207 -117 90
(jumlah nilai
tambah)
PDB = C+I+G+ X
Komponen GNP dari Sisi Produk
RUMUS : GNP = C + I + G + X
• Konsumsi (C)
Pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga.
Termasuk barang yang tahan lama seperti kendaraan,
dan barang tidak tahan lama seperti makanan dan
pakaian. Jasa mencakup barang yang tidak berwujud
• Investasi (I)
Pembelanjaan barang yang nantinya akan digunakan
untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa.
Seperti barang modal, persediaan, dan struktur
(bangunan)
• Belanja Pemerintah (G)
Pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah. Belanja
pemerintah mencakup upah pegawai pemerintah dan pembelanjaan
untuk kepentingan umum.
Pembelanjaan transfer (transfer payment) seperti jaminan sosial,
tidak dihitung sebagai bagian dari belanja pemerintah, karena tidak
dibelanjakan untuk mendapatkan barang dan jasa yang diproduksi.
• Ekspor Neto (X)
Pembelanjaan barang-barang dalam negeri oleh orang asing
(ekspor) dikurangi pembelanjaan barang-barang asing oleh warga
negara (impor).
EKSPOR NETO = EKSPOR - IMPOR
Contoh Perhitungan GNP dari Sisi Produk ($milyar)
1. Konsumsi rumah tangga 3.675
Barang tahan lama 480
Barang tidak tahan lama 1.194
Jasa 1.983
2. Investasi swasta bruto 741
Perumahan 222
Perusahaan 524
Perubahan persediaan -5
3. Pembelian pemerintah untuk barang 1.098
dan jasa
4. Ekspor neto -31
Ekspor 673
Impor 704
GNP 5.465
Perbedaan GDP dengan GNP
• GDP atau PDB (Produk Domestik Bruto) adalah
jumlah output total yang dihasilkan dalam batas
wilayah suatu negara selama satu tahun.
• Contoh : Mobil-mobil yang dihasilkan oleh FORD
(perusahaan milik Amerika) dari pabrik yang berada
di Inggris masuk ke dalam GNP Amerika Serikat, tapi
tidak masuk ke dalam GDP Amerika Serikat.
Sebaliknya masuk dalam GDP Inggris, tapi tidak
masuk dalam GNP Inggris.
• Sampai saat ini GNP dan GDP merupakan ukuran
produksi nasional yang paling sering digunakan.
Gross Domestic Product (GDP) vs Gross National Product (GNP)
Indonesia Malaysia
GNP
Warga Negara Indonesia Warga Negara Indonesia
GDP
Pertumbuhan Pendapatan Nasional
GDP Nominal
Deflator GDP = X 100
GDP Riil
Kesimpulan:
• GDP nominal merefleksikan baik harga barang dan
jasa maupun kuantitas barang dan jasa yang
diproduksi dalam perekonomian.
• GDP Riil hanya merefleksikan kuantitas yang
diproduksi.
• Deplator GDP, merefleksikan harga barang dan jasa,
bukan kuantitas yang diproduksi.
• Pertumbuhan ekonomi: Gt
– Gt = pertumbuhan ekonomi tahun ke t
– Yrt = pendapatan nasional riil tahun ke-t
– Yrt-1 = pendapatan nasional riil tahun ke-t-1
( Yrt – Yr t-1 )
Gt = X 100
Yrt-1
GDP Nominal Indonesia
Tahun
No Sektor
2000 2001 2002 2003 2004
1
Pertanian, Peternakan, dan
Perikanan 216.831,3 225.685,6 232.973,4 243.076,0 252.954,0
2
Pertambangan dan Penggalian 167.692,1 168.244,3 169.932,0 168.426,8 160.655,3
3
Industri Pengolahan 385.598,0 398.323,8 419.388,0 441.754,7 469.118,2
4
Listrik, gas, dan air bersih 8.393,7 9.058,3 9.868,2 10.448,0 11.066,1
5
Bangunan 76.573,3 80.080,4 84.469,8 90.103,4 97.466,6
6
Perdagangan, hotel, dan
restoran 224.451,9 234.273,1 243.409,3 256.299,6 271.176,7
7
Pengangkutan dan komunikasi 65.012,2 70.276,1 76.173,1 84.979,1 95.772,1
8
Keuangan , persewaan, dan
jasa perusahaan 115.463,1 123.085,5 130.928,1 139.117,3 150.935,9
9
Jasa-jasa lain 129.753,8 133.957,4 138.962,3 144.354,2 151.435,2
PDB = w + r + i + π
= Rp 1.750 M
PDB = C + G + I + (X-M)
= Rp 3.010
Hubungan PENDAPATAN PERKAPITA (GNP)
dengan Pendapatan yang Siap Dibelanjakan
Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur
kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin
besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.
Disposible Income (DI) adalah pendapatan yang diterima
masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.
Dirumuskan: DI = Personal Income – Pajak langsung.
Adalah kecenderungan seorang konsumen untuk meningkatkan
konsumsinya setiap ada kenaikan atau penurunan pendapatan.
Pendapatan yang digunakan dalam The Marginal Propensity to
Consume (MPC) adalah pendapatan yang telah dikurangi dengan
pajak (disposible income Y-T)