Anda di halaman 1dari 62

MODEL PEMBELAJARAN

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
LANGKAH-LANGKAH
MODEL DISCOVERY LEARNING
1. Stimulation (pemberian rangsangan),
Siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak
memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk
menyelidiki sendiri.
Pada tahap 1 ini, guru :
a. bertanya dengan mengajukan persoalan
(menanya)
b. menyuruh anak didik membaca, atau
mendengarkan uraian yang memuat
2. Problem statement
(pernyataan/identifikasi masalah)

 guru memberi kesempatan kepada siswa untuk


mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-
agenda masalah yang relevan dengan bahan
pelajaran
 kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan
dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
pertanyaan masalah).
3. Data collection (pengumpulan data),

 guru memberi kesempatan kepada para siswa


untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya yang relevan untuk membuktikan
benar atau tidaknya hipotesis.
3. Data collection (pengumpulan data)

 Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab


pertanyaan atau membuktikan benar tidak
hipotesis, dengan demikian anak didik diberi
kesempatan untuk mengumpulkan (collection)
berbagai informasi yang relevan, membaca
literature, mengamati objek, wawancara dengan
nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan
sebagainya.
3. Data collection (pengumpulan data),

Merupakan kegiatan mengolah data dan informasi


yang telah diperoleh para siswa baik melalui
wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu
ditafsirkan.
4. Data procesing (pengolahan data)

Data processing disebut juga dengan pengkodean


coding/kategorisasi yang berfungsi sebagai
pembentukan konsep dan generalisasi.

Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan


penegetahuan baru tentang alternatif jawaban/
penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian
secara logis.
5. Verification (pentahkikan/pembuktian),

bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan


baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,
aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang
ia jumpai dalam kehidupannya.
6. Generalization
(menarik kesimpulan/generalisasi),

Merupakan proses menarik sebuah kesimpulan yang


dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk
semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi.
6. Generalization
(menarik kesimpulan/generalisasi),

Atau tahap dimana berdasarkan hasil verifikasi tadi,


anak didik belajar menarik kesimpulan atau
generalisasi tertentu.

Akhirnya dirumuskannya dengan kata-kata prinsip-


prinsip yang mendasari generalisasi.
LANGKAH-LANGKAH
MODEL PEMBELAJARAN
PENEMUAN (INQUAIRY LEARNING)
LANGKAH-LANGKAH MODEL
INKUIRI ?
1.Orientasi

Guru melakukan langkah untuk membina suasana


atau iklim pembelajaran yang kondusif.
Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini
adalah;
 menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai oleh siswa,
 menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
1.Orientasi

 menjelaskan langkah-langkah inkuiri serta


tujuan setiap langkah, mulai dari langkah
merumuskan merumuskan masalah sampai
dengan merumuskan kesimpulan, dan
 menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan
belajar.
Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan
motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan masalah

Merupakan langkah membawa siswa pada suatu


persoalan yang mengandung teka-teki.
Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu.
Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya,
dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat.
2. Merumuskan masalah

Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting


dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui
proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman
yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3. Merumuskan hipotesis
Merumuskan hipotesis adalah jawaban sementara
dari suatu permasalahan yang dikaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji
kebenarannya.

Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk


mengembangkan kemampuan menebak
(berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan
3. Merumuskan hipotesis

Mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat


mendorong siswa untuk dapat merumuskan
jawaban sementara atau dapat merumuskan
berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari
suatu permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan data

Adalah aktifitas menjaring informasi yang


dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data


merupakan proses mental yang sangat penting
dalam pengembangan intelektual.
4. Mengumpulkan data

Proses pemgumpulan data bukan hanya


memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar,
akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan
kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
5. Menguji hipotesis

Adalah menentukan jawaban yang dianggap


diterima sesuai dengan data atau informasi yang
diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan


kemampuan berpikir rasional.
5. Menguji hipotesis

Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan


hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus
didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan kesimpulan

Adalah proses mendeskripsikan temuan yang


diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya


guru mampu menunjukkan pada siswa data mana
yang relevan.
MODEL PEMBELAJARAN
BERDASARKAN MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING)
LANGKAH-LANGKAH MODEL PBL ?
1. Mengorientasikan siswa pada masalah;

