Case Based Discussion Dewi Purnama Sari
Case Based Discussion Dewi Purnama Sari
Pembimbing:
dr. Nina Mulyani, Sp.PD
RPK
• Keluarga pasien tidak ada memiliki keluhan serupa
• Ayah dan kakak pasien memiliki asma
• Riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung dan hati di keluarga pasien disangkal
R. Sosial
• Pasien tidak ada Riwayat alergi
• Pasien suka makan makanan asin
• Pasien tidak pernah merokok, mengonsumsi alkohol, maupun obat terlarang
PEMERIKSAAN FISIK (5 OKTOBER 2021)
KU : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
TV :
GCS : E4V5M6
Tekanan Darah : 130/90mmHg
Denyut Nadi : 108 kali/menit, kuat angkat, reguler
Frekuensi Nafas : 28 kali/menit, regular
Temperatur Aksila : 36,9°C
Saturasi Oksigen : 94% RA
Status Gizi
Normal
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 165 cm
IMT : 23,8 kg/m2
PEMERIKSAAN
Mata
FISIK
Sklera: ikterik (-)
-
- Konjungtiva: pucat (+)
Kepala dan Leher Bibir Pucat (-), perdarahan gusi (-), edema gingiva (-), hiperpigmentasi pada wajah (-).
perdarahan hidung (-), kaku kuduk(-), pembesaran KGB (-), trakea terletak ditengah,
Chovstek sign (+)
Thorax: I: Gerakan dinding dada simetris, pectus carinatum (-), pectus excavatum (-), Barell chest
(-)
P: Fremitus vocal simetris, nodul (-), massa (-), nyeri (-)
P: S S A: Breath sound V V Rh - - Wh - -
S S V V - - - -
R R V V - - - -
Lung I : Ictus kordis tidak terlihat
P : Ictus teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra
P:
Batas kiri = ICS V linea midclavicularis sinistra
Batas kanan= ICS IV linea midclavicularis dextra
Batas pinggang = ICS III linea parasternal sinistra
A: S1 S2 tunggal, Gallop (-), Murmur (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen Inspeksi: abdomen tampak datar, striae (-), scar (-), venektasi (-), spider nevi (-)
Auskultasi: BU(+) 28x/mnt, bruit (-)
Palpasi: hepatomegali (-), hepar tidak teraba, massa (-), splenomegali (-)
Nyeri tekan: - - -
- - -
- - -
Perkusi: timpani(+)
Nyeri ketok ginjal (-/-)
KIMIA
HATI DAN PANKREAS
Albumin 2.4 2.6 2.4 2.4 2.5 2.3 2.6 2.5 3.5-5.2 g/dl
GINJAL
Ureum 17 9 6 0 - 50 mg/dL
Kreatinin 0.79 0.93 0.84 0.57 -1.11 mg/dl
ELEKTROLIT
Kalsium 5.3 5.6 5.7 5.9 6.1 5.8 6.3 6.7 8.4-10.0 mg/dl
Natrium 139 141 142 143 138 141 138 140 136-145 Meq/L
Kalium 2.3 2.6 2.9 2.7 2.8 3.5 3.1 3.4 3.5-5.1 Meq/L
Khlorida 95 99 102 103 105 109 104 108 98-107 Meq/L
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
3/10
URINALISA
MAKROSKOPIS
Warna kuning Kuning -
Kejernihan Jernih Jernih -
Berat Jenis 1.015 1.005-1.030 -
pH 8.0 5.0-6.5 -
Keton Negatif Negatif -
Protein-Albumin 2+ Negatif -
Glukosa Negatif Negatif -
Bilirubin Negatif Negatif -
Darah Samar 1+ Negatif -
Nitrit Negatif Negatif -
Urobilinogen 0.2 0.1-1.0 -
Lekosit Negatif Negatif -
