Anda di halaman 1dari 45

Case Base Discussion

Hipokalemi, Hipokalsemia, Post Covid-19 Syndrome

Dewi Purnama Sari


NIM. 2030912320032

Pembimbing:
dr. Nina Mulyani, Sp.PD

Departemen / KSM Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran ULM / RSUD Ulin Banjarmasin
Oktober 2021
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. J
Umur : 56 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Banjar
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Komplek griya ulin permai 01/05 landasan ulin, kota Banjarbaru
MRS : 28 September 2021
No. RMK : 1-46-98-07
Ruangan/Bed : Gedung Tulip Lt. 3 Bangsal Penyakit Dalam, PDP 9
Anamnesis
KU : Kesemutan
• Pasien mengeluhkan kesemutan pada kedua tangan sejak ± 2 minggu yang lalu diikuti
dengan gemetaran dan badan terasa lemah. Terkadang kaki dan muka kesemutan. Jari-jari
tangan pasien pernah tiba-tiba kaku dan tidak dapat dilemaskan. Mual ± 2 minggu terakhir,
Muntah (-), kembung (-), dan kedua kaki pasien bengkak (+)
• Pasien pernah mengalami covid pada bulan agustus dengan gejala demam, sesak nafas, nyeri
otot, BAB cair. Sempat opname selama 3 hari di klinik nirwana banjarbaru. Saat hari ke-3
perawatan pasien merasa sesak jika tidak diberi oksigen. Pasien diberikan oksigen selama 1
hari dan dibolehkan pulang setelah swab eval negatif, lalu berobat lagi ke RSUD Ulin
karena sesak menetap meski telah dinyatakan sembuh dari covid. Selama perawatan di ulin
swab eval covid 2 kali dan dinyatakan negative, namun sesak tetap terasa dan nafas ngos-
ngosan. Demam (-), dan batuk (-). Diabetes melitus (-), Hipertensi (+) dari 5 tahun yang lalu
ANAMNESIS
RPD

• Pasien tidak pernah memiliki keluhan serupa sebelumnya


• Pasien memiliki riwayat hipothyroid, terakhir kontrol maret. Minum obat selama 2 bulan 1x1 tablet pasien
lupa nama obatnya.
• Pasien memiliki Riwayat maag dan pernah di opname 2 kali di rumah sakit di banjarbaru

RPK
• Keluarga pasien tidak ada memiliki keluhan serupa
• Ayah dan kakak pasien memiliki asma
• Riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung dan hati di keluarga pasien disangkal
R. Sosial
• Pasien tidak ada Riwayat alergi
• Pasien suka makan makanan asin
• Pasien tidak pernah merokok, mengonsumsi alkohol, maupun obat terlarang
PEMERIKSAAN FISIK (5 OKTOBER 2021)
KU : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
TV :
GCS : E4V5M6
Tekanan Darah : 130/90mmHg
Denyut Nadi : 108 kali/menit, kuat angkat, reguler
Frekuensi Nafas : 28 kali/menit, regular
Temperatur Aksila : 36,9°C
Saturasi Oksigen : 94% RA
Status Gizi
Normal
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 165 cm
IMT : 23,8 kg/m2
PEMERIKSAAN
Mata
FISIK
Sklera: ikterik (-)
-
- Konjungtiva: pucat (+)
Kepala dan Leher Bibir Pucat (-), perdarahan gusi (-), edema gingiva (-), hiperpigmentasi pada wajah (-).
perdarahan hidung (-), kaku kuduk(-), pembesaran KGB (-), trakea terletak ditengah,
Chovstek sign (+)
Thorax: I: Gerakan dinding dada simetris, pectus carinatum (-), pectus excavatum (-), Barell chest
(-)
P: Fremitus vocal simetris, nodul (-), massa (-), nyeri (-)
P: S S A: Breath sound V V Rh - - Wh - -
S S V V - - - -
R R V V - - - -
Lung I : Ictus kordis tidak terlihat
P : Ictus teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra
P:
Batas kiri = ICS V linea midclavicularis sinistra
Batas kanan= ICS IV linea midclavicularis dextra
Batas pinggang = ICS III linea parasternal sinistra
A: S1 S2 tunggal, Gallop (-), Murmur (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen Inspeksi: abdomen tampak datar, striae (-), scar (-), venektasi (-), spider nevi (-)
Auskultasi: BU(+) 28x/mnt, bruit (-)
Palpasi: hepatomegali (-), hepar tidak teraba, massa (-), splenomegali (-)
Nyeri tekan: - - -
- - -
- - -
Perkusi: timpani(+)
Nyeri ketok ginjal (-/-)

