Anda di halaman 1dari 14

1

INTEGRASI ISLAM DAN


ILMU PENGETAHUAN
2

Pembahasan

HAKIKAT AYAT-AYAT KESATUAN AYAT INTERKONEKSITAS KESIMPULAN


ALLAH QAULIYAH DALAM MEMAHAMI AYAT
DAN KAUNIYAH QAULIYAH DAN
KAUNIYAH
3

Masyarakat zaman sekarang memperlakukan Al-Qur'an sama sekali


berbeda dengan tujuan yang sebenarnya dari diturunkannya Al-Qur'an.
Secara umum, di dunia Islam sedikit sekali orang yang mengetahui isi
Al-Qur'an.
Sebagian di antara mereka seringkali menggantukan Al-Qur'an yang
dibungkus dengan sampul yang bagus pada dinding rumah mereka dan
orang-orang tua sesekali membacanya. Mereka beranggapan bahwa Al-
Qur'an melindungi orang yang membacanya dari "kemalangan dan
kesengsaraan". Dengan kepercayaan ini mereka memperlakukan Al-
Qur'an seperti halnya jimat penangkal sial.
Namun ayat-ayat Al-Qur'an menyatakan bahwa tujuan diwahyukannya

Hakikat Ayat – Ayat Allah Al-Qur'an sama sekali berbeda dengan apa yang tersebut di atas. Sebagai
contoh, dalam surat Ibrahim ayat 52 Allah menyatakan: "(Al-Quran) ini
adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka
mengetahui bahwasanya Dia adalah Allah Yang Maha Esa dan agar
orang-orang yang berakal mengambil pelajaran". Di banyak ayat yang
lain Allah menegaskan bahwa salah satu tujuan paling utama
diturunkannya Al-Qur'an adalah untuk mengajak manusia berpikir dan
merenung.
4

Dalam Al-Qur'an Allah mengajak manusia untuk tidak mengikuti secara buta kepada kepercayaan dan norma-norma yang diajarkan masyarakat. Akan tetapi
memikirkannya dengan terlebih dahulu menghilangkan segala prasangka, hal-hal yang tabu dan yang mengikat pikiran mereka.
Ketika orang yang beriman mulai berpikir menurut cara yang diajarkan Al-Qur'an, ia segera menyadari bahwa keseluruhan alam semesta adalah sebuah isyarat karya seni
dan kekuasaan Allah, dan bahwa "alam semesta adalah sebuah hasil kreasi seni, dan bukan pencipta kreasi seni itu sendiri." Setiap karya seni memperlihatkan keahlian
yang khas dan unik serta menunjukkan pesan-pesan dari sang pembuatnya.

Dalam Al-Qur'an, manusia diseru untuk merenungi berbagai kejadian dan benda-benda alam yang dengan jelas menunjukkan kepada keberadaan dan ke-Esaan Allah
beserta Sifat-sifat-Nya. Di dalam Al-Qur'an segala sesuatu yang menunjukkan kepada suatu kesaksian (adanya sesuatu yang lain) disebut sebagai "ayat-ayat", yang berarti
"bukti yang telah teruji (kebenarannya), pengetahuan mutlak dan pernyataan kebenaran." Jadi ayat-ayat Allah terdiri atas segala sesuatu di alam semesta yang
memperlihatkan dan mengkomunikasikan keberadaan dan sifat-sifat Allah. Mereka yang dapat mengamati dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami bahwa
seluruh jagad raya hanya tersusun atas ayat-ayat Allah.
5

Sungguh, adalah kewajiban bagi manusia untuk dapat melihat ayat-ayat


Allah. Dengan demikian orang tersebut akan mengenal Sang Pencipta
yang menciptakannya dan segala sesuatu yang lain, menjadi lebih dekat
kepada-Nya, menemukan arti keberadaan dan kehidupannya, dan menjadi
orang yang beruntung (dunia dan akhirat). Segala sesuatu, nafas manusia,
perkembangan politik dan sosial, keserasian kosmik di alam semesta, atom
yang merupakan materi terkecil, semuanya adalah ayat-ayat Allah, dan
semuanya berjalan di bawah kendali dan pengetahuan-Nya, mentaati
hukum-hukum-Nya. Menemukan dan mengenal ayat-ayat Allah
memerlukan kerja keras individu. Setiap orang akan menemukan dan
memahami ayat-ayat Allah sesuai dengan tingkat pemahaman dan nalarnya
masing-masing.
Di dalam Al-Qur'an, Allah mengajak orang-orang yang berakal agar
memikirkan hal-hal yang biasa diabaikan orang lain, atau yang biasa
dikatakan sebagai hasil "evolusi", "kebetulan", atau "keajaiban alam"
belaka. Sebagaimana dalam Al-Qur'an. Ayat-ayat Allah di alam semesta
ditegaskan dalam surat An-Nahl ayat 10 – 17, dalam ayat tersebut
menjelaskan orang-orang yang berakal melihat ayat-ayat Allah dan
berusaha untuk memahami ilmu, kekuasaan dan kreasi seni-Nya yang tak
terhingga dengan mengingat dan merenungkan hal-hal tersebut, sebab ilmu
Allah tak terbatas, dan ciptaan-Nya sempurna tanpa cacat. Bagi orang yang
berakal, segala sesuatu di sekeliling mereka adalah tanda-tanda penciptaan
oleh Allah.
6

