Anda di halaman 1dari 28

KIMIA ANALITIK

Cabang ilmu kimia yang bertugas mengidentifikasi


zat, memisahkannya serta menguraikannya dalam
komponen-komponen, menentukan jenis serta
jumlahnya.
KIMIA ANALITIK DIBEDAKAN ATAS:
1. KA Kualitatif
Analisa yang bertujuan untuk menemukan dan
mengidentifikasi jenis unsur, senyawa yang terdapat pada
suatu bahan, misalnya: analisa senyawa metabolik sekunder
2. KA Kuantitatif
Analisa yang bertujuan untuk menentukan/menetapkan
banyaknya suatu unsur atau senyawa yang terdapat dalam
suatu sampel dan hasilnya dinyatakan dalam bentuk jumlah
atau bilangan, misalnya : analisa volumetri, analisa gravimetri
Langkah-langkah Analisa Kuantitatif:
1. Pengambilan sampel/contoh, yaitu memilih cuplikan dari
suatu zat atau bahan yng akan diperiksa (sampel harus
mewakili).
2. Mengubah cuplikan menjadi suatu bentuk untuk
memungkinkan dilakukan pengukuran, melarutkan,
dikeringkan, ataupun ditumbuk.
3. Pengukuran (kimia, fisika, instrumen)
4. Perhitungan dan interpretasi hasil.
VOLUMETRI
Dasar : pengukuran sejumlah reagen yang diketahui
konsentrasinya yang dikonsumsi oleh analat/sampel.

Ada 3 bentuk analisa titrimetri :


 Volumetri : didasarkan pengukuran volume larutan yg

diketahui konsentrasinya yg diperlukan untuk bereaksi


dengan analat.
 Gravimetri : seperti volumetrik hanya berbeda dalam

pengukuran massa reagent disamping volume.


 Coulometri : didasarkan pengukuran arus listrik.
MACAM-MACAM REAKSI VOLUMETRI:
1. Reaksi asam-basa (penetralan):
H+Cl- + NaOH  Na+Cl- + H2O
H+ + OH-  H2 O
2. Reaksi oksidasi –reduksi (redoks):
Fe2+ + Ce4+  Fe3+ + Ce3+
5C2O42- + 2MnO4- +16H+  2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
I2 + 2S2O32-  2I- + S4O62-
3. Reaksi pengendapan:
Ag+ + Cl-  AgCl(s)
Pb2+ + CrO42-  PbCrO4(s)
4. Reaksi pembentukan kompleks:
Ag+ + 2CN-  Ag(CN)2-
Mg2+ + (EDTA)4-  Mg(EDTA)2-
ISTILAH ISTILAH DALAM TITRIMETRI
 Larutan Standar / Titrant Standar :
larutan yang diketahui konsentrasinya.
Ada 2 macam larutan standar  standar primer & standar sekunder.
 Larutan standar primer:
Larutan yang konsentrasinya dapat ditentukan hanya dengan menimbang dan
melarutkannya dengan tepat.
 Larutan standar sekunder:
Larutan yang konsentrasinya ditentukan dengan cara titrasi dengan larutan standar primer
 prosesnya disebut standarisasi / pembakuan
Titrasi : Proses penambahan larutan standart dari buret/ alat
lain secara perlahan lahan ke dalam larutan analat sampai
terjadi reaksi antara keduanya dengan sempurna.Volume
reagent yg diperlukan untuk kesempurnaan titrasi
ditentukan dari selisih pembacaan awal dan akhir di buret
(volume titrasi).

Indikator : Zat yang ditambahkan ke dalam larutan analat


untuk mengamati perubahan fisik yang terjadi saat
mendekati TE atau TA titrasi
 TitikEkivalent (TE) dalam titrasi:
dicapai jika jumlah titrant yang ditambahkan ekivalent
secara kimia dengan sejumlah analat dalam sample.
Secara teoritis titik ekivalent tidak dapat ditentukan dari
percobaan.

 Titik Akhir (TA) dalam titrasi :


kondisi dimana proses titrasi harus dihentikan, karena
sudah tercapai kondisi ekivalent antara titrant dan analat.
Titik akhir dapat ditentukan dari percobaan karena
adanya perubahan sifat fisik larutan dekat TE.
PENENTUAN TITIK AKHIR TITRASI
Perhatikan
perubahan
warna
0.5 ml
0.1 ml
 Titrasikembali:
jika zat A ditentukan dengan cara penambahan zat B
(berlebih), lalu kelebihan B ditentukan dengan titrasi kembali
(backtitration) dengan zat C ( standar):
A + B (berlebih)  hasil reaksi + B sisa
B sisa + C  hasil reaksi

Titrasi kembali digunakan jika reaksi A + B  hasil reaksi,


berjalan sangat lambat.
Perhitungannya:
{(mLB.NB) –(mLC.NC)}. BEA = mg A
Kesalahan Titrasi :
Perbedaan volume/massa diantara titik ekivalen dan titik akhir
titrasi.