Ekstremitas Akral Hangat + + Edem - -


++ ++
Motorik +5 +5
+5 +5
Trosseau sign (+)
Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


29/9 30/9 1/10 2/10 3/10 4/10 5/10 6/10
HEMATOLOGI
Hemoglobin 9.9 9.1 9.4 9.2 12.0-16.0 g/dl
Leukosit 5.0 5.9 7.4 9.9 4.0-10.5 ribu/ul
Eritrosit 3.43 3.13 3.16 3.10 4.00-5.30 juta/ul
Hematokrit 29.9 27.5 26.8 27.5 37.0-47.0 %
Trombosit 277 257 278 259 150-450 ribu/ul
RDW-CV 14.9 15.0 14.6 14.8 12.1-14.0 %
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
29/9 30/9 1/10 2/10 3/10 4/10 5/10 6/10
MCV, MCH, MCHC
MCV 87.2 87.9 84.4 88.7 75.0-96.0 fl
MCH 28.9 29.1 29.7 29.7 28.0-32.0 pg
MCHC 33.1 33.1 35.1 33.5 33.0-37.0 %
HITUNG JENIS
Basofil% 0.4 0.5 0.3 0.4 0.0-1.0 %
Eosinofil% 4.6 3.7 2.6 2.9 1.0-3.0 %
Neutrofil% 37.9 51.9 59.6 64.0 50.0-81.0 %
Limfosit% 40.6 34.9 30.8 25.6 20.0-40.0 %
Monosit% 16.5 9.0 6.7 7.1 2.0-8.0 %
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
29/9 30/9 1/10 2/10 3/10 4/10 5/10 6/10
HITUNG JENIS
Basofil# 0.02 0.03 0.02 0.04 <1.00 ribu/ul
Eosinofil# 0.23 0.22 0.19 0.29 <3.00 ribu/ul
Neutrofil# 1.90 3.07 4.39 6.33 2.50-7.00 ribu/ul
Limfosit# 2.04 2.06 2.27 2.53 1.25-4.00 ribu/ul
Monosit# 0.83 0.53 0.49 0.70 0.30-1.00 ribu/ul
HFLC# 30 /ul
HFLC% 1 %
HEMOSTASIS
Hasil PT 13.0 9.9-13.5 detik
INR 1.20 -
Control normal PT 11.4 -
HASIL APTT 33.0 22.2-37.0 detik
Control normal APTT 26.1 -
Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan
Rujukan
29/9 30/9 1/10 2/10 3/10 4/10 5/10 6/10

KIMIA
HATI DAN PANKREAS
Albumin 2.4 2.6 2.4 2.4 2.5 2.3 2.6 2.5 3.5-5.2 g/dl
GINJAL
Ureum 17 9 6 0 - 50 mg/dL
Kreatinin 0.79 0.93 0.84 0.57 -1.11 mg/dl

ELEKTROLIT
Kalsium 5.3 5.6 5.7 5.9 6.1 5.8 6.3 6.7 8.4-10.0 mg/dl
Natrium 139 141 142 143 138 141 138 140 136-145 Meq/L
Kalium 2.3 2.6 2.9 2.7 2.8 3.5 3.1 3.4 3.5-5.1 Meq/L
Khlorida 95 99 102 103 105 109 104 108 98-107 Meq/L
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
3/10
URINALISA
MAKROSKOPIS
Warna kuning Kuning -
Kejernihan Jernih Jernih -
Berat Jenis 1.015 1.005-1.030 -
pH 8.0 5.0-6.5 -
Keton Negatif Negatif -
Protein-Albumin 2+ Negatif -
Glukosa Negatif Negatif -
Bilirubin Negatif Negatif -
Darah Samar 1+ Negatif -
Nitrit Negatif Negatif -
Urobilinogen 0.2 0.1-1.0 -
Lekosit Negatif Negatif -
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
3/10
SEDIMEN URIN
Lekosit 0-1 0-3 /LPB
Eritrosit 2-4 0-2 /LPB
Epithel 1+ 1+ -
Kristal Negatif Negatif -
Silinder Negatif Negatif -
Bakteri Negatif Negatif -
PEMERIKSAAN FOTO THORAX (24/09/2021)