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
3/10
SEDIMEN URIN
Lekosit 0-1 0-3 /LPB
Eritrosit 2-4 0-2 /LPB
Epithel 1+ 1+ -
Kristal Negatif Negatif -
Silinder Negatif Negatif -
Bakteri Negatif Negatif -
PEMERIKSAAN FOTO THORAX (24/09/2021)
- Irama: Sinus
- Laju: 100x/menit
- Axis: Normoaxis
- Gel P : normal (durasi 0,08 s;
amplitudo 0,4 mm)
- Interval PR: normal (durasi 0,12 s)
- Kompleks QRS: durasi sempit (0,08
s), Q patologis (-), LVH (-), RVH (-)
- Segment ST: isoelektris, ST elevasi
(-), ST depresi (-)
- Gel T: normal, T inversi (-), T tall (-)
- QTc: memanjang (496 ms)
Kesimpulan: Irama sinus dengan HR
100x/menit, normoaxis, prolong QTc
memanjang
Resume Data Dasar
1. KU : Kesemutan
2. Anamnesis :
kesemutan pada kedua tangan sejak ± 2 minggu yang lalu + gemetaran dan terasa lemah. Terkadang
kaki dan muka kesemutan. Jari-jari tangan pasien pernah tiba-tiba kaku dan tidak dapat dilemaskan. Pasien
pernah mengalami covid pada bulan agustus, setelah sesak tetap terasa dan nafas ngos-ngosan. Mual ± 2
minggu. Pasien sudah dilakukan koreksi kalium 8 kali selama di ulin, kalium membaik sebentar, namun turun
lagi. Pasien memiliki riwayat hipothyroid. Pasien memiliki riwayat hipertensi dari 5 tahun yang lalu
Resume Data Dasar
2. Pemeriksaan Fisik :
TD : 130/90, HR : 108 x/mnt, RR : 28 x/mnt, Suhu : 36,9, Spo2 98% nc 5 lpm, Konjungtiva Pucat (+), edem ekstremitas bawah (+)
3. Pemeriksaan Penunjang :
Lab (05/10/21) : Kalsium 6,3 mg/dl, Kalium 3,1 meq/dl, Albumin 2.6 g/dl
1. Masalah: Hipokalemi dan Hipokalsemia
Data pendukung:
1. Anamnesis : Kesemutan pada kedua tangan sejak ± 2 minggu yang lalu, terkadang kaki dan muka
kesemutan, gemetaran (+), badan lemah (+). Jari-jari tangan pernah tiba-tiba kaku dan tidak dapat
dilemaskan. Riwayat positif COVID-19 (+) pada 5 Agustus 2021 dengan gejala demam tinggi (+), myalgia
(+), sesak nafas (+). Pasien dirawat 1 hari di klinik Nirwana Banjarbaru dan dipulangkan dengan keluhan
yang masih ada, 1 hari kemudian pasien dibawa ke IGD RSUD Ulin Banjarmasin. Riwayat hipotiroid (+)
rutin minum obat 1 x 1 tablet namun pasien lupa nama obatnya dan terakhir kontrol pada bulan Maret 2021.
Riwayat maag (+) dirawat selama 2x di rumah sakit di Banjarbaru. Keluhan penyerta pada pasien adalah
muntah (+) dirasakan 2 minggu terakhir, muntah (-), perut kembung (-), dan pasien merasa bengkak pada
ekstremitas bawah.
2. Pemeriksaan fisik : Chovstek sign (+), trousseau sign (+)
3. Pemeriksaan tambahan :
Lab elektrolit (05/10/2021) : kalsium 6.3, kalium 3.1
2. Masalah: Post Covid-19 Syndrome
Data pendukung:
1. Anamnesis: Riwayat terinfeksi covid-19 pada bulan agustus dengan gejala demam dan sesak nafas, meski
telah dinyatakan sembuh sesak tetap terasa dan nafas ngos-ngosan.
