NASIONAL
(SISLOGNAS)
JAMES PAPARANG / 922021009
RILIE TIRZA L SAGAI / 922021010
CLARISSA SUSILO / 922021014
VISI DAN MISI LOGISTIK INDONESIA
• “Terwujudnya Sistem Logistik yang terintegrasi secara lokal, terhubung secara global
untuk meningkatkan daya saing nasional dan kesejahteraan rakyat (locally integrated,
globally connected for national competitiveness and social welfare)” (Source)
• Terintegrasi Secara Lokal (Locally Integrated), diartikan bahwa pada tahun 2025 seluruh
aktivitas logistik di Indonesia mulai dari tingkat pedesaan, perkotaan, sampai dengan antar
wilayah dan antar pulau beroperasi secara efektif dan efisien dan menjadi satu kesatuan
yang terintegrasi secara nasional dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang akan membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat Indonesia.
ARAH KEBIJAKAN LOGISTIK INDONESIA
BERDASARKAN VISI DAN MISI
• Berdasarkan 6 (enam) faktor penggerak utama (six key-driver) sistem logistik nasional yang diwadahi oleh
tatanan kelembagaan, maka arah kebijakan yang akan ditempuh adalah:
• Penetapan Komoditas Penggerak Utama
• Pengintegrasian simpul-simpul infrastruktur Logistik
• Pengembangan dan penerapan Sistem Informasi dan Komunikasi yang handal, dan aman;
• Pengembangan Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik lokal yang berkelas dunia;
• Pengembangan Sumber Daya Manusia Logistik yang profesional;
• Penataan peraturan/perundangan di bidang logistic
• Penyelenggaraan tata kelola kelembagaan sistem logistik nasional yang efektif
PERMASALAHAN DI INFRASTRUKTUR
• Pelabuhan : belum tersedianya pelabuhan hub internasional, rendahnya produktivitas dan kapasitas pelabuhan, dan belum
terintegrasinya manajemen kepelabuhanan
• Prasarana Jalan : terbatasnya kapasitas jalan telah berdampak pada bertambahnya waktu tempuh perjalanan, sehingga pada ruas-
ruas tersebut memerlukan peningkatan kapasitas dan pengembangan jaringan baru secara bertahap.
• Kereta Api : jalur Kereta Api yang masih menggunakan single track, banyaknya kondisi rel yang sudah tua dan teknologi yang
sudah usang, dan gerbong yang perlu segera diganti.
• Angkutan sungai dan penyebrangan : potret masa depan industry ferry Indonesia akan menuju Pola tarif ferry berbasis pasar (pro-
market mechanism). Sehingga menuntut peremajaan armada kapal angkutan penyeberangan/ferry (excellent ferry ship), dan
peningkatan citra pelayanan angkutan penyeberangan/ferry (superior services at the highest safety standard).
• Angkutan multimoda : 1). Infrastruktur yang belum menunjang, seperti akses jalan Kereta Api dari Tanjung Priok belum bisa
langsung ke container yard dan dari Gede Bage masih memerlukan dua kali customs handling. 2).Gudang transit yang belum
memadai, baik di pelabuhan udara maupun di pelabuhan laut.
PERMASALAHAN DI DAYA SAING PENYEDIA
JASA RENDAH
• Layanan logistik yang ditangani terfragmentasi dalam sebaran kegiatan transportasi,
pergudangan, freight forwarding, kargo, kurir, shipping, konsultansi, dan sebagainya,
sehingga tidak ada satu perusahaan nasional yang menguasai pasar secara dominan.
Kemampuan penyedia jasa logistik Indonesia masih terbatas baik dalam jaringan
internasional, maupun permodalan. Selain itu perijinan Lisensi bagi LSP asing di
Indonesia ada yang ditangani oleh Kementerian Perdagangan, ada yang dari Kementerian
Perhubungan, bahkan ada yang dari Kementerian Komunikasi dan Informatika
PERMASALAHAN DI KETERSEDIAAN
INFRASTRUKTUR DAN JARINGAN YANG MASIH
BELUM MAKSIMAL
• jaringan yang handal (Perpres No. 26 Tahun 2012)
• Dengan dibangun dan diimplementasikannya sistem National Single Window (NSW) yang merupakan
pengintegrasian sistem pelayanan kepabeanan dengan pelayanan perdagangan (trade system) dan pelayanan
kepelabuhanan (port system) untuk pengurusan ekspor dan impor. Namun demikian konektivitas sistem
informasi dan komunikasi antara infrastruktur pelabuhan dengan transportasi intermoda dan multimoda
belum terbangun dengan baik. . Komunikasi dihadapkan pada tiga permasalahan pokok yaitu:
• 1. belum tersedianya infrastruktur dan jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang handal;
• 2. terbatasnya Jangkauan jaringan pelayanan non seluler;
• 3. sebagian besar masih menggunakan sistem manual paper based system.
SDM LOGISTIK YANG MASIH RENDAH
• Pengembangan e-logistic
• Pemerintah Indonesia telah meluncurkan implementasi layanan delivery order (DO) online melalui System Indonesian
National Single Window (SINSW) pada bulan Oktober 2019 lalu. Hingga saat ini, Lembaga Nasional Single Window
selaku penyelenggara SINSW mencatat hampir 200.000 data delivery order (DO) online yang diterima dan dikirim
melalui SINSW.
• Selanjutnya, Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Hubla berencana akan melakukan familiarisasi sanksi bagi
pelaku usaha yang tidak menerapkan pelayanan DO online. Ketentuan mengenai sanksi tersebut, telah diatur dalam
Permenhub No 42 tahun 2020. Direktur Penjaminan Mutu INSW menyatakan partisipasi pelaku usaha sangat
menentukan.