- Cor : ukuran dan bentuk normal


- Pulmo : tampak fibrosis paru bilateral,
tak tampak hilus melebar, corakan
bronchovaskular normal
- Sinus tajam
- Diafragma normal

Kesimpulan : Kurang inspirasi


• Secara radiologi cor dalam batas
normal
• Pulmonary fibrosis
PEMERIKSAAN USG ABDOMEN (28/9/2021) - Hepar : Ukuran tak membesar, ekoparenkim
homogen, tepi regular, marginal angle tajam,
tak tampak cyst/abses/nodul. Vena porta tidak
dilatasi.vena hepatica tak dilatasi, Duktus
biliaris intra/ekstrahepatal tidak dilatasi.
- Kandung Empedu : Ukuran tak membesar,
dinding tak menebal, tak tampak batu
- Pankreas : Ukuran normal, parenkim
homegen, tak tampak nodul/cyst.
- Spleen: ukuran tidak membesar, Vena lienalis
tidak dilatasi, tak tampak nodul/cyst.
- Ren D : Ukuran normal, ekoparenkim
hemogen, pelvokaliseal system tak dilatasi,
tak tampak batu/cyst/mass.
- Ren S: Ukuran normal, ekoparenkim
homogen, pelvokaliseal system tak dilatasi,
tak tampak batu/cyst/mass.
- Vesika urinaria : Balon kateter (+), tak tampak
batu

Kesimpulan : USG hepar, Kandung empedu,


spleen, pancreas, ren tak tampak kelainan
PEMERIKSAAN EKG (27/9/2021)

- Irama: Sinus
- Laju: 100x/menit
- Axis: Normoaxis
- Gel P : normal (durasi 0,08 s;
amplitudo 0,4 mm)
- Interval PR: normal (durasi 0,12 s)
- Kompleks QRS: durasi sempit (0,08
s), Q patologis (-), LVH (-), RVH (-)
- Segment ST: isoelektris, ST elevasi
(-), ST depresi (-)
- Gel T: normal, T inversi (-), T tall (-)
- QTc: memanjang (496 ms)
Kesimpulan: Irama sinus dengan HR
100x/menit, normoaxis, prolong QTc
memanjang
Resume Data Dasar
1. KU : Kesemutan
2. Anamnesis :
kesemutan pada kedua tangan sejak ± 2 minggu yang lalu + gemetaran dan terasa lemah. Terkadang
kaki dan muka kesemutan. Jari-jari tangan pasien pernah tiba-tiba kaku dan tidak dapat dilemaskan. Pasien
pernah mengalami covid pada bulan agustus, setelah sesak tetap terasa dan nafas ngos-ngosan. Mual ± 2
minggu. Pasien sudah dilakukan koreksi kalium 8 kali selama di ulin, kalium membaik sebentar, namun turun
lagi. Pasien memiliki riwayat hipothyroid. Pasien memiliki riwayat hipertensi dari 5 tahun yang lalu
Resume Data Dasar
2. Pemeriksaan Fisik :
TD : 130/90, HR : 108 x/mnt, RR : 28 x/mnt, Suhu : 36,9, Spo2 98% nc 5 lpm, Konjungtiva Pucat (+), edem ekstremitas bawah (+)
3. Pemeriksaan Penunjang :
Lab (05/10/21) : Kalsium 6,3 mg/dl, Kalium 3,1 meq/dl, Albumin 2.6 g/dl
1. Masalah: Hipokalemi dan Hipokalsemia
Data pendukung:
1. Anamnesis : Kesemutan pada kedua tangan sejak ± 2 minggu yang lalu, terkadang kaki dan muka
kesemutan, gemetaran (+), badan lemah (+). Jari-jari tangan pernah tiba-tiba kaku dan tidak dapat
dilemaskan. Riwayat positif COVID-19 (+) pada 5 Agustus 2021 dengan gejala demam tinggi (+), myalgia
(+), sesak nafas (+). Pasien dirawat 1 hari di klinik Nirwana Banjarbaru dan dipulangkan dengan keluhan
yang masih ada, 1 hari kemudian pasien dibawa ke IGD RSUD Ulin Banjarmasin. Riwayat hipotiroid (+)
rutin minum obat 1 x 1 tablet namun pasien lupa nama obatnya dan terakhir kontrol pada bulan Maret 2021.
Riwayat maag (+) dirawat selama 2x di rumah sakit di Banjarbaru. Keluhan penyerta pada pasien adalah
muntah (+) dirasakan 2 minggu terakhir, muntah (-), perut kembung (-), dan pasien merasa bengkak pada
ekstremitas bawah.
2. Pemeriksaan fisik : Chovstek sign (+), trousseau sign (+)
3. Pemeriksaan tambahan :
Lab elektrolit (05/10/2021) : kalsium 6.3, kalium 3.1
2. Masalah: Post Covid-19 Syndrome
Data pendukung:
1. Anamnesis: Riwayat terinfeksi covid-19 pada bulan agustus dengan gejala demam dan sesak nafas, meski
telah dinyatakan sembuh sesak tetap terasa dan nafas ngos-ngosan.
2. Pemeriksaan fisik: (5/10/2021) : SpO2 94% RA
3. Masalah: Nausea w.o vomit
Data pendukung:
1. Anamnesis: Pasien mengeluhkan mual sejak ± 2 minggu lalu tanpa disertai muntah, Pasien memiliki Riwayat maag dan pernah di opnam
2 kali di rumah sakit di banjarbaru
2. Pemeriksaan fisik: -
3. Pemeriksaan tambahan: -
4. Masalah: Hipertensi on terapi
Data pendukung:
1. Anamnesis: Hipertensi (+) sejak 5 tahun yang lalu
2. Pemeriksaan fisik: TD : 130/90
3. Pemeriksaan tambahan: -
5. Masalah: Hipoalbuminemia
Data pendukung:
1. Anamnesis: Pasien mengeluh badan terasa lamah
2. Pemeriksaan fisik: SpO2 98% nc 5 lpm, Edem Ekstremitas bawah (+)
3. Pemeriksaan tambahan:
Lab kimia hati dan pankreas (05/10/2021) : Albumin 2.6 g/dl
FOLLOW UP
HP S O A P
1. (5/10) Kesemutan (+) CM, TD 146/100, RR 28 1. Hipokalemia + Hipokalsemia Ptx:
Mual (+) Konjungtiva anemis (+) refrakter Candesartan 1x8 mg
Nyeri kepala (+) CVC (+) 1.1 Renal loss Curcuma 3x1 tab
1.2. GI loss Channai 2x2 tab
1.3 Hyperventilation + alkalosis KSR 3x600 mg
respirasi Caco3 3x500 mg
2. Post Covid-19 Syndrom
3. Nausea & vomitus
4. Hipertensi on terapi
5. Moderat hypoalbuminemia
5.1 Renal loss
5.2 Low intake

2. (6/10) Gemetaran (+) CM, HR 129, RR 30 1. Hipokalemia + Hipokalsemia Ptx:


Kesemutan (+) Konjungtiva anemis (+) refrakter O2 2lpm k/p
Mual (+) CVC (+), 1.1 Renal loss Inj omeprazol 2x40 mg
Muntah (-) Abd: Nyeri tekan iliaca dextra (+) 1.2. GI loss Inj Metoclopramide 3x1 g
Tidur membaik 1.3 Hyperventilation + alkalosis Koreksi K (100 mcg kcl dalam 500 cc
respirasi Nacl 0,9% habis dalam 8 jam) 1 siklus/
hari
2. Post Covid-19 Syndrom Po Candesartan 1x8 mg
3. Nausea & vomitus Po Curcuna 3x1 tab
4. Hipertensi on terapi Po Channa 2x2 tab
5. Moderat hypoalbuminemia KSR 3x600 mg
5.1 Renal loss CaCo3 3x500 mg
5.2 Low intake
Rencana Rencana
Masalah Rencana Terapi Rencana Edukasi
Diagnosis Monitoring
1. Hipokalemia + Hipokalsemia • Renal biopsy • KSR 3x600 mg • Monitoring KIE pasien dan
refrakter • Ca glukonat (CaCo3) keadaan umum keluarga pasien
1.1 Renal loss 1-2 gr dalam D5% drip pasien mengenai kondisi
1.2. GI loss IV 30-60 menit tiap 6 pasien
1.3 Hyperventilation + alkalosis jam • Monitoring
respirasi • Koreksi K (100 mcg serum
kcl dalam 500 cc Nacl elektrolit
0,9% habis dalam 8 (kalium)
jam) 1 siklus/ hari
PEMBAHASA
N

Hipokalemia didefinisikan sebagai konsentrasi kalium [K+] serum kurang dari 3,5 mEq/L
(nilai normal 3,5 – 5,0 mEq/L). Hipokalemia berat dan mengancam jiwa didefinisikan
ketika kadar kalium <2,5 mEq/L. Hipokalemia dapat terjadi akibat asupan yang kurang,
perpindahan ke dalam sela tau kehilangan kalium renal maupun non-renal.

Hipokalsemia adalah salah satu gangguan elektrolit yang paling umum yang diagnosis
dan manajemennya memerlukan evaluasi yang cermat oleh dokter. Ini didefinisikan
sebagai kadar kalsium total serum yang terkoreksi <2,12 mmol/l (8,5 mg/dl).
Abnormal losses Pergeseran traselular (lanjutan)
Pengobatan Alkalosis
Diuretik, laksatif dan enema, kortikosteroid Sindrom refeeding
Gastrointestinal loss Peningkatan stimulasi beta adrenergic
Renal loss delirium tremens, head injury, infark
miokard
Diuresis osmotik, mineralocorticoid excess, asidosis
tubular ginjal tipe I dan II, polidipsi, defek transport Tirotoksikosis ETIOLOGI
renal intrinsic
Familial hypokalemic periodic paralysis HIPOKALEMIA
Hipomagnesemia
Hipotermia
Dialisis/plasmafaresis Inadequate intake
Pergeseran transelular Anoreksia
Demensia
Pengobatan
Starvasi
Overdosis insulin, beta simpatomimetik, Pseudohypokalemia
dekongestan, xhantine, amfoterisin B, intoksikasi Analisis sampel terlambat
kloroquin, intoksikasi barium, intoksikasi cesium
Leukositosis signifikan (> 75.000/mm3)
PTH-Mediated Cause
Penyakit genetik Penyakit didapat
Familial isolated hypoparathyroidism Post-surgical Hypoparathyroidism

Syndromes associated with hypoparathyroidism: Hypomagnesemia

ETIOLOGI
- 22q11.2 deletion (DiGeorge) syndrome Hypermagnesemia
- Hypoparathyriodism, Sensory Neural Deafness, Renal
Autoimmune polyendocrine syndrome
Dysplasia Syndrome (HDR)

- Kearns–Sayre syndrome
type 1 (APS1) HIPOKALSEMIA
- Kenny–Caffey syndrome type 1 and 2 Blood transfusion (haemosiderosis)
- Mitochondrial encephalomyopathy with lactic acidosis and
stroke-like episodes (MELAS) syndrome Radiation therapy
- Sanjad Sakati syndrome (SSS)
- Mitochondrial trifunctional protein (MTP) deficiency Sclerotic metastases
syndrome

Autosomal Dominant Hypocalcemia (ADH) 1 and 2

Pseudohypoparathyroidism 1A and 1B

Wilson’s disease

Hemochromatosis
Non PTH - mediated causes

Genetik Didapat

Vitamin D dependent rickets (VDDR) type 1 and Vitamin D deficiency


2
Malabsorption
Hypocalcemic vitamin D-resistant rickets
(HVDRR) Chronic kidney disease ETIOLOGI
“Hungry bone” syndrome
HIPOKALSEMIA
Osteopetrosis

Maternal hyperparathyroidism End-stage liver disease

Critical illness

Acute pancreatitis

Citrate (blood trasfusion)

Drugs:

- Loop diuretics
- Phosphate
- Foscarnet
- EDTA
- Anti-convulsants
- Magnesium sulfate
- Calcitonin, bisphosphonates,
denosumab
- Cinacalcet
Tanda dan gejala hipokalemia
Derajat Gejala dan Tanda Klinis
Ringan-sedang Tanpa gejala atau dengan gejala ringan, terutama pada orang tua atau pada orang yang menderita penyakit jantung
atau ginjal
 
Berat Renal - Asidosis metabolic
- Rabdomiolisis
- Penyakit ginjal terkait hipokalemia (tubulointerstitial nefritis, diabetes
- insipidus nefrogenik, kista)
  Neuromuskular - Kram otot
- Kelemahan dan paresis
- Paralisis asending
  Gastrointestinal - Konstipasi
- Paralisis mengakibatkan ileus usus, anoreksia, dan mual muntah
  Respirasi - Gagal nafas
  Kardiovaskuler - Perubahan EKG (gelombang U, gelombang T datar, perubahan segmen ST)
- biasanya pada serum K+ <2,7 mmol/L.
- Aritmia jantung
- Gagal jantung
TATALAKSANA HIPOKALEMIA
Indikasi koreksi kalium