Karena 
1. Kehilangan cuplikan karena tumpah saat penimbangan,
pemindahan larutan, buret bocor, salah pipet.
2. Kontaminasi atau larutan jadi encer karena kurang baik membilas
buret, pipet atau labu.
3. Salah mencampurkan larutan setelah diencerkan.
4. Pengotoran pada standar primer
5. Kesalahan menimbang
6. Salah baca buret
7. Salah pemakaian indikator
8. Peralatan ( pipet atau buret) kurang bersih
Syarat analisa titrimetri

1. Reaksi harus stoikiometri (tidak ada reaksi samping)


2. Pada saat mendekati TE reaksi harus sempurna (K >>)
3. Ada cara untuk menentukan bahwa TE /TA sudah tercapai.
4. Reaksi berlangsung cepat , sempurna dalam beberapa menit.
Syarat Larutan Standar Primer

1. Kemurnian tinggi (>99%) atau bila tidak ada maka impuritas harus
diketahui dan inert.
2. Stabil terhadap udara
3. Tidak mengandung air hidrat (komposisi tertentu)
4. Mudah dikeringkan, tidak higroskopis (tidak menyerap air dan
CO2)pada waktu penimbangan
5. Harga murah.
6. Dapat larut dalam medium titrasi
7. Berat rumus besar supaya kesalahan penimbangan kecil.
Contoh : Na2CO3 , Na2B4O7, KHP, HCl.
Cara menyatakan dalam titrasi volumetric

 Cara Molar.
larutan satu Molar mengandung 1 mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Pada analisa sering digunakan milimol, karena pada titrasi biasanya digunakan larutan
dalam jumlah sedikit.

 Cara ekivalen:
kenormalan suatu larutan yang dinyatakan sebagai jumlah ekivalen per liter larutan.
Normalitas= ekiv zat terlarut = mekiv zat terlarut
L larutan mL larutan
 Reaksi asam-basa :

Satu ekiv jumlah gram zat yang menghasilkan/ bereaksi dengan satu mol ion H +.

 Reaksi redoks:
Satu ekiv jumlah gram zat yang menghasilkan / bereaksi dengan 1 mol elektron.
KONSENTRASI LARUTAN
Molaritas (M)

mol A
M= Untuk mencari gram zat
Liter larutan
terlarut:
mmol A g = M x V x BM
M=
mL larutan
mol
M=
V
Soal 1

1. Hitung molaritas suatu larutan H2SO4 yang mempunyai densitas 1,30 g/ml dan mengandung
32,6% bobot SO3. BM SO3=80,06

• Jawab:
1 liter larutan mengandung 1,30 g/ml x 1000ml/L x 0,326 = 424 g SO3

(424g) / (80,06 g/mol)


M= = 5,3 mol/L
1 liter
Karena 1 mol SO3 menghasilkan dalam air maka ada 5,3 mol/L
H2SO4 dalam larutan itu

2. Berapa gram Na2SO4 (142,1 g/mol) diperlukan untuk membuat


larutan sebanyak 250 mL dengan konsentrasi 0,683 M
Normalitas (N)

ek A mek A
N= =
Liter larutan mL larutan
ek
N= gram
=
V Berat Ekuivalen

Untuk mencari gram zat terlarut:


g = N x V x BE
Soal 2:

Hitung berapa gram Na2CO3 murni diperlukan untuk membuat 250 ml larutan 0,150 N. Natrium
karbonat itu dititrasi dengan HCl menurut persamaan: CO32- + 2H+  H2CO3

Jawab:

tiap Na2CO3 bereaksi dengan 2H+ , maka berat ekuivalennya setengah BM-nya

106/2 = 53 g/ek

jadi,

banyaknya Na2CO3 yang diperlukan:


ek = g/BE
g = (0,15 ek/L) x (0,25 L) x (53 g/ek) = 1,99 g
Persen Berat : gram zat terlarut dalam 100 g larutan
g zat terlarut
%= x 100%
g zat terlarut + g pelarut

HCl pekat (BM 36,5) mempunyai densitas g = M x V x BM = (0,100


1,19 g/ml dan mengandung 37% berat HCl. mol/L) x (1 L) x (36,5 g/mol) = 3,65
Berapa ml asam pekat ini harus diambil dan gram dalam 1 ml HCl pekat terdapat
diencerkan menjadi 1 liter untuk membuat 1,19 g/ml HCl x 0,37 = 0,44 g/ml
larutan 0,100 M

Berapa M HCl pekat? ml = 3,65 g


= 8,3 ml
M = mol/L = g/(BM x V) 0,44 g/ml
gram HCl = (1,19 g/ml) x (1000 ml/L) x 0,37 M2 x V2 0,1 x 1
V1=
= 440 g/L =
M1 12,055
M = 440 g / {(36,5 g/mol) x 1 L }= 12,055 M
= 0,0083 L = 8,3 ml
Metode Titrimetri / Volumetri
 Prosedur analisis kimia yang didasarkan pada pengukuran
jumlah larutan titran yang bereaksi dengan analit.
 Larutan titran : larutan yang digunakan untuk mentitrasi,
biasanya digunakan suatu larutan standar
 Larutan standar: larutan yang telah diketahui
konsentrasinya
 titrasi dilakukan dengan menambahkan sedikit demi
sedikit titran ke dalam analit
JENIS - JENIS TITRASI

 Titrasi asam - basa


 Titrasi redoks
 Titrasi pembentukkan kompleks
 Titrasi pengendapan
TITRASI ASAM BASA
1. Berapa volume 0.116 M H2SO4 yang dibutuhkan untuk mentitrasi
25.0 ml Ba(OH)2 0.00840 sampai titik ekuvalen.
Jawab:
mol H+ = mol OH-
a.ma.va = b.mb.vb
2 x 0,116 x va = 2 x 0,0084 x 25
Va = 50 x 0.0084
2 x 0.116
Va = 1,81 ml
2. Kalau 5 ml asam bervalensi 1 dengan kosentrasi 0.1 M dapat
dinetralkan oleh 10 ml larutan KOH (Mr = 56), maka berapa KOH yang
ada dalam 1 liter larutan?
Jawab:
Mol H+ = mol OH-
A x ma x va = b x mb x vb
M = n = g/mr
1 x 0.1 x 5 = 1 x mb x 10
mr 1/1
mb = 0.05
g = 0.05 x 56 n = g/mr
= 2.8 g V = liter = ml/1000

Anda mungkin juga menyukai