Kesatuan Ayat Qauliyah dan Kauniyah

PENGERTIAN AYAT QAULIYAH PENGERTIAN AYAT KAUNIYAH

Ayat-ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah Ayat kauniyah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling yang
SWT. di dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat ini menyentuh berbagai aspek, diciptakan oleh Allah. Ayat-ayat ini adalah dalam bentuk benda, kejadian,
termasuk tentang cara mengenal Allah. peristiwa dan sebagainya yang ada di dalam alam ini. Oleh karena alam ini
hanya mampu dilaksanakan oleh Allah dengan segala sistem dan
QS. At-Tin (95) ayat 1-5 , yang artinya :
peraturanNya yang unik, maka ia menjadi tanda kehebatan dan keagungan
Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi
Penciptanya.
kota (Mekah) ini yang aman; sesungguhnya Kami telah QS. Nuh (41) ayat 53 , yang artinya : Kami akan memperlihatkan kepada
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri
Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah- mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar.
rendahnya (neraka). Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala
sesuatu ?
7

K eserasian Ayat-Ayat Qauliyah Dan Kauniyah.


Allah SWT menurunkan ayat-ayat (tanda kekuasaan)-

Nya melalui 2 jalur formal yaitu ayat qauliyah dan jalur non-formal
yaitu ayat kauniyah. Ayat qauliyah adalah kalam Allah (Al-Qur’an)
yang diturunkan secara formal kepada Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan ayat kauniyah adalah fenomena alam, jalurnya tidak formal
dan manusia mengeksplorasi sendiri.

Al-Qur’an Al-Karim, yang terdiri dari 6.236 ayat itu, menguraikan


berbagai persoalan hidup dan kehidupan, antara lain menyangkut alam
raya dan fenomenanya. Uraian-uraian sekitar persoalan sering tersebut
sering di sebut ayat-ayat kauniyah. Tidak kurang dari 750 ayat yang
secara tegas menguraikan hal-hal diatas. jumlah ini tidak termaksud
ayat-ayat yang menyinggungnya secara tersirat.
8

Paradigma seorang muslim terhadap ayat-ayat Allah ini, baik ayat qauliyah (Al-Qur’an)
maupun kauniyah (fenomena alam) adalah mutlak benar dan tidak mungkin bertentangan,
karena keduanya berasal dari Allah. Pada faktanya sains yang telah ”proven” (qath’i)
selaras dengan Al Qur’an seperti tentang peredaran bintang, matahari dan bumi pada
orbitnya. Namun sains yang masih dzanni (teori) kadang bertentangan dengan yang
termaktub dalam Al-Qur’an seperti teori evolusipada manusia.
Allah swt. menuangkan sebagian kecil dari ilmu-Nya kepada umat manusia dengan dua
jalan. Pertama, dengan ath-thariqah ar-rasmiyah (jalan resmi) yaitu dalam jalur wahyu
melalui perantaraan malaikat Jibril kepada Rasul-Nya, yang disebut juga dengan ayat-ayat
qauliyah. Kedua, dengan ath-thariqah ghairu rasmiyah (jalan tidak resmi) yaitu melalui
ilham secara kepada makhluk-Nya di alam semesta ini (baik makhluk hidup maupun yang
mati), tanpa melalui perantaraan malaikat Jibril. Karena tak melalui perantaraan malaikat
Jibril, maka bisa disebut jalan langsung (mubasyaratan). Kemudian jalan ini disebut juga

Kesatuan Ayat Qauliyah


dengan ayat-ayat kauniyah.
Ayat-ayat qauliyah mengisyaratkan kepada manusia untuk mencari ilmu alam semesta
(ayat-ayat kauniyah), oleh sebab itu manusia harus berusaha membacanya, mempelajari,
menyelidiki dan merenungkannya, untuk kemudian mengambil kesimpulan. Allah swt.
berfirman: “Bacalah (ya Muhammad) dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia
dan Kauniyah
telah menciptakan manusia dari ‘alaq. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.
Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan alam. Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya.”
(QS. Al-‘Alaq:1-5)
9