• Indikasi mutlak: pemberian kalium mutlak


segera diberikan yaitu pada keadaan pasien
sedang dalam pengobatan digitalis, pasien dengan
ketoasidosis diabetik, pasien dengan kelemahan Pemberian kalium oral sebesar 40-60 mEq dapat
otot pernafasam dan pasien dengan hipokalemia meningkatkan kadar kalium sebesar 1 – 1,5 mEq/L dan
berat (K < 2 Meq/L). pemberian 135 – 160 mEq dapat meningkatkan kadar kalium
• Indikasi kuat: kalium harus diberikan dalam 2,5 – 3,5 mEq/L. Pemberian kalium intravena dengan KCl.
waktu tidak terlalu lama yaitu pada keadaan Kecepatan pemberian KCl melalui vena perifer 10 mEq/jam,
insuffisiensi coroner/iskemia otot jantung, atau melalui vena central 20 mEq/jam atau lebih pada
ensefalopati hepatic dan pasien menggunakan obat keadaan tertentu.
yang dapat menyebabkan perpindahan kalium dari
ekstrasel ke intrasel.
• Indikasi sedang: pemberian kalium tidak perlu
segera, seperti pada hipokalemia ringan (K 3-3,5
mEq/L)
TATALAKSANA HIPOKALSEMIA

Terapi farmakologik pada hipokalsemia diantaranya:

• Ca glukonat 1 - 2 gram dalam 500 ml dextrose 5% di drip IV selama 30 – 60 menit, dapat diulang tiap 6 jam sampai kadar Ca

total 7 mg/dL. Kadar Ca total dipertahanmkan sampai 8 – 8,5 mg/dl untuk mencegah kalsiuria.

• Ergokalsiferol 50.000 – 100.000 IU/hari per-oral atau kalsitrol 0,25 – 2,0 ug/hari.

• Koreksi hypomagnesemia

• Koreksi hypoalbuminemia

• Pada penyakit ginjal kronik, dapat diberikan agen pengikat fosfat.


Rencana
Masalah Rencana Diagnosis Rencana Terapi Rencana Edukasi
Monitoring
2. Post Covid-19 Syndrom - • O2 nasal kanul 5 lpm • Monitoring KIE pasien dan
k/p (jika pasien sesak keadaan umum keluarga mengenai
atau SpO2 pasien dan keluhan kondisi pasien
menurun) pasien

• Monitoring
tanda vital
(TD, HR, RR,
SpO2)
PEMBAHASA
N

Saat ini, tidak ada definisi sindrom pasca-COVID yang diterima secara universal. Sindrom pasca
covid-19 didefinisikan untuk pertama kalinya oleh Greenhalgh et al.
Covid-19 sebagai penyakit terkait yang berlangsung lebih dari tiga minggu setelah timbulnya gejala,
dan Covid-19 kronis sebagai gejala persisten yang berlangsung lebih dari 12 minggu setelah
timbulnya gejala.
Algoritme penanganan Alur penatalaksanaan
Rencana
Masalah Rencana Diagnosis Rencana Terapi Rencana Edukasi
Monitoring
3. Nausea w.o vomit - Endoskopi • Inj Omeprazole 2x40 • Monitoring • Edukasi pasien
3.1 Gastritis mg keluhan dan keluarga
• Inj Metoclopramide pasien mengenai
3x1 mg k/p (mual- keluhan yang
muntah) diderita
Rencana
Masalah Rencana Diagnosis Rencana Terapi Rencana Edukasi
Monitoring
4. Hipertensi on terapi - • Non farmakologi • Monitoring • Edukasi pasien
-Diet DASH tanda vital dan keluarga
(TD) mengenai
• Farmakologi Hipertensi
Po Candesartan 1x8 mg • Edukasi pasien
mengenai
komplikasi
yang mungkin
terjadi dari
hipertensi
Rencana
Masalah Rencana Diagnosis Rencana Terapi Rencana Edukasi
Monitoring
5. Moderat - • Po Curcuna 3x1 tab • Monitoring KIE pasien dan
hypoalbuminemia • Po Channa 2x2 tab keadaan umum keluarga mengenai
5.1 Renal loss dan keluhan kondisi pasien
5.2 Low intake pasien

• Monitoring
kadar albumin
serum
‫‪TERIMAKASIH‬‬

‫َو ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُهُ‬

Anda mungkin juga menyukai