Anda di halaman 1dari 65

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Pajak


Tahun 2013
APA ITU
FAKTUR PAJAK?
Pasal 1 angka 23 UU PPN
Pasal 13 UU PPN
Adalah PKP yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya melakukan:
1. Penyerahan Barang Kena Pajak dengan cara:
 Melalui suatu tempat penjualan eceran atau langsung mendatangi dari satu
tempat konsumen akhir ke tempat konsumen akhir lainnya
 Dengan cara penjualan eceran yang dilakukan langsung kepada konsumen
akhir, tanpa didahului dengan penawaran tertulis, pemesanan tertulis,
kontrak, atau lelang; dan
 Pada umumnya penyerahan Barang Kena Pajak atau transaksi jual beli
dilakukan secara tunai dan penjual atau pembeli langsung menyerahkan
atau membawa Barang Kena Pajak yang dibelinya; atau
2. Penyerahan Jasa Kena Pajak dengan cara:
 Melalui suatu tempat penyerahan jasa secara langsung kepada konsumen
akhir atau langsung mendatangi dari satu tempat konsumen akhir ke tempat
konsumen akhir lainnya;
 Dilakukan secara langsung kepada konsumen akhir, tanpa didahului
penawaran tertulis, pemesanan tertulis, kontrak, atau lelang; dan
 Pada umumnya pembayaran atas penyerahan Jasa Kena Pajak dilakukan
secara tunai. PMK-84/PMK.03/2012
SAAT PEMBUATAN
FAKTUR PAJAK
Pasal 13 ayat (1a) UU PPN
Pasal 2 ayat (1) PER-24/PJ/2012
1. PT ABC membeli barang kepada PT XYZ.
Barang dikirim oleh PT XYZ (fob shipping point)
pada tanggal 15 Januari 2012.
Pembayaran dilakukan setelah barang sampai di
gudang PT ABC yaitu pada tanggal 18 Januari 2012
 maka faktur pajak harus dibuat pada tanggal 15
Januari 2012

2. PT ABC membeli barang kepada PT XYZ.


Barang dikirim pada tanggal 15 Januari 2012.
PT XYZ telah menerima pembayaran pada tanggal
12 Januari 2012, sebelum barang dikirimkan.
 maka faktur pajak harus dibuat pada tanggal 12
Januari 2012
Pasal 2 ayat (2) PER-24/PJ/2012
Atas penerbitan FP tidak tepat waktu, PKP akan
mendapatkan Surat Tagihan Pajak
-wajib menyetor pajak yang terutang,
-dikenai sanksi administrasi berupa denda
sebesar 2% dari Dasar Pengenaan Pajak

Pasal 14 ayat (4) UU KUP


Pasal 16 ayat (1) PER-24/PJ/2012
Pasal 16 ayat (2) dan (3) PER-24/PJ/2012
Saat Pembuatan Faktur Pajak
untuk Penyerahan BKP
dengan Karakteristik
Tertentu
PMK-238/PMK.03/2012
 Harga Jual dari Barang Kena Pajak tersebut mengalami fluktuasi menyesuaikan
harga acuan/ standar yang berlaku di pasar domestik maupun pasar internasional;
 Kualitas atau kadar kandungan berharga di dalam Barang Kena Pajak tersebut dapat
berubah dalam proses pengiriman atau transportasi dari pihak penjual ke pihak
pembeli yang disebabkan oleh cuaca atau iklim tertentu secara normal dan tidak
disebabkan karena kerusakan pengiriman atau kelalaian dalam proses pengiriman
atau transportasi dari pihak penjual ke pihak pembeli atau bencana alam;
 Kuantitas baik berupa tonase, volume atau satuan lainnya dapat mengalami
perubahan dalam proses pengiriman atau transportasi dari pihak penjual ke pihak
pembeli yang disebabkan oleh cuaca atau iklim tertentu secara normal dan tidak
disebabkan karena kerusakan pengiriman atau kelalaian dalam proses pengiriman
atau transportasi dari pihak penjual ke pihak pembeli atau bencana alam.
 Termasuk BKP berupa konsentrat produk pertambangan yang mengandung kadar
mineral dan bahan/produk kimia.
a. menyatakan bahwa hak atas BKP berpindah ke pihak
pembeli setelah dikirimkan dari tempat penjual; dan
b. terdapat klausul tentang perubahan nilai tagihan akibat
perubahan harga jual, perubahan kualitas dan/atau
perubahan kuantitas BKP, sehingga perlu dilakukan
penyesuaian faktur komersial (commercial invoice).
BENTUK DAN
UKURAN
FAKTUR PAJAK
Lampiran 1A dan 1B PER-24/PJ/2012
Pasal 4 PER-24/PJ/2012
Faktur pajak yang
tidak diisi secara
lengkap, jelas,
benar, dan tidak
ditanda tangani
merupakan
Faktur
Pajak Tidak
Lengkap

Pasal 13 ayat (5) UU PPN


PER-24/PJ/2012
Alamat yang tercantum dalam Faktur Pajak harus diisi
sesuai dengan alamat yang sebenarnya atau
sesungguhnya.