Interkoneksitas Dalam Memahami Ayat Qauliyah dan Kauniyah

Secara garis besar, Allah menciptakan ayat dalam


dua jalan keduanya saling menegaskan dan saling
terkait satu sama lainnya. Hal ini membuktikan
bahwa kemampuan manusia untuk memaham
keduanya adalah keniscayaan. Allah tidak hanya
memberikan perintah untuk sekedar memahami
ayat-ayat Allah berupa Qauliyah, tetapi juga untuk
melihat fenomena alam ini.
Alam adalah ayat Allah SWT yang tidak tertuang
dalam bentuk perkataan Allah untuk dibaca dan
dihafal. Tetapi alam adalah ayat Allah yang
semestinya dieksplore dan digali sedalam-
dalamnya untuk semakin manusia mendekatkan
diri pada kemahakuasaan Allah SWT .
10

Interkoneksitas Dalam Memahami Ayat Qauliyah dan Kauniyah

AYAT / FENOMENA QAULIYAH AYAT / FENOMENA KAUNIYAH


11

Ayat / Fenoma Qauliyah

Pada penjelasan fenomena kauliyah, dapat kita tarik kesimpulan bahwaq “siklus hidrologi”
memiliki 4 (empat) macam proses yang saling menguatkan, yaitu :
hujan/presipitasi.
penguapan/evaporasi.
infiltrasi dan perkolasi (peresapan).
lipahan permukaann (surface runoff) dan limpasan air tanah (subsurface rzrnoff)
 
Isyarat adanya fenomena “siklus hidrologi” dapat kata lihat pada surat An-Nur (24) ayat 43,
yaitu yang artinya :
Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, Kemudian mengumpulkan antara
(bagian-bagian)nya, Kemudian menjadikannya bertindih-tindih, Maka kelihatanlah olehmu
hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari
langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, Maka ditimpakan-
Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari
siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan
penglihatan. ( QS. An – Nur : 43 )
 
Ayat diatas menunjukkan adanya proses inti yang sedang berlangsung dan merupakan
bagian dari proses “siklus hidrologi.”Kedua proses itu, yaitu proses penguapan
(evaparasi)yang ditunjukkan dengan kata “awan”dan proses hujan (presipitasi)yang berupa
keluarnya air dan butiran es dari awan.
 Dengan demikian dijelaskan dan diberikan contoh hubungan antara ayat Qauliyah sebagai
petunjuk wahyu yang memberikan isyarat global tentang fenomena iptek, untuk membantu
menjelaskan dan mencocokkan terhadap ayat Kauniyah.
12

Ayat / Fenomena Kauniyah

S iklus hidrologi adalah sirkulasi air yang terjadi akibat radiasi/panas matahari, sehingga air yang dilaut,
sungai, dan juga air pada tumbuh-tumbuhan mengalami penguapan ke udara

(transpiration), sehingga dikenal sebagai evapotranspiration, lalu uapair tersebut pada ketinggian tertentu
menjadi dinggin dan terkondensasi menjadi awan. Akibat angin,bekumpulan awan dengan ukuran tertentu dan
terbuat awan hujan, karena pengaruh berat dan gravitasi kemudian terjadilah hujan (presipitasion).
Beberapa air hujan ada yang mengalir di atas permukaan. Tanah sebagai aliran limpasan (overland flow) dan
ada yang terserap kedalam tanah (infiltrasioan). Aliran limpasan selanjutnya dapat mengisi tampungan-
cekungan (depresioan storage). Apabila tampungan ini telah terpenuhi, air akan menjadi limpasan-permukaan
(surface runoff) yang selanjutnya mengalir kelaut. Sedangkan air yang terinfiltrasi, bisa keadaan formasi
geologi memungkinkan, sebagian dapat mengalir literal di lapisan tidak kenyang air sebagai aliran antara
(subsurface flow/interflow).

Sebagian yang lain mengalir vertikal yang disebut dengan “perkolasi” (percolation) yang akan mencapai
lapisan kenyang air (saturated zone/aquifer). Air dalam akifer akan mengalir sebagai air tanah (grounwter
flow/base flow) kesungai atau ketampungan dalm (deep storage). Siklus hirologi ini terjadi terus-menerus atau
berulang-ulang dan tidak terputus.
13

Kesimpulan

Berdasarkan dari pemaparan di atas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa :

1. Allah SWT menuangkan sebagian kecil dari ilmu Nya kepada umat manusia. Dalam Al-
Qur'an, manusia diseru untuk merenungi berbagai kejadian dan benda-benda alam yang
dengan jelas menunjukkan kepada keberadaan dan ke-Esaan Allah beserta Sifat-sifat-Nya.

2. Hubungan antara ayat Qauliyah sebagai petunjuk wahyu yang memberikan isyarat global


tentang fenomena iptek, untuk membantu menjelaskan dan mencocokkan terhadap ayat
Kauniyah.
14

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai