12 g/dl dan hematokrit kurang dari
37% pada wanita
 Suatu kondisi rendahnya kadar Hb dibandingkan dengan kadar
normal, yang menunjukkan kurangnya jumlah sel darah merah
yang bersirkulasi. Akibatnya jumlah oksigen yang diangkut ke
jaringan tubuh berkurang
 Anemia mikrositik hipokrom
◦ Adalah keadaan dimana kandungan besi tubuh
total turun di bawah tingkat normal (dewasa pria :
13,5-18 g/dl; wanita : 12-16 g/dl). Besi
diperlukan untuk sintesa hemoglobin).
 Anemia makrositik
◦ Anemia defisiensi Vit. B12 (pernisiosa)
 Kekurangan vitamin B12 akibat gangguan absorpsi
vitamin yang merupakan penyakit herediter
autoimun.
 Anemia defisiensi asam folat ( B12)
◦ Penurunan absorpsi asam folat jarang ditemukan
karena absorbsi terjadi di saluran cerna (gaster).
 Anemia karena perdarahan.
 Anemia hemolitik

◦ Terjadi penurunan usia sel darah merah (normal 120


hari) baik sementara maupun terus-menerus)
 Anemia Aplastik
◦ Penyakit dimana terjadi penurunan semua tipe sel
darah (RBC, WBC, platelet) dan hiposelular sumsum
tulang
◦ Etiologi: Kongenital (sindrom Fanconi), Didapat (agen
kimia, toksin, obat, idiopatik, kehamilan, radiasi,
infeksi virus dan bakteri)
 .
 Anemia Megaloblastik
◦ Defisiensi Cobalamin (Vit B 12)
Sel parietal pada mukosa gaster tidak memproduksi faktor
instrinsik sehingga tidak terjadi penyerapan Vit B 12
(faktor ekstrinsik)
◦ Defisiensi As Folat
As folat diperlukan untuk sintesis DNA dalam pembuatan
dan maturasi sel darah merah
 Penurunan produksi eritrosit, yaitu terdiri
dari:
 Peningkatan sintesis hemoglobin seperti
defisiensi zat besi dan thalasemia.
 Rusaknya sintesis DNA karena penurunan
vitamin B12 (cobalamin) dan defisiensi asam
folat.
 Pencetus terhadap penurunan jumlah eritrosit
seperti anemia aplastik, anemia dari leukemia,
dan penyakit kronik.
 Perdarahan
 Akut, bisa disebabkan karena trauma
dan rupturnya pembuluh darah.
 Kronik, seperti gastritis, menstruasi dan
hemoroid.
 Peningkatan penghancuran eritrosit
 Intrinsik : hemoglobin yang tidak normal,
defisiensi enzim (G6PD)
 Ekstrinsik : trauma fisik, antibodi, infeksi
dan toksik (malaria).
 Kulit (pucat, kuning, pruritus)
 Mata (anemis konjungtiva dan sklera, penglihatan kabur)
 Mulut (glositis, rasa tidak enak di mulut)
 Kardiovaskuler (takikardia, peningkatan tekanan darah,
murmur sistolik, intermittent claudication, nyeri, CHF, MCI)
 Paru-paru (tachypnea, orthopnea, dyspnea)
 Saraf (sakit kepala, pusing, penurunan aktivitas)
 Sistem pencernaan (anorexia, hepatomegali, splenomegali,
gangguan menelan)
 Muskuloskeletal (nyeri pada tulang)]
 Umum (sensitif terhadap dingin, penurunan berat badan dan
mudah mengantuk).
 Darah lengkap
◦ Hemoglobin
◦ Hematokrit
◦ Retikulosit
◦ Bilirubin
◦ Eritrosit
◦ Trombosit
◦ Leukosit.
 Pemeriksaan feses ( adanya melena)
 Pemeriksaan urine (adanya hematuria)
 BMP hiperplasi pada sumsum tulang
 Scan liver splan
 Serum vitamin B12
 Gagal jantung,
 Parestesia dan kejang
 Gagal Napas
 Hipoksia
 Terapi Oksigen
Kompensasi berkurangnya pengangkut oksigen dan
membantu mengurangi kerja jantung
 Transfusi Darah
Terutama pada kehilangan darah akut (Hb < 6gr/dl) atau
yang tidak respon terhadap pengobatan lain.
Pemberian jangka panjang berisiko tinggi kelebihan zat besi
(kardiomiopati, perikarditis, aritmia, Gagal jantung Kronis,
insufisiensi tiroid, malfungsi pankreas dan endokrin, fibrosis
hepar, perubahan warna kulit)
 Eritropoetin
Injeksi subkutan untuk mengobat penyakit kronik anemia.
Sumsum tulang harus mampu memproduksi SDM dan harus
tersedia nutrien
 Zat besi dan vit B 12
 Diet tinggi zat besi
Pada penyakit defisiensi nutrisi atau kehilangan darah, nutrisi
dapat meningkatkan produksi SDM
 Adanya kelelahan, sakit kepala, adanya keluhan
kedinginan.
 Riwayat perdarahan, misalnya ulcus, haemoroid,
penyakit ginjal, penyakit hati, Ca, infeksi kronis,
adanya angina.
 Adanya riwayat pengobatan.
 Riwayat terkena zat kimia, seperti radiasi.
 Kaji riwayat keturunan seperti anemia thalasemia
 Penurunan BB.
 Kurang nafsu makan.
 Mual muntah.
 Adanya gangguan dalam mulut, tidak selera

makan.
 Kelainan rasa pengecapan.
 Adanya konstipasi dan diare.
 Adanya kembung, peningkatan peristaltik

usus.
 Penurunan pengeluaran urine.
 Adanya perdarahan di feses dan urine.
 Adanya kelelahan dan toleransi beraktifitas.
 Kelemahan, kelelahan, malaise.
 Penurunan latihan.
 Kebutuhan istirahat dan tidur bertambah
 Adanya sakit kepala, pusing.
 Ada rasa baal di tangan dan kaki.
 Operasi besar seperti splenectomi,

pengangkatan prostat.
 Nyeri dada dan tulang.
 Adanya gangguan penglihatan dan

pendengaran.
 Gatal-gatal.
 Hipersensitif terhadap dingin.
◦ Kerusakan perfusi jaringan tubuh b.d kekurangan
oksigen dalam sel darah merah.
◦ Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
b.d anorexia.
◦ Risiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d
hypoxemia jaringan, bed rest, imobilisasi.
◦ Ketidakmampuan merawat diri b.d kelemahan dan
kelelahan karena penurunan oksigen dalam darah.
◦ Risiko tinggi infeksi b.d pertahanan sekunder yang
tidak adekuat seperti penurunan Hb, leucopeni.
 DP I
◦ Berikan posisi semifowler.
◦ Monitor dan catat tanda hypoxemia seperti
kelemahan, kelelahan, dam confusi.
◦ Kaji konjungtiva dan tanda-tanda cyanosis.
◦ Kaji pernapasan sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas.
◦ Berikan oksigen sesuai program medik.
◦ Monitor AGD.
◦ Monitor Hb.
◦ Ajarkan teknik relaksasi dan napas efektif.

Anda mungkin juga menyukai