Pasal 6 ayat (3) dan (4) PER-24/PJ/2012


KODE DAN
NOMOR SERI
FAKTUR PAJAK
KODE KETERANGAN
01 Digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang terutang PPN
dan PPN nya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan penyerahan
BKP dan/atau JKP
02 Digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut
PPN Bendahara Pemerintah yang PPNnya dipungut oleh Pemungut
PPN Bendahara Pemerintah
03 Digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP kepada Pemungut
PPN Lainnya (selain Bendahara Pemerintah) yang PPNnya dipungut
oleh PPN Lainnya (selain Bendahara Pemerintah)
KODE KETERANGAN
04 Digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang menggunakan
DPP Nilai Lain yang PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang
melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP
05 Kode ini tidak digunakan
06 Digunakan untuk penyerahan lainnya yang PPNnya dipungut oleh
PKP Penjual yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP, dan
penyerahan kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri (turis
asing) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16E Undang-Undang
Pajak Pertambahan Nilai
07 Digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat
fasilitas PPN Tidak Dipungut atau Ditanggung Pemerintah (DTP)
08 Digunakan untuk penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat
fasilitas Dibebaskan dari Pengenaan PPN
09 Digunakan untuk penyerahan Aktiva Pasal 16D yang PPNnya
dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan penyerahan BKP
Untuk penerbitan Faktur Pajak pengganti ke-2, ke-3, dan
seterusnya, maka Kode Status yang digunakan adalah
Kode Status “1”
Nomor Seri Faktur Pajak
terdiri dari 11 digit nomor
urut yang dipisahkan oleh
2 digit tahun penerbitan

Nomor Seri diberikan oleh DJP kepada


PKP dengan mekanisme tertentu
1. Mengajukan permohonan Kode Aktivasi dan Password
2. Mengajukan permintaan Nomor Seri Faktur Pajak
 Kode aktivasi adalah kode yang diberikan
DJP kepada PKP melalui surat
pemberitahuan kode aktivasi
 Password adalah kode yang diberikan
DJP kepada PKP melalui surat elektronik
(email)
1. PKP mengajukan surat permohonan Kode Aktivasi dan
Password yang disampaikan langsung ke KPP tempat
PKP dikukuhkan.
2. KPP akan menerbitkan Kode Aktivasi dan Password
jika PKP telah memenuhi syarat subjektif dan objektif.
3. Surat pemberitahuan Kode Aktivasi akan dikirimkan
melalui pos dalam amplop tertutup ke alamat PKP dan
password akan dikirimkan melalui surat elektronik
(email) ke alamat email PKP yang dicantumkan dalam
surat permohonan Kode Aktivasi dan Password.
PEMBATALAN
FAKTUR PAJAK
didukung oleh bukti atau dokumen yang
membuktikan bahwa telah terjadi pembatalan
transaksi
 berupa pembatalan kontrak atau dokumen lain
PKP Penjual yang melakukan pembatalan Faktur
Pajak harus memiliki bukti dari PKP Pembeli yang
menyatakan bahwa transaksi dibatalkan.
 Mengadministrasi (disimpan) Faktur Pajak yang
dibatalkan
 Mengirimkan surat pemberitahuan dan copy dari
Faktur Pajak yang dibatalkan
 ke KPP tempat PKP Penjual dikukuhkan dan
 ke KPP tempat PKP Pembeli dikukuhkan.

Jika belum  tetap melaporkan Faktur Pajak tersebut


melaporkan dalam SPT Masa PPN dengan
dalam SPT mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom
DPP, PPN atau PPN dan PPn BM
Jika sudah  melakukan pembetulan SPT Masa PPN
melaporkan Masa Pajak yang bersangkutan, dengan cara
dalam SPT tetap melaporkan Faktur Pajak yang
dibatalkan tersebut dan mencantumkan nilai
0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan
PPn BM.
Pembetulan SPT Masa PPN
karena adanya Faktur Pajak pengganti

Atas SPT Masa PPN tersebut:


belum dilakukan pemeriksaan,
belum dilakukan pemeriksaan bukti permulaan yang
bersifat terbuka, dan/atau
PKP belum menerima Surat Pemberitahuan Hasil
Verifikasi
FAKTUR PAJAK
HILANG
Lampiran VI PER-24/PJ/2012
Lampiran VI PER-24/PJ/2012
FAKTUR PAJAK
PENGGANTI
Faktur pajak yang:
•rusak,
•salah dalam
pengisian, atau tidak memuat
•salah dalam sehingga keterangan yang
penulisan lengkap, jelas, dan
benar

