Tugas Vidio Akuntansi Syariah
Tugas Vidio Akuntansi Syariah
Pelopor berdirinya perbankan syariah di Indonesia adalah Bank Muamalat pada tahun 1991.
Bank ini dilahirkan oleh Majelis Ulama Indonesia, Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia
(ICMI), pengusaha Muslim dan juga pemerintah.
Lembaga keuangan syariah diindonesia terdiri atas 2 lembaga :
• Bank, seperti bank umum syariah,
bank pembiayaan rakyat, unit usaha syariah
• Non bank, seperti asuransi syariah, reksadana syariah,
pegadaian syariah, lembaga amil zakat, dll
AKAD-AKAD DALAM TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH
Akad Mudharabah
Merupakan Akad kerjasama suatu usaha antara pihak pertama (shahibul mal, atau bank syariah) yang
menyediakan seluruh modal dan pihak kedua ('mudharib, atau nasabah) yang bertindak selaku
pengelola dana ,dan keuntungan usaha dibagi diantara mereka sesuai akad, sedangkan kerugian
ditanggung sepenuhnya oleh Bank Syariah kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang
disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian.
Akad Mudharabah Memiliki 2 Prinsip Pembagian Hasil Usaha, Yang Harus Ditentukan Di Awal
1. Pembagian hasil usaha dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil (profit sharing) yaitu total
pendapatan usaha dan
2. Bagi laba (net profit) yaitu laba bruto dikurangi beban .
• Ketentuan syar’i mudharabah menurut PSAK no 105 Ada 3 bentuk
mudharabah
1. Mudharabah muqayyadah
Shohibul maal memberikan batasan kepada mudharib mengenai tempat ,cara, dan objek.
2. Mudharabah muthalaqah
Shohibul maal memberikan kebebasan penuh kepada mudharib dalam pengelolaannya.
3. Mudharabah mustarakah
Dimana pengelola dana menyertakan modal dalam
kerjasama investasi.
Akad Murabahah
Akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang di
sepakati oleh penjual dan pembeli. Bank akan melakukan pembelian atau pemesanan barang
sesuai permintaan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah sebesar harga beli ditambah
keuntungan Bank yang disepakati.
Akad Musyarakah
Akad kerjasama diantara dua pihak atau lebih untuk usaha tertentu dengan kondisi masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana, dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi sesuai
kesepakatan, sedangkan kerugian berdasarkan kontribusi dana.
• Berdasarkan perubahan porsi dana para mitra musyarakah dapat diklasifikasikan
menjadi 2 :
1. Musyarakah permanen, yaitu musyarakah dengan ketentuan bagian dana setiap mitra
tetap hingga akhir masa akad
2. Musyarakah menurun, yaitu dana salah satu mitra akan dialihkan bertahap kepada
mitra lainnya sehingga bagian dananya akan menurun, pada akhir masa akad mitra
lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut.
Akad Istishna dan Istishna Pararel
a. Istishna Merupakan kontrak jual beli dalam bentuk pembuatan barang tertentu dengan
kriteria dan persyaratan tertentu yang di sepakati antara pemesan (Mustahni) dan penjual
(shani)
b. Barang yang dijual belikan biasanya barang manufaktur.
c. untuk pembayaran dapat dilakukan dumuka, dicicil, atau ditangguhkan sampai waktu masa
yang akan datang.
d. Istishna Pararel Adalah akad jual beli dimana bank (penjual) memesan barang kepada pihak
lain (produsen) untuk menyediakan barang sesuai dengan kriteria dan persyaratan tertentu
yang telah disepakati nasabah (pembeli) dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan.
Akad Salam dan Salam Pararel
• Merupakan pembelian barang yang pembayaran nya dilunasi dimuka sedangkan penyerahan
barang dilakukan dikemudian hari.
• contohnya hasil pertanian
• Salam Pararel merupakan akad jual beli barang yang melibatkan dua transaksi salam, pertama
antara nasabah dengan bank, kedua antara bank dengan pemasok atau petani.
Akad Ijarah
Merupakan transaksi sewa menyewa yang diperbolehkan dalam islam
• Akad ijarah merupakan akad yang memfasilitasi transaksi pemindahan hak guna (manfaat) atas
suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah tanpa diikuti
pemindahan kepemilikan barang.
Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik , Akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak
guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa dengan opsi
pemindahan kepemilikan barang. jadi di akhir masa sewa terjadi perpindahan kepemilikan.
objek ijarah tidak terbatas berbeda dengan murabahah yang objeknya terbatas.
Rukun transaksi ijarah meliputi
1. Transaktor , yaitu penyewa dan pemberi sewa
2. Objek ijarah,yaitu fasilitas dan uang sewa
3. Ijab kabul, serah terima
Ketentuan syar’i transaksi ijarah diatur dalam fatwa dsn no 09 tahun 2000
Sedangkan ketentuan syar’i imbt diatur dalam fatwa dsn no 27 tahun 2000
Jika anda membutuhkan sarana usaha
berupa gedung/pabrik akad mana yang
akan anda pilih, Istishna Pararel atau
Ijarah Muntahiya Bi Tamrik ?
saya akan memilih Akad Ijarah
Muntahiya Bi Tamrik.
SEKIAN
&
TERIMA
KASIH