2. Pemeriksaan fisik: (5/10/2021) : SpO2 94% RA
3. Masalah: Nausea w.o vomit
Data pendukung:
1. Anamnesis: Pasien mengeluhkan mual sejak ± 2 minggu lalu tanpa disertai muntah, Pasien memiliki Riwayat maag dan pernah di opnam
2 kali di rumah sakit di banjarbaru
2. Pemeriksaan fisik: -
3. Pemeriksaan tambahan: -
4. Masalah: Hipertensi on terapi
Data pendukung:
1. Anamnesis: Hipertensi (+) sejak 5 tahun yang lalu
2. Pemeriksaan fisik: TD : 130/90
3. Pemeriksaan tambahan: -
5. Masalah: Hipoalbuminemia
Data pendukung:
1. Anamnesis: Pasien mengeluh badan terasa lamah
2. Pemeriksaan fisik: SpO2 98% nc 5 lpm, Edem Ekstremitas bawah (+)
3. Pemeriksaan tambahan:
Lab kimia hati dan pankreas (05/10/2021) : Albumin 2.6 g/dl
FOLLOW UP
HP S O A P
1. (5/10) Kesemutan (+) CM, TD 146/100, RR 28 1. Hipokalemia + Hipokalsemia Ptx:
Mual (+) Konjungtiva anemis (+) refrakter Candesartan 1x8 mg
Nyeri kepala (+) CVC (+) 1.1 Renal loss Curcuma 3x1 tab
1.2. GI loss Channai 2x2 tab
1.3 Hyperventilation + alkalosis KSR 3x600 mg
respirasi Caco3 3x500 mg
2. Post Covid-19 Syndrom
3. Nausea & vomitus
4. Hipertensi on terapi
5. Moderat hypoalbuminemia
5.1 Renal loss
5.2 Low intake
Hipokalemia didefinisikan sebagai konsentrasi kalium [K+] serum kurang dari 3,5 mEq/L
(nilai normal 3,5 – 5,0 mEq/L). Hipokalemia berat dan mengancam jiwa didefinisikan
ketika kadar kalium <2,5 mEq/L. Hipokalemia dapat terjadi akibat asupan yang kurang,
perpindahan ke dalam sela tau kehilangan kalium renal maupun non-renal.
Hipokalsemia adalah salah satu gangguan elektrolit yang paling umum yang diagnosis
dan manajemennya memerlukan evaluasi yang cermat oleh dokter. Ini didefinisikan
sebagai kadar kalsium total serum yang terkoreksi <2,12 mmol/l (8,5 mg/dl).
Abnormal losses Pergeseran traselular (lanjutan)
Pengobatan Alkalosis
Diuretik, laksatif dan enema, kortikosteroid Sindrom refeeding
Gastrointestinal loss Peningkatan stimulasi beta adrenergic
Renal loss delirium tremens, head injury, infark
miokard
Diuresis osmotik, mineralocorticoid excess, asidosis
tubular ginjal tipe I dan II, polidipsi, defek transport Tirotoksikosis ETIOLOGI
renal intrinsic
Familial hypokalemic periodic paralysis HIPOKALEMIA
Hipomagnesemia
Hipotermia
Dialisis/plasmafaresis Inadequate intake
Pergeseran transelular Anoreksia
Demensia
Pengobatan
Starvasi
Overdosis insulin, beta simpatomimetik, Pseudohypokalemia
dekongestan, xhantine, amfoterisin B, intoksikasi Analisis sampel terlambat
kloroquin, intoksikasi barium, intoksikasi cesium
Leukositosis signifikan (> 75.000/mm3)
PTH-Mediated Cause
Penyakit genetik Penyakit didapat
Familial isolated hypoparathyroidism Post-surgical Hypoparathyroidism
ETIOLOGI
- 22q11.2 deletion (DiGeorge) syndrome Hypermagnesemia
- Hypoparathyriodism, Sensory Neural Deafness, Renal
Autoimmune polyendocrine syndrome
Dysplasia Syndrome (HDR)
- Kearns–Sayre syndrome
type 1 (APS1) HIPOKALSEMIA
- Kenny–Caffey syndrome type 1 and 2 Blood transfusion (haemosiderosis)