Kegiatan guru:
 melakukan menginformasikan tujuan pembelajaran,
 menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan
terjadi pertukaran ide yang terbuka,
 mengarahkan pada pertanyaan atau masalah, dan
 mendorong siswa mengekspresikan ide-ide secara
terbuka
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Kegiatan guru:
 membantu siswa menemukan konsep berdasar
masalah,
 mendorong keterbukaan,
 membantu proses-proses demokrasi dan cara
belajar siswa aktif, dan
 menguji pemahaman siswa atas konsep yang
ditemukan
3. Memandu menyelidiki secara mandiri
atau kelompok
Kegiatan guru:
 memberi kemudahan pengerjaan siswa dalam
mengerjakan/menyelesaikan masalah,
 mendorong kerjasama dan penyelesaian tugas-tugas,
mendorong dialog, diskusi dengan teman,
 membantu siswa mendefinisikan
danmengorganisasikan tugas-tugas belajar yang
berkaitan dengan masalah,
3. Memandu menyelidiki secara mandiri
atau kelompok

 membantu siswa merumuskan hipotesis, dan


 membantu siswa dalam memberikan kemudahan
pengerjaan siswa dalam mengerjakan
/menyelesaikan masalah,
 mendorong kerjasama dan penyelesaian tugas-
tugas,
3. Memandu menyelidiki secara mandiri
atau kelompok

 mendorong dialog, diskusi dengan teman,


 membantu siswa mendefinisikan dan
 mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang berkaitan
dengan masalah,
 membantu siswa merumuskan hipotesis, dan
membantu siswa dalam memberikan solusi.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil
kerja

Kegiatan guru:
 membimbing siswa mengerjakan lembar kegiatan
siswa (LKP) dan
 membimbing siswa menyajikan hasil kerja
5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil
pemecahan masalah;

Kegiatan guru:
 membantu siswa mengkaji ulang hasil pemecahan
masalah,
 memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemcahan
masalah, dan
 mengevaluasi materi
LANGKAH-LANGKAH
PEMBELAJARAN PROJEK (PROJECT
BASED LEARNING) 1
1. Menyiapkan pertanyaan atau
penugasan proyek

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial,


yaitu pertanyaan yang memberikan tugas kepada
siswa dalam melakukan suatu aktivitas.

Mengambil topik yang sesuai dengan dunia nyata


yang dimulai dengan sebuah investigasi mendalam.
1. Menyiapkan pertanyaan atau
penugasan proyek

Guru berusaha agar topik yang diangkat relevan


untuk siswa sesuai dengan tuntusan kompetensi
yang diharapkan.

Penyiapan pertanyaan dapat dilakukan di awal


semester agar dapat dirancang kegiatan selanjutnya
yaitu mendesain perencanaan.
2. Mendesain perencanaan proyek

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara


guru dengan siswa sehingga siswa merasa
“memiliki” proyek tersebut.
2. Mendesain perencanaan proyek

Perencanaan berisi :
 aturan main,
 pemilihan aktivitas pendukung untuk menjawab
pertanyaan esensial dengan cara,
 mengintegrasikan berbagai subyek yang
mungkin, serta
 mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses
untuk membantu penyelesaian proyek.
3. Menyusun Jadwal

Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun


jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
Aktivitas pada tahap ini antara lain:
(1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
(2) membuat deadline penyelesaian proyek,
3. Menyusun Jadwal

(2) membuat deadline penyelesaian proyek,


(3) membawa siswa agar merencanakan cara yang
baru,
(4) membimbing siswa ketika mereka membuat cara

yang tidak berhubungan dengan proyek, dan


(5) meminta siswa untuk membuat penjelasan
(alasan) tentang pemilihan suatu cara.
4. Memonitor kegiatan dan
perkembangan
proyek

Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor


terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan
proyek.

Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi


siswa pada setiap proses.
4. Memonitor kegiatan dan
perkembangan
proyek

Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor


bagi aktivitas siswa.

Agar mempermudah proses monitoring, dibuat


sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan
aktivitas yang penting.
5. Menguji hasil

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam


mengukur ketercapaian standar, berperan dalam
mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai siswa, membantu guru dalam
menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
6. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman

Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa


melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil
proyek yang sudah dijalankan.
Proses refleksi dilakukan baik secara individu
maupun kelompok.
Pada tahap ini siswa diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamanya
selama menyelesaikan proyek.
6. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman

Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam


rangka memperbaiki kinerja selama proses
pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan
suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap pertama
pembelajaran.
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN
PROJEK OLEH SISWA
1. Planing
Kegiatan yang dilakukan adalah :
a) merancang seluruh projek, kegiatan dalam
langkah ini adalah:
 mempersiapkan projek, secara lebih rinci
mencakup:
i. pemberian informasi tujuan pembelajaran,
ii. guru menyampaikan fenomena nyata sebagai
sumber masalah,
iii. pemotivasian dalam memunculkan masalah dan
1. Planing

b) mengorganisir pekerjaan, kegiatan dalam


langkah ini adalah:
 merencanakan projek, secara lebih rinci
mencakup:
i. mengorganisir kerjasama,
ii. memilih topik,
iii. memilih informasi terkait projek,
iv. membuat prediksi, dan
v. membuat desain investigasi.
2. Creating

Siswa mengembangkan gagasan-gagasan projek,


mengkombinasikan ide yang muncul dalam
kelompok, dan membangun projek.

Tahapan kedua ini termasuk aktifitas


pengembangan dan dokumentasi.
Pada tahapan ini pula siswa menghasilkan suatu
produk (artefak) yang nantinya akan
dipresentasikan dalam kelas.
3. Procesing

Meliputi presentasi projek dan evaluasi.


Pada presentasi projek akan terjadi komunikasi
secara aktual kreasi ataupun temuan dari
investigasi kelompok, sedangkan pada tahapan
evaluasi akan dilakukan refleksi terhadap hasil
projek, analisis dan evaluasi dari proses-proses
belajar.
4. Reporting

Membuat laporan projek


LANGKAH-LANGKAH MODEL
DISCOVERY LEARNING
Keterkaitan antara sintaks model DL dengan 5M ?
Contoh kegiatan 5M
pada Model DL
1. Pemberian Stimulus.

Di gambarkan ada 2 gelas aqua yang berisi air yang


masing-masing diberi lubang di sisi bawah. Gelas
aqua A diletakkan di lantai, gelas aqua B diletakkan
pada pot tanaman yang ada di atas lantai. Setelah
beberapa saat gelas A volume airnya berkurang dan
air berpindah ke lantai sehingga lantai basah oleh
air. Sedangkan gelas B airnya habis.
(mengamati)
2. Identifikasi masalah

Contoh ini melatihkan peserta didik bertumbuh


pikiran untuk bertanya-tanya, kemana gerangan air
yang ada di gelas B.
3. Data collecting(engumpulkan data)

Pertanyaan ini membuat pikiran peserta didik tidak


nyaman hingga mendorong mencari informasi dari
berbagai sumber, misalnya lewat membaca buku,
mencari tahu di internet, bertanya kepada guru,
bertanya kepada orang tua, dll.
5. Verifikation(Menguji hasil)

Setelah mencari berbagai sumber akhirnya menemukan


jawaban bahwa air pada gelas B terserap oleh tanaman
melalui tanah lalu masuk ke pori-porinya dan diserap oleh
akar tanaman, dll.
Proses ini terjadi karena peserta didik menganalisis apa
yang menjadi permasalahan dengan apa yang ditemukan
dari berbagai informasi. Tahap inilah yang sebenarnya
tahap asosiasi, yaitu menganalisis dari berbagai sumber
untuk disusun menjadi kesimpulan.
6. Generalization (Kesimpulan)

Setelah mencari berbagai sumber akhirnya Selanjutnya


kesimpulan yang telah disusun dipublikasikan, baik
melalui presentasi, poster, karya tulis, dll. Tahap
demikian merupakan tahap mengomunikasikan. Proses
berpikir inilah yang dilatihkan melalui kegiatan 5M
seperti layaknya seorang saintis kecil yang sedang
menyusun teori.

Anda mungkin juga menyukai