• Dengan dukungan dari masyarakat usaha, hal ini secara tidak langsung memberikan apa yang diharapkan pemerintah,”
tandasnya. (lenterasultra.com, 2020)
KETERKAITAN SISLOGNAS DENGAN INPRESS
NO. 5 TAHUN 2020
• Menurut INPRESS No. Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional Diktum
keempat :
• Menteri Keungan Bertanggungjawab Dalam Pelaksanaan Ekosistem Logistik Nasional.
• simplifikasi proses bisnis layanan pemerintah di bidang logistic yang berbasis teknologi informasi
untuk menghilangkan repetisi dan duplikasi ;
• kolaborasi sistem-sistem layanan logistic baik internasional maupun domestik antar pelaku kegiatan
logistik di sektor pemerintah dan swasta;
• kemudahan transaksi pembayaran penerimaan negara dan fasilitasi pembayaran antar pelaku usaha
terkait proses logistik.
KETERKAITAN SISLOGNAS DENGAN INPRESS
NO. 5 TAHUN 2020
Dan sebagaimana dimaksud dalam Diktum Keempat, maka pada Diktum kelima
menyatakan bahwa Menteri Keuangan melakukan koordinasi, sinergi dan sinkronisasi
dengan KPK, dan untuk memberikan dukungan atas pelaksanaan penataan logistik nasional,
maka Diktum keenam menyatakan mengenai Tugas dan Fungsi dari Menteri Perhubungan,
Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri Dalam Negeri, dan Para Gubernur.
KETERKAITAN SISLOGNAS DENGAN INPRESS
NO. 5 TAHUN 2020
• Integrasi Sislognas Melalui Indonesia National Single Window (INSW). Dalam Diktum Keenam Inpress No.5
Tahun 2020 menyebutkan bahwa :
• Menteri Perhubungan mengintegrasikan sistem perizinan dan pelayanan ekspor, impor, dan logistik di lingkungan
kerja Kementrian Perhubungan dengan sistem ekosistem logistik nasional melalui INSW, juga melakukan penataan
tata ruang kepelabuhan serta jalur distribusi barang.
• Menteri Perdagangan mengintegrasikan sistem pengajuan perizinan ekspor dan impor di Kementrian Perdagangan
dengan sistem ekosistem logistik nasional melalui INSW, serta mengintegrasikan proses bisnis pelaporan
perdagangan antar pulau dengan proses bisnis keberangkatan dan kedatangan sarana pengangkut dalam sistem
ekosistem logistik nasional (INSW).
• Menteri Perindustrian menyederhanakan proses bisnis untuk mengintegrasikan sistem pengajuan persyaratan
perizinan ekspor dan impor dengan sistem ekosistem logistik nasional melalui INSW.
PENILAIAN EFEKTIFITAS LOGISTIK BAGI
PELAKU USAHA
• Supply Chain Indonesia (SCI) mengapresiasi Inpres No. 5/2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik
Nasional (Ekolognas) yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo pada 16 Juni 2020. Inpres tersebut
bertujuan meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi, dan meningkatkan daya
saing ekonomi nasional. Inpres Ekolognas merupakan pedoman kementerian/lembaga (K/L, pusat/daerah)
dalam merealisasikan Rencana Aksi (RA) 2020-2024. Realisasi RA 2020-2024 membutuhkan syarat
utama saling mengintegrasikan komitmen. Baik antar-K/L pusat/daerah, pelaku usaha, users, maupun
masyarakat, untuk merajut pola-pola kolaboratif-produktif (bisnisnews.id, 2020).
• Senior Consultant SCI Dhanang Widijawan menyatakan, secara empiris Inpres membutuhkan integrasi
komitmen merujuk pada efektivitas regulasi/lembaga sebelumnya. Terdapat kemiripan dalam desain dan
konstruksi hukum kebijakan Inpres Ekolognas dengan tiga regulasi sebelumnya (bisnisnews.id, 2020).
PENILAIAN EFEKTIFITAS LOGISTIK BAGI
PELAKU USAHA
• Dhanang menjelaskan bahwa MP3EI merupakan arahan strategis dalam percepatan dan
perluasan pembangunan ekonomi, selama 15 tahun (2011-2025), sebagai pelaksanaan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (2005-2025), dan pelengkap dokumen
perencanaan, dan beliau juga berpendapat bahwa efektivitas Inpres Ekolognas masih
perlu diuji karena secara empiris terdapat regulasi/lembaga (Sislognas, MP3EI, dan
Roadmap e-Commerce) dengan tugas dan fungsi yang mirip (bisnisnews.id, 2020).
KESIMPULAN
• Maka, melalui data dan keterangan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Implementasi
Inpres Ekolognas memerlukan interkoneksitas (benang merah) dengan regulasi dan
peran/fungsi kelembagaan sebelumnya. Mata rantai interkoneksitas menguatkan
integrasi komitmen bersama untuk menata ekosistem logistik nasional secara efisien.
REFERENSI
• Referensi
• Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2012. Cetak Biru Sistem Logistik Nasional.
2012
• http://kinerja.ekon.go.id/berita/detail/program-prioritas-55-pengembangan-logistik-nasional
• https://lenterasultra.com/blog/2021/04/30/pelabuhan-tanjung-priok-paling-tinggi-implementasikan-do-
dan-sp2-online-di-indonesia/
• Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2020. Penataan Ekosistem Logistik Nasional. 2020
• www.bisnisnews.id. Kinerja Logistik, Inpress No.5/2020 Perlu Integrasi Komitmen. Juni-2020