- Mitochondrial encephalomyopathy with lactic acidosis and
stroke-like episodes (MELAS) syndrome Radiation therapy
- Sanjad Sakati syndrome (SSS)
- Mitochondrial trifunctional protein (MTP) deficiency Sclerotic metastases
syndrome
Pseudohypoparathyroidism 1A and 1B
Wilson’s disease
Hemochromatosis
Non PTH - mediated causes
Genetik Didapat
Critical illness
Acute pancreatitis
Drugs:
- Loop diuretics
- Phosphate
- Foscarnet
- EDTA
- Anti-convulsants
- Magnesium sulfate
- Calcitonin, bisphosphonates,
denosumab
- Cinacalcet
Tanda dan gejala hipokalemia
Derajat Gejala dan Tanda Klinis
Ringan-sedang Tanpa gejala atau dengan gejala ringan, terutama pada orang tua atau pada orang yang menderita penyakit jantung
atau ginjal
Berat Renal - Asidosis metabolic
- Rabdomiolisis
- Penyakit ginjal terkait hipokalemia (tubulointerstitial nefritis, diabetes
- insipidus nefrogenik, kista)
Neuromuskular - Kram otot
- Kelemahan dan paresis
- Paralisis asending
Gastrointestinal - Konstipasi
- Paralisis mengakibatkan ileus usus, anoreksia, dan mual muntah
Respirasi - Gagal nafas
Kardiovaskuler - Perubahan EKG (gelombang U, gelombang T datar, perubahan segmen ST)
- biasanya pada serum K+ <2,7 mmol/L.
- Aritmia jantung
- Gagal jantung
TATALAKSANA HIPOKALEMIA
Indikasi koreksi kalium
• Ca glukonat 1 - 2 gram dalam 500 ml dextrose 5% di drip IV selama 30 – 60 menit, dapat diulang tiap 6 jam sampai kadar Ca
total 7 mg/dL. Kadar Ca total dipertahanmkan sampai 8 – 8,5 mg/dl untuk mencegah kalsiuria.
• Ergokalsiferol 50.000 – 100.000 IU/hari per-oral atau kalsitrol 0,25 – 2,0 ug/hari.
• Koreksi hypomagnesemia
• Koreksi hypoalbuminemia
• Monitoring
tanda vital
(TD, HR, RR,
SpO2)
PEMBAHASA
N
Saat ini, tidak ada definisi sindrom pasca-COVID yang diterima secara universal. Sindrom pasca
covid-19 didefinisikan untuk pertama kalinya oleh Greenhalgh et al.
Covid-19 sebagai penyakit terkait yang berlangsung lebih dari tiga minggu setelah timbulnya gejala,
dan Covid-19 kronis sebagai gejala persisten yang berlangsung lebih dari 12 minggu setelah
timbulnya gejala.
Algoritme penanganan Alur penatalaksanaan
Rencana
Masalah Rencana Diagnosis Rencana Terapi Rencana Edukasi
Monitoring
3. Nausea w.o vomit - Endoskopi • Inj Omeprazole 2x40 • Monitoring • Edukasi pasien
3.1 Gastritis mg keluhan dan keluarga
• Inj Metoclopramide pasien mengenai
3x1 mg k/p (mual- keluhan yang
muntah) diderita
Rencana
Masalah Rencana Diagnosis Rencana Terapi Rencana Edukasi
Monitoring
4. Hipertensi on terapi - • Non farmakologi • Monitoring • Edukasi pasien
-Diet DASH tanda vital dan keluarga
(TD) mengenai
• Farmakologi Hipertensi
Po Candesartan 1x8 mg • Edukasi pasien
mengenai
komplikasi
yang mungkin
terjadi dari
hipertensi
Rencana
Masalah Rencana Diagnosis Rencana Terapi Rencana Edukasi
Monitoring
5. Moderat - • Po Curcuna 3x1 tab • Monitoring KIE pasien dan
hypoalbuminemia • Po Channa 2x2 tab keadaan umum keluarga mengenai
5.1 Renal loss dan keluhan kondisi pasien
5.2 Low intake pasien
• Monitoring
kadar albumin
serum
TERIMAKASIH