Untuk membetulkan Faktur Pajak tidak


diperkenankan dengan cara menghapus, atau
mencoret, atau dengan cara lain, selain dengan
cara membuat Faktur Pajak Pengganti
PER-24/PJ/2012
Pada faktur pajak pengganti :

Faktur Pajak yang diganti:


Kode dan Nomor Seri :
………………………
Tanggal :
………………………

Lampiran VI PER-24/PJ/2012
Faktur Pajak telah terbit pada:
Tanggal : 21 April 2013
Nomor Seri : 010.000.10-00000009
DPP : Rp 10.000.000 dan PPN Rp 1.000.000.
PKP Penjual maupun PKP Pembeli sudah melaporkan
faktur tersebut pada bulan April SPT masing-masing.

Pada tanggal 13 Juni 2013 diketahui pada faktur tersebut


terdapat kesalahan dalam pencantuman nilai DPP dan
PPN yang seharusnya hanya Rp 9.000.000 dan Rp
900.000.
Faktur Pajak yang diganti:
Kode dan Nomor Seri : 010.000.10-00000009
Tanggal : 21 April 2013
Pembetulan SPT Masa PPN
karena adanya Faktur Pajak pengganti

Atas SPT Masa PPN tersebut:


belum dilakukan pemeriksaan,
belum dilakukan pemeriksaan bukti permulaan yang
bersifat terbuka, dan/atau
PKP belum menerima Surat Pemberitahuan Hasil
Verifikasi
FAKTUR PAJAK
TIDAK LENGKAP
1. Faktur Pajak yang tidak diisi secara lengkap, jelas, dan benar
Contoh:
FP yang di type-ex, dicoret, kena tumpahan tinta, kena
Sanksi
tumpahan air atau karena sebab lain yang menyebabkan
administrasi informasi menjadi tidak lengkap atau tidak jelas.
berupa 2. Faktur Pajak yang menggunakan Nomor Seri Faktur Pajak
Denda ganda atau Nomor Seri Faktur Pajak yang sama lebih dari 1
sebesar 2% dalam tahun pajak yang sama
dari Dasar  seluruh Faktur Pajak dengan Nomor Seri Faktur Pajak
tersebut termasuk Faktur Pajak Tidak Lengkap
Pengenaan
3. PKP melakukan pengisian Kode dan Nomor Seri Faktur
Pajak (DPP) Pajak yang tidak sesuai dengan ketentuan PER-24/PJ/2012

Pasal 13 UU PPN
PER-24/PJ/2012
DOKUMEN YANG
DIPERSAMAKAN
DENGAN
FAKTUR PAJAK
PER-10/PJ/2010
PER-10/PJ/2010
PER-10/PJ/2010
Faktur Penjualan yang memuat keterangan
sesuai dengan keterangan dalam Faktur Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5)
UU PPN dan pengisiannya sesuai dengan tata
cara sebagaimana diatur dalam PER-24/PJ/2012

dipersamakan dengan
Faktur Pajak
Pasal 14 PER-24/PJ/2012
PENANDA TANGAN
FAKTUR PAJAK
PKP wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
nama PKP atau pejabat/pegawai yang berhak
menandatangani FP kepada Kepala KPP, disertai:
1.Contoh tanda tangan;
2.Fotokopi kartu identitas pejabat/pegawai penandatangan
FP yang sah yang telah dilegalisasi pejabat yang berwenang.

Paling lama akhir


bulan berikutnya
sejak bulan mulainya
penandatangan FP
Pasal 13 PER-24/PJ/2012
maka PKP wajib menyampaikan pemberitahuan secara
tertulis atas perubahan tersebut kepada Kepala KPP paling
lambat pada akhir bulan berikutnya sejak bulan pejabat
atau kuasa pengganti mulai menandatangani Faktur Pajak

Pasal 13 PER-24/PJ/2012
maka pejabat yang telah ditunjuk di tempat-
tempat kegiatan usaha sebelum pemusatan
masih dapat menandatangani FP yang
diterbitkan setelah pemusatan yang dicetak
di tempat-tempat kegiatan usaha masing-
masing.

Pasal 13 PER-24/PJ/2012
Jika PKP tidak atau terlambat penyampaikan
pemberitahuan kepada Kepala KPP tempat PKP
dikukuhkan atau tempat pemusatan pajak terutang
dilakukan, maka Faktur Pajak yang diterbitkan
sampai dengan diterimanya pemberitahuan,
merupakan Faktur Pajak Tidak Lengkap.

Pasal 13 PER-24/PJ/2012
DIKECUALIKAN
DARI PENERBITAN
FAKTUR PAJAK
PMK-84/PMK.03/2012

Anda mungkin juga menyukai